“Iya. Kamu seperti perempuan murahan.”Penegasan Adian langsung dibalas dengan tamparan keras oleh Erlin. Gadis itu sudah tidak bisa menahan diri lagi dengan sikap Adian yang seenaknya. Sebelumnya Adian sudah merendahkan Erlin melalui video klarifikasi itu. Tapi sekarang laki-laki itu bahkan langsung mengucapkan dengan jelas di hadapan Erlin. Siapa yang akan terima dengan tuduhan seburuk itu.Erlin benar-benar emosi. Dia tidak peduli lagi pada respon Adian atas tamparannya. Dia hanya tidak bisa tinggal diam jika harga dirinya diinjak-injak. Menurut Erlin, Adian tidak pantas melakukan itu.“Tolong dijaga bicaranya ya, Pak. Saya tidak serendah yang bapak pikirkan. Saya masih bisa diam ketika bapak mempermalukan saya di hadapan seluruh mahasiswa dengan video itu. Tapi hari ini saya benar-benar sudah tidak tahan lagi,” ujar Erlin dengan bahu naik turun karena amarah. Sementara Adian tampak mengusap sebelah pipinya yang merupakan bekas tamparan.Adian kemudian menarik tangan Erlin dan memb
Erlin begitu panik menyadari apa yang dia lakukan dengan Adian sudah terlalu jauh. Mereka sama-sama diam setelah semua itu. Pakaian sudah kembali rapi tapi hati yang justru berantakan.Erlin tidak tahu harus marah atau tidak karena Adian sedikit memaksanya. Dia lebih sibuk membenahi penampilan agar tidak ada yang curiga. Bahkan saat bercermin pada kaca spion dan mendapati bekas kemerahan di lehernya, Erlin sibuk memutar otak untuk menutupinya. Akhirnya dia menyembunyikan bekas itu dengan jas almamaternya.Baik Adian maupun Erlin sama-sama tak bersuara. Suasana menjadi begitu canggung. Tidak tahu apa yang harus diucapkan setelah saling mereguk kenikmatan untuk pertama kalinya.“Tolong antar saya pulang sekarang juga. Kasihan teman-teman sudah mencari,” ujar Erlin akhirnya memecah keheningan. Dia menyadari telepon Windy yang sempat ia abaikan dan ia akhiri begitu saja.Tanpa banyak komentar, Adian langsung melajukan mobilnya sesuai permintaan. Laki-laki itu mendadak juga menjadi bisu. E
“Windy? Sejak kapan kamu di sini?” tanya Erlin sedikit gugup. Dia cukup panik karena tak menyadari keberadaan temannya sedari tadi. Dia tidak ingin semua rahasianya diketahui orang lain bahkan Windy sekalipun. Bukan tanpa alasan, Erlin belum siap menerima respon orang-orang di sekitarnya jika sampai mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pasalnya, kejadian itu berlangsung di saat hubungan Adian dan Erlin sedang berada di ujung tanduk. Mereka pasti akan menganggap bodoh tindakan Erlin. Dia tidak ingin disalahkan di saat dirinya sendiri sangat kebingungan.“Kamu sedang berbicara dengan siapa di telepon sampai marah-marah begitu?” tanya Windy penasaran. Tidak biasanya dia melihat Erlin dengan ekspresi sangat kesal seperti itu. Pada saat yang sama, Erlin sudah memutuskan sambungan telepon begitu saja.“Emm...itu Audrey,” jawab Erlin singkat.“Oh, perempuan itu. Pantas saja kamu marah-marah begitu. Dia cari gara-gara lagi? Aku heran kenapa dia terus mengganggumu. Apa dia belum puas jug
Setelah sekian lama ditunggu dengan tidak sabar, akhirnya hari itu tiba. Ya. Hari terakhir masa pengabdian KKN yang diikuti Erlin. Susah payah dia menjalani hari-harinya di sana dengan situasi yang tidak bersahabat.Erlin merasa lega dia bisa mengikuti kegiatan itu sampai akhir. Hanya selangkah lagi yaitu mengikuti kegiatan malam perpisahan. Setelah itu mereka akan pulang. Erlin tidak perlu lagi bertemu dengan Adian, merasa sungkan pada Ervan, atau mendengarkan sindiran teman-teman satu kelompoknya.Acara malam perpisahan memang sengaja diagendakan oleh mahasiswa KKN. Acara seperti itu sudah lumrah dilakukan sebagai tanda berakhirnya tugas mereka di sana. Acara juga digelar terbuka untuk warga desa.Sejak pagi para mahasiswa itu sudah sibuk menyiapkan acara yang akan berlangsung pada malam harinya. Acara akan dimeriahkan dengan penampilan-penampilan dari anak-anak muda desa yang berbakat. Selain itu beberapa mahasiswa KKN juga akan menyumbangkan penampilan mereka.Erlin tidak terlalu
Sudah beberapa hari Erlin pulang ke rumahnya. Sikapnya pun berubah semenjak pulang dari KKN itu. Dia menjadi lebih pendiam dan sering murung. Hal itu tentu saja membuat orang tuanya merasa khawatir.Erlin pun tak mau banyak berbagi cerita. Dia bahkan belum memberitahu tentang rencana perceraiannya. Waktu itu dia sudah lebih berangkat mengikuti KKN, selain memang karena dirinya juga belum siap bicara.Darman dan Gayatri hanya mengira Erlin bersedih karena hubungannya dengan Adian yang sedang bermasalah. Mereka tidak tahu bahwa keadaannya sudah semakin parah. Mereka hanya berusaha menghibur Erlin dan terus ada di sisi gadis itu.Pada suatu pagi, Erlin mendapat panggilan dari nomor tak dikenal. Ternyata itu adalah pengacara yang disuruh Adian. Sekarang laki-laki itu bahkan tak mau berbicara langsung dengan Erlin.Pengacara Adian mengabari tentang perkembangan proses perceraian. Katanya Erlin dan Adian masih harus melakukan mediasi. Pengacara itu meminta Erlin datang sesuai hari dan waktu
Proses mediasi tak berujung damai. Erlin dan Adian tetap memutuskan untuk bercerai. Tertutup sudah kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Proses perceraian mereka akan berlanjut pada sidang putusan.Erlin dan Adian keluar dari ruang mediasi masih dengan emosi yang menggebu dalam hati. Mereka masih saling menyalahkan satu sama lain. Adian menggunakan Ervan sebagai alasan dan Erlin menggunakan Audrey untuk membalas Adian.Saat akan pulang, mereka tetap tak bertegur sapa atau saling mengucapkan selamat tinggal. Erlin justru semakin dibuat kecewa melihat perbuatan Adian. Laki-laki itu sudah dijemput oleh Audrey yang menunggunya di depan mobil.Erlin terpaksa harus melihat semua itu karena ojek online pesanannya belum tiba. Dia melihat Adian begitu santai menerima Audrey di sisinya. Mereka bahkan masuk dalam satu mobil dan pergi berdua dari pengadilan.“Seenaknya menuduhku berselingkuh dengan Ervan. Padahal dirinya sendiri yang tidak bisa lepas dari perempuan masa lalunya itu,” cibir Erlin
“Astaga, Lin. Kenapa kamu enggak cerita tentang ini sebelumnya?” ujar Windy setelah mendengar penuturan Erlin tentang kejadian di malam perpisahan KKN itu.Windy tidak bisa banyak berkomentar. Dia sadar sedikit banyak hati Erlin mengharapkan pernikahannya bisa diperbaiki. Tapi di sisi lain Windy juga tidak begitu setuju jika Erlin harus terus bersama dengan laki-laki yang tidak bisa menghargainya.Windy meminta maaf karena belakangan ini dia juga menjadi lebih sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tidak bisa sering ada untuk Erlin. Termasuk untuk mediasi hari itu, Windy tidak bisa menemaninya. Erlin bisa memaklumi karena Windy juga sedang punya problem sendiri.“Kalau kamu sendiri bagaimana? Apa rencana perjodohan itu masih berlangsung?” kata Erlin balik bertanya tentang Windy.“Entah. Aku bakan belum pernah bertemu langsung dengan orangnya. Sudah jangan bicarakan itu. Moodku bisa hancur seketika kalau mengingatnya,” balas Windy. Erlin cukup bisa memahami rasa kesal Windy sebagai ke
Setelah gagal dalam mediasi, proses perceraian Erlin dan Adian berlanjut pada tahap sidang putusan. Perpisahan memang sudah tidak bisa dihindari. Akhirnya hubungan pernikahan mereka benar-benar usai.Di tengah memanasnya situasi antara Adian dan Erlin, ada satu orang yang sangat menyayangkan keputusan itu. Dia adalah Antonio. Sejak awal Antonio menjadi orang yang paling mengharapkan pernikahan mereka akan berumur panjang.Bahkan Antonio sempat mempertanyakan kembali keputusan Adian untuk bercerai. Tepat sebelum menghadiri sidang putusan, Antonio berbicara lagi dengan Adian. Dia berharap masih ada kesempatan untuk merubah keadaan.“Kamu yakin mau bercerai dengan Erlin?” tanya Antonio.“Kalau aku tidak yakin tentu prosesnya tidak akan sampai sejauh ini,” jawab Adian singkat sembari mengancingkan lengan kemejanya.“Aku hanya merasa keputusan ini terjadi karena emosi. Kenapa tidak coba tenangkan diri dulu dan pikirkan baik-baik,” saran Antonio.“Tidak, Anton. Tidak ada yang perlu dipertim
“Papa.”Suara panggilan seseorang mengalihkan perhatian Darman. Pria itu sontak menguraikan rangkulannya dari Adian dan melihat ke arah pintu. Darman merasa syok melihat sosok yang berdiri di sana.“Erlin?” ucapnya tak percaya. Perlahan Darman melangkah ragu mendekati sosok yang dilihatnya. Dia tidak tahu apakah itu benar Erlin atau hanya halusinasinya saja.Setelah berada dalam jarak dekat, tangan Darman bergetar memegang lengan putrinya. Dia benar-benar merasakan bisa menyentuh sosok itu. Darman bahkan memeriksa dari ujung kepala sampai ujung kaki.“Ini benar Erlin putriku? Kamu...kamu masih hidup, Sayang?” ujar Darman dengan nada tak percaya.“Iya, Pa. Ini Erlin,” jawab perempuan itu membuat Darman langsung memeluk erat perempuan di hadapannya.“Ya Tuhan...bagaimana ini mungkin?” tanya Darman masih kebingungan. Padahal tadinya dia sendiri melihat dengan jelas putrinya berada di dalam mobil yang dijatuhkan ke jurang.“Aku selamat karena Pak Adian. Kalau tidak ada dia, aku benar-bena
“Sekarang kalian semua sudah tahu kebenaranku. Tapi semua itu tidak membuatku takut dan lantas mengurungkan niat untuk membalas kalian,” kata Ardan tak merasa gentar walau kejahatannya sudah terbuka di hadapan banyak orang.“Aku kasihan pada Erlin. Sejak awal dia menolak hubungan ini. Tapi kalian terlalu mempercayaiku dan terus memaksanya menerima perjodohan palsu. Terutama dirimu, Tante Gayatri. Kamu begitu bodoh dan mudah ditipu. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Erlin hari ini, maka itu semua karena kesalahanmu. Kamu yang sudah mendorong putrimu pada celaka,” imbuh Ardan semakin menakuti pihak keluarga.“Tidak. Jangan lakukan hal buruk apa pun pada Erlin. Setidaknya pikirkan bahwa saat ini dia sedang hamil. Kalau kamu berbuat buruk padanya, sama saja kamu juga menyakiti anak tak berdosa itu,” pinta Gayatri memelas.Sekarang dia sadar sudah melakukan kesalahan besar dengan mempercayai Ardan. Jika sampai putrinya benar-benar menikah dengan pria seperti Ardan, dia akan semakin meny
Perkataan Ardan membuat semua orang semakin dilanda kepanikan. Terutama bagi Darman dan Gayatri, mereka tidak bisa diam saja mengetahui Erlin sedang berada dalam bahaya. Tapi mereka juga tidak tahu di mana keberadaan putrinya. Satu hal yang bisa mereka lakukan hanya memohon pada Ardan agar menghentikan rencana gilanya.Mereka menyesal karena sudah salah menilai Ardan selama ini. Ternyata pria itu hanya berpura-pura baik di hadapan mereka. Mereka menyesal sudah mengenalkan Erlin pada Ardan apalagi memaksa menjodohkan mereka. Padahal sejak awal Erlin sudah menolak hubungan itu.“Tolong katakan di mana putri kami. Jangan sakiti dia. Kenapa kamu tega melakukan semua ini?” ujar Gayatri dengan nada putus asa.“Benar, Ardan. Apa kesalahan kami sampai kamu memiliki niat yang begitu buruk?” sambung Darman ikut angkat bicara.“Sebenarnya ini bukan kesalahan kalian semua. Hanya Om Darman yang bersalah di sini. Om Darman begitu egois dan hanya mementingkan kebahagiaan Om Darman sendiri hingga Mam
“Bagaimana? Apa kalian sudah melakukan sesuai yang aku perintahkan?” ujar Ardan berbicara dengan seseorang di telepon.“Sudah, Bos. Sekarang perempuan itu ada bersama kami,” jawab seseorang dari seberang.“Bagus kalau begitu. Pastikan rencana ini tidak akan gagal. Jangan biarkan ada seorang pun yang mengganggu atau kalian singkirkan saja mereka. Tetap siaga karena sewaktu-waktu aku bisa merubah rencana dan menjalankan opsi kedua,” titah Ardan ditutup dengan senyum licik. Ardan begitu bangga karena sebentar lagi tujuannya akan segera tercapai.Para tamu sudah memenuhi ballroom hotel tempat dilangsungkannya acara pertunangan antara Erlin dengan Ardan. Gayatri, Darman, Windy dan Ardan sendiri juga sudah ada di tempat. Bahkan Adian turut terlihat di antara para tamu.Adian sengaja diundang agar bisa menyaksikan langsung pertunangan antara mantan istrinya dengan Ardan. Mereka berpikir harus melihatnya sendiri agar sadar dan tidak lagi mengganggu Erlin. Dengan pertunangan itu mereka bermaks
Sambungan telepon terputus beberapa saat setelah Adian mendengar pertengkaran antara Erlin dan Gayatri. Adian bisa menebak dengan mudah bahwa Erlin sedang tertangkap basah oleh Gayatri. Adian yakin masalahnya akan semakin bertambah parah sekarang.Adian masih syok mendengar tentang rencana pertunangan yang dikabarkan Erlin. Dia belum tahu duduk perkaranya seperti apa hingga Erlin tiba-tiba didesak untuk bertunangan. Demi mendapatkan kejelasan, dia pun menghubungi Windy.Windy menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Erlin saat malam pesta pertunangannya. Tentang Ardan yang justru datang ke kamar dan mengadukan rencana mereka pada orang tua Erlin. Adian pun mengerti mengapa Erlin marah kepadanya.Adian kemudian berusaha untuk menghubungi kembali nomor Erlin. Namun sayangnya sudah tidak aktif. Adian yakin pasti Gayatri sudah menyita ponsel Erlin lagi.Adian yang masih berada di rumah sakit akhirnya kembali ke kamar rawat Antonio dengan wajah frustasi. Antonio bukan orang baru sehing
“Saya minta maaf tidak bisa menemuimu tadi malam. Saya tiba-tiba mendapat kabar bahwa Antonio mengalami kecelakaan dan saya langsung pergi ke lokasinya.”Erlin begitu kesal membaca pesan dari Adian dan memilih tidak membalasnya. Perasaannya campur aduk jika mengingat kejadian malam sebelumnya. Adian tidak datang menemuinya dan dia justru terjebak dalam satu kamar dengan Ardan.Sungguh sekarang Erlin merasa malu setiap kali harus bertemu dengan dokter itu. Masalah yang harus ia hadapi juga bertambah karena Gayatri sudah tahu. Ardan mengadukan tentang rencana pertemuan Erlin dan Adian secara diam-diam saat pesta pertunangan Windy.Gayatri jelas marah. Dia menegaskan pada Erlin agar tidak mencoba melakukan cara lain lagi untuk dekat dengan Adian. Bahkan karena kejadian itu, Gayatri mendesak Ardan dan Erlin agar segera bertunangan.Malam itu setelah pulang dari rumah Windy, Gayatri dan Erlin kembali terlibat perdebatan panjang. Erlin tidak bisa menerima keputusan Gayatri yang memintanya
“Erlin pergi ke mana? Kenapa lama sekali? Aku juga tidak melihat Adian lagi di antara para tamu. Apa jangan-jangan mereka berdua...”Ardan gelisah memikirkan kemungkinan yang dia simpulkan sendiri. Setelah kepergian Windy, dia menyadari Erlin telah lama pergi. Perempuan itu tak kunjung kembali. Ardan mulai merasa curiga apalagi ia tak mendapati keberadaan Adian di tengah acara.“Aku tidak bisa membiarkan ini. Aku harus mencari mereka berdua,” batin Ardan.Laki-laki itu kemudian pergi untuk mencari keberadaan Erlin. Tadi dia sempat mendengar dari Windy bahwa Erlin pergi ke kamar mandi. Adian tidak tahu kamar mandi mana yang dimaksud oleh Windy.Ardan bertanya pada seorang pelayan yang dia temui. Ardan ditunjukkan untuk masuk ke rumah jika ingin pergi ke kamar mandi.“Ada kamar mandi di lantai bawah yang memang disiapkan untuk para tamu. Anda bisa menggunakannya,” tutur salah satu pekerja rumah yang ditemui Ardan.Ardan kemudian masuk ke dalam rumah itu dan mencari keberadaan kamar mand
“Gila! Rakus banget kamu ya, Lin. Datang ke acara pertunanganku dengan dua pangeran sekaligus,” cibir Windy setelah mendengar cerita Erlin tetang situasi menegangkan yang sempat terjadi antara dirinya, Adian dan Ardan. Saat itu mereka sedang berbicara berdua setelah acara tukar cincin selesai. Windy telah resmi bertunangan dengan Regan.“Enak saja! Kamu pikir aku senang berada di antara Pak Adian dan Dokter Ardan? Aku justru pusing tahu,” keluh Erlin.“Iya juga sih. Bagaimana caranya agar kamu bisa berdua dengan Pak Adian sementara ada Ardan juga yang mengawasi?”“Itu juga yang sedang mengganggu pikiranku sekarang,” ujar Erlin.Tak mudah punya kesempatan untuk berdua dengan Adian seperti sekarang. Itu sebabnya dia tidak ingin kehilangan kesempatan. Namun sekarang mereka harus memutar otak agar bisa menjauhkan Ardan dari Erlin untuk sementara waktu.Ardan sudah seperti bodyguard khusus yang dikirim Gayatri untuk menjaga Erlin. Jika Ardan sampai tahu tentang rencana mereka, Erlin pasti
Semenjak dipertemukan dipertemukan di restoran, Ardan menjadi lebih sering berkunjung secara terang-terangan ke rumah Erlin. Bahkan kini Gayatri mempercayakan Erlin pada pria itu. Erlin tidak boleh pergi ke mana-mana jika bukan bersama Ardan.Bahkan untuk menghadiri acara pertunangan Windy dengan Regan, Gayatri juga menyuruh Ardan ikut membersamai Erlin. Sejujurnya Erlin merasa tidak nyaman tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Dia merasa risih untuk datang bersama Ardan karena dia yakin di sana pasti akan bertemu juga dengan Adian.“Ini acara teman dekatku, Ma. Aku tidak enak kalau datang bersama Ardan yang masih orang asing,” kata Erlin berusaha membujuk Gayatri agar dirinya tak perlu pergi bersama dokter itu.“Justru karena Ardan masih orang asing. Itu sebabnya kamu harus sering pergi bersama dia supaya dia lebih tahu tentang sisi kehidupanmu. Tentang siapa teman-temanmu, bagaimana pergaulanmu dan lainnya. Itu baik bagi kalian untuk proses penyesuaian,” bantah Gayatri.“Tapi, Ma…