Pagi hari seperti biasanya, Ayla menyiapkan sarapan untuk adiknya sebelum berangkat kerja. Karena hari ini Ayla mendapat giliran shift pagi.
Setelah semua selesai Ayla pun bersiap untuk segera berangkat ke tempat kerjanya. Walaupun ini masih terlalu pagi, tapi tidak menyurutkan semangatnya. Dengan naik angkutan umum, Ayla akhirnya sampai di restoran tempatnya bekerja.
"Semangat, semangat!!" Ayla menyemangati dirinya sendiri sambil mengepalkan tangannya ke atas. Wajah cerianya tergambar jelas saat ini.
Langkah kakinya kini menuju ke ruang ganti baju. Meletakkan tasnya di loker, mengambil seragam ciri khas berlogo nama restoran tersebut.
Seragam khas pelayan restoran kini telah di pakainya, pertanda jika Ayla sudah siap bertempur dengan rutinitas hariannya. Restoran masih tampak sepi, mungkin ini masih terlalu pagi untuk datang ke restoran mewah itu, hanya untuk sekedar mencicipi menu khas yang menjadi ikon restoran mewah tersebut.
Terlihat Ayla sibuk membersihkan meja, dari satu meja ke meja yang lain, tangannya sudah sangat cekatan melakukan semua pekerjaannya.
Abram yang baru datang dan memasuki restoran, melihat ke arah Ayla yang sedang sibuk. Tanpa basa-basi Abram berjalan mendekatinya. "Ay, pagi sekali sudah datang ke sini?" Tanya Abram.
Mendengar sapaan sekaligus pertanyaan dari bosnya, Ayla pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Abram sambil melempar senyuman khasnya. "Eh kak Abram, selamat pagi kak," sapa Ayla.
"Hem!! Ay, tumben-tumbenan kamu datang sepagi ini," ucap Abram.
"Iya kak, sengaja datang lebih awal, karena nanti aku mau ijin keluar sebentar," jawab Ayla dengan senyum terbaiknya.
Abram mengerutkan keningnya, karena tidak biasanya Ayla meminta ijin untuk keluar. "Keluar kemana? Apa ada masalah?" Tanya Abram.
Dengan sigap Ayla menggelengkan kepalanya di ikuti gerakan tangan sebagai penanda jika tidak ada masalah. "Oh bukan, bukan kak, ini bukan masalah. Aku hanya ingin ijin keluar ke ATM sebentar kak, setelah selesai membersihkan semua meja ini," ucap Ayla dengan senyuman yang menambah kadar kecantikannya meningkat.
"Apa kamu butuh uang? Katakan saja jika kamu butuh uang, aku akan membantumu," ucap Abram semakin ingin tahu apakah Ayla ada masalah keuangan, sehingga membutuhkan uang simpanan di ATM nya.
Ayla semakin bingung dengan sikap Abram terhadapnya, "Tidak kak, tidak ada masalah sama sekali, aku hanya ingin mengeceknya saja, sudah lama juga aku tidak pernah melihat isi saldo di ATM ku kak," ucap Ayla dengan wajah riangnya.
Abram mengerutkan keningnya, kemudian mencodongkan tubuhnya ke depan, sehingga kepala Abram semakin dekat ke wajah Ayla. "Yakin tidak ada masalah?" Tanya Abram sepertinya tidak percaya dengan jawaban Ayla.
"I-iya kak," jawab Ayla gugup.
Mendengar jawaban Ayla, Abram menegakkan kembali tubuhnya. Kemudian menghela nafasnya.
"Ya sudah, kalau memang mau ijin keluar, tapi ingat jangan ada yang kamu sembunyikan dariku, Ay," ucap Abram memberikan ijin pada Ayla. "Aku tidak ingin melihatmu ada dalam masalah sekecil apapun, karena apapun tentang kamu, itu sangat berharga bagiku," ucap Abram mengakhiri kalimatnya. Kemudian Abram berlalu menuju ke ruangan kerjanya.
Ayla mengerutkan kening, seakan tidak mengerti akan maksud perkataan dari Abram. Karena tidak biasanya Abram tertarik dengan kehidupannya. "Memangnya apa yang aku sembunyikan sih? Kok kak Abram bicara begitu," gumam Ayla. "Terus apa coba maksud kak Abram bicara begitu?"
Tidak ingin ambil pusing dengan sikap dan perkataan Abram, Ayla pun meneruskan kegiatannya sebelum ada tamu yang datang ke restoran.
Dan memang dalam seminggu sekali, Ayla selalu over shift dengan temannya. Hari ini adalah hari pertamanya untuk shift pagi. Dan biasanya kalau dapat giliran shift pagi akan lebih capek dari pada shift second.
Semua pekerjaan kini telah selesai di kerjakannya, Ayla pun mengambil dompet di dalam tasnya. Kemudian berpamitan pada salah satu rekannya untuk keluar sebentar.
Jarak ATM dan restoran memang tidak terlalu jauh, sehingga cukup dengan jalan kaki saja. Dengan hanya melewati beberapa ruko di samping restoran, letak ATM yang sedang di cari Ayla sudah terlihat. Pikiran Ayla kembali teringat dengan biaya magang Ferdy selama nanti di Jakarta.
"Semoga uang simpananku cukup untuk biaya magang Ferdy nanti selama dia di Jakarta," gumam kecil Ayla sambil berjalan menuju ke ATM.
Setelah sampai ke tempat yang di tuju, Ayla ikut mengantri dengan yang lain. Ada sekitar sepuluh orang termasuk dirinya yang ikut dalam antrian. Pakaian seragam restoran yang di kenakannya memang begitu menonjol di banding yang lain, sehingga mudah untuk di kenali.
Saat sedang mengantri di ATM, pandangan matanya menangkap sesosok tubuh orang yang mungkin saja di kenalnya. "Itukan .." Gumam Ayla seakan tak percaya dengan penglihatannya sendiri.
Seakan tersadar jika itu tidak mungkin, Ayla segera menggelengkan kepalanya sendiri. 'Ah, tidak mungkin itu dia, Devi bilang informasi terakhir yang di dapat, lelaki itu ada di luar negeri,' batin Ayla menepisnya.
Ayla pun kembali fokus dengan antriannya di ATM. Ayla berpikir mungkin dia salah lihat. Atau mungkin hanya kebetulan mirip saja. Toh banyak orang dengan wajah yang mirip di dunia ini, jadi tidak menutup kemungkinan jika itu juga hanya sebuah kemiripan.
Ya benar, jika Ayla merasa sedang melihat wajah sang suami yang enam bulan lalu menikahinya. Laki-laki itu sedang berjalan memasuki sebuah toko perhiasan bersama dengan seorang wanita yang bergelayut manja di tangannya.
Devi yang ingin membantu perceraiannya merasa kesulitan, karena minimnya informasi tentang siapa laki-laki yang sudah resmi menjadi suami Ayla. Seakan semua data tentang laki-laki brengsek itu raib tak berbekas.
Ayla hanya bisa pasrah menerima takdirnya. Bahkan Ayla tidak perduli lagi dengan statusnya yang kini sudah menjadi seorang istri. Yang Ayla tahu, kini dia harus berjuang menjalani kehidupan barunya bersama sang adik kesayangannya.
"Maaf mbak, apa mbak bekerja di restoran mewah di sebelah ruko dealer motor itu?" Tanya salah seorang yang ada dalam antrian di belakang Ayla sambil menepuk bahu Ayla.
Ayla menoleh ke arah orang yang bertanya kepadanya. "Iya kak, saya memang kerja di sana. Kenapa kak?" Ayla balik bertanya.
"Tidak, tidak apa-apa mbak, cuma dari berita yang saya dengar, pemilik restoran itu masih muda dan ganteng. Kaya raya lagi mbak," ucap orang itu dengan antusias.
Mendengar penuturan orang itu Ayla mengerutkan keningnya. "Kurang tahu juga sih kak, selama saya bekerja di sana belum pernah ketemu pemilik restorannya, apalagi saya masih baru di situ,"
"Masa sih mbak? Padahal aku sering sekali ke restoran itu hanya untuk ketemu pemiliknya."
"Hem," jawab Ayla sambil menganggukkan kepalanya. "Maaf kak, udah giliran saya masuk," ucap Ayla sambil menunjuk ke arah pintu ATM.
"Oh iya iya mbak, silahkan,"
Dengan tersenyum ramah Ayla mengangguk kembali, kemudian masuk ke dalam ruang ATM.
Setelah mengetikkan angka pin yang tertera, kini Ayla mulai melihat saldo yang ada di dalam tabungannya. "Ap-apa ini? Ke-kenapa isinya jadi sebanyak ini?" Gumam Ayla terkejut bukan main melihat isi saldo rekening yang ada didalamnya.
Kakinya seketika lemas dan gemetar. Wajahnya juga terlihat pucat. "Tidak mungkin, ini pasti ada yang salah," gumam Ayla tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Dengan segera Ayla menyelesaikan transaksinya tanpa mengambil uang dari mesin ATM tersebut. Setelah itu Ayla keluar dari ruang ATM dengan begitu banyak pertanyaan. Wajahnya masih terlihat memucat akibat shock dengan apa yang di lihatnya di layar kaca mesin ATM.
Bersambung ...
Dengan segera Ayla menyelesaikan transaksinya tanpa mengambil uang dari mesin ATM tersebut. Setelah itu Ayla keluar dari ruang ATM dengan begitu banyak pertanyaan. Wajahnya masih terlihat memucat akibat shock dengan apa yang baru saja di lihatnya di layar kaca mesin ATM.Dengan berjalan terburu-buru Ayla menuju ke restoran tempatnya bekerja. 'Kenapa ada begitu banyak uang di dalam tabunganku? Itu uang darimana?' batin Ayla bertanya-tanya. 'Aku harus ke Bank sekarang juga, pasti ada yang salah dengan rekening tabunganku,'Sesampainya di restoran Ayla segera menuju ke ruang ganti baju karyawan, mengambil jaket dan tasnya untuk segera pergi lagi. Karena perasaan panik Ayla lupa untuk berpamitan pada teman atau pun Abram.'Semoga ini bukan adalah besar, perasaanku jadi tidak tenang seperti ini,' batin Ayla.Bagaimana kalau uang itu punya orang yang salah kirim, lalu nyasar ke rekeningnya? Pasti orang yang mengirim
Ayla duduk di sisi ranjang usangnya. Ayla terlihat sedang berpikir tentang langkah apa yang akan di ambilnya setelah ini. Apakah harus ikut dengan Ferdy ke Jakarta? atau tetap di Surabaya. Ayla juga tampak berpikir bagaimana caranya masuk ke dalam perusahaan N.H dan menyelidiki tentang uang yang di terimanya."Sebaiknya aku ikut Ferdy ke Jakarta, dan aku akan mencoba masuk ke perusahaan N.H dan mencari tahu apa hubungannya uang itu denganku. Kenapa perusahaan itu mengirimkan uang padaku dengan jumlah yang banyak sekali," Gumam Ayla. "Tapi bagaimana caranya aku masuk ke perusahaan sebesar itu? Walaupun aku lulusan fakultas ekonomi, tapi masuk ke perusahaan itu seleksinya sangat ketat,"Semua tidak semudah yang ada di pikiran Ayla. Bagaimana Ayla akan masuk dan bekerja di perusahaan itu? perusahaan sebesar itu tidak mungkin menerima pegawai asal-asalan. "Aku akan mencoba mencari tahu di google dulu, atau di bursa lowongan kerja tentang perusahaa
Di sela-sela obrolannya terdengar suara mesin mobil berhenti tepat di depan kosan mereka. Lalu tidak lama Devi datang dengan di temani sang kakak (Abram).Setelah kedatangan Devi dan Abram, mereka berempat seolah mengadakan meeting dadakan. Devi terlihat sangat antusias untuk segera membuat Ayla bercerai dengan laki-laki brengsek itu."Kalau itu keputusan kamu Ay, aku pasti akan mendukungnya," ucap Abram memberi semangat setelah Ayla memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan meminta ijin padanya berhenti bekerja di restoran."Iya kak, makasih sudah mengijinkan aku untuk pergi ke Jakarta, aku janji setelah masalah ini selesai, aku akan kembali bekerja di restoran tempat kakak," ucap Ayla."Iya santai saja, selesaikan dulu masalahmu, setelah selesai, kita bisa bertemu dalam kondisi yang lebih baik dari pada ini," ucap Abram."Iya kak, makasih atas dukungan kakak dan juga kamu Dev," ucap Ayla kemudian meng
Sudah satu Minggu Ayla bekerja di perusahaan N.H group. Namun tanda-tanda untuk bertemu dengan CEO perusahaan sangatlah kecil. Apalagi sebagai karyawan baru, itusangat mustahil untuk langsung bisa bertemu dengan pemilik perusahaan.Seperti janjinya waktu itu, Abram meminta temannya untuk mencarikan posisi pekerjaan buat Ayla. Tapi sayangnya posisi yang tersisa hanya sebagai cleaning servis. Namun walaupun begitu Ayla bersyukur masih bisa masuk ke dalam perusahaan tersebut.'Semoga ada jalan untuk bisa bertemu dengan laki-laki itu, dan urusanku disini segera selesai,' batin Ayla. 'Aku tidak mau berlama-lama disini, kota ini sangat asing bagiku,'Sebagai anak baru, begitu banyak pekerjaan yang di terima Ayla. Sehingga waktu istirahat makan siang pun sering terlambat. Para senior sering memanfaatkan jasa Ayla untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.Ayla sibuk dengan pemikirannya sendiri, mencari cara supaya bisa ber
Tanpa menjawab Ayla hanya mengangguk lalu meninggalkan ruangan pak manager. Ayla masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.'Apa mungkin ini kerjaan tuan Wisnu? memindah tugaskan aku ke tempat lelaki itu, atau mungkin saja tuan Wisnu mengadukan keberadaanku pada bosnya, sehingga memindahkan aku ke sana,' batin Ayla yang masih tak percaya dengan tugas barunya.'Tapi bagus juga, dengan begini aku bisa segera menyelesaikan masalahku dengan laki-laki brengsek itu,' batin Ayla sambil tersenyum sendiri.Membayangkan jika rencananya akan berhasilnya, membuat Ayla tersenyum bahagia dan bersemangat bekerja di tempat barunya yaitu di lantai 24. Langkah kakinya ringan menuju ke lift karyawan yang akan membawanya ke lantai 24, seakan tak ada yang perlu di takutkan.Sesampainya di lantai 24, Ayla langsung menuju ke pantry. Ternyata sudah ada seorang OB laki-laki yang telah lebih dulu di sana. Dia terlihat sibuk
Setelah meletakkan kopi dan juga camilan di meja Wibbi. Dengan segera Ayla keluar ruangan itu, yang ada di kepalanya hanya satu, yaitu menanyakan semua ini pada Wisnu. Orang yang dulu menemuinya sebelum pernikahan terjadi.'Kenapa dia seakan tidak mengenalku?' batin Ayla. 'Apa jangan-jangan dia sengaja pura-pura tidak mengenaliku? karena aku hanya seorang OB,'Ayla mengelus dadanya menetralkan segala rasa terkejutnya dengan semua yang terjadi barusan. "Hey OB baru!" Panggil wanita yang tadi mengaku sebagai tunangan Wibbi.Dengan segera Ayla menoleh ke arah suara yang memanggilnya. "I-iya mbak," jawab Ayla dengan segera dia berjalan cepat mendekati meja wanita yang memanggilnya. "Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Ayla dengan sopan."Bantu aku memfoto copy semua dokumen ini, setelah itu berikan padaku," ucap wanita itu. Dengan memberikan tumpukan dokumen ke arah Ayla.Ayla yang memang kurang foku
Ayla bingung dan berusaha mencerna ucapan Wisnu barusan. Ayla mengerutkan keningnya melihat ke arah Wisnu, mencari tahu akan maksud dari perkataan Wisnu. "Apa maksud Pak Wisnu? Dia tidak tahu siapa saya? Tapi dia mau menikah dengan saya?" Tanya Ayla dengan menunjuk ke dirinya sendiri.Wisnu hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian Wisnu menghela nafas panjangnya sebelum mengatakan sesuatu kepada Ayla, "Karena sebetulnya Tuan muda hanya butuh status pernikahannya, bukan butuh istri sebagai pendamping hidupnya," jawab Wisnu terlihat berat untuk mengatakannya.Seperti di sambar petir di siang hari, kebenaran yang Ayla dengar saat ini begitu membuatnya lemas tak bertenaga. Tubuhnya diam terpaku di tempat duduknya saat ini, lidahnya kelu seakan tak bisa berkata-kata lagi di depan Wisnu.Bagaimana bisa Wibbi menganggap sebuah pernikahan adalah permainan semata? Pernikahan yang seharusnya sakral seakan tak ternilai sama sekali di mata Wi
Lelaki itu terpaku diam tak percaya dengan apa yang baru saja di alaminya, "OB baru itu sungguh punya nyali," ucapnya dengan geram menahan emosi.Lelaki muda nan tampan itu pun segera mencuci tangannya kemudian keluar dari toilet umum. "OB sialan itu berani berkata buruk tentang aku, lihat saja aku tidak akan melepaskan kamu dengan mudah. Anggap saja disini adalah neraka bagimu," geram lelaki itu sambil berjalan menuju ke ruangannya."Pak Wibbi, ada pak Wisnu di dalam sedang menunggu bapak," ucap wanita yang tidak lain adalah sekertarisnya yang bernama Mayang."Hm," jawab Wibbi tanpa menoleh ke arah Mayang, kemudian Wibbi berlalu begitu saja memasuki ruang kerjanya.Ya benar jika lelaki yang bertemu dengan Ayla di toilet tadi adalah Wibbi sang pemilik perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pasti harga dirinya terkoyak mengetahui jika seorang OB berani berkata buruk tentangnya. Bahkan seolah-olah menantangnya.