Liana cemberut dan berdiri, "Kak, tunggu aku sebentar."Cindy segera meninggalkan ruangan itu.....Yogi akan kembali ke perusahaan, sedangkan Cindy pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya.Mereka berpisah di depan pintu restoran, Cindy berkata secara simbolis, "Pak Yogi, aku pergi dulu."Yogi memandang Cindy, "Apa kamu menelepon untuk melaporkan Laskar merokok di dalam ruangan?"Cindy berkata tanpa mengubah ekspresinya, "Pak Yogi, aku benar-benar nggak lapor."Yogi tidak memercayainya dan tersenyum, "Aku nggak bilang kamu salah."Cindy tidak akan sebodoh itu hingga mengakui segalanya setelah mendengar apa yang dia katakan. Satu-satunya orang di dunia yang bisa Cindy percaya sepenuhnya adalah diri sendiri.Orang lain mungkin akan menusuk dia dari belakang pada suatu saat."Pak Yogi, aku benar-benar nggak lapor."Yogi terlalu malas untuk berdebat dengan Cindy. Dia memegang dagu Cindy, menyipitkan mata dan menatap wajah Cindy, "Mulai sekarang, kecuali aku, kamu nggak perlu terlalu pa
Oh.Ternyata Yogi meninggalkan Pantai Timur tadi malam karena Yona mengalami kecelakaan mobil.Noda darah dan bau disinfektan di mantelnya juga milik Yona.Apakah dia juga menjaga Yona sepanjang malam? Itu sungguh tulus.Cindy memandangi ibu dan putri itu, lalu berkata perlahan, "Aku juga akan tinggal di Pantai Timur malam ini dan aku seharusnya akan bersama Yogi besok dan lusa. Yona, kamu bisa terus memanggilnya untuk pergi, asalkan dia bersedia pergi bersamamu, aku nggak akan pernah menghentikan dia."Yona tertegun sejenak, lalu menegakkan tubuh, "Kamu! Kamu!"Mata Yona merah dan lembap, seolah-olah mentalnya terpukul keras, dia tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama.Ibunya Yona semakin marah dan langsung mendorong Cindy, "Dasar jalang, apa katamu!"Cindy menghindari tangan ibunya Yona, mengerucutkan bibirnya dengan acuh tak acuh, lalu berbalik dan pergi.Ibunya Yona masih terus mengomel di belakang, "Beraninya kamu merusak hubungan cinta orang lain dan memamerkan kekuasaanmu
"...."Cindy memilih dia pergi mati.Sekarang musim hujan sehingga tidak mudah berkeringat, tidak masalah kalau tidak berganti pakaian selama dua hari.Namun, Cindy tetap menemukan caranya. Dia langsung menghubungi WhatsApp pegawai toko merek tempat Cindy membeli barang dan meminta dia membantu Cindy memilih dua set pakaian. Cindy bisa membayar biaya kurir untuk mengirimkan barang langsung ke Kompleks Vila Loffe.Hanya saja saat ini sudah larut malam, pegawai toko sudah pulang kerja. Dia meminta maaf dan mengatakan akan mengaturnya di toko besok pagi.Cindy menjawab terima kasih.Mereka tiba pada jam 12 malam.Laskar yang keluar untuk menyambut mereka. Ketika dia melihat Cindy, ketertarikan di matanya menjadi semakin kuat, "Pak Yogi juga mengajak Bu Cindy? Oke, banyak orang akan lebih ramai. Kami nggak bisa tidur jadi lagi main kartu di atas. Mau main bareng?"Yogi mengangguk dan menoleh pada Cindy, "Pergi nggak?"Cindy menolak dengan halus, "Pak Yogi, aku agak ngantuk.""Kalau begitu
Yogi mengernyit dan mengangkat tangan untuk menyalakan lampu samping tempat tidur.Ujung hidung Cindy agak merah dan air mata menggenang di sudut matanya akibat bersin terus menerus.Di bawah tatapannya, Cindy bersin lagi.Yogi kehilangan seluruh semangatnya, dia bangun dari tubuh Cindy dan bertanya, "Apa kamu kedinginan?"Cindy mendengus, "Mungkin karena Pak Yogi dingin."Yogi baru saja kembali dari luar, tubuhnya diselimuti oleh dinginnya dini hari musim hujan yang menusuk tulang.Dia tanpa sadar menjauh dari Cindy, memandangi tubuh Cindy yang meringkuk di bawah selimut dan mengernyit lagi, "Tidur pakai jeans, apa kamu nggak merasa nggak nyaman?"Cindy merasa tidak nyaman tapi harus menahannya. Apakah Cindy harus memakai jubah mandi hotel? Bukankah itu lebih nyaman bagi Yogi?"Aku nggak punya pakaian ganti, jadi apa boleh buat."Yogi membuka kancing kemeja dan memandang Cindy, "Pakaianmu juga ada di dalam koper, ambil sendiri."Cindy tertegun, "Apa Pak Yogi membantuku mengemas pakaia
Yogi menyipitkan mata, mengangkat ponsel dan menelepon Qweneth."Apa asisten Linda masih menjaga ibunya Cindy?"Qweneth, "Ya, dia harus menjaganya sampai besok."Yogi lalu berkata, "Suruh Departemen Hukum menyiapkan satu kontrak."....Cindy bertanya pada pelayannya di mana tempat makan sarapan.Pelayan itu membawa Cindy ke restoran vila.Cindy memesan semangkuk ramen dan hendak mengembalikan daftar menunya kepada pelayan ketika seorang pria duduk di seberangnya.Itu Yogi yang berpakaian santai."Pesan satu untukku juga."Cindy tidak punya pilihan selain memesankan satu untuknya.Cindy memperhatikan suasana hati Yogi tampak biasa saja, mungkin karena kejadian di pagi hari. Dia berpikir lalu bertanya dengan prihatin, "Kenapa nggak tidur lebih lama, Pak Yogi? Kamu tidur sangat larut tadi malam.""Aku disiksa oleh seseorang sampai hilang kantuknya." Yogi mengambil gelas bersih dan menuangkan segelas air hangat."Kalau begitu kamu pergi tidur lagi setelah makan atau tidur siang nanti."Mat
Cindy menahan napas dan berkata dengan tenang, "Nggak, aku pikir itu akan memakan waktu tiga atau lima tahun. Aku nggak menyangka itu sepuluh tahun, jadi aku agak terkejut. Tapi, kalau kupikirkan dengan cemat, bekerja di mana pun juga sama. Bekerja di Grup Mega selama sepuluh tahun, juga sangat sepadan."Yogi, "Kalau begitu kamu tandatangani. Tanda tangan elektronik juga sah secara hukum. Aku akan lihat kamu menandatanganinya."Dia mendesak selangkah demi selangkah.Cindy meletakkan ponselnya dan berkata, "Tentu saja aku percaya pada Pak Yogi, tapi itu sepuluh tahun .... Kalau aku bisa hidup sampai usia 80 tahun, maka sepuluh tahun ini adalah 1/8 dari seluruh hidupku, dikurangi 25 tahun yang sudah kuhabiskan, aku nggak punya banyak waktu lagi."Yogi mencibir, "Memintamu menandatangani kontrak sepertinya aku menginginkan nyawamu.""Walaupun bukan menginginkan nyawaku, itu akan mencabut separuh nyawaku," Cindy menunduk dan tersenyum pahit, "Aku mengikuti Pak Yogi setelah lulus kuliah pad
Cindy tertarik, "Sasaran panah."Makanan Yogi adalah bubur dengan sayur, jamur dan udang. Dia mengambil sendok, ketika melihat Cindy tertarik, dia berkata, "Mau main panahan? Aku bisa mengantarmu ke sana."Antara tidur dan memanah, Cindy tentu saja memilih memanah.Jadi setelah sarapan, mereka pergi ke lapangan.Awalnya, Cindy pikir mereka hanya berduaan, tapi begitu tiba, Cindy melihat Hery, Sisilia dan seorang gadis yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Suasana antara dua wanita dan pria itu agak rumit.Karena intervensi mereka berdua, ketiganya membuang muka.Hery menoleh ke arah mereka dan tersenyum alami, "Kukira hanya kami yang keluar sepagi ini. Apa Pak Yogi dan Nona Cindy juga datang untuk memanah?"Yogi melirik Sisilia lalu berkata, "Hari ini cuacanya bagus, sangat cocok untuk olahraga di luar."Hery setuju, "Dua hari ini cerah, jadi ketika Laskar menyarankannya, aku setuju. Dia seharusnya mengajak banyak orang."Omong-omong, dia memperkenalkan gadis asing itu, "Putri dari G
Cindy berjuang dengannya. Setelah berusaha sekuat tenaga, dia menghela napas dan menoleh ke luar jendela, "Apakah itu sasaran di halaman? Sasaran panahan atau sasaran pistol?"Pelayan membawakan sarapan mereka dan tersenyum ketika mendengar ini, "Itu sasaran panahan, ada juga arena tembak di sini, tapi di dalam ruangan."Cindy tertarik, "Sasaran panah."Makanan Yogi adalah bubur dengan sayur, jamur dan udang. Dia mengambil sendok, ketika melihat Cindy tertarik, dia berkata, "Mau main panahan? Aku bisa mengantarmu ke sana."Antara tidur dan memanah, Cindy tentu saja memilih memanah.Jadi setelah sarapan, mereka pergi ke lapangan.Awalnya, Cindy pikir mereka hanya berduaan, tapi begitu tiba, Cindy melihat Hery, Sisilia dan seorang gadis yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Suasana antara dua wanita dan pria itu agak rumit.Karena intervensi mereka berdua, ketiganya membuang muka.Hery menoleh ke arah mereka dan tersenyum alami, "Kukira hanya kami yang keluar sepagi ini. Apa Pak Yogi d
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n