Samuel tertegun dan menatap Cindy lagi.Cindy mengerucutkan bibirnya, "Orang yang melindungiku ... kamu 'kan?"Dalam pertemuan terakhir dengan Cindy, Danang juga mengatakan secara halus bahwa Cindy sangat "beruntung", "Tuhan sangat memberkati Cindy", Cindy selalu dapat mengubah bahaya menjadi keberuntungan, Danang juga menyebutkan beberapa contoh.Saat itu Cindy mengira Danang sedang mencari alasan untuk memaafkan dirinya yang tidak bertanggung jawab, tapi kalau dipikir-pikir lagi sekarang, ternyata tidak demikian. Benar-benar ada seseorang di sisinya .... Siapa itu? Cindy hanya berpikir bahwa orang tersebut adalah Samuel.Samuel punya "catatan kriminal", bukankah dia mengirim Nando untuk diam-diam memotret Cindy?Setelah hening sejenak, Samuel menjawab, "Bukan aku."Cindy segera melepaskan tangannya dan bertanya dengan bingung, "Kalau bukan kamu? Siapa lagi?""Mungkin orang kepercayaan Bahari yang lain," Samuel mengambil gelas anggur dan menyesapnya, anggur itu sudah dingin, sehingga
Setelah hujan deras, keesokannya masih mendung.Setelah pukul sembilan pagi, mobil Yogi melaju ke Keluarga Walker.Dalam perjalanan menuju tempat kerja, dia mendapat panggilan telepon dari sekretarisnya Cahyadi yang dengan cemas memberitahunya kembali ke Keluarga Walker sekarang. Ada hal penting yang ingin ditanyakan Cahyadi padanya.Begitu mobilnya melaju ke halaman, sekretaris yang sudah lama menunggu punya menghampiri dan membuka pintu, "Pak Yogi, Pak Komisaris menunggumu di kamar tidur utama lantai dua.""Kamar tidur utama?" Yogi meliriknya, lalu menaiki tangga menuju kamar tidur utama dengan langkah cepat dan mantap, "Apa dia sakit?""Ya, tekanan darah Pak Komisaris naik hingga 200 tadi malam, dia langsung pingsan. Untungnya, dokter keluarga ada di tempat jadi bisa mengendalikan kondisi tepat waktu. Dia sudah diukur tekanan darah lagi pukul tujuh pagi, tapi masih tinggi."Langkah Yogi berhenti sejenak.Cahyadi dari dulu punya masalah darah tinggi. Setiap kali bertengkar dengan Cah
Cahyadi tak kuasa menahan batuk setelah mengatakan itu. Yogi segera bangun untuk mengusap punggungnya dan memberinya minum air. Melihat kondisinya, Yogi mengernyit dan ingin bertanya penyakit apa lagi yang dia derita selain darah tinggi?Tapi, Cahyadi tidak mengambil gelas itu, dia malah meraih pergelangan tangan Yogi, gelas air pun bergetar dan air tumpah hingga melukai punggung tangan Yogi.Cahyadi tidak menyadarinya, dia menatap Yogi lekat-lekat, matanya keruh dan suram, seperti binatang buas yang sekarat tapi tetap ambisius.Dia terbatuk-batuk begitu keras hingga suaranya seakan-akan bertambah tua sepuluh tahun, dia menekankan kata demi kata, "Yogi, aku tahu sejak kamu kecil, kamu membenciku karena masalah antara aku dan ibumu. Aku bersalah padamu dan ibumu. Saat ini, kompensasi yang bisa kuberikan adalah menyerahkan seluruh Grup Mega dan Keluarga Walker padamu. Mulai saat ini, Grup Mega dan Keluarga Walker akan menjadi milikmu."Ekspresi Santi yang berada di luar pintu menjadi din
Laskar di kiri atas tersenyum sembrono dan berkata, "Pak Yogi sangat sibuk, hanya terlambat setengah jam."Yogi berkata, "Ada urusan mendadak di rumah, jadi aku pulang rumah. Aku sudah membuang waktu kalian."Di kanan atas ada Hery, latar belakangnya juga di kantor, dia menandatangani dokumen sambil berkata dengan tenang, "Pak Yogi, jangan dengarkan omong kosong Pak Laskar. Kami baru mulai lima menit.""Hanya lima menit? Oh, aku salah ingat." Laskar sedang mendengarkan wayang, di latar belakangnya ada lagu wayang. Dia bersenandung sambil mengetuk irama pada lututnya, dia berbicara seperti sedang menyenandungkan lagu."Akhir-akhir ini, ingatanku kurang baik. Sama seperti aku yang selalu mengira bahwa pengepungan Bahari dilakukan oleh keempat keluarga kita, tapi ternyata itu hanya dilakukan oleh Keluarga Lugas. Pantas saja hanya aku yang gelisah sepanjang waktu, sedangkan ketiga keluarga kalian bersantai-santai. Kalau begitu, aku nggak akan melakukan apa-apa, entah itu buku keuangan atau
Hery menyilangkan tangannya membentuk menara dan meletakkannya di atas meja, lalu dia berkata, "Yang terbaik adalah buku keuangan ini diserahkan oleh Bu Nasnah dan dia bersaksi bahwa Bu Cindy belum pernah melihat buku keuangan itu."Yogi menyipitkan mata, yang dia maksud adalah ...."Biarpun Bu Cindy belum pernah melihat buku keuangan, tapi dia sudah tahu dia adalah putri Bahari, itu tetap menakutkan, kecuali dia nggak menunjukkan reaksi besar terhadap kejadian Bahari, selalu menjadi istrimu dan terikat kepentingan denganmu."Yogi bersandar di kursi, Hery sedang memberitahunya apa yang harus dia lakukan kalau ingin melindungi Cindy.Langkah pertama, urusan buku keuangan diserahkan pada Nasnah.Langkah kedua, jangan pernah membiarkan Cindy meninggalkannya.Yogi berkata acuh tak acuh, "Aku dengar Pak Hery pergi ke ibu kota untuk urusan bisnis dan bertemu Sisilia sebelum Lebaran. Jadi kamu membantu Cindy karena Steve? Atau karena Cindy adalah bawahanmu? Atau karena Sisilia adalah sepupuku
Cindy mundur hampir bersamaan saat Samuel berdiri tegak, jarak mereka terbuka, tapi mereka tanpa sadar saling memandang.Keheningan beberapa detik yang secara kebetulan itu memberikan sedikit ambiguitas pada ruangan beraroma bunga jeruk.Cindy melihat jakun Samuel bergulir, ambiguitas tiba-tiba menjadi lebih nyata.Terlintas di benak Cindy ketika ujian umum tertentu di SMA, Cindy mencari Samuel untuk membantu mengajari Cindy. Mereka pergi ke ruang musik yang tidak ada seorang pun.Cindy sedang menulis pertanyaan, dia sedang membaca buku dengan penuh perhatian. Bulu matanya yang sedikit terkulai membuat bayangan di kelopak matanya. Wajah samping Samuel begitu tampan sehingga terasa tidak nyata. Cindy membungkuk untuk menciumnya tanpa sadar.Begitu Cindy menyentuhnya, dia meraih dagu Cindy dan menghentikannya. Matanya masih tertuju pada buku, dia hanya tersenyum santai, "Kamu memintaku untuk membimbingmu pelajaran tentang ini?"Cindy menciumnya untuk pertama kalinya, telinganya terasa pa
Cindy menjelaskan, "Aku kembali ke Kota Shigo untuk mencari Yogi. Lagi pula, masalah itu nggak ada hubungannya dengan dia, apa lagi hubungan dia dan aku adalah suami dan istri ...."Samuel langsung menyela, "Kamu sendiri yang pergi ke Biro Urusan Sipil, apa kamu nggak tahu kalian sudah membuat akta nikah atau belum?""Apa akta nikah belum jadi? Dari nada bicara Yogi, kukira sudah jadi." Cindy tertegun, "Kalaupun belum jadi, aku juga harus bicara langsung dengan dia. Cahyadi yang melakukan itu, bukan dia. Terlebih lagi, ibuku masih di Kota Shigo, aku nggak bisa meninggalkan dia."Samuel memandang Cindy dengan acuh tak acuh.Sama seperti nada bicara Yogi yang kasar setiap kali menyebut Samuel, ketika Samuel menyebut Yogi, biarpun tidak begitu kentara, nada bicara Samuel juga sangat dingin dan tajam."Apa yang dilakukan Cahyadi nggak ada hubungannya dengan dia? Apa Yogi nggak menikmati hak Keluarga Walker atau dia nggak menikmati harta Keluarga Walker? Kalau dia menikmatinya, maka masalah
Hujan deras turun tiada henti-hentinya, memaksa Kota Shigo yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau tetap berada di akhir musim hujan.Setelah pukul empat lewat, langit menjadi gelap, karena hujan, terdapat lapisan air yang kabur, sehingga semua pemandangan menjadi tidak jelas seperti melihat bunga di tengah kabut.Yogi keluar dari Grup Mega, Qweneth mengikutinya, lalu membuka payung hitam besar untuk memayunginya saat dia masuk ke dalam mobil.Mereka pergi ke rumah sakit.Nasnah masih tinggal di Rumah Sakit Pusat, dia masih dirawat oleh tim dokter yang disewa Yogi dengan biaya besar. Auriel juga yang merawat dia.Bedanya, pasien dan anggota keluarga pasien yang satu bangsal dengan dia serta orang yang lewat sesekali di luar bangsal diutus oleh Yogi untuk mengawasi dia.Dia diam-diam ditempatkan di bawah tahanan rumah.Dia tidak bisa pergi tanpa izin Yogi, orang luar tidak bisa melihat dia, tapi dia tidak tahu.Yogi tiba di depan pintu bangsal, perawat mencari alasan untuk memanggi