Langkah kaki Wibbi terlihat tergesa-gesa menuju keruangan kerjanya, tujuannya hanya ingin segera bertemu Ayla. Menjelaskan kesalahpahaman yang tadi dilihat oleh Ayla saat berada diruang meeting. Walau kondisi tubuh Wibbi terasa sangat panas seperti sedang terbakar. Tapi Wibbi harus mengesampingkan itu semua karena hal yang lebih penting saat ini adalah menjelaskan kondisi yang sebenarnya pada sang istri.
Wibbi tidak ingin kesalahpahaman itu semakin memperburuk keadaan. Karena yang Wibbi tahu, saat ini Ayla masih belum bisa menerimanya sepenuh hati. Hal itu juga yang menjadi ketakutan Wibbi kalau Ayla akan semakin menjauh darinya. Perlu diketahui jika saingan Wibbi sangatlah berat untuk mendapatkan hati Ayla.
Wibbi sudah mencurigai jika ada yang salah dengan minuman yang ia minum saat berada di ruang meeting. Ditambah lagi kedatangan sosok Adisti yang hadir di saat rapat, menambah kecurigaan Wibbi semakin kuat jika semua itu pasti ada hubungannya dengan Surya.
Su
Ay itu sebenarnya sangat senang jika ada yang menunggu kelanjutan cerita Ay ini, tapi tolong sabar jika Ay belum bisa up bab baru. Dan makasih banyak untuk yang masih setia menunggu kelanjutannya 🙏🙏..
Wibbi semakin liar menjelajahi setiap inci tubuh Ayla. Persetan dengan semua kewarasan yang tadi sempat ia agung-agungkan. Kini Wibbi benar-benar sudah tidak sanggup lagi menahan gejolak dalam dirinya yang mendesak minta segera di tuntaskan. Apalagi tubuh Ayla yang mulai pasrah dan menikmati setiap cumbuannya, membuat Wibbi semakin terpacu dengan gairah."M-mas ... He-hentikan mas, jangan seperti ini. Lepasin mas, nanti kalau ada yang kesini gimana?" ucap Ayla gugup dan berusaha menghentikan perbuatan Wibbi yang semakin menjadi terhadapnya. Karena Ayla sadar jika mereka saat ini masih berada di kantor."Aku tak akan berhenti, sayang. Dan jangan memintaku untuk berhenti sekarang. Kamu adalah milikku, selamanya akan tetap jadi milikku. Memilikimu seutuhnya adalah hal yang paling aku inginkan dalam hidupku." ujar Wibbi dengan suara serak. Kemudian ia membungkam bibir mungil Ayla dengan sebuah ciuman yang semakin dalam dan menuntut.Bahkan kini Wibbi tidak mem
Suara nyaring dering ponsel berbunyi. Ayla yang masih berbaring di ranjang terkejut dan mencari arah sumber suara. Dengan menarik selimut untuk menutupi tubuh dan beringsut ke sisi ranjang mencari bajunya yang sudah teronggok di atas lantai. Dengan meringis menahan perih di bagian inti bawahnya, membuat Ayla sedikit kesulitan.Setelah menemukan baju dan juga celana kerjanya, Ayla kemudian merogoh saku celana dan mengambil barang berbentuk persegi panjang tersebut untuk melihat siapa yang sedang menghubunginya. "Devi?" gumamnya pelan saat melihat siapa nama yang sedang menghubunginya."Hallo, Dev.""Setelah lama tidak menghubungiku, kini aku dengar kalau kamu tinggal di rumah lelaki brengsek itu. Katakan padaku, apa maksudnya itu? Hah?" semprot Devi saat telepon baru saja tersambung. Membuat Ayla menjauhkan barang tersebut dari telinganya. Ayla bergidik ngeri mendengar omelan Devi yang memekakkan telinga."Apa kamu lupa bagaimana dia sudah me
Plaakk!!"Dasar anak tidak berguna!"Sebuah tamparan begitu keras mendarat di sebelah pipi Adisti. Sehingga gadis muda itu meringis menahan sakit bahkan nyeri, karena hal itu Adisti sampai menitikkan air mata sambil memegang pipinya yang kebas akibat tamparan dari Surya."Pa, kenapa Papa menampar Disti? Dia sudah melakukan semua yang Papa inginkan." ucap Mama Adisti tidak terima melihat anaknya kesakitan akibat tamparan keras dari Surya. Ia menarik tubuh Adisti ke dalam pelukannya sambil membelai lembut rambut anak kesayangannya itu."Kalau dia melakukan semua rencana dengan benar, maka kejadiannya tidak akan seperti ini. Seharusnya dia bisa menaklukkan Wibbi. Bukankah aku sudah memberimu obat itu, Hah? Terus kenapa bisa kamu gagal untuk menjebaknya? Dasar anak bodoh! Tidak berguna!" amarah Surya sambil menatap tajam kearah istri dan juga anaknya. Kemudian dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa, lalu mengusap kasar wajahnya."Mereka menemuk
Hari ini adalah hari terakhir Ferdy magang di perusahaan N.H group. Bagi Ferdy banyak pengalaman yang ia dapatkan saat bekerja di perusahaan raksasa ini. Sebelum ia selesai dengan semuanya serta berpamitan dengan sesama rekan kerjanya, Ferdy berniat untuk mengambil nilai selama ia magang di perusahaan.Beberapa karyawan wanita tampak asyik berbisik satu sama lain, seakan sedang bergosip akan sesuatu berita terbaru. Pemandangan seperti itu sudah hal yang wajar di kalangan para karyawan yang ada di N.H Group. Dan Ferdy sudah terbiasa karenanya."Tukang gosip." gumam Ferdy sambil berlalu melewati beberapa karyawan wanita yang sedang menatap layar ponsel mereka masing-masing sambil berbisik.Setelah memasuki ruangan manager, Ferdy di arahkan supaya menghadap langsung ke ruangan CEO jika ingin meminta nilai magangnya. CEO yang tidak lain adalah Wibbi Nugraha, kakak iparnya.Walau Ferdy penasaran alasan di balik itu, Ferdy memilih diam dan mengikuti perin
Sebuah foto kakaknya sedang berpelukan dengan Abram di sebuah cafe terpampang jelas di layar ponsel yang masih ada di tangannya. Sedangkan di slide yang lain, ada juga foto kakaknya sedang bersama dengan Wibbi. 'Apa karena ini kak Ay tidak berada disini?' batin Ferdy."Aku bisa saja mengklarifikasi semuanya. Tapi klarifikasi dari aku saja tidak akan cukup." ucap Wibbi bersikap tenang. "Gosip ini bisa berimbas pada saham perusahaan, bagiku mungkin tidak akan berpengaruh besar. Tapi bagaimana dengan dia? Perusahaannya baru saja berdiri. Pasti akan sangat mempengaruhi."Walaupun di dalam hati Wibbi menahan amarah yang begitu besar akan gosip murahan tersebut, tapi ia berusaha tenang di depan Ferdy. Karena Wibbi tidak ingin semua rencananya gagal jika ia salah melangkah. Untuk kali ini, mungkin bisa di bilang Wibbi adalah orang yang egois, dengan memanfaatkan Ferdy sebagai pion untuk menjalankan rencananya.Tidak ada cara lain bagi Wibbi selain melakukan
Ingin sekali Ayla segera pergi meninggalkan tempat itu. Tenggorokannya seakan kering tiba-tiba, sekedar untuk menelan ludahnya sendiri saja Ayla sangat kesulitan. Saat ini Ayla benar-benar takut jika Wibbi akan meluapkan emosinya. Terlebih sebelumnya Wibbi sudah memberi peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan Abram.Apa mungkin karena gosip yang beredar di berbagai media elektronik atau pun berita online di beberapa akun gosip di media sosial itu yang membuat Wibbi mengajaknya berlibur mendadak? Karena akan terasa sangat aneh jika tanpa alasan Wibbi membawanya pergi berlibur begitu saja."Apa yang akan kamu jelaskan padaku, terkait gosip itu. Hem?" tanya Wibbi yang kemudian mengangkat tubuh Ayla supaya berada di pangkuannya. Tangan Wibbi melingkar erat di perut Ayla dengan dagunya menempel di pundak Ayla sehingga hembusan napas Wibbi terasa hangat menerpa pipinya.Glegg!!Mendapat perlakuan seperti itu sontak membuat jantung Ayla berdebar 3 kali
Dua Bulan kemudian ...Setelah menemui apa yang di inginkan, terlihat dua orang pria beda generasi saling berjabat tangan. Pertanda tercapainya sebuah kesepakatan kerjasama telah terjalin dengan baik. "Senang bekerjasama dengan anda Tuan Surya." ujar Abram sambil tersenyum ramah.Surya tertawa. "Aku juga anak muda, semoga setelah perusahaan ini berada di tangan anak muda seperti kamu. Bisa menjadi perusahaan properti terbesar di negeri ini." ucap Surya sambil menepuk lengan Abram."Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk itu, Tuan Surya. Karena saya juga masih baru dalam hal ini." ujar Abram sambil tersenyum."Kamu terlalu merendah anak muda. Tapi aku sangat yakin kamu sangat kompeten dalam bidang ini." ucap Surya"Terimakasih atas pujian dan kepercayaan anda tuan Surya."Setelah selesai dengan pembahasan bisnis, mereka pun kini sama-sama berjalan keluar dari ruangan VIP yang ada di sebuah restoran. Pertanda jika kerjasama yang s
"Ka-kalian sedang apa?" suara seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan mengalihkan perhatian ketiganya. Seketika kini wajah Wibbi memucat saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.'Oh God, sepertinya bencana telah datang.' batin Wisnu mengusap wajahnya."Sayang, ternyata kamu sudah datang?" tanya Wibbi melepaskan diri dari Mayang dan melihat Ayla dengan tatapan cemas. Wibbi takut jika istrinya akan salah paham.'Sayang?' batin Mayang sambil mengurai pelukannya dan melihat ke arah Wibbi dan juga Ayla secara bergantian. Kemudian dia mengusap sisa air matanya dengan punggung tangannya. Tatapan mata bingung akan situasi di depannya, membuat Mayang sejenak lupa akan kesedihannya sendiri.Ayla tidak menjawab pertanyaan Wibbi, ia melihat kearah Wisnu seolah ingin tahu ada apa sebenarnya. 'Jangan tanya padaku nona. Aku sendiri juga tidak tahu harus jawab apa.' batin Wisnu saat mendapat tatapan Ayla.Wibbi melihat sekilas kearah Wisnu,
Setelah Wibbi menjelaskan semua yang terjadi, dan kenapa toko perhiasan milik Maria kini menjadi atas nama Ayla. Membuat Ayla mengerti, bagaimana penderitaan suaminya selama ini. Surya dan istrinya selalu berusaha mengambil semua yang menjadi hak milik Wibbi, dan sudah selayaknya Wibbi mengambil kembali apa yang telah di rampas oleh keluarga Surya selama ini. Termasuk toko perhiasan yang ada di Surabaya. Ayla tidak tahu apakah pantas jika mengatakan bahwa apa yang di lakukan oleh suaminya selama ini akibat dari perbuatan Surya dan keluarganya? Karena Surya dan keluarganya membuat sosok Wibbi menjadi seperti saat ini. Ia tidak akan mengampuni siapapun yang telah membuat sumber kebahagiaannya di usik. Kematian kedua orangtua Wibbi sebagai bukti, bahwa uang dapat merubah seseorang menjadi gelap mata dan menghalalkan segala cara. Termasuk menghilangkan nyawa sekalipun, dan itulah yang Surya lakukan. Kini Wibbi dan Ayla bisa hidup lebih tenang tanpa ad
Setelah pesta ulang tahun pernikahan pertama yang di adakan di Surabaya. Wibbi dan Ayla berencana untuk tinggal beberapa hari lagi di kota pahlawan tersebut. Wibbi memilih tinggal di sebuah hotel berbintang yang ada di kota itu, anggap saja ini liburan sekaligus bulan madu untuk mereka. Walau sebenarnya Wibbi telah merencanakan untuk mengajak Ayla berbulan madu ke Paris dalam waktu dekat. Ayla perlahan membuka matanya saat tercium aroma harum khas makanan kota Surabaya, yaitu lontong balap. "Ayo bangun sayang, sarapan dulu. Setelah ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Wibbi duduk di sisi ranjang di samping Ayla. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut di wajah dan pipi Ayla. "Kemana mas?" tanya Ayla dengan suara parau karena bangun tidur. "Nanti kamu akan tahu." ucap Wibbi lalu kemudian mengecup kening Ayla. "Hem, baiklah. Aku akan mandi dulu sebelum sarapan." jawab Ayla. Ayla pun membuka selimut yang menutupi
Sebuah restoran yang ada di kota Surabaya mendadak hari ini terlihat sangat ramai, tidak seperti biasanya. Bahkan dari pagi hari hingga sore menjelang malam tidak ada hentinya tamu datang silih berganti. Beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik juga terlihat di sekitar lokasi. Ada apakah dengan restoran tersebut? Ternyata hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan pebisnis terkenal di seluruh pelosok negeri, bukan hanya di dalam Indonesia saja namanya menjadi bahan perbincangan. Pebisnis muda itu juga menjadi salah satu orang yang sangat berpengaruh di seluruh Asia. Siapa lagi kalau bukan Wibbi Nugraha. Tidak heran selama acara berlangsung begitu banyak tamu penting dari kalangan pejabat, artis, bahkan pengusaha yang datang silih berganti untuk memenuhi undangan dan memberikan selamat. Dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh para wartawan untuk memburu berita terbaru. Awalnya Ayla tidak menyangka jika pesta ulang tahun pernikahan
"Come on, Baby. Jangan marah-marah lagi. Aku melakukannya untukmu, sayang. Aku bisa menjelaskan semuanya." ucap Wibbi yang mengekori langkah kaki Ayla yang berjalan menuju ke kamar yang ada di rumah lamanya."Berapa banyak lagi kebohongan yang mas lakukan? Aku yakin ini bukan satu-satunya yang tidak aku ketahui." ucap Ayla dengan wajah kesalnya."Percayalah, aku tidak ada niat untuk membohongimu, sayang. Kamu tahu betul bagaimana kondisi kita dulu, mana mungkin aku dengan terang-terangan mengatakannya." ucap Wibbi berusaha membujuk Ayla yang masih di kuasai emosi.Ayla berhenti sebentar dan berbalik badan melihat Wibbi yang masih terus mengikutinya. "Alasan. Semua pasti sudah mas rencanakan, iya kan?" ucap Ayla dengan tatapan mata tajamnya."Percayalah, aku melakukannya karena tidak mau ada orang lain yang bisa memberimu lebih dari apa yang bisa aku lakukan untukmu, sayang." ucap Wibbi yang berusaha mendekati Ayla. Meyakinkan istri
Setelah selesai dengan urusannya, kini Abram memilih untuk keluar dari ruangan Wibbi. Apalagi jumpa pers telah usai, sehingga tidak ada lagi yang harus ia lakukan di tempat itu. Perasaan lega karena kini semua masalah telah teratasi membuat Abram memilih menuju ke kantornya. "Maaf, maaf Pak." ucap seorang gadis muda yang tidak sengaja menabrak Abram karena sedang terburu-buru. "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati." ucap Abram ramah dan membantu gadis itu mengumpulkan beberapa berkas yang jatuh berserakan. "Ini." ucap Abram memberikan berkas yang sudah terkumpul di tangannya kepada gadis itu. Namun gadis itu menatap Abram tak berkedip. "Gantengnya, mirip oppa-oppa Korea." gumam gadis itu tanpa sadar. Ia mengagumi ketampanan Abram. Mendengar itu Abram mengerutkan keningnya, ia menoleh ke kiri dan kanannya untuk melihat siapa yang sedang di maksud gadis di depannya itu. "Hey, kenapa malah melamun? Ini berkas kamu." ucap Abr
Di sebuah ruangan CEO yang ada di Surya Jaya Properti terlihat dua lelaki sedang duduk saling berhadapan. Suasana canggung diantara mereka sangat jelas terlihat. Mereka berdua sama-sama tidak tahu harus mulai dari mana pembicaraan yang cocok untuk keduanya. Suasana ruangan sangat hening seperti tak berpenghuni, hanya detak jam di dinding seolah menandakan jika masih ada tanda-tanda kehidupan dalam ruangan itu. Kedua lelaki itu seperti larut dalam pikirannya masing-masing, setelah kejadian di ruang rapat tadi membuat Surya tidak dapat berkutik. Kini baik Wibbi dan juga Abram berada di dalam ruang CEO setelah rapat menegangkan itu selesai. Sedangkan Ferdy memilih untuk melihat-lihat area kantor Surya Jaya Properti. Sekaligus ia ingin memberikan waktu untuk Wibbi dan Abram saling bicara. "Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan terimakasih padamu. Tapi aku sangat senang kamu bisa membantuku untuk menyelesaikan semuanya." ucap Wibbi memecah keheningan.
Di perusahaan Surya jaya properti pagi ini terlihat mulai sibuk. Tak seperti biasa, para karyawan hari ini tampak sangat tegang dari hari biasanya. Karena pagi ini pimpinan baru di perusahaan tersebut akan datang. Yaitu orang yang memegang saham tertinggi di perusahaan.Para manager dan staff dari berbagai devisi terlihat berdiri berjejer di lobby kantor untuk menyambut kedatangan pemimpin baru tersebut. Raut wajah tegang tergambar jelas dari mereka semua, berbagai pertanyaan pun timbul di benak mereka. Seperti apa pemimpin baru mereka? Dan harapan mereka hanya satu, semoga pemimpin baru perusahaan orang yang baik hati dan tidak semena-mena terhadap para karyawan.Para pemegang saham juga terlihat berdiri di teras lobi kantor, termasuk Surya dengan wajah cemas. Sebentar-sebentar dia melihat kearah arloji yang berada di tangannya. 'Kenapa sampai jam segini belum datang juga?' batin Surya penuh tanya.Sebenarnya saat mendengar kabar jika pemegang saham terbe
"Ka-kalian sedang apa?" suara seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan mengalihkan perhatian ketiganya. Seketika kini wajah Wibbi memucat saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.'Oh God, sepertinya bencana telah datang.' batin Wisnu mengusap wajahnya."Sayang, ternyata kamu sudah datang?" tanya Wibbi melepaskan diri dari Mayang dan melihat Ayla dengan tatapan cemas. Wibbi takut jika istrinya akan salah paham.'Sayang?' batin Mayang sambil mengurai pelukannya dan melihat ke arah Wibbi dan juga Ayla secara bergantian. Kemudian dia mengusap sisa air matanya dengan punggung tangannya. Tatapan mata bingung akan situasi di depannya, membuat Mayang sejenak lupa akan kesedihannya sendiri.Ayla tidak menjawab pertanyaan Wibbi, ia melihat kearah Wisnu seolah ingin tahu ada apa sebenarnya. 'Jangan tanya padaku nona. Aku sendiri juga tidak tahu harus jawab apa.' batin Wisnu saat mendapat tatapan Ayla.Wibbi melihat sekilas kearah Wisnu,
Dua Bulan kemudian ...Setelah menemui apa yang di inginkan, terlihat dua orang pria beda generasi saling berjabat tangan. Pertanda tercapainya sebuah kesepakatan kerjasama telah terjalin dengan baik. "Senang bekerjasama dengan anda Tuan Surya." ujar Abram sambil tersenyum ramah.Surya tertawa. "Aku juga anak muda, semoga setelah perusahaan ini berada di tangan anak muda seperti kamu. Bisa menjadi perusahaan properti terbesar di negeri ini." ucap Surya sambil menepuk lengan Abram."Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk itu, Tuan Surya. Karena saya juga masih baru dalam hal ini." ujar Abram sambil tersenyum."Kamu terlalu merendah anak muda. Tapi aku sangat yakin kamu sangat kompeten dalam bidang ini." ucap Surya"Terimakasih atas pujian dan kepercayaan anda tuan Surya."Setelah selesai dengan pembahasan bisnis, mereka pun kini sama-sama berjalan keluar dari ruangan VIP yang ada di sebuah restoran. Pertanda jika kerjasama yang s