Cindy tidak lupa bagaimana dia menggunakan ancaman foto untuk memaksa Cindy melakukan hal tersebut dan bagaimana dia memberi tahu Cindy di saat-saat terakhir bahwa foto itu tidak ada sama sekali.Cindy harus membiarkan dia merasakan dipermainkan orang."Bagaimanapun juga, aku yang dirugikan, Yogi. Kamu nggak tahu betapa menderitanya aku bersabar padamu selama periode waktu ini."Nada suara Yogi dingin, "Kalau begitu, itu sangat sulit bagimu."Cindy cemberut dan langsung menutup panggilan telepon.Yogi mendengarkan ponsel berbunyi tanda mengakhiri panggilan dan layar menjadi gelap. Dia tertawa saking marahnya.Dia sempat curiga Cindy punya ide ini tapi itu adalah perasaan yang sangat berbeda ketika Cindy benar-benar melakukannya.Apa yang Cindy katakan?Cindy menderita bersabar padanya belakangan ini?Apa yang dia lakukan pada Cindy belakangan ini?Melihat Cindy merawat ibunya sampai tidak berminat untuk makan, dia pun mengajak Cindy makan. Dia melihat Cindy duduk tidak nyaman di ICU, j
Sopir yang sedang mengemudi pun hampir tidak bisa mengoperasikan mobilnya dengan baik. Perkataan ini hanya berani dikatakan adik sepupu ini kepada Yogi ....Yogi sedikit menunduk dan matanya yang menyipit sudah mengeluarkan nada peringatan.Molly memilih untuk mengabaikannya sepenuhnya.Sisilia berbicara sendiri, "Bu Cindy adalah manusia. Yang namanya manusia pasti memiliki suasana hati dan perasaan. Walaupun kamu memelihara kucing atau anjing, kalau kamu sering memukulinya, memarahinya dan nggak memberinya makanan, dia pasti ingin melarikan diri, apa lagi manusia.""Kamu harus memberikan rasa hormat yang paling mendasar pada Cindy dan membuatnya merasa bahwa dia juga memiliki kepribadian yang mandiri bagimu. Hanya dengan begitu, Cindy bisa melepaskan penolakannya terhadapmu .... Aku bicara serius, Kak, memaksa seorang wanita untuk tetap bersamamu dengan paksaan dan bujukan, itu nggak bisa membuktikan kehebatanmu. Kalau Cindy rela berada di sisimu tanpa syarat, itulah baru hebat."Yogi
Itu Laskar."...."Cindy langsung mengernyit, tapi hanya sesaat. Doa segera kembali normal, "Pak Laskar, selamat pagi.""Pak Laskar nggak baik. Hati Pak Laskar sangat sakit."Laskar sedang duduk di sofa dengan kaki disilangkan, dia memang terlihat suka memainkan wanita dan sekarang dia tersenyum jahat, lebih mirip lagi seperti seorang playboy."Bu Cindy, aku sudah mengirimimu bunga berkali-kali, tapi kamu belum mengucapkan terima kasih sekali pun. Aku bahkan bertanya-tanya apa aku mengirimnya ke alamat yang salah, jadi aku datang ke sini untuk melihatnya hari ini."Dia mengeluh, "Kemudian, aku mengetahui dari petugas kebersihan di perusahaan kalian bahwa kamu selalu membuang bunga ke tempat sampah setelah menandatanganinya. Sungguh menyia-nyiakan ketulusanku. Itu sangat menyakitkan hingga aku sulit bernapas."Benar.Sejak Cindy bergabung dengan Grup Suhendra, Laskar setiap hari memesan bunga untuk Cindy dan bunganya yang berharga mahal, seperti tulip warna-warni dan mawar putih, setiap
"Apa yang kamu cari-cari?" Laskar bertanya tiba-tiba, memperhatikan suasana hati Cindy.Cindy menoleh ke belakang, "Nggak ada."Laskar dengan santai mengambil cocktail dari meja di sebelahnya dan menyerahkannya kepada Cindy, "Kalau kamu mencari Pak Yogi, dia pasti akan datang malam ini.""Pak Hery memintaku untuk mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar Keluarga Helmoni. Di mana aku bisa menemukan dia?" Cindy berkata dengan tenang, sambil menolak minumannya, "Pak Laskar, silakan minum."Laskar tampak terluka dan menghela napas, "Kenapa kamu menolakku bahkan segelas anggur? Apa yang Bu Cindy nggak suka dariku? Apa aku nggak cukup tampan? Atau aku nggak cukup mengejarmu?""Aku juga nggak mengerti kenapa Pak Laskar tiba-tiba begitu tertarik padaku?"Laskar berkata, "Jadi, kamu nggak boleh membuang bunga yang kuberikan padamu. Ada surat tulisan tangan dariku di dalamnya. Kalau kamu membacanya, kamu akan tahu kenapa aku menyukaimu."Cindy berhenti dan berbalik untuk melihatnya.Wajah Laskar
Cindy menjelaskan dengan sikap biasa, "Pak Hery mendadak ada urusan, jadi menunjukku mewakili Grup Suhendra untuk mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar atas cucu kembarnya. Aku dan Pak Laskar hanya sejalan saja.""Berarti kamu masih bekerja di Grup Suhendra." Sikap Yogi tidak bisa dikatakan baik atau buruk. Dia memegang segelas anggur merah di tangannya dan mengocoknya pelan. Cairan di dalam gelas itu terus membentur dinding gelas. Keheningan lebih menyeramkan daripada bersuara.Hati Cindy saat ini seperti anggur merah, dikendalikan olehnya, bergoyang dan naik turun.Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah mereka buka kartu.Bagaimana Yogi menghadapi Cindy yang terang-terangan mempermainkannya?Cindy merasa tidak heran kalau dia menyirami segelas anggur tersebut langsung ke wajah Cindy dan menggunakan cara yang paling sederhana dan kasar untuk membuat Cindy malu di depan umum.Yogi memang menyodorkan gelas anggur tersebut ke depan Cindy, tapi tidak disiram, tapi pinggiran gelasny
Di mata orang lain, mereka berempat sedang mengobrol dan tertawa tapi Cindy gelisah.Untungnya, Liana mengingatkan Yogi saat ini, "Pak Yogi, Nyonya Besar sudah turun, ayo kita sapa."Yogi menatap Cindy untuk terakhir kalinya dan mengangguk, "Permisi dulu."Lalu dia berjalan dengan merangkul Liana pergi untuk berbicara dengan Nyonya Besar Keluarga Helmino."...."Cindy merasa agak tidak nyata.Pada pertemuan pertama setelah buka kartu, tidak ada balas dendam yang ditakutkan Cindy, bahkan tidak ada jebakan yang disengaja atau ejekan yang keji.Yogi mendoakan Cindy lalu pergi .... Apakah dia merasa pemaksaan memang tidak ada gunanya, jadi dia memutuskan untuk melepaskan Cindy?Kondisi lolos dari bencana itu datang secara tak terduga, tanpa sadar mata Cindy mengikuti sosok Yogi, bertanya-tanya kenapa tiba-tiba sifatnya berubah?Laskar memperhatikan bahwa Cindy memandangnya "dengan obsesif".Dia berkata pelan, "Yang sekarang ada di sini tapi kamu terus menatap mantanmu. Bukankah kamu nggak
Laskar masih ingat Cindy mengenakan kebaya modifikasi berwarna hijau muda di kapal pesiar Keluarga Sukajo.Dengan rambut disanggul, Cindy menaiki tangga dengan lemah gemulai seperti dahan pohon yang tertiup angin di tepi sungai pada bulan Maret.Dia tiba-tiba merasa bahwa ketertarikannya pada Cindy seharusnya sudah ada sejak saat itu.Cindy berkata dengan tenang, "Kalau Pak Laskar merujuk pada seseorang, mungkin salah orang."Laskar bergumam sendiri, "Aku kenal seorang ahli yang sangat pandai membuat kebaya. aku akan pesan kebaya warna ini untukmu nanti. Berapa ukuran kamu? Atau di akhir pekan, kuajak kamu menemui ahli itu. Kebaya lebih baik kalau dibuat sesuai ukuran tubuh.""...."Cindy menemukan bahwa Laskar memiliki satu kemampuan yang sangat kuat, yaitu dia hanya mendengarkan apa yang ingin dia dengar dan hanya mengatakan apa yang ingin dia katakan.Cindy pernah melihat pria yang mendominasi seperti Yogi dan dia juga pernah melihat pria yang sopan seperti Steve, tapi Cindy mendapa
Cindy sontak menoleh.Yogi berkata dengan nada dingin, "Aku nggak ikut dengan Cindy dan hubunganku dengan Cindy bahkan sangat ... biasa-biasa saja. Aku nggak akan membela Cindy 'kan.""Aku ...." Tiara ingin bilang mana ada hubungan yang biasa-biasa saja? Cindy adalah wanitamu sebelumnya!Tapi, Tiara berani membantah Laskar dan sama sekali tidak berani membantah Yogi.Bukan karena status Yogi lebih tinggi dari Laskar, melainkan karena Laskar mudah diajak bicara, Tiara tahu dia tidak akan marah, tapi Yogi berbeda.Auranya menakutkan hanya dengan berdiri di sana."Aku ... kalian menindasku beramai-ramai!" Tiara merasa sedih.Cindy mengernyitkan bibir, "Penjahat malah mengadu duluan. Jelas sekali kamu yang menindas Nyonya Besar Keluarga Helmino dulu."Tiara menatap, "Rumor apa yang kamu buat! Nggak ada!"Cindy berjalan menuju Tiara, "Hari ini adalah selamatan satu bulan cucu dia. Dia mengundangmu untuk merayakannya dengan niat baik, anggur enak dan makanan enak. Kebencian atau dendam apa k