Mereka semua saling pandang tak mengerti. "Tidak mungkin kan aku memakai pakaian ini terus? Karena sudah dari kemarin baju ini aku pakai." jawab Ayla yang mengerti kebingungan mereka sambil menunjuk kearah bajunya sendiri.
Tak ada yang berani menjawab termasuk kepala pelayan yang masih ada di situ. Mereka saling pandang satu sama lain, dalam benak mereka Ayla terlihat aneh. Masa iya seorang istri dari bos besar sekelas Wibbi Nugraha yang kekayaannya tidak akan habis di makan 7 turunan, meminta seragam sebagai pelayan? Begitulah yang ada di pikiran mereka.
Tidak mendapatkan respon dari semua yang ada didepannya, Ayla kembali bingung dan mengerutkan keningnya. "Kenapa? Kalian tidak memilikinya atau gimana? Jangan diam saja begitu dong, aku kan jadi bingung." ucap Ayla.
"Anu nyonya, kami ... Kami ..." ucap kepala pelayan bingung bagaimana harus mengatakan akan ketakutannya jika berani memberikan seragam pelayan pada istri bosnya itu. Yang pasti tuan mudanya tida
Terimakasih banyak atas dukungannya kakak-kakak semua 🤗,, jangan lupa mampir di karya Ay yang lain ya.
Wibbi berjalan mendekat kearah Ayla yang masih berdiri didekat tangga dengan kening berkerut menunggu jawaban. Ia sangat penasaran dengan apa yang akan Wibbi lakukan pada Abram, lelaki baik bagaikan malaikat di hidup Ayla. Ditambah lagi Abram sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, walau Ayla pernah memendam perasaan padanya.Sedangkan Wisnu memilih kembali duduk di sofa ruang tamu menunggu Wibbi selesai dengan urusannya. Ia juga terlihat sibuk dengan iPad yang ada di tangannya. Wisnu benar-benar tidak berani melihat kearah Ayla dan juga bosnya yang sedang menikmati sarapan di meja makan.Wisnu lebih memilih mengerjakan pekerjaan dari layar Ipad-nya. Apalagi hari ini akan ada kejadian di kantor terkait masalah yang kemarin terjadi di restoran. Wisnu sudah dapat menebak kalau masalah kemarin akan berakhir seperti yang ia bayangkan. Mengingat Wibbi bukanlah orang yang bisa memaafkan sesuatu hal dengan mudah, apalagi hal tersebut menyangkut tentang Ayla."Kamu terli
BRAAKKK!!"Brengsek! Sudah kuduga kalau si rubah tua itu pelakunya." desis Wibbi penuh emosi saat membaca laporan yang diberikan Bayu untuknya. Laporan tentang penyelidikan diam-diam yang di perintahkan Wibbi pada Bayu selama ini."Lantas, sekarang, apa rencanamu? Ini sudah cukup bukti untuk menyeret dia masuk bui." ucap Bayu yang yang sedang duduk di kursi depan Wibbi.Wibbi mencengkeram kuat dokumen ditangannya hingga dokumen tersebut sudah tak berbentuk lagi. Sebagai pelampiasan emosinya yang meluap saat ini. Sorot mata Wibbi menatap tajam kedepan, "Dia harus menerima semua pembalasan atas apa yang telah ia lakukan padaku. Dia sudah mengambil apa yang paling berharga dalam hidupku, maka aku akan melakukan hal yang sama padanya." ucapan Wibbi terdengar begitu mengerikan di telinga Wisnu atau pun Bayu."Jangan sampai karena dendam, kamu akan melenyapkan nyawa seseorang. Itu pasti akan membuat Om dan Tante tidak akan tenang di alam sana, sobat." ucap Ba
Beberapa hari berada di rumah besar bak istana, membuat Ayla merasa jenuh dan juga bosan. Ditambah lagi tidak ada yang dapat ia lakukan, semua kebutuhannya telah terpenuhi. Mau masak saja para pelayan tidak mengijinkan, mereka terlalu patuh dengan aturan Wibbi yang melarang Ayla untuk melakukan pekerjaan di rumah itu.Jika Ayla memaksakan diri, maka karir para koki akan tamat tak mendapat pekerjaan alias dipecat. Itulah ancaman Wibbi pada para pelayan atau pun koki yang ada di rumahnya.Tidak boleh menginjakkan kaki di dapur, Ayla berinisiatif ingin membantu membersihkan rumah. Setidaknya dia bisa melakukan pekerjaan lain jika tidak diijinkan memasak, tapi para pelayan sudah selesai melakukannya sebelum ia keluar dari kamar. Lantas apa yang bisa Ayla lakukan supaya tidak merasa membebani sang empunya rumah?Belum lagi Ayla dibuat pusing dengan ulah Wibbi yang benar-benar memanjakannya, baju kiriman dari butik beberapa hari lalu saja belum di pakai semua. K
Ayla melihat wajah Wibbi yang terlihat sangat kesal akan kehadiran Wisnu barusan. Dan karena hal itu Ayla mendapatkan celah untuk melepaskan diri dari kungkungan Wibbi, dengan cepat ia mendorong tubuh Wibbi hingga tubuh kekar itu terguling kearah samping. "Minggir ih," ucap Ayla.Ayla segera beranjak dari kasur dan berlari menuju ke kamar mandi. Wajahnya sudah memerah karena malu akibat kepergok Wisnu, atau mungkin malu karena ia justru menikmati ciuman dari Wibbi barusan. Ini pengalaman pertama baginya, sehingga perasaan Ayla campur aduk tak karuan. Ditambah lagi sensasi aneh yang Wibbi berikan padanya, membuat Ayla sesaat terhanyut dalam buai manis ciuman itu."Gila, ini benar-benar gila. Jika lama-lama berada di rumah ini, akan sangat berbahaya bagiku." Ayla mengelus dadanya. Detak jantungnya semakin menggila, apalagi wajahnya bersemu merah karena membayangkan sudah beberapa kali ia berciuman dengan Wibbi. Bukan, bukan berciuman, tapi lebih tepatnya Wibbi yang lebih d
Suasana kantin perusahaan N.H group terlihat ramai oleh para karyawan yang sedang makan siang. Termasuk Ayla yang memilih menemui Ferdy untuk makan siang bersama. "Dek, kamu magang disini berapa lama lagi sih?" tanya Ayla di sela-sela menunggu makanan yang mereka pesan datang."Minggu depan ini selesai kak, kenapa?" Ferdy balik bertanya."Makasih ya mbak." ucap Ferdy pada pelayan yang mengantar makanan mereka dan menghidangkan di meja. Lalu setelah mengatakan 'sama-sama' pelayan itu pergi."Ya nggak pa-pa, kakak pengen balik ke Surabaya aja dek. Disini tuh nggak enak." ucap Ayla. Sambil menarik piring makannya.Ferdy mengerutkan keningnya, "Apa Abang ipar jahat sama kakak?" tanya Ferdy penasaran. Karena tidak mungkin kalau tanpa alasan yang jelas tiba-tiba Ayla meminta pulang ke Surabaya. Apalagi selama seminggu lebih Ayla tinggal di rumah Wibbi, dan Ferdy tidak tahu apa saja yang Wibbi lakukan pada kakak kesayangannya selama tinggal disana.
Langkah kaki Wibbi terlihat tergesa-gesa menuju keruangan kerjanya, tujuannya hanya ingin segera bertemu Ayla. Menjelaskan kesalahpahaman yang tadi dilihat oleh Ayla saat berada diruang meeting. Walau kondisi tubuh Wibbi terasa sangat panas seperti sedang terbakar. Tapi Wibbi harus mengesampingkan itu semua karena hal yang lebih penting saat ini adalah menjelaskan kondisi yang sebenarnya pada sang istri.Wibbi tidak ingin kesalahpahaman itu semakin memperburuk keadaan. Karena yang Wibbi tahu, saat ini Ayla masih belum bisa menerimanya sepenuh hati. Hal itu juga yang menjadi ketakutan Wibbi kalau Ayla akan semakin menjauh darinya. Perlu diketahui jika saingan Wibbi sangatlah berat untuk mendapatkan hati Ayla.Wibbi sudah mencurigai jika ada yang salah dengan minuman yang ia minum saat berada di ruang meeting. Ditambah lagi kedatangan sosok Adisti yang hadir di saat rapat, menambah kecurigaan Wibbi semakin kuat jika semua itu pasti ada hubungannya dengan Surya.Su
Wibbi semakin liar menjelajahi setiap inci tubuh Ayla. Persetan dengan semua kewarasan yang tadi sempat ia agung-agungkan. Kini Wibbi benar-benar sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak dalam dirinya yang mendesak minta segera di tuntaskan. Apalagi tubuh Ayla yang mulai pasrah dan menikmati setiap cumbuannya, membuat Wibbi semakin terpacu dengan gairah."M-mas ... He-hentikan mas, jangan seperti ini. Lepasin mas, nanti kalau ada yang kesini gimana?" ucap Ayla gugup dan berusaha menghentikan perbuatan Wibbi yang semakin menjadi terhadapnya. Karena Ayla sadar jika mereka saat ini masih berada di kantor."Aku tak akan berhenti, sayang. Dan jangan memintaku untuk berhenti sekarang. Kamu adalah milikku, selamanya akan tetap jadi milikku. Memilikimu seutuhnya adalah hal yang paling aku inginkan dalam hidupku." ujar Wibbi dengan suara serak. Kemudian ia membungkam bibir mungil Ayla dengan sebuah ciuman yang semakin dalam dan menuntut.Bahkan kini Wibbi tidak mem
Suara nyaring dering ponsel berbunyi. Ayla yang masih berbaring di ranjang terkejut dan mencari arah sumber suara. Dengan menarik selimut untuk menutupi tubuh dan beringsut ke sisi ranjang mencari bajunya yang sudah teronggok di atas lantai. Dengan meringis menahan perih di bagian inti bawahnya, membuat Ayla sedikit kesulitan.Setelah menemukan baju dan juga celana kerjanya, Ayla kemudian merogoh saku celana dan mengambil barang berbentuk persegi panjang tersebut untuk melihat siapa yang sedang menghubunginya. "Devi?" gumamnya pelan saat melihat siapa nama yang sedang menghubunginya."Hallo, Dev.""Setelah lama tidak menghubungiku, kini aku dengar kalau kamu tinggal di rumah lelaki brengsek itu. Katakan padaku, apa maksudnya itu? Hah?" semprot Devi saat telepon baru saja tersambung. Membuat Ayla menjauhkan barang tersebut dari telinganya. Ayla bergidik ngeri mendengar omelan Devi yang memekakkan telinga."Apa kamu lupa bagaimana dia sudah me