Entah siapa yang diwaspadai wanita itu, dia mengenakan piama katun murni bercelana panjang dan berlengan panjang, tapi dia kasar saat tidur, kancing bajunya terbuka saat dia membalikkan badan, memperlihatkan tulang selangkanya.Cindy sepertinya tidak mengerti bahwa semakin ditutupi, semakin memancing orang untuk merobeknya.Entah apa yang dipertimbangkan Yogi, dia kembali ke kamar setelah minum air.Cindy terbangun karena kedinginan di tengah malam dan menemukan bahwa selimutnya jatuh di atas karpet. Dia mencari kemeja tipis dan memakainya lalu menutupi tubuhnya dengan selimut lagi.Biarpun begitu, Cindy tetap merasa pusing saat bangun keesokan harinya.Namun, setelah mandi, rasa pusingnya berkurang.Saat Cindy keluar dari kamar mandi, Yogi sudah sarapan di ruang makan.Cindy bertanya, "Pak Yogi, apa ada kotak obat di kamar?"Cindy ingin minum obat flu untuk berjaga-jaga."Nggak ada, minta pada pelayan apa yang kamu butuhkan." Yogi menatap Cindy, "Apa kamu mabuk laut?"Karena tidak ada
Teknik Yogi lebih bagus dari pelatih, dia membawa Cindy terbang di laut, Cindy dibutakan oleh cipratan air di depannya, adrenalinnya melonjak!"Asyik nggak?"Yogi melihat telinga Cindy memerah karena kegembiraan, jakun Yogi bergulir, lalu dia menundukkan kepala dan menggigit leher Cindy.Tanpa sadar Cindy menciutkan leher. Cindy terlalu bersemangat sekarang dan jantungnya berdebar sangat kencang. Cindy tidak sempat memperhatikan tindakannya dan tidak merespons.Namun, itu sangat menyenangkan.Sungguh menyenangkan!Cindy bahkan menyadari dirinya jatuh cinta dengan perasaan seru terpisahnya jiwa dan raga ini. Saat itu, Cindy tidak memikirkan apa pun, dari ujung kaki hingga rambutnya, hanya ada satu perasaan.Asyik!Yogi dengan malas bertanya, "Mau lebih cepat lagi?"Mata Cindy berbinar. "Bisa lebih cepat lagi?"Yogi tersenyum lalu mengencangkan pedal gas, meningkatkan kecepatan ke tingkat yang lebih tinggi, kali ini dia meninggalkan jet ski lainnya jauh-jauh.Laut yang tidak terbatas bis
Cindy tertegun lalu berbalik, mereka sudah sampai di ujung koridor dan menghilang.Cindy tidak mengenal mereka, bahkan dia tidak pernah berbicara, tiba-tiba dimaki .... Cindy bahkan tidak yakin apakah mereka memarahi Cindy?Cindy berdiri diam sejenak, dia tidak menyusul dan berdebat. Dia tidak mengenal tempat itu, jadi dia tidak ingin membuat masalah yang tidak perlu.Cindy terus berjalan kembali ke kamar, tapi hatinya agak galau.Cindy mandi air hangat dan berganti pakaian bersih. Saat mengeringkan rambut, tiba-tiba dia bersin beberapa kali dan tubuhnya menggigil.Dia merasa sedikit kedinginan ketika bangun di pagi hari, dia pikir tidak apa-apa, sepertinya dia terkena flu karena bermain air dan tertiup angin.Cindy menyentuh kening, untung tidak demam.Cindy keluar dari kamar mandi dan melihat Yogi di sofa ruang tamu. Yogi sudah berganti pakaian.Dia memberi isyarat, "Minum air di atas meja."Cindy berjalan dengan ragu. Air itu berwarna coklat tua. Dia mengambilnya dan menciumnya. Ter
Mata Yogi sepertinya memiliki makna yang dalam, tapi Cindy merasa pusing dan tidak nyaman saat ini, dia juga galau, jadi tidak berminat membahas lebih lanjut.Yogi tidak ingin memecat Melly, Cindy tidak bisa berkata apa-apa.Paling-paling, Cindy hanya bisa memberi petunjuk pada Steve dan meminta Steve untuk mengingatkan adiknya agar tidak terlalu banyak mencurahkan perasaan pada Yogi.Namun, Yogi berkata dengan tenang, "Kamu adalah sekretaris utama, mereka adalah bawahanmu. Kalau kamu merasa mereka nggak cocok dan ingin mereka pergi, suruh saja mereka pergi. Kamu nggak perlu bertanya kepadaku untuk hal kecil ini."Apakah ini berarti Yogi setuju untuk memecat Melly?Yogi selalu seperti ini, sulit bagi orang untuk mengetahui apa yang dia pikirkan.Melly benar. Yogi membuat orang ingin menaklukkannya, ingin melihat seperti apa Yogi setelah menunjukkan ketulusan cinta.Namun, Cindy mencoba dan gagal total. Kini dia tidak berani lagi memohon cinta Yogi.Cindy hanya berharap Yogi bisa melepa
Cindy memakai riasan, tapi wajahnya sangat pucat saat ini.Ternyata begitu ....Ternyata begitu.Pantas saja setelah setengah tahun, Yogi tiba-tiba mengajak Cindy ke pesta. Pantas saja para lelaki memandang Cindy dengan tatapan begitu. Pantas saja para wanita memarahi Cindy tanpa alasan. Para lelaki menganggap Cindy sebagai miliknya sedangkan para wanita menganggap Cindy sebagai pesaing yang menggunakan taktik mengejutkan.Hanya Cindy yang tidak tahu apa-apa.Hanya Cindy yang ditipu oleh Yogi!Reaksi pertama Cindy setelah mengetahui kebenarannya adalah pergi dari sini, tapi dia teringat bahwa ini adalah laut, tidak ada yang bisa diandalkan. Ke mana Cindy bisa melarikan diri?Yogi dari awal berkata, "Mau kabur pun nggak bisa kabur."Yogi sudah memperhitungkan semuanya, Cindy tidak tahu apakah karena ketakutan dan ketidakberdayaan atau karena putus asa dan kecewa, matanya tiba-tiba memerah.Begitu air mata jatuh, segera diseka oleh Cindy.Kenapa Cindy masih menangis?Cindy tidak boleh me
Tukaran atau tidak, itu tergantung Yogi.Yogi berkata pelan, "Pak Kirfon tahu betul hal ini?""Iya! Jumlah wanita yang aku jinakkan setidaknya ada delapan puluh orang," kata Kirfon dengan sangat puas.Yogi tersenyum, "Pantas saja kamu membawa yang semuda ini. Sepertinya Pak Kirfon pernah bermain dengan yang lebih muda lagi, 'kan?"Kirfon mendesis berpura-pura tabu dan misterius, tapi nyatanya dia tidak takut sama sekali dan tersenyum mesum, seolah-olah yang membuat hukum adalah badut."Nggak boleh mengatakan ini di depan umum. Apa kamu nggak mendengar apa yang mereka katakan? Lagi pula, itu ilegal dan termasuk kejahatan, haha."Cindy tidak bisa mendengarkan lagi dan tiba-tiba berdiri, tapi Yogi menahan tangannya.Dia tidak membiarkan Cindy pergi!Kirfon mendekatkan kursinya ke Yogi. "Tapi, kalau Pak Yogi juga tertarik dengan ini, aku bisa perkenalkan beberapa koneksi pada Pak Yogi."Yogi menatapnya dengan santai, Kirfon mengira ada peluang. Dia semakin mendekati Yogi dan ingin mengatak
Steve mengernyit.Cindy selalu bersikap sopan.Sekalipun mereka makan atau minum kopi bersama, tidak ada hubungan ambigu di antara mereka.Ini pertama kalinya Cindy memegang tangan Steve seperti ini, seperti orang yang jatuh ke air dan mati-matian berpegangan pada satu-satunya balok kayu yang mengapung.Steve memandang Cindy dan melihat mata Cindy agak merah.Sulit baginya untuk tidak merasa kasihan, dia menghela napas dalam hati, menundukkan kepala dan bertanya dengan lembut, "Apa yang terjadi, Nona Cindy? Apa terjadi sesuatu?"Cindy tertiup angin laut, dia merasa sakit di bagian belakang kepala. Dia bertanya mendadak, "Apa Profesor Steve membawa pendamping wanita?""Nggak.""Apa kakakmu membawa pendamping wanita?""Bawa.""Pacarnya?"Steve menjawab dengan tepat, "Aku nggak yakin soal itu."Tentu saja bukan.Kalau itu adalah seseorang dengan status seperti pacar kakaknya, jawaban Steve tidak akan seperti ini. Apakah mungkin Steve tidak mengenal kakak iparnya sendiri?Jawaban tidak yak
Pelayan membawakan mereka kopi.Yogi mengambil capitan kecil dan mengambil sepotong gula batu, lalu memasukkannya ke dalam kopi hingga langsung beriak.Dia mengaduk perlahan dengan sendok kopi.Lengan jasnya tergulung sedikit, memperlihatkan jam tangan dengan pelat jam perunggu yang sederhana dan berharga.Da menunduk sehingga orang tidak bisa melihat dengan jelas emosi di matanya. "Proyek kota tua memang proyek yang sangat bagus. Bukan hanya kami yang tertarik, Kapital Chandra juga tertarik."Hery berkata dengan tenang, "Jadi, kalau Grup Suhendra mengalah, maka akan peluang Grup Mega untuk menang akan lebih besar."Yogi melepaskan sendok kopi dan mengangkat kepala, matanya tenang dan acuh tak acuh. "Pak Hery, tolong ganti syarat lain."Bukan hanya Hery yang tertegun, bahkan Cindy yang bersembunyi di kedai kopi pun tercengang.Yogi ... menolak?Menolak untuk menukar Cindy?Cindy mengerucutkan bibirnya."Apa sulit bagi Pak Yogi memenuhi syarat ini?" tanya Hery, "Atau Pak Yogi lebih berm
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n