*****
"Kamu beli mobil merek lain, padahal kamu itu kerja di brand mobil mewah yang kelasnya jauh di atas mobil tadi. Saya tidak menyangka kamu tega mengkhianati perusahaan sendiri apalagi secara terang-terangan menunjukkannya di sini," protes Jonathan pada Xavera.
“Kamu itu CMO di sini. Bagaimana mungkin kamu melakukan semua itu? Astaga, saya benar-benar tidak percaya dengan semua ini,” tambah Jonathan.
Wanita seksi itu hanya memutar bola mata malas mendengar ocehan CEO-nya yang sembarang menjudgenya tanpa meminta penjelasan terlebih dahulu.
"Lagi pula, kenapa harus diantar ke kantor ini. Kamu mau pamer sama semua orang? Kalau kamu bisa beli mobil harga 3 milyar itu? Kalau kamu mau, saya bisa kasih kamu mobil mewah keluaran perusahaan kita ini." Jonathan terus mengomel bahkan semakin menjadi-jadi.
Kellan adalah biang dari semua masalah hidup Xavera kali ini. Dia cukup menyesal mau menerima pernyataan cinta pria itu. Xavera pikir Kellan adalah sosok makhluk Tuhan berjenis kelamin berbelalai panjang yang tidak akan bersikap kekanakan yang lapang dada menerima setiap keputusan. Wanita itu juga menyangka jika Kellan adalah sosok pria dewasa yang siap menjadi kepala rumah tangganya kelak. Akan tetapi, semua hanyalah omong kosong, sikap over posesif dan obsesinya membuat Xavera mendadak il-feel padanya.
"Sir Jonathan, izinkan saya, Xavera Grizelle memberikan penjelasan. Sedari tadi, Sir, sudah bicara panjang lebar tanpa meminta saya menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Apakah sekarang saya sudah boleh untuk berbicara?" tanya Xavera dengan suara penuh penekanan dan sangat formal pada Jonathan.
Jonathan membelakangi Xavera sambil menatap jendela dengan kedua tangan di belakang tubuhnya. "Ya, silakan. Jelaskan apa yang terjadi sebenarnya," Jonathan memberikan kesempatan Xavera.
"Begini Sir Jonathan. Pertama, saya tidak pernah membeli mobil itu karena saya tentu tidak punya uang sebanyak itu. Saya masih memiliki tanggungan mobil kreditan dan juga apartemen yang cukup besar angsurannya. Apalagi, Sir, pasti tahu dengan jelas berapa besar gaji saya, karena Sir Jonathan yang menandatangainya. Kedua, mobil itu merupakan pembelian mantan pacar saya. Saya sudah berusaha keras menolak untuk menerimanya, tetapi dia melakukan hal nekat dengan mengirimkan barangnya langsung ke sini. Mungkin dengan cara itu dia pikir, saya tidak akan menolaknya.”
Jonathan terbelalak mendengar penjelasan Xavera. Pria itu tidak menyangka jika Kellan akan sedermawan itu memberi pegawainya mobil mewah seharga 3 milyar.
CEO itu berdeham sebelum membuka mulutnya untuk menanggapi penjelasan Xavera. "Apa kamu sudah hmm ... begitu dengannya? Sampai kekasihmu itu mau membelikan mobil semahal itu?" Jonathan mengisyaratkan sebuah gerakan telunjuk dengan telunjuknya pada Xavera.
Wanita cantik nan seksi itu memutar bola matanya, mengerti dengan jelas apa yang dimaksud oleh Jonathan. Sudah tidak perlu lagi bersikap formalitas pada CEOnya kali ini.
"Saya masih ting-ting, dijamin masih ting-ting! Belum berpengalaman!" jawab Xavera dengan lagu dangdut yang sedang populer saat itu.
Jonathan menggeleng melihat tingkah absurd pegawai cantiknya yang sering kali tidak bersikap jaim di depan orang bahkan di depannya yang merupakan atasannya sekali pun.
"Saya hanya memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang pada semua pria yang pernah berhubungan dengan saya. Akan tetapi, pengecualian pria-pria yang membuat saya il-feel. Perasaan menggebu-gebu itu lenyap begitu saja seperti terbawa angin puting beliung," tutur Xavera.
Jonathan terkekeh mendengarnya. Lama-lama ia bisa saja semakin jatuh cinta dengan Xavera yang selalu menolaknya. Wanita itu begitu ajaib dan sulit ditebak.
"Ya sudah kalau begitu. Terima kasih atas penjelasannya, kini sudah tidak ada lagi kesalahpahaman antara kita berdua. Kamu bisa memberi klarifikasi pada grup kantor kita biar tidak terjadi fitnah atas dugaan demi dugaan," kata Jonathan dan ditanggapi oleh Xavera dengan acungan jempol.
"Saya pamit ke ruangan dan ke luar menemui klien. Terima kasih atas waktunya, Sir. Saya permisi dulu." Xavera melangkahkan kaki jenjangnya ke luar ruangan CEO perusahaannya itu. Ia kembali ke ruang kerjanya dan segera mengetikkan pesan panjang kali lebar di grup kantornya sebagai penjelasan yang seharusnya tidak perlu dijelaskan.
Aku akan segera mengganti warna mobil sesuai pesananmu. Apa sih yang enggak buat pacarku yang cantik 🥰 love you
Sebaris pesan yang dikirimkan setengah jam lalu oleh Kellan pada Xavera.
"Lo liat aja ntar kalo datang lagi!" gumam Xavera sambil menjulurkan lidah ke arah chat Kellan.
Wanita itu bergegas membereskan semua peralatan kerjanya. Ia memilih pulang lebih awal karena ingin menemui salah satu klien artis papan atas yang hendak ia rayu agar bersedia membeli unit terbaru mobil perusahaannya. Beberapa klien petinggi penting atau artis-artis papan atas yang tersohor, biasanya langsung Xavera sendiri yang menghandel.
Segera mungkin ia memacu mobil mungilnya menuju salah satu mall besar di kawasan Ibu kota. Xavera mentap kaca spion untuk membenahi dandanan sebelum turun, ia harus tetap menjaga penampilannya. Bukan untuk menggoda sang klien, hanya saja penampilan terbaik akan memberikan kesan yang baik pula. Langkah kakinya begitu penuh percaya diri. Ia segera mengambil ponsel untuk melihat balasan chat kliennya, tapi seketika langkah Xavera terhenti.
"Yah, sialan! Gue udah buru-buru ke sini malah dicancel. Dasar artis!" gumam Xavera yang mendadak sedikit kecewa karena kliennya tiba-tiba membatalkan jadwal pertemuan mereka karena ada syuting dadakan.
Kejadian seperti itu bukan pertama kali terjadi pada Xavera, sehingga ia sudah bisa menganggapnya biasa saja. Wanita itu meneruskan langkah kakinya menuju salah satu store brand pakaian. Ia memilah milih, tapi tidak ada satu pun yang cocok dengan seleranya. Wanita itu kembali ke luar dan berjalan tidak punya arah.
Kedua mata elangnya menangkap sosok yang sepertinya ia kenal dari eskalator. Xavera memicingkan kedua matanya, memastikan jika sinyal cintanya tidak salah deteksi. Tidak perlu diragukan lagi itu benar jodohnya.
Pria muda memakai jaket hitam membawa bungkusan gitar di punggungnya. Beberapa wanita muda menatap pria itu penuh minat dan sukses membuat Xavera geram.
"Emang feeling gue selalu tepat. Kalo jodoh gak lari ke mana, bisa-bisanya ketemuan di sini. Ah, semangat mengejar, Xa. Gas terus sampe dapet," gumam Xavera dengan wajah memerah.
Dengan langkah pasti dan mantap, ia berjalan menuju Tezza. Tanpa ragu ia melingkarkan lengannya ke lengan Tezza membuat pria muda itu menatapnya lekat dan sekaligus terkejut. Satu per satu gadis muda yang mendekati Tezza pergi melihat Xavera yang memeluk lengan pria itu sambil tersenyum mengerikan pada mereka semua.
“Apa yang kau lakukan?” protes Tezza saat melirik lengannya.
“Pegangi jodoh aku dong, takut kabur,” jawab Xavera tidak merasa bersalah.
"Kau penguntit?" tuding Tezza sambil mencoba melepaskan pelukan pada lengannya.
Xavera mendelik ke arah Tezza. "Emangnya aku sekurang kerjaan itu jadi penguntit." Wanita itu mengibaskan rambutnya.
"Lalu? Kalau Tante bukan penguntit lantas apa?" tanya Tezza dengan melipat kedua lengan di depan dada dan menaikkan sebelah alis tebalnya ke arah Xavera.
Xavera menarik napasnya lalu mengembuskannya, mengontrol diri agar tidak terpancing emosi karena panggilan sialan yang disebutkan oleh Tezza untuk dirinya.
"Kita jodoh. Jodoh akan bertemu di waktu yang tepat dan dalam keadaan tidak terduga. Aku udah bilang kan dipertemuan kita kemarin, kalo nanti kita ketemu lagi tanpa sengaja berarti kita jodoh. See! Kita beneran ketemu," jelas Xavera antusias.
Tezza mendengkus mendengarnya. Wajah pria itu terlihat sangat kesal.
"Saya tidak mau berjodoh dengan tante-tante seperti kau," kata Tezza penuh penekanan.
Pria itu akan melangkah meninggalkan Xavera yang melotot mendengar ucapannya, tapi dengan sigap wanita itu menahan lengan Tezza dengan sekuat tenaga sehingga Tezza berhenti dan kembali berbalik menatap Xavera malas.
"Etsss ... enak aja main ninggalin anak gadis sendirian di sini," rajuk Xavera.
"WHAT! Gadis? Kau yakin, kau masih gadis? Bukankah kau sudah tante-tante atau bahkan sudah pernah menikah?" tuding Tezza dengan rasa shock berat.
'Kalo nampol mulut bocah ini di sini, kira-kira gue kena pasal gak yah? Enak aja ngatain gue udah pernah nikah? Emang muka gue setua itu apa? Setan juga ternyata nih laki, tapi bikin gregetan pengen cium!' batin Xavera menatap nyalang Tezza.
Xavera menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan perlahan.
"Dengar calon imam dari seorang gadis cantik nan seksi seorang Xavera Grizelle. Wanita cantik di depanmu ini masih single. Belum pernah menikah, belum pernah indehoy juga, pokoknya masih suci murni. Jadi, jangan ragukan kualitas jodohmu ini, wahai calon imamku," jelas Xavera panjang lebar.
Tezza kehilangan kata-kata untuk membalas ucapan wanita di depannya itu. Wanita itu begitu percaya diri dan cukup konsisten dengan semua ucapannya dari awal pertama kali mereka bertemu. Tezza tidak ingin memperpanjang masalah dengan wanita itu, lebih baik biarkan saja wanita itu berhalusinasi dengan keinginannya. Mungkin wanita itu punya masalah kejiwaan yang cukup parah. Akan tetapi, Tezza cukup berterima kasih karena kehadirannya tadi berhasil mengusir semua gadis yang mengerumuninya bak semut bertemu gula.
"Gimana kalo kita makan dulu. Tak kenal maka tak sayang. Kita butuh pengenalan lebih dekat, memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Lagi pula, anggap saja acara makan dadakan ini adalah rasa permintamaafan aku sudah menculikmu kemarin. Aku tahu restoran jepang yang enak di Mall ini," tawar Xavera.
"Aku tidak suka makanan jepang," jawab Tezza singkat dan benar-benar angkuh sambil berjalan meninggalkan Xavera di belakangnya.
Wanita memakai highheels itu dengan cepat melingkarkan tangannya di lengan Tezza tanpa malu apalagi ragu.
"Jadi, kamu mau makan apa? Kalo makan aku, hmm ... gak boleh sekarang. Tunggu kita sudah sah," ucap Xavera dengan wajah memerah.
Tezza mengerutkan dahinya dalam lalu menggeleng. 'Sakit jiwa wanita ini sudah dalam tahap kronis sepertinya,' batin Tezza.
Pria muda itu melangkahkan kakinya menuju salah satu restoran western dan Xavera tentu saja mengikutinya. Kedua orang itu menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang makan di sana. Xavera mendelik kesal ke arah mata-mata kelaparan para wanita di sana melihat sosok Tezza.
"Lama-lama bisa gue colok juga itu mata. Kenapa sih, ngeliatin jodoh gue segitunya. Berani mati banget mereka sama gue?" gumam Xavera yang masih terdengar jelas oleh Tezza.
Pria muda itu tersenyum simpul mendengarnya. 'Bener-bener ratu iblis yang tidak ingin punya saingan. Ckckck!' batin Tezza terkekeh geli.
Pelayan itu mencuri pandang pada Tezza, bahkan wajahnya bersemu merah. Tanduk iblis Xavera seakan muncul begitu saja melihatnya, sisi posesif Xavera muncul begitu saja. Wanita cantik itu menatap Tezza yang hanya diam menunduk menatap buku menu tanpa memedulikan Xavera ataupun pelayan.
"Sayang, kamu mau pesen apa?" tanya Xavera pada Tezza. Wanita itu tiba-tiba sambil memasang senyum manis dan melirik ke arah pelayan itu.
Tezza mendongakkan wajah menatap Xavera shock.
'Fix! Wanita ini gangguan jiwa!' batin Tezza.
******
******Xavera terus tersenyum menatap lekat Tezza dengan ekspresi wajah manja membuat pria muda itu menahan diri untuk tidak muntah. Demi Tuhan, Tezza rasanya ingin segera angkat kaki dari sana tidak tahan dengan kelakuan wanita aneh bin ajaib itu, tetapi entah kenapa wanita di hadapannya ini seperti memiliki magnet dan juga ribuan cara agar dia tetap diam di sana menuruti setiap kemauan wanita itu.Pria itu memalingkan wajah karena cukup gerah karena terus ditatap tanpa henti. Ia menatap ke sekelilingnya dan mendapati beberapa pria di sana menatap ke arah Xavera dengan tatapan buas dan liar, seakan ingin menelanjangi wanita yang duduk di hadapannya ini. Tezza melirik pakaian wanita di depannya, sebenarnya penampilannya cukup sopan. Wanita itu mengenakan dress hijau formal di atas lutut, hanya saja ketika duduk cukup memperlihatkan sebagian pahanya. Tezza sengaja melempar serbet yang ada di atas meja ke pangkuan Xavera membuat wanita itu terkejut dan ingin mengumpat ka
Hallo, jangan lupa kasih komentar dan juga review buat cerita ini yah ^^Terima kasih banyak semuanya :)*****Setelah adegan seperti di dalam drama Korea atau Cina, Xavera mengamati lekat-lekat plester di tumitnya dan memandangi wajah Tezza yang bak tembok, rata tidak memiliki ekspresi asam manis pahit. Sikap dingin dan angkuh yang ditampilkan oleh Tezza bisa membuat nyali orang yang melihatnya menciut, tapi tidak berlaku pada Xavera. Tidak ada rasa takut yang muncul di dirinya, yang ada hanyalah rasa penasaran yang kian menjadi-jadi ingin kenal lebih dekat dengan pria muda itu."Ukuran kaki berapa?" Pertanyaan yang diajukan Tezza secara tiba-tiba membuat Xavera tersentak dari lamunannya."Hah?! Apa? Gimana? Nanya apa tadi?" Xavera bertanya balik dengan wajah kagetnya."Ukuran kaki algojo ini berapa?" Ulang Tezza sambil menunjuk telapak kaki Xavera."Empat puluh dua," jawab Xavera spontan.Tezza ber
*****Tezza berhasil mengantarkan Xavera sampai ke lobi apartemen wanita itu. Benar saja apa yang dikatakan wanita yang sedang berusaha untuk turun dari motornya, jika apartemen mereka berdekatan. Ini adalah murni sebuah kebetulan, tidak mungkin wanita itu menyewa apartemen di sana hanya untuk mengelabuhinya. Xavera memegang lengan Tezza erat dan berusaha untuk turun dari jok motor yang cukup tinggi itu. Wanita itu khawatir, ia akan jatuh saat menjulurkan kakinya ke tanah. Pinggangnya cukup terasa panas dan pegal karena duduk miring di atas motor sport itu karena ia tidak terbiasa, bahkan itu adalah pertama kalinya Xavera menumpang di kendaraan roda dua yang mirip seperti yang dikendarai oleh Valentino Rossi.Xavera sibuk mengobrak abrik isi tasnya lalu menatap Tezza dengan ekspresi wajah cemas membuat Tezza mengerutkan kening."Sayang, pinjem ponsel kamu dong. Ponsel aku ke mana yah? Kok gak ada di tas aku," ucap Xavera terlihat panik dan denga
Please banget, jangan lupa buat kasih komentar dan juga review bintang 5 buat cerita ini yah.Kalo baik hati boleh juga kirimin GEM tiap hari tanpa batas ^^Tengcuu muaaah*****Masuk ke dalam apartemennya, Xavera berjingkrak-jingkrak kegirangan. Wanita itu berputar-putar sambil memeluk erat helm pemberian Tezza ke dalam pelukannya, bahkan ia menciumi helm itu tanpa sadar."Anjrit! Lupa—ini helm penuh polusi malah gue ciam cium." Xavera bermonolog sambil mencoba membersihkan bibirnya."Icikiwirr! Gue ngerasa jadi ABG lagi kalo kayak gini tiap hari. Ngegebet cowok yang dingin-dingin empuk yang mulutnya pedes nampol kayak cabe setan, tapi bikin gue makin ketagihan dan bersemangat buat ngejadiinnya jodoh,""Tuhan—kalo boleh milih, kayaknya gue dinikahi aja sama Tezza. Gak apa-apa deh beda sebelas tahun, asal bikin bahagia terus." Doa Xavera sambil tersenyum lebar.Bagi wanita itu, tindakan T
Jangan lupa komentar dan reviewnya ya Ebebkuuuu*****Kedua bola mata Xavera membulat sempurna, rasa kantuknya hilang begitu saja saat membaca nama yang meneleponnya malam-malam begini.Mantanku Dajal 👿 is calling ....Xavera mengembuskan napas beratnya sebelum mengangkat panggilan itu. Wanita itu harus menahan diri untuk tidak terpancing emosi karena sikap bebal pria itu pada ucapannya."Baby, I miss you so bad!" "Baby bala-bala, please, jangan marah lagi. Ayo, kita sudahi perang dingin ini. Aku gak bisa diginiin sama kamu,""Aku gak kuat, aku gak mau, please, ayo kita balikan!" “Kamu mau apa? Nanti aku turuti, asal kamu gak ngambek-ngambek begini lagi.”Gejolak di dalam perut Xavera seakan ingin meledak saat mendengar ucapan lembut terkesan berlebihan keluar dari mulut seorang pria berbadan kekar dan bertampang g
HALLO! PLEASE JANGAN LUPA TINGGALIN KOMENTAR KALIAN DAN JUGA REVIEW BUAT CERITA INI YAH. HAPPY READING ^^*****"Dia bukan gebetan gue---" Xavera menggantung kalimatnya lalu menghadap Lea sepenuhnya dengan mata berbinar dan senyum lebar."Jadi?""Dia itu jodoh gue," kata Xavera antusias berbarengan dengan siraman jus jeruk ke wajahnya secara tiba-tiba.Tidak hanya Xavera dan Lea yang terkejut, tapi semua orang yang ada di restoran itu ikut terkejut dan menoleh, memperhatikan keributan yang tiba-tiba terjadi.Belum sempat Xavera membersihkan wajah dan bajunya yang basah akibat siraman jus jeruk tiba-tiba itu, kini pipinya kembali mendapatkan serangan dari sebuah telapak tangan. Seketika pipi Xavera terasa kebas dan memerah.Xavera memegangi pipi bekas tamparan, ia memilih diam dan menatap nyalang ke arah wanita memakai dress mini yang sama sekali
Hallo, jangan lupa tinggalin komentar, kasih ulasan buat cerita ini dan juga GEM yah. Thank you semuanya muaaah****Tezza menyampirkan jaket miliknya untuk menutupi bagian tubuh atas Xavera yang tercetak jelas pakaian dalamnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Xavera menoleh dan membelalakkan kedua bola matanya, tidak hanya wanita itu yang terkejut, tapi Lea, Kellan, Sarah dan semua orang di sana ikut terpana akan tindakan Tezza itu.Tezza menatap balik Xavera dan menaikkan sebelah alisnya.“Silakan lanjutkan pertengkarannya,” ucap Tezza santai.‘Dasar mulut cabe setan! Bisa-bisanya dia bicara kayak gitu di situasi kayak gini,’ rutuk Xavera dalam batinnya.Tidak bisa semudah itu Tezza pergi. Xavera dengan cekatan menahan lengan pria itu agar tetap berdiri di sampingnya. Kellan menatap tangan Xavera pada pria muda asing itu seketika tidak kuasa ingin mengamuk lagi."Kita b
Lea ternyata sudah sampai lebih dahulu dibanding Xavera atau Kellan, si empunya masalah. Ia mendesah lega karena masih memiliki waktu luang untuk melakukan video call dengan suaminya dan menceritakan secara singkat serta padat pada belahan jiwanya yang sedang berada di belahan benua lain. Menunggu sekitar dua menit lima belas detik, akhirnya wajah suami Lea muncul di layar ponselnya."Kakanda, kamu tau gak? Hari ini tuh, bener-bener kayak nano-nano," ujar Lea pada suaminya yang sedang bergelung di dalam selimut tanpa basa-basi."Hmm ... kenawhy, Adinda? Ada yang cipokan lagi di kafe? Apa mesum?" ceplos Aldebaran dengan suara serak setengah sadar.
Happy Reading^^INI BAB ENDING, SUDAH MERANGKUM SEMUANYA DI BAB INI HEHEJADI, GAK AKAN ADA EKSTRA PART YAH! KALO PUN ADA, MUNGKIN NANTI DI VERSI CETAK ^^****Tidak ada yang tidak mungkin jika terus berusaha kerasSatu petuah yang cukup dipercayai oleh Xavera di dalam menjalani kesehariannya. Tinggal jauh dari orang tuanya membuat wanita itu tumbuh menjadi seorang pekerja keras, ambisius, penuh percaya diri dan bertekad kuat. Ia mencoba peruntungan untuk hidup di ibu kota yang cukup kejam. Bekerja keras jalur halal untuk mencapai semua impiannya. Setelah melewati masa-masa kehidupan yang penuh dengan masalah, sampai akhirnya Xavera di titik di mana ia mendapatkan apa yang ia inginkan.Selama dua bulan yang lalu, kehidupan Xavera berubah total. Dirinya benar-benar merasa sangat sibuk. Pernikahan antar ne
Happy reading ^^Phew! 1 bab lagi ending bener-bener ending yah! Gak ada ekstra part wkwkwkudah Shin rangkum jadi 1 bab aja. hehe*****Dengan wajah memberengut, Xavera yang telah berganti baju keluar dari kamar sambil menggeret dua koper besar di tangannya. Xavera berjalan tanpa menoleh ke arah Tezza yang sama sekali tidak memedulikannya meskipun pria muda itu sedang duduk di sofa. Xavera mendengkus kesal ketika tahu Tezza bergeming malah memilih menyandarkan punggung pada sofa sambil menonton televisi.“Kau mau pergi? Sekarang? Apa aku harus memesankan taksi untukmu?” Pertanyaan Tezza sukses membuat tanduk Ratu Iblis Xavera muncul begitu saja.Dada wanita itu naik turun menahan gejolak amarah yang sudah siap meledak. Xavera menatap Tezza seolah ingin mencabik-cabik pria muda itu sampai mati kehabisan darah.“Kenapa kau memandangku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan ucapanku?” tanya Tezza lagi dengan e
2 bab lagi ending hehehe ^^SELAMAT MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL DENGAN PASANGAN HEBOH INI!HAPPY READING ^^******Sudah kurang lebih dua minggu terakhir ini, Xavera tinggal satu atap bersama Tezza. Wanita itu begitu senang dan juga bahagia. Mereka seakan sedang berlatih menjadi pasangan suami istri harmonis. Xavera akan pergi bekerja pada pagi hari dan sore ketika pulang kerja akan disambut dengan wajah tampan pria berondong kesayangannya. Mereka menghabiskan waktu malam berdua dengan berbagai kegiatan, mulai dari memasak bersama sampai berolahraga ranjang pada malam hari.Hari Sabtu merupakan hari bermalas-malasan bagi Xavera. Wanita cantik itu libur bekerja dan seharian akan bersantai bersama Tezza. Xavera melingkarkan lengannya ke tubuh Tezza. Memeluk pria itu dengan posesif dan menghirup aroma parfum maskulin yang menjadi favoritnya saat ini. Wanita itu mendongakkan kepalanya menatap lekat Tezza."Kenapa?" ta
Happy Reading ^^Jangan lupa komentar yang banyak buat part ini :)*****Sarah tersenyum penuh arti. Semua yang telah ia rencanakan berjalan mulus tanpa kecurigaan yang berarti dari pihak Xavera. Wanita itu sengaja memancing Xavera keluar dari tempat persembunyiannya karena Sarah telah mengetahui jika Xavera saat ini tinggal di apartemen Tezza yang memiliki akses begitu ketat untuk ditembus. Pancingannya ternyata berhasil. Dirinya tersenyum penuh kemenangan melihat balasan pesan yang dikirimkan Lea padanya.“Ternyata begitu mudah buat mancing lo keluar kandang. Kalo tau begini, dari awal gue udah ngelakuin siasat ini, biar lebih cepet gue ngelenyapin lo dari dunia ini,” gumam Sarah sambil memainkan satu gelas berisi whisky di tangannya.“Kellan, lo harus berbangga diri karena punya pacar kayak gue.” Sarah bermonolog merasa bangga atas apa yang telah ia lakukan.*****Sarah sengaja memesan secara k
Finally, bisa update lagi ^^Jangan lupa banjirin kolom komentar yah!Happy reading*******“Gue baru dapet kabar tentang kecelakaan lo. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya dugaan kesengajaan. CCTV di Kafe memperjelas kejadian itu. Polisi juga nemuin salah satu saksi mata yang ada di Tempat Kejadian Perkara,” jelas Lea.Xavera dan Tezza menyimak tanpa ingin menyela.“Polisi gak menyebutkan dalang dari kecelakaan itu, tapi entah kenapa otak gue tertuju ke salah satu musuh bebuyutan lo, Sarah,” ungkap Lea tanpa basa-basi.Xavera diam, tidak mengucapkan sepatah kata pun mendengar hasil pemikiran Lea yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di dalam otaknya.“Dia satu-satunya orang yang patut dicurigai. Toh, dia yang keliatan benci banget sama elo, selain dia gak ada lagi yang ngebenci lo segitunya,” ucap Lea mengeluarkan uneg-uneg di d
Longtime no see!Tinggal 5 BAB menuju Ending!Cerita ini bakal Shin selesaiin bulan ini dan kemungkinan bakal ada versi cetaknya tahun 2022 heheheOkay! Happy Reading yah******Setelah pergulatan panjang semalam. Xavera berhasil lebih dahulu membuka matanya. Wanita seksi itu merasakan lengan kekar Tezza melingkari perut rampingnya. Sudut bibir Xavera tertarik ke atas. Pipinya bersemu merah ketika mengingat kejadian apa yang ia alami beberapa jam yang lalu.Bukan menangis meraung-raung karena segel apelnya dibuka, melainkan Xavera mencoba mencubit tangannya sendiri untuk memastikan jika ia tidak sedang berhalusinasi. Rasa sakit yang wanita cantik itu rasakan cukup membuatnya yakin jika pergulatan itu adalah sebuah kenyataan. Xavera merasa tidak ada rasa penyesalan, kekecewaan apalagi kesedihan yang timbul di dalam dirinya, melainkan rasa takut dan ragu yang membayanginya secara tiba-tiba. Wanita itu memikirkan kemungkinan buruk
Part spesial untuk semua pembaca Ratu Iblis dan Berondong mulut cabe setan. 🌝🌝🌝Part yang seharusnya gak ada, akhirnya jadi ada🥶🥶🥶Udahlah, pokoknya selamat menikmati sajian buah-buah segar di bab ini 💃🏻 sampe ketemu di bab-bab berikutnya yang segera akan Shin akhiriHappy Reading ❤️Baca gak review? Keterlaluan 🌝Baca gak komen? Bener-bener dah! 😭******"Kau mau pisang?" Bisikan Tezza yang tiba-tiba di telinga Xavera membuat wanita itu meloncat kaget dari tempatnya.
Happy reading ^^Jangan lupa tinggalin jejak komentar sebanyak-banyaknya di sini dan juga di review! Thank you ❤️****Sarah menutup telepon dengan kesal lalu membanting ponsel itu ke atas sofa. Ia berkacak pinggang, emosinya terbakar mendnegar jawaban yang diberikan Xavera. Kini Xavera seolah sedang menantangnya secara terang-terangan.Sarah tidak akan membiarkan wanita itu selamat lagi. Ia harus melenyapkan Xavera segera karena sudah membuatnya begitu kesal dan marah."Dasar jalaaang! Awas aja lo yah. Gue bakal bikin lo nyesel karena berurusan sama gue. Gue bakal lenyapin elo!" desis Sarah penuh tekad.Sarah mendekati ranjang dan mengelus lembut dahi Kellan yang tertidur pulas setelah mabuk berat. Pria itu terlihat begitu tena
Happy reading ^^Jangan lupa komentarnya yah!******Mungkin inilah waktu yang tepat dan yang didambakan oleh Xavera telah hadir. Tindakan berani dan agresif Tezza membuat Xavera tergerak untuk bertindak tidak jauh berbeda dengan pria muda itu lakukan.Tangannya bergerak untuk mengelus bagian dada Tezza lalu beralih perlahan ke pundak, kemudian melingkarkan tangannya di tengkuk Tezza. Pria muda nan tampan itu kembali menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Xavera dan disambut antusias oleh wanita cantik itu.Tezza dengan pelan dan penuh kehati-hatian menggerakkan tangannya untuk membelai tulang rusuk Xavera dibalik pakaian yang masih dikenakan kekasih cantiknya itu. Tezza menatap kedua bola mata Xavera seolah meminta persetujuan wanita itu agar memperbolehkannya untuk menyentuh kedua gundukan bulat kenyal milik Xavera dan diberi anggukan samar sehingga Tezza tak ragu untuk melancarkan aksi liarnya.Xavera mendesah dengan napas yang