Ayla pun bergegas menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu. Dan benar saja kini Abram telah berdiri di depan pintu rumahnya dengan membawa paper bag serta kantong kresek yang di perkirakan ada buah di dalamnya.
"Hah?! Ternyata aku tidak mimpi, ini beneran kakak yang datang?" ucap Ayla dengan sorot mata yang berbinar bahagia. Untuk meyakinkan jika ini bukan mimpi, Ayla mencubit pelan kedua pipinya. "Auw sakit, ini nyata," gumam Ayla.
Setahu Ayla, Abram masih ada di Surabaya. Dan kini tiba-tiba sudah berada di depan pintu rumahnya, tentu saja itu membuat Ayla terkejut. Lantas kenapa tiba-tiba Abram ada di Jakarta sekarang ini? Terbersit pertanyaan itu di benak Ayla.
Abram yang melihat reaksi Ayla, mengerutkan keningnya "Kenapa? Kaget lihat aku ada di sini?" Tanya Abram dengan memajukan kepalanya mendekati wajah Ayla.
"Bu-bukan gitu kak, aku kira kakak masih ada di Surabaya," ucap Ayla gugup karena posisi Abra
Di sebuah ballroom hotel berbintang di kawasan Jakarta terlihat begitu meriah. Banyak tamu dari kalangan pebisnis yang datang. Karena malam ini adalah pembukaan cabang perusahaan milik Abram yang ada di Jakarta. Perusahaan yang bergerak di bidang properti.Abram terlihat sangat sibuk ngobrol dengan para koleganya, sedangkan Ayla terlihat bosan dengan suasana pesta yang cukup ramai itu, "Kalau kamu bosan duduklah di sana, nanti aku akan menyusulmu," bisik Abram saat tahu jika Ayla sudah mulai bosan.Dengan senyum sumringahnya Ayla mengangguk senang, kemudian Ayla berjalan menuju ke arah meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, "Kenapa Devi lama sekali sih? Katanya cuma sebentar menjemput Ferdy, ini dari tadi kok belum datang sih?" keluh Ayla yang memang berharap jika Devi akan segera datang bersama dengan adiknya.Tiba-tiba perut Ayla berbunyi, pertanda sedang meminta asupan makanan. Ayla pun beranjak dari duduknya dan b
Abram menemani Ayla sampai selesai makan. Kemudian ia berpamitan pergi untuk menemui rekan bisnisnya lagi. Karena memang banyak tamu yang hadir di acara tersebut, banyak juga dari perusahaan lain yang tertarik untuk berinvestasi dan bergabung ke dalam perusahaan milik Abram.Ayla masih setia duduk di mejanya menunggu sampai acara tersebut selesai. Perasaan bosan tentu saja menghinggapinya saat ini, di tambah lagi Devi belum datang juga hingga sekarang.Dari kejauhan terlihat sepasang wanita dan lelaki muda menghampiri Ayla, "Wow kamu terlihat sangat cantik Ay," puji Devi yang melihat Ayla sedang duduk melamun di salah satu meja. Ayla menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata yang datang adalah Devi dan Ferdy."Ish, ish, kalian lama sekali sih, hampir aja aku mati bosan di sini," gerutu Ayla sambil memanyunkan bibirnya ke depan seolah sedang ngambek.Melihat tingkah Ayla membuat Devi terkikik sambil menutupi mulutny
Tak ada jawaban dari Wibbi, ia mengarahkan pandangan matanya ke tangan Abram yang masih menggenggam jemari Ayla. Wibbi meraih gelas di depannya yang telah terisi dengan wine.Terlihat Wibbi memutar gelasnya, kemudian dengan sekali tenggak gelas itu sudah terlihat kosong. Kini tatapan matanya tajam melihat ke arah Ayla, "Aku sarankan, sebaiknya tuan muda Adi Tama lebih selektif dalam memilih pasangan. Dan sebaiknya Tuan muda Adi Tama memastikan dulu siapa wanita itu sebelum mendekatinya atau menjadikannya sebagai kekasih, tidak jarang wanita jaman sekarang mengaku masih gadis padahal dia sudah mempunyai suami." sarkas Wibbi dengan tatapan mata yang sulit di artikan.Degg!!Mendengar ucapan Wibbi, hati Ayla tiba-tiba tersadar. Walau bagaimanapun juga statusnya kini masih istri sah dari Wibbi Nugraha. Bagaimana bisa ia bermimpi untuk bersama dengan Abram?Sorot mata Wibbi yang terus mengarah kepadanya, membuat A
Abram tersenyum melihat Ayla, tidak di sangka ternyata Ayla masih polos seperti dulu. Begitulah yang ada di pikiran Abram saat ini. Padahal dengan jelas Abram mengakuinya sebagai kekasih tanpa persetujuan darinya. Tentu itu akan membuat Abram merasa bersalah."Aku merasa tidak enak jika kamu marah karena kejadian tadi. Aku bertindak tanpa merundingkannya denganmu terlebih dahulu. Tapi percayalah semua yang aku lakukan hari ini semata-mata karena ingin melindungimu, Ay," ucap Abram."I-iya kak, aku tahu, kakak melakukan semua itu juga pasti punya alasan, dan aku juga yakin jika itu semua untuk kebaikanku, kak." ucap Ayla.Abram tersenyum, kemudian ia mengacak pucuk rambut Ayla, "Sebenarnya akulah yang sengaja mengirim undangan ke perusahaan N.H group," ucap Abram sambil menoleh melihat bagaimana reaksi Ayla, "Aku berharap supaya kamu bisa bertemu dengannya. Setidaknya setelah pertemuan kalian malam ini, akan mudah untukmu menemuinya
"Sementara ini belum ada informasi terbaru yang saya terima Tuan muda. Hanya saja ..." Wisnu menggantung kata-katanya karena ia tidak yakin mengatakannya. Dan Wisnu juga berpikir apakah Wibbi tertarik dengan informasi ini."Ehem, ..." Wibbi berdehem, pertanda jika ia mengijinkan Wisnu untuk melanjutkan kata-katanya."Ini informasi soal tempat tinggal Nona Ayla." Ucap Wisnu sedikit lebih berhati-hati, karena Wisnu tahu jika Tuan mudanya saat ini sedikit sensitif mengenai apapun tentang Ayla.Wibbi seketika menghentikan aktivitasnya, ia mendongak melihat ke arah Wisnu. "Katakan!!" Perintah Wibbi."Mengenai tempat tinggal Nona Ayla saat ini, ternyata rumah tersebut adalah pemberian dari Tuan muda Adi Tama,"Brakk!!Wibbi menggebrak mejanya dengan kuat, sampai-sampai Wisnu terlonjak karenanya. "APA??!!" Teriak Wibbi terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh Wisnu."I-
Setelah memerintahkan kepada Ayla untuk ke ruangannya, Wibbi berjalan dengan langkah panjangnya meninggalkan area pantry. Sementara Ayla berlari mengikuti Wibbi di belakangnya. "Kenapa lagi sih dia? Orang satu ini sangat susah di tebak apa maunya." Gerutu Ayla sambil berlari kecil mengejar Wibbi yang mulai menjauh.Wibbi tiba-tiba menghentikan langkahnya, sehingga membuat Ayla yang berlari kecil mengejar Wibbi menabrak punggungnya. "Auw," teriak Ayla sambil mengusap keningnya. "Tuan muda yang terhormat, anda kalau mau berhenti itu ngomong dulu dong. Kalau nabrak gini kan sakit, mana punggung kamu itu keras lagi." Gerutu Ayla yang kesal.Mendengar ocehan Ayla yang seakan menyalahkan dirinya, Wibbi pun berbalik badan lalu menatap ke arah Ayla, "Kamu berani menyalahkan ku?" Tanya Wibbi sambil menunjuk ke dirinya sendiri.Degg!!Ayla menyadari sesuatu jika Wibbi adalah tipe pendendam. Ia pun dengan sigap memundurk
Belum hilang keterkejutan Ayla karena melihat map dokumen yang begitu banyak, kini ia harus di kejutkan dengan perintah Wibbi yang seakan di luar prediksinya."Wey!! Apa kamu sudah gila?! Dokumen sebanyak ini mau di kerjakan semalaman juga tidak akan selesai." Ucap Ayla kesal. Lalu Ayla membanting dokumen yang ada di tangannya ke atas meja. "Aku tidak mau mengerjakannya lagi, kamu cari saja sekertaris kamu itu. Seharusnya dia yang mengerjakan tugas seperti ini bukan aku."Melihat Ayla yang begitu kesal, membuat Wibbi menyeringai senyum meremehkan. "Kenapa? Apa kamu sudah tidak sanggup? Yang menentukan tugas ini harus dikerjakan oleh siapa itu adalah aku. Kamu pikir siapa kamu yang berani mengaturku? Sudahlah, lakukan saja tugas kamu dengan benar supaya adik kamu tidak mengalami kesulitan disini." Ucap Wibbi.Ayla membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Wibbi barusan. Bisa-bisanya Wibbi mengancamnya lagi. Se-menyenang
Di sebuah supermarket terlihat antrian begitu panjang ke arah meja kasir. Maklum saja karena hari ini adalah weekend, jadi banyak para pekerja kantoran yang libur di hari ini. Tak terkecuali Ayla, ia juga terlihat ikut mengantri di sana dengan di temani sang adik (Ferdi).Banyaknya belanjaan di dalam troli mereka berdua, membuat troli tersebut penuh dengan berbagai macam sayuran dan juga aneka kebutuhan yang lain. Dan memang Semenjak di Jakarta, Ayla memilih belanja seminggu sekali untuk mengisi persediaan di dalam kulkasnya.Mengingat kesibukan mereka berdua jadi maklum saja kalau mereka tidak mempunyai banyak waktu luang hanya untuk sekedar belanja keperluan dapur. Di tambah lagi akhir-akhir ini Ayla sering lembur, maka semakin sedikit waktu senggang yang ia miliki.Setelah cukup lama mengantri, kini giliran Ayla dan Ferdi untuk membayar belanjaan mereka di kasir. Ayla mengeluarkan satu persatu isi di dalam troli untuk di hi