Share

Bab 64. Perihal Takdir

Bab 64. Perihal Takdir

"Akan apa?"

Ainun mengulum senyum berusaha mengingat nasihat sang umi. Katanya, ikhlas itu bukan merelakan sesuatu dengan air mata, tetapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman.

Adapun cara terbaik untuk bisa merelakan sesuatu adalah dengan meyakini bahwa apa pun yang datang, pasti akan pergi.

Setelah itu, Ainun menjawab, "aku akan memikirkannya. Kalau sekarang jualan sudah selesai, aku mau pamit pulang dulu. Mau bantu umi memasak."

Mereka semua mengulum senyum. Diqi pun berdiri, menawarkan diri untuk mengantar. Bu Zahra yang ternyata masih istirahat tidak bisa keluar, jadi Ainun pulang begitu saja diantar oleh Diqi.

Mereka duduk dalam satu kendaraan yang sama, tetapi dipisahkan oleh tas ransel Diqi. Motor melaju dengan kecepatan sedang.

Dalam perjalanan, timbul sebuah pertanyaan dari lelaki yang sedang mengemudi itu. Dia penasaran akan satu hal. Berdehem, menengok pada spion sebelum akhirnya bertanya, "kamu ko

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status