Cindy membuka kontrak, melirik sekilas dan mengernyit saat melihat rasio yang mereka negosiasikan.Harga ini jauh lebih rendah dari harga pasar, bagaimana mungkin Grup Lugas bersedia menandatanganinya?Cindy kembali melihat tanggal penandatanganannya, yaitu beberapa hari setelah pelayaran kapal pesiar Keluarga Sukajo .... Seharusnya Yogi menjanjikan Laskar sejumlah keuntungan di kapal pesiar Keluarga Sukajo, sehingga Laskar bersedia menandatangani kontrak dengannya pada harga yang rendah.Laskar menginginkan Cindy sebagai "tawar-menawar", tapi Cindy tidak menemaninya, jadi Yogi memberinya keuntungan lain?Cindy terdiam dan tiba-tiba menyadari kenapa Yogi meminta Cindy mengerjakan kontrak ini.Niat menyuruh dia mengerjakan kontrak itu palsu, Yogi ingin menggunakan kontrak ini untuk menjelaskan lagi kepada Cindy bahwa di kapal pesiar Keluarga Sukajo, dia tidak berniat memberikan Cindy kepada Laskar.Dari awal sampai akhir, yang dia bicarakan dengan Laskar hanyalah alat tawar-menawar lain
Itu salah Cindy.Gara-gara Cindy tiba-tiba menyebut kamera pemantauan, Yogi memeriksa folder itu untuk memastikan semuanya tertutup, tidak ada yang tersisa, jadi Cindy tidak perlu khawatir.Biarpun video tak tersimpan, tapi kenangan itu membekas di benaknya, dia bisa dengan mudah mengingat hari-hari mereka berhubungan seks, dia melamun beberapa kali saat rapat.Dia langsung pulang menemui Cindy, lalu melihat Cindy tidur di sofa tanpa pertahanan.Cindy memiringkan kepalanya ke satu sisi, memperlihatkan kehalusan dan keindahan leher dan bahunya.Kulitnya putih dan halus, pembuluh darahnya bahkan terlihat samar-samar.Seks adalah hal yang paling primitif dan tingkat rendah, sebelumnya Yogi tidak membuang banyak waktu dan tenaga untuk hal semacam itu, itu hanya solusi biasa untuk kebutuhan biologisnya.Namun, setelah berpisah dengan Cindy selama beberapa bulan, dia baru sadar kalau dia sangat merindukan Cindy.Yogi mengulum bibir Cindy, lalu mengulurkan tangan dan mendorong piama Cindy dar
Saat menggosok jari-jarinya dengan cairan pembersih tangan dan sikat pakaian, Cindy mendongak dan melihat tanda merah di lehernya lewat cermin.Cindy menutup matanya dengan sabar.Cindy hanya bisa berpikir bahwa dengan menggunakan tangan untuk mengatasi kebutuhan Yogi tadi, dia dianggap sudah lolos dari bencana.Cindy membuka matanya lagi, ekspresinya kembali normal.Dia mencuci tangan beberapa kali, menemukan concealer untuk menghapus bekasnya dan mencari sweter berleher tinggi dari lemari untuk dipakai.Saat Cindy melempar piama ke keranjang baju kotor, Cindy melihat baju Yogi di dalamnya, tapi sepertinya bukan baju yang dia pakai kemarin .... Apa baju itu dipakai saat dia keluar tadi malam?Cindy melihat dengan cermat karena melihat noda darah di jaket putih itu, tapi Yogi barusan sepertinya tidak menunjukkan tanda-tanda cedera?Karena penasaran, Cindy mengambil jaket itu dan melihat-lihat. Noda darah itu pasti dinodai orang lain secara tidak sengaja.Kain jenis ini sangat mahal dan
Cindy menoleh, "Aku tidur nyenyak tadi malam, nggak tahu."Yogi menatap Cindy dengan mata suram, setelah menyeka tangan, dia berkata, "Setelah apa yang kamu katakan, bukankah kamu seharusnya bertanya padaku apa yang aku lakukan tadi malam?"Cindy sedikit mengernyit, "Aku dulu juga nggak pernah menanyakan tentang keseharian Pak Yogi 'kan?"Yogi meletakkan handuk dan berkata dengan tenang, "Ke depannya, kamu bisa banyak bertanya."Cindy tidak mengerti, apakah tuntutan Yogi pada alatnya begitu tinggi sekarang?Cindy tiba-tiba merasa "pemandangan Provinsi Jinan" ini tidak menarik.Dia mengangguk dengan santai, "Oke."72 jam, selama 72 jam ini, apa pun yang dia katakan, Cindy bisa menyetujuinya secara lisan.Yogi berdiri dan berjalan ke arah Cindy, "Apa yang kamu lihat?"Dia melirik ke bawah, "Mau naik perahu?"Cindy, "Nggak, hanya melihat sekeliling.""Kalau kamu mau, kuantar ke sana," kata Yogi sambil berbalik dan meninggalkan ruangan itu, tapi Cindy benar-benar hanya melihat-lihat ....C
Kedua orang di perahu itu tanpa sadar menoleh ke arah suara tersebut.Mereka melihat seorang pria dan seorang wanita bersandar di jendela dekat danau.Orang yang berbicara adalah seorang laki-laki, reaksi pertama Cindy adalah mempertanyakan apakah itu suatu kebetulan.Ternyata itu adalah Laskar.Laskar bukan dari Kota Shigo, dia dari Kota Sogo. Dia datang ke Kota Shigo khusus untuk menghadiri jamuan Keluarga Sukajo waktu itu. Cindy tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini. Laskar juga datang untuk makan di restoran Provinsi Jinan itu.Cindy pertama kalinya melihat gadis muda di sebelah Laskar, dia memiliki kecantikan yang luar biasa, bahkan dari jarak yang begitu jauh pun terlihat bahwa fitur wajahnya cantik.Cindy memanfaatkan kesempatan ini untuk melewatkan topik yang hampir menimbulkan konflik, "Pak Yogi, itu Pak Laskar.""Aku lihat." Yogi melirik ke arah Cindy, mengesampingkan niat untuk membuat perhitungan untuk pembantahan Cindy. Dia memerintahkan tukang perahu untuk menepi
"...."Cindy kemudian teringat di kapal pesiar Keluarga Sukajo, Yogi membawa Cindy ke kamar di lantai 2. Laskar sedang duduk di meja mahjong dan meminta Cindy menyalakan rokok untuknya.Dalam situasi itu, kalau Cindy melakukannya, artinya dia bersikap murahan, jadi Cindy tidak melakukannya saat itu.Namun, Cindy tidak pernah menyangka Laskar tiba-tiba akan "menghitung masalah lama" dan mendapatkan kembali martabaknya di sini.Setelah Cindy bereaksi, selain merasa dihina seperti saat itu, dia juga merasa seperti dipermainkan orang secara diam-diam.Cindy agak kesal.Namun, pada analisis terakhir, itu hanya menyalakan rokok dan bukan masalah lain, Cindy bahkan tidak punya alasan untuk memarahi orang.Yogi melirik Cindy tanpa ekspresi, lalu lanjut mengobrol dengan Laskar, tapi nadanya jauh lebih cuek dan dingin.Cindy makan dalam diam. Ponselnya bergetar karena menerima pesan WhatsApp. Steve mengirimkannya ke Cindy, meminta beberapa data pada Cindy. Cindy menjawab.Steve sekalian bertanya
Liana cemberut dan berdiri, "Kak, tunggu aku sebentar."Cindy segera meninggalkan ruangan itu.....Yogi akan kembali ke perusahaan, sedangkan Cindy pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya.Mereka berpisah di depan pintu restoran, Cindy berkata secara simbolis, "Pak Yogi, aku pergi dulu."Yogi memandang Cindy, "Apa kamu menelepon untuk melaporkan Laskar merokok di dalam ruangan?"Cindy berkata tanpa mengubah ekspresinya, "Pak Yogi, aku benar-benar nggak lapor."Yogi tidak memercayainya dan tersenyum, "Aku nggak bilang kamu salah."Cindy tidak akan sebodoh itu hingga mengakui segalanya setelah mendengar apa yang dia katakan. Satu-satunya orang di dunia yang bisa Cindy percaya sepenuhnya adalah diri sendiri.Orang lain mungkin akan menusuk dia dari belakang pada suatu saat."Pak Yogi, aku benar-benar nggak lapor."Yogi terlalu malas untuk berdebat dengan Cindy. Dia memegang dagu Cindy, menyipitkan mata dan menatap wajah Cindy, "Mulai sekarang, kecuali aku, kamu nggak perlu terlalu pa
Oh.Ternyata Yogi meninggalkan Pantai Timur tadi malam karena Yona mengalami kecelakaan mobil.Noda darah dan bau disinfektan di mantelnya juga milik Yona.Apakah dia juga menjaga Yona sepanjang malam? Itu sungguh tulus.Cindy memandangi ibu dan putri itu, lalu berkata perlahan, "Aku juga akan tinggal di Pantai Timur malam ini dan aku seharusnya akan bersama Yogi besok dan lusa. Yona, kamu bisa terus memanggilnya untuk pergi, asalkan dia bersedia pergi bersamamu, aku nggak akan pernah menghentikan dia."Yona tertegun sejenak, lalu menegakkan tubuh, "Kamu! Kamu!"Mata Yona merah dan lembap, seolah-olah mentalnya terpukul keras, dia tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama.Ibunya Yona semakin marah dan langsung mendorong Cindy, "Dasar jalang, apa katamu!"Cindy menghindari tangan ibunya Yona, mengerucutkan bibirnya dengan acuh tak acuh, lalu berbalik dan pergi.Ibunya Yona masih terus mengomel di belakang, "Beraninya kamu merusak hubungan cinta orang lain dan memamerkan kekuasaanmu