Home / Romansa / Mengejar Cinta Om Alan / Chapter 42 - My Moon

Share

Chapter 42 - My Moon

Author: Keanz
last update Last Updated: 2023-12-23 09:57:50

"Dipecat? Siapa yang berani memecat bosnya?"

"Iiish.. tentu saja managerku, Om. Pak Bandy pasti memecatku kalau tahu hari ini aku tak kembali ke cafe.

Si polos Kimberly tak melihat wajah Alan yang penuh teka teki. Gadis itu tak menyadari ada sesuatu yang tersembunyi dibalik kalimat yang Alan ucapkan.

"Kau tenang saja, tak akan ada yang berani memecatmu, Gadis Nakal!"

Alan gemar sekali memeluk tubuh mungil itu, memberi kehangatan dan perlindungan yang dibutuhkan Kimberly setelah orang tuanya tak ada.

"Om.."

"Hem?"

"Kanaya marah?"

"He em."

"Kau tak berusaha menenangkannya?"

"Sudah."

"Dengan cara apa?" Kimberly melepas pelukan Alan dengan cepat.

"Dengan... dengan apa? Aku tak mengerti maksudmu. Menenangkan seseorang yang marah memangnya harus dengan apa?"

Wajah Alan tampak bodoh. Pria itu sama skali tak mengerti maksud Kimberly.

"Hhh.. ternyata kau bisa jadi bodoh juga," cetus Kimberly membuang wajahnya dengan malas.

"Hh? Kau bilang aku bodoh, Kim?"

"Ya! Kau memang bodoh! Begitu saja tak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 43 - Jangan Merebut Milik Orang Lain!

    "KIMBERLY!"Kanaya menggaungkan nama gadis itu dengan teriakannya. Emosi dan kemarahannya tersalurkan dengan sebuah teriakan yang membuat beberapa pelayan datang melihat pertengkaran itu, termasuk bibi Jeni."Brisik! Telingaku tidak tuli, Miss! Kau ini senang sekali berteriak!"Setelah memberikan cebikan dari mulutnya, Kimberly berlalu begitu saja meninggalkan Kanaya yang masih terlihat emosi. Satu tamparan yang melayang di pipinya masih terasa perih, namun harga diri wanita itu lebih terasa perih akibat ulah Kimberly."Aku belum selesai bicara, Anak kecil!""Hei! Aku bukan anak kecil! Usiaku hampir 21 tahun!"Kimberly menepis tangan Kanaya yang tadi menarik tangannya agar berhenti melangkah."Kalau kau bukan anak kecil harusnya kau mengerti, merebut milik orang lain itu tak boleh! Kudengar kau berasal dari keluarga berpendidikan, jadi harusnya kau mengerti bagaimana etika dalam sebuah hubungan. Alan adalah tunanganku, pergilah dari kehidupannya!"Ucapan Kanaya masih bercampur emosi y

    Last Updated : 2023-12-24
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 44 - My Sugar Daddy

    Aaaaa...."Kau senang sekali berteriak, Kim.." goda Alan yang telah menempelkan hidung mancungnya di hidung Kimberly."Kau mau apa? Ja-- jangan macam-macam. Aku, kan, masih marah!" dengus gadis itu seraya membuang mukanya."Jadi jika kau tak sedang marah aku boleh macam-macam, hm?"Alan terus menggoda Kimberly, menggosok-gosokkan hidung perosotannya di pipi gadis itu."Om, geli tahu!"Kimberly tak bisa menghalau tindakan Alan karena tangannya lagi-lagi terkungkung oleh telapak tangan besar laki-laki itu. Ia hanya bisa menggoyangkan wajahnya agar Alan berhenti menggosokkan hidung di pipinya."Aku tahu, dan aku sengaja.""Om, berhenti. Nanti kumakan hidungmu!" ancam Kimberly seraya tertawa karena kegelian."Daripada memakan hidungku lebih baik kau kecup bibirku, Moon.."Alan menghentikan kegiatannya, menatap serius wajah yang selalu memberi candu padanya."Kenapa kau suka sekali menciumku," tanya Kimberly tiba-tiba."Karena aku suka," jawab Alan."Cih.. jawabanmu adalah pertanyaanku, Om

    Last Updated : 2023-12-25
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 45 - Kejutan

    "Kita mau kemana?"Kimberly sudah berada di dalam mobil bersama Alan. Setelah puas bermain-main di atas ranjang, Alan meminta gadis kecilnya untuk bersiap-siap mendapatkan surprise darinya."Nanti kau akan tahu," sahut pria itu."Hh.. kau selalu penuh teka teki. Aku tak suka!""Diam dan duduk manis saja disini, Moon.. sebentar lagi kita sampai." Alan mengacak-acak rambut Kimberly.Mereka berhenti di sebuah gedung perkantoran. Alan menuju ke dalam basement gedung tersebut setelah diijinkan masuk oleh beberapa pihak keamanan yang berjaga di pos depan gedung."Ini dimana? Kau membawaku ke gedung kantor siapa, Om? Eee.. Alan."Kimberly masih belum terbiasa memanggil pamannya hanya dengan nama saja. Tatapan tajam Alan selalu menyadarkannya jika ucapannya keliru."Dewantara Group," sahut Alan pendek."Dewantara Group? Sepertinya aku pernah mendengarnya, tapi... dimana, ya?"Entah bertanya atau hanya bergumam sendiri, gadis itu tampak mengingat-ingat sesuatu. Alan hanya tersenyum kecil melih

    Last Updated : 2023-12-26
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 46 - Dia tak Pernah Tulus

    "Brengsek! Kalian berdua memang brengsek! Kalian tertawa bahagia di atas tangisanku. Kau brengsek, Alan.."Kanaya tersungkur lunglai di bawah ranjangnya. Mendengar tawa bahagia antara Kimberly dan Alan tadi membuat hatinya tercabik-cabik. Ia tak bisa melakukan atau memprotes apapun, rasa sakitnya hanya bisa ia telan sendiri. Perih, sakit, serta terinjak-injak. Itu semua bercampur menjadi satu menempa tubuhnya hingga lirih tersungkur. Namun lagi-lagi rasa cintanya yang begitu besar pada Keinchiro Alan Satou membuat wanita itu menahan semua rasa sakit yang ia terima. Baginya rasa sakit kehilangan seorang Alan Satou akan lebih menyakitkan dibanding kesakitannya melihat Alan dan Kimberly bermesraan. "Aku akan membalasmu, Kimberly! Akan kubuat Alan meninggalkanmu selamanya!"*"Apa kabar setelah menyebarkan berita fitnah untuk menusuk kekasihku, Rea Dewantara?"Alan menyapa Rea yang ada di sudut pintu ruangan ayahnya. Dengan kaki masih menopang di atas kaki yang lain, serta tangannya tak

    Last Updated : 2023-12-27
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 47 - Kau Wanitaku

    "Om..""Hem?""Bagaimana jika hubungan kita dikecam? Apa kau akan baik-baik saja?"Kimberly menatap lamat wajah pamannya. Mencari adakah keraguan di wajah itu untuk tetap menjalani hubungan mereka seperti sekarang?Alan menepikan mobilnya, "kau mengujiku, Kim?"Alih-alih langsung menjawab, Alan justeru balik bertanya pada gadis itu. Senyum simpul terulas di sudut bibir lelaki yang berkulit pucat itu.Kim menggeleng, "tapi aku harap kau jawab dengan jujur. Aku tak mau karena hubungan kita yang mungkin akan terdengar aneh di telinga orang lain membuat karier dan perusahaanmu hancur. Aku mencintaimu bukan untuk menghancurkanmu.. Alan.."Untuk kali ini Kimberly menepis kepercayaan diri yang selama ini menjadi keunggulannya. Kecewa dengan sikap mantan sahabatnya membuat Kim kesulitan untuk meyakini seseorang benar-benar tulus padanya."Kalau perusahaanku hancur, kolegaku memutuskan semua kontrak kerja kita, apa kau mau tetap di sampingku?""Selama itu bukan karena kehadiranku, aku akan tet

    Last Updated : 2023-12-28
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 48 - Menungguku Pulang

    'Kimberly sudah menjadi pemilik Cafe ini, jadi buang saja mimpimu untuk menyingkirkannya dari sini jika tak mau kau yang tersingkir.'Febby menatap Kimberly dari kejauhan, mengingat apa yang diucapkan pak Bandy saat ia memberikan laporan bulanan."Gadis hebat! Usahamu menjadi sugar baby pria kaya raya tak sia-sia, Kimberly."Febby tersenyum sinis karena gumamannya sendiri. Upayanya untuk menyingkirkan Kimberly dari Town Cafe ternyata justeru memakan dirinya sendiri."Kim, bisa bantu aku?" seru Febby yang sengaja memanggil rivalnya itu."Oke..""Kim, kau bawa ini ke meja nomor tiga, setelahnya tolong bantu aku mencuci piring-piring kotor ini. Hari ini pelanggan cafe sangat ramai, kita dibuat kelelahan olehnya."Febby sedikit mendumal, kesal dengan pengunjung cafe yang terus saja berdatangan hingga mereka kesulitan beristirahat."Bukankah bagus jika cafe kita ramai, Feb? Mungkin pak Bandy akan memberi insentif besar bulan ini."Dengan senyum polosnya gadis itu menjawab ocehan Febby tanp

    Last Updated : 2023-12-30
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 49 - Dia Melamarmu?

    "Hem.. hem.. hem.. hem.."Sejak beberapa menit yang lalu Naina terus memperhatikan Kimberly yang terus bersenandung. Tak seperti biasanya, wajah gadis mungil itu hari ini terus memancarkan senyum tipis yang membuat Naina keheranan."Kim, kau baik-baik saja?" tanyanya."Hem? He em.." Kimberly mengangguk seraya menoleh sebentar ke arah sahabatnya."Apa-- kau mendapat undian berhadiah hari ini?" bisik gadis itu yang tak puas dengan jawaban Kimberly."Undian berhadiah? Hh.. kalau aku dapat undian berhadiah kau orang pertama yang kuajak shopping, Nai..""Lalu? Hari ini kau aneh, Kim. Jangan-jangan kau kerasukan jin tersenyum."Naina mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah sahbatnya dengan seksama seraya memicingkan mata. Gadis itu benar-benar penasaran dengan tingkah Kimberly yang tak biasa."Iiish.. gadis ini! Aku baik-baik saja, Nai. Sungguh! Memang kenapa kalau aku tersenyum? Pengunjung cafe kita pasti senang jika dilayani dengan full senyum." Kimberly berdalih dan melanjutkan pekerjaa

    Last Updated : 2023-12-31
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 50 - Dia Kekasihku..

    "Om, lepaskan aku. Disini masih banyak orang."Kimberly melirik sekeliling di parkiran cafe. Meski sudah tutup setengah jam yang lalu namun terkadang anak-anak muda masih setia duduk-duduk di kursi depan cafe sebelum benar-benar gerbangnya dikunci oleh keamanan."Jadi jika tak ada orang aku boleh--"Iiish.. kau ini! Ayo, cepat kita pulang."Kimberly melepas tangan Alan dari pinggangnya dan merangsek masuk ke dalam mobil. Wajah gadis itu terlihat gugup dan menahan malu karena sadar beberapa kamera memotret mereka berdua. Berbeda dengan Alan yang tampak santai dengan mengulas senyum mahalnya. Seketika ia melihat ke arah seorang perempuan muda yang masih mengambil gambarnya,"dia kekasihku," ujarnya pada perempuan itu."Huaaaaaaaa....."Sontak beberapa anak muda yang masih memberikan atensi pada pasangan itu berteriak histeris. Ya, setelah Rea melakukan permintaan maaf di akun sosial medianya pasangan itu mulai menjadi bahan perbincangan publik. Dengan status Alan Satou, meski bukan seor

    Last Updated : 2024-01-03

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 86 - Itu bukan Cinta!

    Lift di lantai ruang CEO terbuka, seorang perempuan keluar dari sana dengan langkah terburu dan wajah serius."Nona, Anda tidak boleh--"Diam kau!"Perempuan itu mengindahkan larangan sekretaris Alan Satou, ia tetap melangkah menuju ruangan pria itu."Alan."Kanaya menyerukan nama tunangannya sesaat setelah pintu terbuka."Hhh.. mau apa kau kesini? Mike si bodoh itu selalu saja tak menggubris perintahku."Alan membuang pandangannya dengan malas. Ia tengah tak berselera untuk meladeni Kanaya."Aku hanya ingin mengatakan, jika aku tak bisa bersamamu, tak ada perempuan lain yang boleh bersamamu. Kau milikku, Alan.""Aku sudah malas mendengar rengekanmu, Nay. Cepat keluar dari sini atau aku harus memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar.""Kau tidak akan bisa membuatku keluar dari sini. Aku tak pernah main-main."Alan yang sudah sangat malas meladeni Kanaya langsung meraih gagang telpon hendak mendial nomor keamanan kantornya."KANAYA!"Alan membanting gagang telpon saat melihat mantan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 85

    Lift di lantai ruang CEO terbuka, seorang perempuan keluar dari sana dengan langkah terburu dan wajah serius."Nona, Anda tidak boleh--"Diam kau!"Perempuan itu mengindahkan larangan sekretaris Alan Satou, ia tetap melangkah menuju ruangan pria itu."Alan."Kanaya menyerukan nama tunangannya sesaat setelah pintu terbuka."Hhh.. mau apa kau kesini? Mike si bodoh itu selalu saja tak menggubris perintahku."Alan membuang pandangannya dengan malas. Ia tengah tak berselera untuk meladeni Kanaya."Aku hanya ingin mengatakan, jika aku tak bisa bersamamu, tak ada perempuan lain yang boleh bersamamu. Kau milikku, Alan.""Aku sudah malas mendengar rengekanmu, Nay. Cepat keluar dari sini atau aku harus memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar.""Kau tidak akan bisa membuatku keluar dari sini. Aku tak pernah main-main."Alan yang sudah sangat malas meladeni Kanaya langsung meraih gagang telpon hendak mendial nomor keamanan kantornya."KANAYA!"Alan membanting gagang telpon saat melihat mantan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 85 - Kau Milikku!

    Sinar sang surya masih terasa menyengat meski ia telah perlahan menuju Barat. Pertemuan Kimberly dengan Genta yang mungkin akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan pemuda itu sedikit menyisakan rasa pilu. Bukan karena gadis itu mencintai Genta, namun ada rasa tak tega saat Kimberly harus menolak ungkapan cinta pemuda itu untuk kedua kalinya.Taksi online sudah sampai mengantarnya ke depan gerbang tinggi mansion milik sang paman. Perlahan gadis itu merasakan sesuatu saat melangkah masuk ke dalam bangunan megah itu."Selamat Sore, Nona Kim.""Sore, Pak."Senyum tenang terkulum dari bibir mungil gadis itu, namun terasa ada sebuah kejanggalan dari raut sang security penjaga pos pintu gerbang."Bi, ada apa dengan wajahmu?"Lagi-lagi Kimberly menemukan wajah tegang dari pelayan di mansion itu. Bi Jeni yang menyambut kedatangannya tampak kaku dan ketakutan."Tu-- tuan Satou.. menunggu Anda di ruang kerjanya, Nona," sahut pelayan tua itu dengan tergagap."Alan? Alan sudah pulang, Bi?""Iya.

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 84 - Hari Perpisahan

    Mobil sedan berlabel burung berwarna biru berhenti di depan Cafe sebrang SMA Penabur, sekolah Kimberly dulu. Gadis itu keluar dari mobil dan berjalan menuju tempat pertemuannya dengan Genta."Kim!"Tangan Genta melambai ke arah Kimberly, dengan senyum cerah bertengger di bibir pemuda tampan itu."Maaf aku terlambat, Ta.""He em. Duduklah, kau mau pesan apa? Menu favoritmu?"Kening Kimberly sedikit mengerut, "memangnya kau tahu apa menu favoritku disini?" tanyanya meragu.Pemuda itu kembali tersenyum dan kembali meminta Kimberly untuk duduk."Aku tahu semua tentangmu, Kim. Apapun itu," jawabnya dengan tenang."Warna kesukaanku?""Hijau.""Eeem.. lagu kesukaanku?""Epiphany.""Waw.. eeem, ini pasti kau tak tahu, Ta. Pemain sepak bola yang kusuka?"Kimberly tersenyum remeh saat Genta terdiam untuk berpikir."Kalau aku tahu.. apa aku boleh meminta sesuatu padamu?""Hh? Kalau begitu kau tak perlu--"Ricardo Ijection Santos Leite. Kau sangat mengidolakannya sejak remaja. Pemain sepak bola d

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 83

    "Hhh... oke, jadi apa yang harus saya lakukan untuk meredam berita ini. Kita tak bisa mendiamkanya begitu saja, nama baik Anda bisa tercoreng dan itu akan membuat para pemegang saham ragu dengan kredibilitas Anda.""Kau fokus saja pada peluncuran produk baru kita di Jepang. Masalah ini biar jadi urusanku," titah Alan pada sang asisten."Baiklah. Kalau begitu saya pergi dulu."Mike keluar dari ruang CEO untuk melakukan beberapa pekerjaan di luar kantor.Drt..Drt..Drt..Gawai Alan bergetar, nama Kimberly terpampang disana. Dengan sigap pria itu mendial tombol hijau karena khawatir terjadi sesuatu dengan kekasihnya.”Sayang, apa terjadi sesuatu?”(”Alan, video peristiwa di mall tadi beredar luas di sosial media. Apa kau baik-baik saja?”)”Hhh.. jangan mengkhawatirkanku, Moon. Itu hanya berita sampah, sebaiknya kau tak perlu membuka akun sosial mediamu dulu. Lebih baik kau istirahat.”(”Kau sudah melihatnya? Ada yang merekam saat kau menampar Kanaya, Alan. Itu akan mempengaruhi pekerjaa

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 82 - Hot News

    Kimberly dan Naina keluar dari toko pakaian dengan membawa tiga paper bag berlogo brand ternama."Nai, aku lapar. Kita makan dulu, ya.""Oke." Naina memberi kode setuju pada jarinya."Hai, Kim. Sepertinya Alan memberimu kompensasi sangat banyak setelah kejadian malam itu."Suara seorang perempuan yang dikenal Kimberly membuat dirinya dan Naina menoleh bersamaan."Apa itu semua kompensasi dari Alan karena telah membawamu ke atas--"Cukup, Kanaya!"PlakkBelum selesai Kanaya menjatuhkan mental Kimberly, Alan yang muncul tiba-tiba lebih dulu melayangkan sebuah tamparan di pipi wanita itu. Matanya tajam menatap nyalang Kanaya yang terkejut mendapat sebuah tamparan keras, padahal Alan tak pernah sekalipun berbuat kasar padanya."Brengsek! Kau--"Kau sudah keterlaluan, Kanaya! Sekali lagi kau mencoba menyakiti calon istriku, aku tak akan segan-segan berbuat lebih kasar lagi padamu!"Ancaman Alan membuat mulut Kanaya ternganga namun kelu. Kata calon istri cukup membuat wanita itu terhenyak s

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 81 - Kompensasi

    "Anda memanggil saya, Tuan?""Mike, datanglah ke mansionku dan berikan ini pada Kimberly.Alan menyerahkan sebuah black card pada asistennya."Ini.. untuk nona Kim?" tanya pemuda itu."He em. Itu hadiah karena dia sudah bisa memanggil namaku.""Hah?" Mike tak mengerti dengan apa yang dibicarakan bosnya."Sudah jangan banyak tanya! Kau serahkan kartu ini saja pada Kimberly dan langsung kembali ke kantor. Dua jam lagi kita rapat internal."Bagi Mike, titah Alan adalah sesuatu yang mustahil ia bantah. Apa yang dikatakan pria itu, itulah yang harus ia jalani."Baik, saya pergi sekarang."*"Waaah.. aku baru lihat rumah semegah ini, Kim. Sepertinya aku akan tersesat jika berada disini sendirian."Kimberly sengaja mengundang Naina ke mansion Alan, kebetulan gadis itu tengah libur bekerja."Disini ada petunjuk arah, Nai." Kimberly menunjuk tulisan led yang ada di depannya. Bi Jeni meminta Alan untuk membuat petunjuk arah untuk memudahkan pelayan yang baru bekerja disana."Waaah.. ini bukan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 80 - Tetaplah Menjadi Diri Sendiri

    ”Hei, gadis sombong! Pantas saja kau tak masuk-masuk kerja, ternyata si Kuda Putih sudah melamarmu, ya!”-NainaBaru saja bangkit dari ranjang, mata Kimberly dibuat mengerjap beberapa kali saat membaca pesan chat dari Naina."Dari mana Naina tahu kalau Alan melamarku?" tanyanya pada diri sendiri.”Kau tahu dari mana, Nai? Maaf aku tak memberi kabar apapun selama beberapa hari ini. Nanti saat masuk kerja akan kuceritakan.”-Kimberly”Hhh, tuan putri pasti baru bangun dan belum melihat berita hangat yang sudah jadi perbincangan. Bukalah sosial mediamu, Kim. Kau akan tahu sendiri dari mana aku bisa tahu.”-NainaKimberly langsung membuka akun sosial medianya. Sudah banyak tag video di akun instagram gadis itu."Video apa ini? Kenapa banyak sekali yang menandai akunku?"Matanya membola dengan mulut ternganga saat prosesi lamaran yang Alan lakukan untuknya terpampang jelas di gawainya. Video itu seperti sudah disetting dan diedit sedemikian rupa oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan sang

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 79 - Mata Hijau Zamrud

    "A-- A- Lan.""Berikan tanganmu, Moon.."Alan meminta Kimberly memberikan jemarinya untuk disematkan cincin bermata zamrud yang ia beli beberapa hari yang lalu."Tapi--""Kau tak mau menerima lamaranku?""Bu-- bukan! Aku-- Alan, apa-- kau serius? Ini-- bukan hanya karena kejadian malam itu?"Alan bangkit dan berdiri di hadapan gadis itu, menatap tajam wajah cantik yang masih meragukan ketulusannya, "kau masih meragukan ketulusanku, Moon?" tanyanya dengan tangan mendekap wajah Kimberly."Aku hanya tak mau menjadi beban tanggung jawabmu. Aku benci dikasihani, apalagi--"Ssst.. tak ada yang mengasihanimu, Kim. Sebelum peristiwa malam itu pun aku sudah berniat untuk melamarmu. Apapun yang terjadi aku hanya ingin kau yang jadi pendamping hidupku."Jemari Alan memotong ucapan Kimberly. Ia hanya ingin meyakinkan kesungguhannya pada gadis itu. Tak ada yang harus dikasihani, dan tak ada yang harus bertanggung jawab. Semua yang terjadi adalah kesalahan yang sama-sama tak diinginkan, namun kesal

DMCA.com Protection Status