Seperti yang diharapkan dari sekretaris utama, Cindy langsung menyadari cara dia mengajukan pertanyaan bermasalah, "Kamu ingin memutuskan apa yang akan kamu katakan berdasarkan apa yang kuketahui?"Cindy menatapnya dan menekankan kata demi kata, "Apa yang baru saja kamu janjikan adalah memberitahuku segalanya." Cindy tidak menerima "jalan pintas".Benar sekali.Samuel tersenyum dan meletakkan kakinya yang disilangkan, "Aku nggak ingin membodohimu, tapi rentang waktunya terlalu lama, ada banyak aspek yang terlibat. Aku nggak tahu harus memulai dari mana, kamu ajakan saja pertanyaan."Cindy berpikir sejenak dan bertanya tentang hasil penyelidikan Selina, "Ayahku diculik dari rumah sakit. Orang yang menculiknya sepertinya membawanya ke sebuah vila, tapi kami belum tahu siapa pemilik vila.""Itu milik Laskar," jawab Samuel cepat.Cindy tertegun, "Laskar?"Samuel mengambil teko kaca yang sudah mendidih di atas kompor induksi, anggur merah yang dituangkan masih mendidih, "Laskar dari Grup Lu
Cindy benar-benar melakukannya, Cindy benar-benar melakukannya lagi .... Dia memilih mengikuti Samuel tanpa ragu, menaiki tangga tanpa ragu dan meninggalkannya tanpa ragu.Seolah-olah cincin kawin yang dikenakannya di tangan Cindy hanya sekedar hiasan, kunjungan mereka ke Biro Urusan Sipil seolah-olah hanya sekedar jalan-jalan, seolah-olah hubungan mereka sebagai suami istri hanya sekedar lelucon. Sebenarnya Cindy tidak pernah benar-benar peduli dengannya.Kamar mandinya kedap udara dan dipenuhi kabut panas. Untuk pertama kalinya, dia merasa tidak bisa bernapas. Dia segera mematikan pancuran, meletakkan satu tangan di dinding dan menundukkan kepalanya.Air mengalir ke setiap helai rambut, Yogi menertawakan diri sendiri. Selama Samuel ada di sini, Cindy akan memilihnya tanpa ragu tanpa peduli apa pilihannya.Sama seperti di SMA, dia dan Samuel sama-sama tokoh populer di sekolah, tapi Cindy hanya melihat Samuel. Berkali-kali, dia melihat Cindy berlari melewatinya menuju Samuel di belakan
Cindy menekan jantungnya tanpa sadar.Apakah ini reaksi dari hubungan sedarah?Cindy belum pernah bertemu Bahari, ketika dia memeriksa informasi Bahari, dia tidak dapat menemukan foto Bahari yang jelas. Tapi, mendengar penjelasan Samuel secara garis besar, Cindy merasa jantungnya seperti retak dan berdenyut kesakitan.Dalam keadaan linglung, Cindy seperti melihat seekor raja singa yang secara tidak sengaja jatuh ke perangkap pemburu. Meskipun dia berusaha sekuat tenaga untuk memanjat keluar, efektivitas tempurnya berkurang karena cedera, dia segera diincar oleh spesies sama yang mendambakan wilayahnya.Mereka bersatu untuk mengepung dan menindasnya, tidak segan-segan menggunakan cara yang paling tercela. Mereka bekerja sama di dalam dan di luar, tidak menyerah sebelum menggigitnya sampai mati. Kemudian mereka secara alami menduduki wilayahnya dan membagi hartanya, sementara raja singa mati mengenaskan di sudut.Raja singa itu membusuk, tinggal tulang dan menghilang.Cindy tidak bisa ma
Samuel tertegun dan menatap Cindy lagi.Cindy mengerucutkan bibirnya, "Orang yang melindungiku ... kamu 'kan?"Dalam pertemuan terakhir dengan Cindy, Danang juga mengatakan secara halus bahwa Cindy sangat "beruntung", "Tuhan sangat memberkati Cindy", Cindy selalu dapat mengubah bahaya menjadi keberuntungan, Danang juga menyebutkan beberapa contoh.Saat itu Cindy mengira Danang sedang mencari alasan untuk memaafkan dirinya yang tidak bertanggung jawab, tapi kalau dipikir-pikir lagi sekarang, ternyata tidak demikian. Benar-benar ada seseorang di sisinya .... Siapa itu? Cindy hanya berpikir bahwa orang tersebut adalah Samuel.Samuel punya "catatan kriminal", bukankah dia mengirim Nando untuk diam-diam memotret Cindy?Setelah hening sejenak, Samuel menjawab, "Bukan aku."Cindy segera melepaskan tangannya dan bertanya dengan bingung, "Kalau bukan kamu? Siapa lagi?""Mungkin orang kepercayaan Bahari yang lain," Samuel mengambil gelas anggur dan menyesapnya, anggur itu sudah dingin, sehingga
Setelah hujan deras, keesokannya masih mendung.Setelah pukul sembilan pagi, mobil Yogi melaju ke Keluarga Walker.Dalam perjalanan menuju tempat kerja, dia mendapat panggilan telepon dari sekretarisnya Cahyadi yang dengan cemas memberitahunya kembali ke Keluarga Walker sekarang. Ada hal penting yang ingin ditanyakan Cahyadi padanya.Begitu mobilnya melaju ke halaman, sekretaris yang sudah lama menunggu punya menghampiri dan membuka pintu, "Pak Yogi, Pak Komisaris menunggumu di kamar tidur utama lantai dua.""Kamar tidur utama?" Yogi meliriknya, lalu menaiki tangga menuju kamar tidur utama dengan langkah cepat dan mantap, "Apa dia sakit?""Ya, tekanan darah Pak Komisaris naik hingga 200 tadi malam, dia langsung pingsan. Untungnya, dokter keluarga ada di tempat jadi bisa mengendalikan kondisi tepat waktu. Dia sudah diukur tekanan darah lagi pukul tujuh pagi, tapi masih tinggi."Langkah Yogi berhenti sejenak.Cahyadi dari dulu punya masalah darah tinggi. Setiap kali bertengkar dengan Cah
Cahyadi tak kuasa menahan batuk setelah mengatakan itu. Yogi segera bangun untuk mengusap punggungnya dan memberinya minum air. Melihat kondisinya, Yogi mengernyit dan ingin bertanya penyakit apa lagi yang dia derita selain darah tinggi?Tapi, Cahyadi tidak mengambil gelas itu, dia malah meraih pergelangan tangan Yogi, gelas air pun bergetar dan air tumpah hingga melukai punggung tangan Yogi.Cahyadi tidak menyadarinya, dia menatap Yogi lekat-lekat, matanya keruh dan suram, seperti binatang buas yang sekarat tapi tetap ambisius.Dia terbatuk-batuk begitu keras hingga suaranya seakan-akan bertambah tua sepuluh tahun, dia menekankan kata demi kata, "Yogi, aku tahu sejak kamu kecil, kamu membenciku karena masalah antara aku dan ibumu. Aku bersalah padamu dan ibumu. Saat ini, kompensasi yang bisa kuberikan adalah menyerahkan seluruh Grup Mega dan Keluarga Walker padamu. Mulai saat ini, Grup Mega dan Keluarga Walker akan menjadi milikmu."Ekspresi Santi yang berada di luar pintu menjadi din
Laskar di kiri atas tersenyum sembrono dan berkata, "Pak Yogi sangat sibuk, hanya terlambat setengah jam."Yogi berkata, "Ada urusan mendadak di rumah, jadi aku pulang rumah. Aku sudah membuang waktu kalian."Di kanan atas ada Hery, latar belakangnya juga di kantor, dia menandatangani dokumen sambil berkata dengan tenang, "Pak Yogi, jangan dengarkan omong kosong Pak Laskar. Kami baru mulai lima menit.""Hanya lima menit? Oh, aku salah ingat." Laskar sedang mendengarkan wayang, di latar belakangnya ada lagu wayang. Dia bersenandung sambil mengetuk irama pada lututnya, dia berbicara seperti sedang menyenandungkan lagu."Akhir-akhir ini, ingatanku kurang baik. Sama seperti aku yang selalu mengira bahwa pengepungan Bahari dilakukan oleh keempat keluarga kita, tapi ternyata itu hanya dilakukan oleh Keluarga Lugas. Pantas saja hanya aku yang gelisah sepanjang waktu, sedangkan ketiga keluarga kalian bersantai-santai. Kalau begitu, aku nggak akan melakukan apa-apa, entah itu buku keuangan atau
Hery menyilangkan tangannya membentuk menara dan meletakkannya di atas meja, lalu dia berkata, "Yang terbaik adalah buku keuangan ini diserahkan oleh Bu Nasnah dan dia bersaksi bahwa Bu Cindy belum pernah melihat buku keuangan itu."Yogi menyipitkan mata, yang dia maksud adalah ...."Biarpun Bu Cindy belum pernah melihat buku keuangan, tapi dia sudah tahu dia adalah putri Bahari, itu tetap menakutkan, kecuali dia nggak menunjukkan reaksi besar terhadap kejadian Bahari, selalu menjadi istrimu dan terikat kepentingan denganmu."Yogi bersandar di kursi, Hery sedang memberitahunya apa yang harus dia lakukan kalau ingin melindungi Cindy.Langkah pertama, urusan buku keuangan diserahkan pada Nasnah.Langkah kedua, jangan pernah membiarkan Cindy meninggalkannya.Yogi berkata acuh tak acuh, "Aku dengar Pak Hery pergi ke ibu kota untuk urusan bisnis dan bertemu Sisilia sebelum Lebaran. Jadi kamu membantu Cindy karena Steve? Atau karena Cindy adalah bawahanmu? Atau karena Sisilia adalah sepupuku