Steve membuang muka, berjongkok, memungut buah di lantai dan memasukkannya kembali ke keranjang.Cindy juga memungut dan menata ulang keranjang buah. Cindy meninggalkannya di pintu bangsal dan memberi tahu perawat bahwa ini untuk Jina.Menerima atau tidak adalah urusan Jina, mengungkapkan ketulusan atau tidak adalah urusan Cindy.Cindy dan Steve meninggalkan ruang rawat inap bersama-sama. Di dalam lift, Steve menunduk dan menatap Cindy, "Jangan marah."Cindy tersenyum, "Aku nggak marah. Dia menyerangku karena ayahku menyakiti putrinya dan dia prihatin dengan putrinya, aku mengerti. Kalau aku disakiti oleh seseorang, orang tuaku juga akan membelaku seperti ini."Oleh karena itu, Cindy tidak bisa mengabaikan Danang.Steve berkata dengan tenang, "Aku menyarankan kamu jangan bertemu mereka lagi sekarang.""Haru kutemui, aku harus memenangkan pengertian mereka agar hukuman ayahku bisa dikurangi." Lift mencapai lantai pertama dan mereka berdua berjalan keluar dari lift berdampingan.Cindy be
Cindy menolak, "Nggak perlu."Namun, Yona bersikeras untuk meletakkan payung itu ke tangan Cindy, "Ambillah, dalam cuaca seperti ini, mudah masuk angin kalau kehujanan."Cindy tidak tahu apa rencana Yona.Yona berkata dengan tulus, "Kak Cindy, jangan mengira masuk angin itu hanya penyakit ringan. Terkadang penyakit ringan bisa menimbulkan masalah besar. Sama seperti ayahku, awalnya dia mengira itu hanya flu biasa, nggak menyangka akan berubah menjadi penyakit yang mengancam jiwa. Dia hampir nggak bisa bertahan hidup.""Untungnya, sudah transplantasi jantung, kalau nggak, aku mungkin nggak punya ayah lagi.""...."Telinga Cindy menangkap kata sensitif, "Apa maksudmu dengan transplantasi jantung?"Yona berbisik pelan, "Kak Cindy, tahukah kamu tentang operasi ini? Transplantasi jantung adalah menggantikan jantung yang sehat bagi pasien penyakit jantung. Ayahku baru saja dioperasi kemarin. Itu operasi besar. Kalau Pak Yogi nggak membantu ayahku mengundang dokter terkemuka untuk melakukan o
Seakan guntur menghantam tanah!Sisca mengatakannya dengan lantang, Cindy tidak sempat menghentikannya, "Sisca!"Yogi sudah berbalik dan menatap Cindy, matanya yang gelap bergejolak.Steve melihat konfrontasi di pintu dari bawah tangga. Dia keluar dari mobil dan naik. Dia kebetulan mendengar kata-kata ini, jadi menghentikan langkahnya dan menatap Cindy.Yogi melepaskan Yona, mata Yona berkedip. Anak ... anak ...."Keguguran?" Suasana hati Yogi tidak berubah sama sekali, dia hanya bertanya pada Cindy, "Kapan kejadiannya?""...." Cindy merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya.Yogi segera memikirkan kejadian beberapa bulan terakhir ini, dia tidak percaya, "Kamu harus punya bukti tertentu kalau ingin berbohong. Kenapa aku nggak tahu kamu pernah hamil dan keguguran?"Cindy tersenyum, "Kalau kamu bilang aku berbohong maka anggap saja berbohong."Cindy menarik Sisca untuk pergi dengan Steve.Yogi meraih tangan Cindy yang lain, "Kamu ingin pergi tanpa menjelaskan dengan jelas. Sep
"...."Sisca keluar kamar dengan wajah pucat dan berkata dengan terbata-bata, "Aku ... aku menyelipkan laporan itu di buku catatan, tapi aku nggak bisa menemukan buku catatan itu."Kalimat ini membuat kejadian yang tidak masuk akal itu menjadi semakin konyol.Steve mengerutkan kening dan menundukkan kepala untuk melihat ke arah Cindy. Cindy hanya berkedut sudut mulutnya tanpa ekspresi. Yogi juga tanpa ekspresi.Sisca sangat ingin membuktikan bahwa buku itu benar-benar ada dan bukan rekayasa dia, "Cindy, kamu tahu buku biruku, ada namaku tertulis di sampulnya. Kamu juga mentertawakanku dan mengatakan bahwa aku sama seperti saat sekolah, menulis namaku di setiap buku, apakah kamu ingat?"Cindy tahu buku itu.Namun, mereka tidur terpisah. Cindy biasanya tidak masuk ke kamar Sisca, dia tidak tahu di mana buku catatan Cindy.Yona berdiri di belakang Yogi sambil menyentuh kain kasa di wajah dan berbisik, "Berarti nggak ada bukti?"Begitu kata-kata ini keluar, suasana apartemen kecil itu menj
Namun, tidak bisa dan tidak mungkin.Cindy masih memiliki orang tua, jadi Cindy tidak bisa mengabaikan semuanya begitu saja."Kamu mencuri jantung ibuku dan kesempatannya untuk hidup. Ini fakta yang tak terbantahkan. Kamu membuatku kehilangan ibuku. Selama kamu masih memiliki sedikit rasa kemanusiaan, maka berhentilah. Kalau kamu memaksaku mati, apa manfaatnya bagimu?""Fakta yang tak terbantahkan," Yogi mengulangi kata-kata ini dan terkekeh, "Kamu bersikeras berpikir begitu."Cindy juga tidak ingin berpikir demikian.Namun, Cindy yakin itu, karena Yona secara pribadi memberi tahu Cindy hari ini bahwa jantung itu kini ada di dada ayah Yona!Steve memegang bahu Cindy, Cindy benar-benar gemetar. Dia gemetar karena marah. Dia berkata dengan suara yang berat, "Aku punya cara untuk memverifikasi apakah Nona Cindy pernah hamil atau melakukan aborsi."Mata beberapa orang tertuju padanya.Steve berkata, "Sederhana sekali, cukup periksa denyut nadinya maka akan tahu.""Apa kamu bisa memeriksa d
"Nggak percaya ilmu pengobatan alternatif?" Steve mengernyit, "Ilmu pengobatan alternatif sudah diwariskan nenek moyang dari generasi ke generasi selama ribuan tahun.""Aku percaya, karena percaya ilmu pengobatan alternatif, jadi aku merasa Profesor Steve seharusnya nggak menguasai kemampuan ini dengan mudah." Kalau tidak, rasanya terlalu mudah.Kecuali genius medis yang bisa memahami kondisi fisik Cindy dengan mendengar denyut nadi, orang tidak akan memiliki keterampilan ini tanpa belajar dengan sungguh-sungguh selama puluhan tahun. Apalagi Steve seorang profesor, dia seharusnya tidak bisa mempelajari dua hal sekaligus.Steve tersenyum, tapi mengakui terus terang, "Hmm, aku nggak bisa merasakan denyut nadi, sama sekali nggak bisa."Cindy berbisik, "Kamu berbohong."Steve memandang Cindy, "Aku berbohong karena aku yakin kamu nggak akan berbohong."Alis Cindy berkedut tanpa sadar.Steve yang baru mengenal Cindy kurang dari sebulan pun percaya pada Cindy dan membantu Cindy. Bagaimana den
Cindy menangis tanpa suara, hanya air mata yang terus berlinang.Cindy lupa apakah dia yang bersandar pada Steve atau Steve yang menekan Cindy di dadanya. Singkatnya, Cindy sedang bersandar di dadanya, air mata jatuh di kemeja biru Steve dan membasahinya.Steve berbisik, "Ini pertama kalinya seorang gadis menangis di bajuku seperti ini. Cindy, kamu harus ganti rugi satu baju lagi."Ini pertama kalinya dia memanggil nama Cindy.Cindy mengangkat kepala dan menatapnya.Matanya lembut dan damai, dengan kekuatan menenangkan.Yogi benar-benar berbeda darinya.Yogi adalah tipe orang yang biarpun sangat dekat, sulit menemukan emosi di mata, dia sangat dingin.Penampilan Cindy yang berlinang air mata dan menyedihkan sebenarnya sangat menggoda, betapa pun baiknya Steve, dia tetaplah seorang laki-laki, jadi dia tidak tahan.Jakunnya bergerak lalu dia berkata dengan suara serak, "Kamu nggak bisa menatap pria seperti ini. Kalau kamu menatapku lagi, aku akan menciummu."Cindy masih memandangnya, seo
Yogi menurunkan jendela dan mengulurkan tangan untuk mengibaskan abu rokok.Dia berkata kepada Diana di jok depan, "Pergi ambil kamera pengintai di gerbang rumah sakit."Tentu saja itu mengacu pada rekaman saat Cindy dan Sisca menyerang Yona, agar tidak jatuh ke tangan orang lain dan membuat keributan besar.Cedera yang disengaja, kalau dikejar, setidaknya akan berujung pada penahanan pidana.Diana mengiakan.Yogi menambahkan, "Panggil dokter bedah ibu Cindy dan dokter bedah ayah Yona."Diana, "Ya."Bukan suatu kebetulan, ternyata dokter bedah Nasnah dan Fiktor White adalah orang yang sama.Dokter yang bisa melakukan transplantasi jantung semuanya setingkat dokter kepala. Hanya ada dua ahli bedah jantung di Rumah Sakit Nusa.Di hadapan orang lain, Sagito Suban dijunjung tinggi, tapi sesampainya di hadapan Yogi, dia bahkan tidak berani masuk ke dalam mobil, dia hanya berdiri di tengah hujan dengan payung dan menjelaskan dengan serius."Platform donasi organ menentukan pasien mana yang m
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n