Home / Urban / Mendadak Menjadi CEO / Bab 2 Siapa Pak Brian?

Share

Bab 2 Siapa Pak Brian?

last update Last Updated: 2024-01-17 09:29:08

Akhirnya, hari presentasi itu tiba, dan dengan jantung yang berdegup kencang, pemuda itu terus saja bolak-balik di depan ruang presentasi di mana klien sudah menunggu, sementara dirinya juga menunggu untuk dipanggil oleh managernya.

"Teguh, silakan masuk." Manager memanggil Teguh untuk masuk, dan wajah yang sejak tadi menyiratkan kegugupan itu langsung berganti dengan wajah penuh wibawa.

"Selamat siang, semuanya," sapa Teguh bersikap seperti orang yang sudah terbiasa berhadapan dengan klien, karena dia sudah mempelajari semua teknik itu dari Youtube dan G****e.

Teguh menyuruh notulen menyalakan layar projektor, sedangkan Teguh mengambil laser untuk menunjuk setiap pokok bahasan produk yang hendak dia jelaskan. Teguh menunjukkan sikap luwes, membuat managernya tersenyum dengan awal pembukaan yang baik dari pemuda itu.

"Baik, kita mulai saja dari jenis dan bahan produk yang akan kami tawarkan dalam ...."

Ceklek

Suara pintu dibuka membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh karena seoramg lelaki paruh baya tiba-tiba saja datang. Semua orang itu mengangguk dan tersenyum kepada seseorang yang merupakan Direktur Utama dari perusahaan itu, sementara Teguh membuka mulutnya, terkejut dengan siapa yang dia lihat karena merasa kenal.

"Silakan, lanjutkan presentasinya." Lelaki yang berusia lebih dari setengah abad itu duduk dengan tenang di kursi kebesaran.

Sejenak, Teguh merasa dunianya serasa berputar, dia mengingat jika lelaki paruh baya yang dia lihat di hadapannya adalah orang tua yang kehilangan uang saat di terminal.

"Teguh, cepat lanjutkan!" bisik managernya membuat Teguh terperanjat dan meminta maaf, lalu melanjutkan presentasi dengan baik, dan membuat klien terkesan hingga memutuskan untuk menerima kerja sama dengan perusahaan tempat Teguh bekerja.

Teguh mengucap syukur, kerja kerasnya terbalaskan, dan tanpa Teguh tahu bahwa setelah ini dia akan naik jabatan.

"Terima kasih, Teguh, kamu sudah melakukan yang terbaik. Tingkatkan lagi." managernya mengajak Teguh berjabat tangan.

"Sama-sama, Pak, saya senang kalau bisa memberi kontribusi baik untuk perusahaan." Teguh menoleh pada Brian yang menghampirinya setelah mengantarkan para klien keluar dari ruangan.

"Hmmm ... Bapak ini ...." Teguh bersalaman dengan Brian yang menyentuh pundaknya.

"Teguh, perkenalkan ini Pak Brian, Direktur di perusahaan utama sekaligus pemilik perusahaan dan semua cabangnya," ujar sang manager membuat Teguh membuka mulutnya tak percaya.

"Sa-saya Teguh, Pak." Teguh kembali menyalami Brian dengan membungkukkan badannya.

"Ya, saya tahu, kita sudah saling kenal, kan?" Brian tersenyum lebar dan meminta manager membiarkan dirinya dan pemuda itu berbincang di ruangan tersebut berdua saja.

"Bapak apa kabar? Waktu itu, Bapak sampai dengan selamat, kan?" tanya Teguh membuat Brian terkekeh.

"Alhamdulillah, saya sampai dengan selamat dan itu semua berkat kamu, Teguh. Kamu malaikat penolongku." Brian menatap Teguh yang menggeleng.

"Sudah seharusnya bagi sesama manusia yang membutuhkan, kita saling membantu, Pak." Teguh menunduk, dia masih tak menyangka jika orang yang dia tolong adalah seorang direktur.

"Betul, padahal saat itu saya tahu kalau uangmu hanya 300 ribu, tapi demi membantu saya yang kebingungan, karena semua uang saya ada di dalam dompet yang hilang itu, kamu merelakan sebagian besar uangmu untuk diberikan kepada saya. Kamu memang pemuda yang luar biasa." Brian tersenyum penuh haru.

"Saya ikhlas, Pak, dan alhamdulillah saya juga bisa sampai di Jakarta dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan ini," sahut Teguh membuat Brian mengangguk.

"Terima kasih, ya, Teguh. Saya akan selalu ingat jasa kamu itu. Jadi, saya mohon terima ini untuk kamu gunakan keperluan sehari-hari." Brian menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam kepada Teguh.

"Apa ini? Saya ikhlas, Pak, jangan seperti ini," tolak Teguh merasa tak enak.

"Tidak, kamu harus menerima ini sebagai tanda bahwa saya menghargai semua kebaikan kamu. Dan sebagai bonus karena kamu sudah membuat klien meloloskan proyek kita, saya akan mengangkat kamu menjadi direktur di perusahaan utama."

Mendengar hal itu, Teguh langsung mengusap wajahnya seraya mengucap syukur yang tak terkira. Setelah menerima black card yang biasanya isinya lebih dari tiga digit uang, kini dirinya diangkat menjadi direktur di perusahaan utama hanya berawal dari sedekah sebesar dua ratus ribu saja.

"Terima kasih, Pak, saya tidak menyangka akan menerima karunia sebanyak ini," ucap Teguh seraya menangis penuh haru.

"Sama-sama. Barang siapa yang menanam kebaikan, maka akan memanen kebaikan pula. Oh ya, ini kartu nama saya. Nanti malam, saya tunggu kamu di alamat ini untuk makan malam di rumah saya. Saya tunggu, ya!" ajak Brian dan Teguh menerima kartu nama itu, juga menerima tawaran makan malam di rumah Brian.

*

Dengan menggunakan kemeja bertangan panjang, Teguh memenuhi undangan makan malam di rumah Brian, yang membuat pemuda itu terpana saking mewahnya rumah tersebut. Baru saja masuk, Teguh sudah disambut oleh pelayan dan dipersilakan masuk lalu diantar ke ruang makan di mana Brian dan keluarganya sudah menunggu.

"Selamat malam," sapa Teguh membuat Brian dan keluarganya menoleh ke arah Teguh yang baru datang.

"Loh, Teguh?" ujar seorang gadis yang ternyata adalah Clara.

"Clara? Kamu ...."

"Ini rumahku," kata Clara membuat Brian tersenyum atas keterkejutan yang ditunjukkan Teguh dan putrinya.

"Duduklah, kita ngobrol sambil makan, ya."

Teguh duduk di seberang Clara karena meja makan di rumah Brian sangat besar dan panjang seperti meja makan ala-ala di kerajaan.

"Ini dia, Pa, Ma, lelaki yang menolongku dari Tomi dan selingkuhannya waktu di mall." Clara memberitahu kedua orang tuanya dengan antusias.

"Iya, yang kemarin kamu ceritakan itu dan ternyata bekerja di perusahaan Papa, kan?" sahut ibunya.

"Iya, aku tidak menyangka Papa mengundang kamu makan malam ke sini, katanya kamu malaikat penolong Papa, Guh!" timpal Clara ceria.

"Benar, jadi ini yang sudah menolong suami saya? Terima kasih, ya, suami saya ini memang sering ngeyel, sudah saya beritahu jangan bepergian memakai kereta api atau bus, tapi keukeuh karena katanya suka. Kalau sudah kena musibah seperti waktu itu kan susah sendiri," kata istri Brian.

"Tidak sendiri, kan ada Teguh yang menolong."

Mereka semua tertawa dan obrolan mengalir begitu saja dalam suasana yang hangat. Sesekali, Teguh dan Clara saling tatap walaupun hanya sekejap membuat Brian dan istrinya saling senggol. Kebetulan ini benar-benar membuat Teguh tak percaya karena selain dipertemukan dengan Brian, dia juga dipertemukan dengan Clara, gadis ceria yang sejak pertama kali melihatnya sudah membuat Teguh suka.

"Ehm ... Teguh tinggal di mana sekarang?" tanya Brian.

"Saya tinggal di rumah sodara saya, Mas Rusli namanya, sedangkan orang tua saya tinggal di kampung."

"Mereka kerja apa?" tanya Clara penasaran.

"Ah, mereka hanya seorang petani, Clara." Teguh menunduk sedih merindukan orang tuanya.

"Aku suka petani, mereka adalah salah satu profesi yang memberi kontribusi besar bagi negara." Clara tersenyum menunjukkan barisan giginya yang rapi.

"Ya, meskipun nasib mereka tidak sebaik kontribusi mereka, tapi tak apa, yang penting berkah," sahut Teguh dengan hati legawa.

"Aku mau ketemu sama orang tua kamu, Teguh. Kebetulan aku kuliah di jurusan Pertanian, aku mau melakukan penelitian dengan didampingi orang tua kamu di kampung!" pinta Clara.

"Ah, kamu itu mau penelitian atau mau pendekatan?" goda sang ibu membuat Clara tersipu malu.

Related chapters

  • Mendadak Menjadi CEO   BAB 3 Acara Yang Kacau

    Malam sebelumnya, sebelum Teguh berangkat ke rumah Brian atas undangan makan malam, dia memberitahukan kepada Mas-nya bahwa dia diangkat menjadi direktur di perusahaan utama. Rusli yang mendengar itu langsung bersujud syukur, begitu juga Mbak Aji istrinya, dia sangat senang karena selain memberitahukan kabar bahagia itu, Teguh juga memberi mereka sejumlah uang."Ini banyak sekali, Teguh!" ujar Mbak Aji dengan mata yang berembun."Terima saja, ya, Mbak. Teguh sangat berterima kasih karena sudah diizinkan tinggal di sini, jadi rezeki yang Teguh terima juga rezeki kalian," balas Teguh.Dia lalu menelpon kedua orang tuanya di kampung, memberitahukan semua pencapaiannya, dan tak lupa juga mengirim uang pada mereka. "Alhamdulillah, Nak. Keputusanmu merantau ke Jakarta ternyata tidak salah. Sekarang, jaga kepercayaan majikan kamu baik-baik, terus belajar, dan bekerja keras. Ibu yakin, kamu bisa membuktikan pada teman-temanmu yang selalu menghinamu di sini bahwa kamu bisa sukses di atas ker

    Last Updated : 2024-01-18
  • Mendadak Menjadi CEO   BAB 4 Hari Pertama Jadi Direktur

    Hari pertama sebagai Direktur Utama, Teguh merubah penampilannya, karena semenjak kejadian di hari ulang tahun Putri, dia merasa harus merubah standar dirinya supaya tidak melulu dihina orang lain. Dengan menggunakan jas hitam, dalaman kemeja merah maroon, dan sepatu yang mengkilat, Teguh berjalan dengan penuh wibawa dan langsung diberi hormat oleh para karyawannya.Teguh menerima banyak tugas hari ini, dari mulai laporan berkas yang mesti ia periksa, proses tanda tangan penyerahan jabatan, sampai jadwal pertemuan yang dalam satu minggu ini akan full. Teguh dikejar deadline mulai sekarang.Beruntung, ada Pak Wicak yang merupakan orang kepercayaan Brian dan ditugaskan mendampingi Teguh untuk terus mempelajari tugasnya sebagai direktur, sehingga Teguh tidak terlalu pusing dengan segala hal yang baru dia temui saat ini."Maaf kalau saya banyak tanya, ya, Pak," ucap Teguh pada Pak Wicak."Saya sebenarnya merasa belum siap dengan jabatan ini, akan tetapi saya juga tidak bisa bisa melewatk

    Last Updated : 2024-01-19
  • Mendadak Menjadi CEO   BAB 5 Senior Yang Songong

    Masalah Rendi membuat Teguh semakin terpukul dan belajar bahwa dirinya harus mensejajarkan diri dengan para karyawan yang merupakan bawahannya. Teguh tidak mau selalu disebut direktur modal dua ratus ribu, sehingga dia memutuskan untuk memulai masa kuliahnya meskipun kini sangat sibuk dengan urusan kantor.Satu bulan kemudian, Teguh masuk kuliah dan mengambil kelas karyawan supaya waktunya lebih fleksibel. Dia menjalani masa ospek atau orientasi mahasiswa bersama seluruh mahasiswa dari semua kelas seangkatannya, dan bisa bertemu dengan kakak-kakak tingkatnya. Termasuk Clara.Entah kebetulan macam apa karena gadis itu selalu ada dalam setiap moment-nya. Atau mungkin, Tuhan memang sengaja membuat setiap garis kehidupannya bertumpu pada gadis bernama Clara? Teguh merasa senang, dia memiliki teman yang sudah dikenal sebelumnya di kampus elit ini."Teguh!" panggil Clara melambaikan tangannya. Seperti biasa, dia datang bersama perawatnya karena masih belum mampu berjalan akibat kecelakaan y

    Last Updated : 2024-01-19
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 6 Jangan Memandang Rendah

    Jam pulang kampus pun tiba, mereka sampai di gerbang kampus, ternyata sang supir sudah menunggu mereka, Teguh dan Clara pun, bergegas ke arah mobil. Ketika baru masuk kedalam mobil Teguh merenung belum pernah, memakai Black Cardnya, dan dia, kepikiran saran dari Aldo, untuk mempunya mobil sendiri, sekarang dia merasakan, jika setiap hari pulang pergi sama Clara dia tidak enak.“Mau langsung pulang atau ke mana?,” tanya sang sopir, membuyarkan lamunan Teguh,“kita ke Mal dulu, Pak.” Jawab Clara ,karena Teguh tidak segera memberikan respon, jadi Clara yang berinisiatif menjawab pertanyaan sang sopir.“Baik, Non” jawab sang sopirSetelah mendengar jawaban sang sopir, Clara memerhatikan Teguh , dia melihat seperti ada sesuatu yang membuatnya bingung, dia memutuskan untuk bertanya.“kamu, kenapa Guh?” tanya Clara kepada Teguh.“Em ... tidak apa-apa.” Jawab Teguh dengan di akhiri senyuman.“jangan berbohong, dari tadi kamu melamun, pasti ada yang di pikirkan,” jawab Clara, kemudian memberan

    Last Updated : 2024-02-19
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 7 Mobil Baru dan Pramuniaga Aneh

    Seusai dengan Clara, Teguh, langsung menuju ke kantor untuk menjalankan tugasnya.Tak terasa, jam sudah menunjukan waktunya pulang, Teguh bergegas membereskan pekerjaanya, dan berjalan keluar menghampiri Aldo, yang terlihat masih sibuk." Do, aku pulang dulu ya," ucap Teguh kepada Aldo. Aldo, yang mendengar suara Teguh, bergegas menghampirinya."Tuan, sebaiknya saya antar Tuan saja," ucap Aldo kepada Teguh.Aldo ingin mengantarkan Teguh, namun di tolak, Teguh memilih pulang sendiri, menggunakan taksi.Teguh, keluar dari kantor, dan menghampiri taksi, yang mangkal di dekat kantor. Namun ketika sudah memasuki jalan raya, keadaan sore itu macet. Teguh, tidak memusingkan kemacetan itu, dia melihat kanan kiri, ketika sedang asyik memandang kanan kiri, Teguh, melihat sebuah Showroom, bertuliskan BMW. Teguh, meminta sopir taksi untuk menepi, dan Teguh turun.Teguh masuk ke dalam Showroom dan di sambut pramuniaga di sana."Selamat datang, Tuan , ada yang bisa di bantu," sapa Pramuniaga terse

    Last Updated : 2024-02-20
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 8 Meninggalnya Ibu Aqilla

    Setelah masuk kedalam mobil, Teguh menginjak pedal gas dengan pelan, namun wanita disampingnya, masih meneteskan air matanya. Teguh memberanikan diri bertanya, dan setelah beberapa percakapan, Teguh tahu wanita itu, bernama Aqilla. Aqilla menceritakan kenapa dia menangis, alasanya berkat pernjualan itu, dia bisa membawa ibunya berobat, karena sakit. Teguh mulai merasa kasihan terhadap wanita itu."Hem … jadi itu, alasan kamu, maaf dimana ayah kamu, apakah kamu tidak punya adik, atau kaka?" tanya Teguh, kepada Aqilla, dengan hati-hati takut menyakiti hatinya"Saya, cuma berdua dengan Ibu saya , saya anak tunggal, ayah saya meninggal, sejak saya smp karena kecelakaan kerja." Jawab Aqilla, yang kembali meneteskan air matanya."Ya sudah, mari kita temui ibu kamu, dan bawa kerumah sakit saja, masalah pa Erga biar saya yang mengurus," ucapan Teguh. Membuat Aqilla, semakin meneteskan air matanya semakin kencang, dia tidak berdaya dengan pemuda di sampingnya 'Terimakasih, Tuhan, Engkau perte

    Last Updated : 2024-02-20
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 9 Clara atau Putri

    Malam itu pun tiba, Teguh datang ke mansion Brian. Tentunya disana Brian sudah menunggu, Teguh juga di sambut dengan baik disana."Guh, bagaimana kabar kamu," tanya Brian kepada Teguh." Saya, baik, Pak , bagaimana dengan Pak Brian?" Balas Teguh kepada Brian , kemudian Brian tersenyum.Pak Brian bukanya menjawab, tapi malah tersenyum, dan meminta Teguh untuk duduk."Sini, duduk, nak … ,ada yang perlu saya sampaikan." Ujar Brian kepada Teguh, dengan ekspresi yang serius, karena ada hal penting yang ingin Brian beritahu kepada Teguh.Teguh, patuh dan duduk. Namun hal yang mmebuat teguh sedikit tidak tenang, bagaimana Clara juga ada disana, dengan penampilan yang luar biasa."Teguh, saya, sebenarnya ingin memberitahukan, bahwa kamu … kamu harus segera bersiap, untuk menggantikan saya, untuk mengambil alih mengelola Wiratama Group" Ucap Brian, dengan memandang Teguh dengan serius, ini termasuk hal yang tiba-tiba.Jelas, Teguh yang mendengar ini di buat sangat kaget, diangkatnya dia menjadi

    Last Updated : 2024-02-22
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 10 Indri dan Kesembuhan Clara

    Keesokan harinya, Teguh, seperti biasa pergi ke kampus, dan seperti biasa memarkirkan mobilnya di Mall dekat kampus. Dia berjalan masuk ke kelasnya, dan teman - temanya sudah menunggunya. "Widih si tampan, sudah datang he … he …." ujar Ardi teman Teguh , merekapun duduk dan berbincang seputar mata kuliah hari ini, karena di mata kuliah kali ini dosenya terkenal killer dan tidak ada toleransi.Seusai kelas kuliah, mereka menuju ke kantin, untuk mengisi perut, namun kali ini Teguh, yang mentlaktir mereka, sontak teman-temanya pun merasa senang.Selesai makan, mereka kembali ke kelas, dan melanjutkan kelasnya, Teguh berjalan ke kelas kelas dan melihat Indri, berjalan keluar kelas. "Aku duluan ya." Ucap Teguh kepada teman-temanya.Teguh kemudian menuju kearah Indri "Indri" Panggil Teguh, seraya berjalan, Indri yang mendengar orang memanggilnya, dia menoleh ke arah itu , dan dia melihat Teguh berjalan kearahnya. "Eh Guh, ada apa," tanya Indri kepada Teguh."Enggak, pulang bareng yok, s

    Last Updated : 2024-02-23

Latest chapter

  • Mendadak Menjadi CEO   71

    Keesokan harinya setelah mereka selesai berish bersih ganti baju dan sarapan, mereka melanjutkan aktifitasnya sedangkan Burhan dia berangkat bekerja, Teguh Clara dan Naya mereka berangkat ke kampus, seperti biasa mereka sampai di kampus akan berpisah di lobi kampus, Clara dan Naya kali ini fokus kuliah, beda halnya dengan Teguh entah mengapa hari ini dia tidak fokus karena banyak fikiran yang mengganggunya, terutama gengster Black Jack itu, dia terus terbayang, dan dia baru dapat info jika geng itu dipimin oleh Jack yang bengis dan kejam dia memiliki dua petarung hebat kelas atas di sampingnya."Guh kenapa?" tanya Adam yang melihat Teguh melamunkemudian Teguh tersadar dan menoleh ke arah Adam."aku tidak apa-apa" jawab Teguh kepada Adam, setelah itu Teguh berusaha fokus, disisi lain tiga hari lagi dia akan terbang ke Bali.sedangkan di kediaman Pak Brian sangat tegang disana ada Brian dan tentunya Wicak dan juga Tegar, dia adalah orang kepercayaan Brian dan Wicak, Tegar adalah petaru

  • Mendadak Menjadi CEO   70

    Teguh dengan Clara semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'bruk' suara pot bunga jatu, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa" ucap Teguhseketika Naya menjadi canggung bingung harus bagaimana dia sekarang."ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu" ucap Naya dengan gelagapan"tenang saja , tidak apa-apa" jawab Teguh kemudian"ah aku lapar" celoteh Clara karena merasa lapar."em bukanya barusan kamu sama Naya makan jajan yang banyak" jawab Teguh, karena benar saja tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli"cemilan sama makan beda" gerutu Clara dengan kesalTeguh pun tidak tega dia memutuskan untuk memasak kebetulan dia juga

  • Mendadak Menjadi CEO   Kejutan

    setelah Clara selesai mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.sedangkan Teguh masih berkutik dengan berkas dan komputer di depanya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.sebelum pulang Teguh mampir keruangan Aldo"Do mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh pada Aldo"sepertinya saya nanti saja tuan, masih banyak perkerjaan" jawab Aldo karena bernar saja banyak kerjaan kantor belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."baik lah aku duluan" jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya yang sedang bercanda seketika mendengar pintu terbuka mereka ko

  • Mendadak Menjadi CEO   Keadilan

    seperti biasanya ketika sudah sampai di kampus mereka berpisah di loby tapi kali ini Teguh dan Clara bergandengan tangan jelas membuat orang-orang menatap mereka, taoi Teguh dan Clara acuh tak acuh hingga mereka tiba di loby.masing-masing masuk ke kelas, dan mengikuti jam kuliah dengan serius,waktu berlalu dan jam kampus selesai, kali ini tidak ada gangguan atau keributan seperti sebelumnya semua berjalan dengan lanjar sampai mereka berkumpul lagi di parkiran mobi, dan tadi juga sempat Indri kembali membayarkan uang kepada Teguh yang katanya untuk mencicil hutangnya dan Teguh hanya menerima uang itu dan kemudian menyimpankanya.mereka bertiga masuk ke dalam mobil lagi"mana kuncinya" Clara langsung menagih ucapan Teguh"hem baru juga masuk" balas Teguhkemudian Teguh mengambil kuncinya di dalam tas,kemudian memberikan kepada Clara,"ini kuncinya, nanti sekalian daftarin sidil jari kamu saja" Teguh meminta Clara untuk mendaftarkan sidik jarinya untuk membuka apartemenya."okay beres,

  • Mendadak Menjadi CEO   Pembasmi

    Dalam perjalanan kerumah kini Clara Tania Aldo duduk di Kursi tengah yang di paksakan untuk tiga orang walaupun begitu masih terasa lega karena tubuh Clara dan Tania lumayan ramping, sedangkan Aldo di dekat pintu dengan Tania di tengah. dan Burhan duduk di depan bersama Teguh. sedangkan motor Burhan di bawa Aryo." aku tidak nyangka kamu masih sejago dulu bahkan lebih jago" celoteh Burhan kepada Teguh membuka obrolan"hahah biasa saja hanya sering latihan kecil kalau pagi dan waktu luang" jawab Teguh kemudian mengusap hidungnya"oh iya ada apa ngajak aku ikut" tanya Burhan penasaran." nanti juga tahu, oh iya kemarin sudah di terima yah?" tanya Teguh kembali bertanya mengenai posisi perkerjaan."iya Alhamdulilah, tapi pabriknya lumayan jauh dari rumah , soalnya deket pabrik utama" jawab Burhan dengan sedikit kesal karena dia mau tidak mau cari kosan."udah tenang aja , tinggal sama aku aja" jawab Teguh dengan santai"emang tidak apa-apa?" tanya Burhan"lah kaya sama siapa" jawab Teguh

  • Mendadak Menjadi CEO   Dua Harimau Bersaudara

    setelah mereka setuju dengan ajakan Teguh, kemudian langsung bergegas ke restoran yang sudah Teguh sepakati dengan teman-temanya.mereka bersemangat karena akan di tlaktir oleh Teguhketika dalam perjalanan, Teguh mendapat notifikasi pesan grup dari teman-temanya."Teguh dimana belum kelihatan" kirim Burhan di pesan grup"sedang dalam perjalanan" balas Teguh kemudian kembali fokus menyetir mobilnyasekitar satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di restoran yang di sepakati,Teguh dan rombongan keluar dari mobil dan masuk kedalam restoran bersama, setelah masuk Teguh mencari keberadaan teman-temanya.kemudian mendengar seseorang yang memanggilnya "Teguuh" lantas Teguh menoleh ke arah sumber suara, dan melihat sudah ada Putri, Dini, Tomi, Rio , Aryo, Heru dan Burhan."ayok itu mereka" ajak Teguh kepada Clara Putri dan Aldo Taniakemudian menghampiri mereka yang sudah menunggu Teguh."maaf yah nunggu lama" sapa Teguh kepada teman temanya."santai saja kami maklumi orang sibuk" jawab Ri

  • Mendadak Menjadi CEO   Bertemu Teman

    Teguh Aldo dan Tania bergegas ke bandara untuk mengejar waktu, kali ini mereka menngunakan mobil Teguh supaya bisa lebih cepat, dengan Aldo yang menyetir, Teguh di dalam mobil terus memperhatikan berkas apa saja yang harus dia sampaikan nantinya.Brian dan Teguh sudah sepakat untuk bertemu di pintu masuk bandara, supaya mereka masuk bersama,Teguh juga mengerutkan kenignya karena nanti malam dia juga sudah berjanji untuk mentlaktir teman-temanya.mobil pun tiba di pintu masuk bandara dan benar saja disana sudah ada Brian Clara dan Wicak, sedangkan Naya memilih tetap dirumah.setibanya di sana rombongan Teguh menghampiri Brian dan yang lain, dan disaat itu juga Teguh matanya berbinar melihat Clara memakai setelan formal, walaupun sebelumnya sudah pernah melihat tetapi kali ini berbeda Clara berpenampilan sangat perfect seperti bos besar, dengan setelan formal tetapi masih sangat Anggun.Begitu juga dengan Clara yang memperhatikan penampilan Teguh yang begitu berwibawa, kemudian mata me

  • Mendadak Menjadi CEO   Ekspos Hubungan Teguh dan Clara

    Baru beberapa hari saja hubungan Teguh dengan Clara sudah mulai ter ekspos seperti di hidup kita kekuatan netizen, tapi anehnya Pak Brian belum mengetahui hal ini.kuliah mereka bertiga pun berjalan dengan lancar ,"jujur sama kita kamu sama Clara pacaran kan" tanya teman Teguh ketika jam pelajaran selesaiTeguh pun kelabakan harus menjawab apa , Teguh terus diam memikirkanya"udah jangan ngelak lagi" kali ini Kenan ikut menimpali"ya aku ngaku, aku sama Clara udah jadian" jawab Teguh karena tidak mungkin berbohong lagi"ha.. kapan dimana?" kali ini Adam sangat bersemangat"di Guci waktu pulang kampung" jawab Teguh dengan jujur"hei kamu pulang kampung gak ngajak?" Teguh semakin di cecar teman-temanya"waktu itu pulang ke rumah hanya mampir sebenarnya ada tugas kerja ke semarang jadi pulangnya mampir tapi pas waktu itu kebetulan Clara ikut" kemudian Teguh menjelaskan kepada mereka.setelah menjawab pertanyaan Teguh pun mereka paham.setelah itu mereka memutuskan untuk istirahat makan

  • Mendadak Menjadi CEO   masalah

    Waktu semakin larut, mereka tidak terasa, sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor, karena Brian, yang meminta. Tak lupa juga, Brian mengajak Teguh, untuk makan malam, dan disitu Brian, menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara, begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum, bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh. "Teguh, Clara, ada yang mau saya tanyakan, " ucap Brian, pada Teguh dan Clara. "Iya yah, ada apa?" tanya Clara. "Sebenarnya, hubungan kalian, sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget. 'Ini, memang sudah waktunya, memberi tahu,' gumam Teguh, dalam hatinya. "Baik sebenarnya...." Teguh, belum selesai, mengucapkannya, sudah di sambar oleh Naya. "Mereka, sudah pacaran, " ucap Naya, langsung to the point, seketika Brian, menjatuhkan sendok dan garpunya di piring, terdengar benturan suara sendok dan garpu."Kenapa kalian, merahasiakan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status