Cindy mengulurkan tangan dan menyentuh jepit rambut, lalu berkata, "Hmm."Dari pada mengatakan bahwa ini adalah hadiah untuk Cindy, lebih baik mengatakan bahwa dia segera membangun citra agar para bos di kapal pesiar mengetahui siapa dia dan kemampuan Grup Mega.Sederhananya, Cindy kembali menjadi alatnya, "alat" baginya untuk menunjukkan statusnya.Steve membuang muka dan menyesap koktail perlahan.Teman di sebelahnya mengernyit. "Apa kamu juga tertarik dengan jepit rambut itu? Kamu serius sekali."Steve tersenyum, "Ya, aku suka."Teman berkata, "Benar-benar tertarik? Lalu, kenapa kamu nggak ikut menawar tadi? Apa itu Yogi dari Keluarga Walker? Keluarganya memang sangat berkuasa, apalagi beberapa tahun terakhir ini, perkembangannya sangat pesat, tapi Keluarga Suhendra di barat kota juga nggak kalah. Kalau kamu bersikeras mendapatkan jepit rambut itu, belum tentu kalah."Steve tersenyum. "Nggak masalah, masih ada banyak waktu."Temannya memandangnya, lalu melihat ke arah Yogi dan Cindy
Entah siapa yang diwaspadai wanita itu, dia mengenakan piama katun murni bercelana panjang dan berlengan panjang, tapi dia kasar saat tidur, kancing bajunya terbuka saat dia membalikkan badan, memperlihatkan tulang selangkanya.Cindy sepertinya tidak mengerti bahwa semakin ditutupi, semakin memancing orang untuk merobeknya.Entah apa yang dipertimbangkan Yogi, dia kembali ke kamar setelah minum air.Cindy terbangun karena kedinginan di tengah malam dan menemukan bahwa selimutnya jatuh di atas karpet. Dia mencari kemeja tipis dan memakainya lalu menutupi tubuhnya dengan selimut lagi.Biarpun begitu, Cindy tetap merasa pusing saat bangun keesokan harinya.Namun, setelah mandi, rasa pusingnya berkurang.Saat Cindy keluar dari kamar mandi, Yogi sudah sarapan di ruang makan.Cindy bertanya, "Pak Yogi, apa ada kotak obat di kamar?"Cindy ingin minum obat flu untuk berjaga-jaga."Nggak ada, minta pada pelayan apa yang kamu butuhkan." Yogi menatap Cindy, "Apa kamu mabuk laut?"Karena tidak ada
Teknik Yogi lebih bagus dari pelatih, dia membawa Cindy terbang di laut, Cindy dibutakan oleh cipratan air di depannya, adrenalinnya melonjak!"Asyik nggak?"Yogi melihat telinga Cindy memerah karena kegembiraan, jakun Yogi bergulir, lalu dia menundukkan kepala dan menggigit leher Cindy.Tanpa sadar Cindy menciutkan leher. Cindy terlalu bersemangat sekarang dan jantungnya berdebar sangat kencang. Cindy tidak sempat memperhatikan tindakannya dan tidak merespons.Namun, itu sangat menyenangkan.Sungguh menyenangkan!Cindy bahkan menyadari dirinya jatuh cinta dengan perasaan seru terpisahnya jiwa dan raga ini. Saat itu, Cindy tidak memikirkan apa pun, dari ujung kaki hingga rambutnya, hanya ada satu perasaan.Asyik!Yogi dengan malas bertanya, "Mau lebih cepat lagi?"Mata Cindy berbinar. "Bisa lebih cepat lagi?"Yogi tersenyum lalu mengencangkan pedal gas, meningkatkan kecepatan ke tingkat yang lebih tinggi, kali ini dia meninggalkan jet ski lainnya jauh-jauh.Laut yang tidak terbatas bis
Cindy tertegun lalu berbalik, mereka sudah sampai di ujung koridor dan menghilang.Cindy tidak mengenal mereka, bahkan dia tidak pernah berbicara, tiba-tiba dimaki .... Cindy bahkan tidak yakin apakah mereka memarahi Cindy?Cindy berdiri diam sejenak, dia tidak menyusul dan berdebat. Dia tidak mengenal tempat itu, jadi dia tidak ingin membuat masalah yang tidak perlu.Cindy terus berjalan kembali ke kamar, tapi hatinya agak galau.Cindy mandi air hangat dan berganti pakaian bersih. Saat mengeringkan rambut, tiba-tiba dia bersin beberapa kali dan tubuhnya menggigil.Dia merasa sedikit kedinginan ketika bangun di pagi hari, dia pikir tidak apa-apa, sepertinya dia terkena flu karena bermain air dan tertiup angin.Cindy menyentuh kening, untung tidak demam.Cindy keluar dari kamar mandi dan melihat Yogi di sofa ruang tamu. Yogi sudah berganti pakaian.Dia memberi isyarat, "Minum air di atas meja."Cindy berjalan dengan ragu. Air itu berwarna coklat tua. Dia mengambilnya dan menciumnya. Ter
Mata Yogi sepertinya memiliki makna yang dalam, tapi Cindy merasa pusing dan tidak nyaman saat ini, dia juga galau, jadi tidak berminat membahas lebih lanjut.Yogi tidak ingin memecat Melly, Cindy tidak bisa berkata apa-apa.Paling-paling, Cindy hanya bisa memberi petunjuk pada Steve dan meminta Steve untuk mengingatkan adiknya agar tidak terlalu banyak mencurahkan perasaan pada Yogi.Namun, Yogi berkata dengan tenang, "Kamu adalah sekretaris utama, mereka adalah bawahanmu. Kalau kamu merasa mereka nggak cocok dan ingin mereka pergi, suruh saja mereka pergi. Kamu nggak perlu bertanya kepadaku untuk hal kecil ini."Apakah ini berarti Yogi setuju untuk memecat Melly?Yogi selalu seperti ini, sulit bagi orang untuk mengetahui apa yang dia pikirkan.Melly benar. Yogi membuat orang ingin menaklukkannya, ingin melihat seperti apa Yogi setelah menunjukkan ketulusan cinta.Namun, Cindy mencoba dan gagal total. Kini dia tidak berani lagi memohon cinta Yogi.Cindy hanya berharap Yogi bisa melepa
Cindy memakai riasan, tapi wajahnya sangat pucat saat ini.Ternyata begitu ....Ternyata begitu.Pantas saja setelah setengah tahun, Yogi tiba-tiba mengajak Cindy ke pesta. Pantas saja para lelaki memandang Cindy dengan tatapan begitu. Pantas saja para wanita memarahi Cindy tanpa alasan. Para lelaki menganggap Cindy sebagai miliknya sedangkan para wanita menganggap Cindy sebagai pesaing yang menggunakan taktik mengejutkan.Hanya Cindy yang tidak tahu apa-apa.Hanya Cindy yang ditipu oleh Yogi!Reaksi pertama Cindy setelah mengetahui kebenarannya adalah pergi dari sini, tapi dia teringat bahwa ini adalah laut, tidak ada yang bisa diandalkan. Ke mana Cindy bisa melarikan diri?Yogi dari awal berkata, "Mau kabur pun nggak bisa kabur."Yogi sudah memperhitungkan semuanya, Cindy tidak tahu apakah karena ketakutan dan ketidakberdayaan atau karena putus asa dan kecewa, matanya tiba-tiba memerah.Begitu air mata jatuh, segera diseka oleh Cindy.Kenapa Cindy masih menangis?Cindy tidak boleh me
Tukaran atau tidak, itu tergantung Yogi.Yogi berkata pelan, "Pak Kirfon tahu betul hal ini?""Iya! Jumlah wanita yang aku jinakkan setidaknya ada delapan puluh orang," kata Kirfon dengan sangat puas.Yogi tersenyum, "Pantas saja kamu membawa yang semuda ini. Sepertinya Pak Kirfon pernah bermain dengan yang lebih muda lagi, 'kan?"Kirfon mendesis berpura-pura tabu dan misterius, tapi nyatanya dia tidak takut sama sekali dan tersenyum mesum, seolah-olah yang membuat hukum adalah badut."Nggak boleh mengatakan ini di depan umum. Apa kamu nggak mendengar apa yang mereka katakan? Lagi pula, itu ilegal dan termasuk kejahatan, haha."Cindy tidak bisa mendengarkan lagi dan tiba-tiba berdiri, tapi Yogi menahan tangannya.Dia tidak membiarkan Cindy pergi!Kirfon mendekatkan kursinya ke Yogi. "Tapi, kalau Pak Yogi juga tertarik dengan ini, aku bisa perkenalkan beberapa koneksi pada Pak Yogi."Yogi menatapnya dengan santai, Kirfon mengira ada peluang. Dia semakin mendekati Yogi dan ingin mengatak
Steve mengernyit.Cindy selalu bersikap sopan.Sekalipun mereka makan atau minum kopi bersama, tidak ada hubungan ambigu di antara mereka.Ini pertama kalinya Cindy memegang tangan Steve seperti ini, seperti orang yang jatuh ke air dan mati-matian berpegangan pada satu-satunya balok kayu yang mengapung.Steve memandang Cindy dan melihat mata Cindy agak merah.Sulit baginya untuk tidak merasa kasihan, dia menghela napas dalam hati, menundukkan kepala dan bertanya dengan lembut, "Apa yang terjadi, Nona Cindy? Apa terjadi sesuatu?"Cindy tertiup angin laut, dia merasa sakit di bagian belakang kepala. Dia bertanya mendadak, "Apa Profesor Steve membawa pendamping wanita?""Nggak.""Apa kakakmu membawa pendamping wanita?""Bawa.""Pacarnya?"Steve menjawab dengan tepat, "Aku nggak yakin soal itu."Tentu saja bukan.Kalau itu adalah seseorang dengan status seperti pacar kakaknya, jawaban Steve tidak akan seperti ini. Apakah mungkin Steve tidak mengenal kakak iparnya sendiri?Jawaban tidak yak