Suasana begitu canggung di dalam mobil. Perjalanan pulang itu menjadi ajang peperangan batin bagi mereka bertiga terlebih Adian. Dia menempatkan istri dan mantan kekasihnya bersamaan dalam satu tumpangan.Adian terpaksa harus mengantar Audrey pulang dulu. Audrey begitu cerdik menggunakan alasan yang tidak bisa ditolak oleh Adian. Benar-benar pandai memanfaatkan kesempatan.Erlin tak mau kalah. Dia tidak setuju saat Adian mengatakan hendak mengantar Audrey lebih dulu, sementara dirinya diminta menunggu dulu di sana. Erlin memaksa ikut karena tidak mau suaminya hanya berduaan dengan Audrey. Akhirnya jadilah mereka bertiga berada dalam satu mobil dengan suasana yang mencekam.Tak ada pembicaraan yang berarti selama dalam perjalanan pulang. Setibanya di depan rumah Audrey, perempuan itu masih berani berbasa-basi menawari Adian untuk mampir. Dia tidak sungkan melakukan hal itu terang-terangan di hadapan Erlin.Adian tentu saja menolak tawaran Audrey. Setelah menurunkan mantan kekasihnya it
“Kurang ajar! Beraninya gadis itu mengungkit masa laluku,” ujar Audrey saat berbicara dengan Raisa lewat telepon. Audrey masih ingat betul perkataan Erlin saat mereka di toilet.“Bukan kamu saja yang sedang kesal. Aku juga terlibat perdebatan dengan Antonio gara-gara kalian. Untung saja dia tidak curiga kalau kita bekerja sama. Sepertinya aku harus lebih berhati-hati ke depannya,” keluh Raisa imerasa ikut dirugikan karena membantu Audrey.“Gadis itu benar-benar harus diberi pelajaran,” kata Audrey merasa geram.“Jangan hanya bicara. Setidaknya lakukan sesuatu kalau kamu memang ingin membalasnya. Sekarang Antonio sedang pergi bertemu dengan Adian. Entah apa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan,” tutur Raisa. Dia sebenarnya sangat kesal karena Antonio meninggalkannya tengah malam hanya demi menemani Adian.“Ke mana mereka pergi?” tanya Audrey antusias.Raisa pun memberitahu nama cafe yang sempat disebutkan Antonio sebelum pergi. Sementara itu di tempatnya, Audrey sedang menyeringai l
Setetes air mata jatuh di wajah gadis itu sesaat setelah melihat rekaman video yang menampilkan kondisi suaminya. Hatinya kecewa mendengar pengakuan Adian. Walau Adian mengatakannya dalam kondisi tidak sadar, tapi Erlin memaknainya sebagai sebuah kebenaran. Pengakuan itu adalah kejujuran yang selama ini terpendam dalam hati Adian.Erlin merasa kini dirinya tak punya kekuatan. Bersama dengan pengakuan Adian, kekuatannya untuk memperjuangkan hubungan mereka ikut hilang. Bagaimana mungkin dia akan memperjuangkan hubungan dengan laki-laki yang masih mencintai mantan kekasihnya.Awalnya Erlin siap untuk menentang kehadiran Audrey. Tapi satu kalimat pengakuan Adian itu seolah telah memukul mundur langkahnya. Erlin merasa sudah kalah sebelum berperang. Dia tidak akan turun ke lapangan jika bahkan pemenangnya saja sudah ditentukan sejak awal.Gadis itu tergugu perlahan. Entah mengapa hatinya terasa perih. Meski tak ada cinta pada awalnya, tapi hari demi hari yang terlewati bersama sedikit ban
“Ya ampun...bumil labil. Ganggu orang tidur deh. Lagian ngapain sih sampai kabur-kaburan tengah malam begini? Drama rumah tangga ternyata horor banget ya, Bun” sapa Windy saat Erlin masuk ke dalam mobilnya.Erlin hanya diam tak menanggapi celotehan temannya. Windy pun mengerti bahwa itu bukan saatnya untuk bercanda. Dia punya insting bahwa masalah yang dihadapi Erlin kali ini cukup serius. Buktinya Erlin terus bungkam sepanjang perjalanan.Tanpa perlu bertanya, Windy langsung membawa Erlin ke rumahnya. Entah ke mana sebenarnya tujuan perempuan itu. Tapi untuk saat ini Windy merasa rumahnya adalah tempat paling aman.Windy membantu membawakan koper Erlin. Bahkan sesampainya di kamar Windy, Erlin langsung terduduk lemah di tepi ranjang. Windy benar-benar tidak tega melihat ekspresi menyedihkan yang ditunjukkan Erlin. Dia juga sangat penasaran dengan alasan kepergian Erlin.“Kamu tenang ya, Lin. Sekarang kita bicarakan baik-baik. Sebenarnya kamu kenapa sampai pergi tengah malam begini da
“Baguslah kalau dia sudah pergi dengan sendirinya. Aku enggak perlu repot-repot lagi berusaha mengusir dia dari kehidupan Adian,” ucap Audrey saat mendapat laporan langsung dari narasumber terpercayanya yaitu Raisa.Pagi itu mereka mengisi waktu dengan merumpi di apotek. Raisa juga penasaran sebenarnya apa saja yang sudah dilakukan Audrey saat menyusul Adian ke cafe semalam. Audrey jelas menceritakannya dengan senang hati. Tak lupa dengan ekspresi membanggakan diri yang sangat kentara.Audrey semakin besar kepala saat mendengar berita dari Raisa tentang kepergian Erlin dari apartemen Adian. Raisa mengetahuinya karena Adian menghubungi Antonio pagi tadi. Audrey sangat berbahagia mendengarnya. Dia sendiri tidak menyangka pengaruh perbuatannya akan sampai membuat gadis itu angkat kaki.Tapi memang itu yang dia inginkan. Dia ingin Erlin pergi sejauh mungkin dari kehidupan Adian. Bahkan kalau perlu tidak usah kembali lagi untuk selamanya sehingga dia bisa leluasa mendekati Adian lagi. Audr
“Astaga! Bagaimana bisa ini terjadi,” ujar Adian sesaat setelah melihat rekaman video yang ditunjukkan Windy di ponselnya.Windy memang sempat meminta video Adian dari Erlin. Sebelumnya Adian tidak mengetahui apa-apa. Tapi sekarang semakin jelas sebab apa yang membuat Erlin pergi.Adian hanya diam. Dia tidak bisa menyalahkan Erlin. Dia bisa memaklumi keputusan perempuan itu.“Untuk sementara waktu biarkan Erlin menenangkan diri dan hatinya terlebih dahulu. Tidak perlu Pak Adian mencarinya kalau hanya untuk menambah luka. Kasihan dia. Dia sudah cukup banyak masalah semenjak memiliki hubungan dengan Pak Adian,” kata Windy dengan berani. Kalimatnya sekaligus mengisyaratkan bahwa dia tidak akan memberitahu Adian tentang keberadaan Erlin.“Satu hal lagi, sebaiknya Pak Adian pikir-pikir lagi dan tanyakan pada diri Pak Adian sendiri. Seberapa penting posisi Erlin dalam hidup Pak Adian dan sebagai apa. Jangan menabuh pada dua sisi sekaligus. Jika bapak masih mencintai Audrey dan ada niatan u
Musim belum berganti. Matahari juga masih setia terbit setiap pagi. Namun entah mengapa Adian merasakan hal berbeda dalam menjalani hari-harinya beberapa waktu belakangan. Suasana apartemennya terasa sepi setelah Erlin pergi. Padahal sebelumnya dia sudah terbiasa tinggal sendiri.Tempat itu seolah kehilangan warna kehidupan bersama Erlin yang belum juga ditemukan. Sudah beberapa minggu gadis itu pergi. Semakin hari Adian semakin merasakan perbedaannya.Adian akui dirinya memang pengecut. Dia tidak bisa tegas terhadap perasaannya sendiri. Dia tidak tahu rasa apa yang dia miliki entah untuk Erlin atau pun Audrey.Awalnya dia mengira dia memang belum bisa melupakan Audrey karena kedatangan perempuan itu masih mampu mengusiknya. Dia juga takut mengakui perasaan berlebih pada Erlin yang menurutnya hanya orang baru. Trauma Adian tentang cinta membuatnya merasa takut untuk melabuhkan hati.Bahkan beberapa waktu belakangan, Adian juga tak lagi mencari keberadaan Erlin. Tidak hanya Windy yang
“Kamu yakin enggak mau ikut KKN periode ini? Masih ada waktu sekitar dua minggu buat daftar,” ujar Windy mempertanyakan keputusan Erlin.“Aku kayaknya ikut periode selanjutnya aja deh, Win. Aku enggak mungkin ikut dalam kondisiku yang seperti ini. Aku juga masih sering mengalami morning sickness. Teman-teman mahasiswa pasti akan curiga apalagi mereka tidak tahu kalau aku sudah menikah,” jawab Erlin.“Iya juga sih. Repot emang,” komentar singkat Windy membenarkan.Windy merasa kasihan pada Erlin. Kehamilan itu sudah menjadi kendala untuk menjalani perkuliahan. Padahal suaminya sendiri menurutnya tidak peduli.Ya. Windy bukan tak melihat gerak-gerik Adian beberapa waktu belakangan ini. Dia juga tahu bahwa Adian sepertinya sudah berhenti mencari keberadaan Erlin.Meski dirinya tak lagi harus tutup mulut rapat-rapat demi menyembunyikan rahasia, tapi tetap saja dia ikut merasa kecewa. Dia tak masalah terus diburu Adian untuk bertanya informasi tentang Erlin. Sekarang dia hanya bisa membant