Home / Urban / Mendadak Menjadi CEO / BAB 4 Hari Pertama Jadi Direktur

Share

BAB 4 Hari Pertama Jadi Direktur

last update Last Updated: 2024-01-19 09:06:38

Hari pertama sebagai Direktur Utama, Teguh merubah penampilannya, karena semenjak kejadian di hari ulang tahun Putri, dia merasa harus merubah standar dirinya supaya tidak melulu dihina orang lain. 

Dengan menggunakan jas hitam, dalaman kemeja merah maroon, dan sepatu yang mengkilat, Teguh berjalan dengan penuh wibawa dan langsung diberi hormat oleh para karyawannya.

Teguh menerima banyak tugas hari ini, dari mulai laporan berkas yang mesti ia periksa, proses tanda tangan penyerahan jabatan, sampai jadwal pertemuan yang dalam satu minggu ini akan full. Teguh dikejar deadline mulai sekarang.

Beruntung, ada Pak Wicak yang merupakan orang kepercayaan Brian dan ditugaskan mendampingi Teguh untuk terus mempelajari tugasnya sebagai direktur, sehingga Teguh tidak terlalu pusing dengan segala hal yang baru dia temui saat ini.

"Maaf kalau saya banyak tanya, ya, Pak," ucap Teguh pada Pak Wicak.

"Saya sebenarnya merasa belum siap dengan jabatan ini, akan tetapi saya juga tidak bisa bisa melewatkan kesempatan ini," tambah Teguh lagi.

"Saya senang kok, kamu anak baik. Tapi, mulai besok kamu akan memiliki asisten resmi, namanya Aldo, dia anak saya yang baru selesai pendidikan di luar negeri, dan baru pulang satu bulan yang lalu."

Dan benar saja, keesokan harinya, Teguh dijemput oleh mobil kantor yang di dalamnya sudah ada Aldo, anak dari Pak Wicak. Teguh bersalaman dengan pemuda seusianya itu dan memperbincangkan banyak hal selama dalam perjalanan. Teguh dan Aldo langsung nyambung, mereka satu frekuensi dalam banyak hal.

"Okay, jadi, meskipun kamu asistenku, anggap saja aku teman, ya. Kecuali dalam pekerjaan, kita profesional." Teguh menatap Aldo yang mengangguk.

"Tentu, kita akan jadi rekan kerja sekaligus teman baik. Oh ya, ayahku bilang kamu ingin kuliah, ya? Ada salah satu universitas yang sudah membuka gelombang pendaftaran, kamu bersedia?" tanya Aldo.

"Tentu saja, asal jurusannya sesuai dengan pekerjaanku sekarang, karena jujur saja aku masih belum percaya diri dan merasa ilmuku belum mempuni." 

"Akan aku atur nanti," sahut Aldo.

"Apa yang mesti aku siapkan?" Teguh bertanya lagi membuat Aldo menggeleng.

"Kamu lupa kalau sudah punya asisten, ya?" kekeh Aldo membuat Teguh tertawa, karena dia sangat tidak terbiasa mengandalkan orang lain sebelumnya.

"Tenang, aku akan siapkan semua berkasnya dan nanti kamu hanya tinggal masuk saja, duduk rapi, dan belajar di kelas. Okay?!" imbuh Aldo, dan dibalas anggukkan oleh pemuda yang kini menjadi atasannya.

Mobil akhirnya sampai dan dua lelaki karismatik itu turun bersamaan dari dalam mobil, membuat para karyawan merasa sedang menyambut dua idola Korea. Teguh dengan wajah tampan, penuh wibawa, dan teduhnya, dan Aldo dengan gaya cassual, keren, juga penuh pesona.

"Se-selamat datang, Pak," ucap salah seorang karyawan perempuan dengan mata terpana. Pagi ini, mereka benar-benar cuci mata.

"Selamat pagi, selamat bekerja." Teguh mengangguk ramah.

Namun, yang membuatnya terkejut adalah keberadaan Clara. Gadis itu turut menyambutnya dengan memberikan senyuman hangat membuat Teguh salah tingkah.

"Clara, kamu di sini?" ujar Teguh dan langsung mendorong kursi roda anak dari Brian itu menuju lift khusus para direksi.

Para karyawan perempuan langsung berkumpul menggosipkan boss mereka serta asisstennya yang sangat tampan, mereka juga membicarakan rasa tidak sangka mereka karena ternyata, Teguh dan Clara sudah saling kenal bahkan seperti sangat dekat.

"Kalian itu lebay banget sih, cuma cowok kampung lulusan SMK doang, Clara juga paling mau nyuruh-nyuruh si Teguh ke sini," kata Rendi yang seperti biasa selalu sinis kalau membicarakan Teguh.

"Kenapa sih sewot mulu kerjaannya. Ayok, ah, jangan deket-deket sama si Rendi, malesin!"

Mereka meninggalkan Rendi yang merasa kesal, karena biasanya dia adalah lelaki yang banyak digandrungi sebelum Teguh datang ke perusahaan ini. Keberadaan Teguh membuatnya banyak rugi dan dia berpikir untuk membuat perhitungan pada Teguh supaya pemuda itu bisa dipecat dari perusahaan ini.

"Aku ada ide!" gumamnya lalu menuju meja kerjanya untuk merealisasikan idenya.

***

Clara sendiri datang pagi-pagi sekali diantar sopir dan perawatnya, karena jadwal kuliahnya hanya siang saja, dan entah mengapa hatinya tak tenang dan ingin datang ke perusahaan utama ayahnya di mana ada Teguh di sana.

"Apa kamu datang untuk memeriksa pekerjaanku, Clara?" tanya Teguh saat mereka sudah berada di ruangan direktur.

"Hmmm ... aku mau main saja, ini kan kantor ayahku." Clara salah tingkah membuat perawatnya mengulum senyum dan langsung izin keluar.

"Oh, ya sudah, lihat aku kerja saja, ya!" kata Teguh dan Aldo yang berada di sana langsung berpura-pura batuk.

"Aku keluar juga karena harus mengambil berkas pendaftaranmu di ruang berkas." Aldo keluar dan kini hanya tinggal Clara dan Teguh di sana.

"Kamu mau duduk di kursi roda atau sofa? Takutnya kamu tidak nyaman," 

"Di sini saja, aku nyaman kok. Hm ... Teguh, apa kamu selalu baik seperti ini pada siapa saja?" tanya Clara ragu.

"Memangnya kenapa? Bukankah kita memang dianjurkan berbuat baik pada sesama, ya?" balas Teguh dengan tersenyum, membuat Clara menarik nafas dalam. Dia benar-benar speechless sekarang.

"Maksud aku, ah, lupakan saja, lanjutkan pekerjaannya, ya!" titah Clara lalu melihat-lihat ruangan yang dulu digunakan ayahnya dengan hati yang gelisah.

Apa Clara jatuh cinta? Entahlah. Gadis itu juga masih menimbang-nimbang hatinya. Namun, perasaan selalu ingin bertemu membuatnya bingung harus bagaimana, karena di di satu sisi, dia takut disangka perempuan murahan. Di sisi lain, Clara tidak bisa menahan gejolak hatinya.

Teguh seperti air di padang pasir yang Clara temukan di saat hatinya dilanda kekeringan setelah Tomi mengkhianatinya. Pemuda itu berhasil membuat Clara yang susah jatuh cinta, dengan mudahnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tepat saat Teguh menolongnya di mall.

"Teguh, kamu siang ini makan siang di mana?" tanya Clara pada Teguh yang sedang fokus pada laptop-nya di hadapannya.

"Di hatimu," balas Teguh bercanda tapi Clara sangat serius menanggapinya.

***

Di luar, semua karyawan yang melewati ruangan direktur yang tak lain adalah ruangan Teguh merasa terkejut, karena ada sebuah kertas yang menempel dengan tulisan 'RUANGAN DIREKTUR MODAL 200 RIBU'. Mereka yang merasa ini tidak benar langsung melaporkannya kepada Aldo yang langsung marah saat melihatnya.

"Siapa yang menempel tulisan ini? Berani sekali dia!" bentak Aldo membuat Teguh dan Clara yang berada di dalam langsung keluar dan melihat tulisan tersebut.

Teguh menghela nafas berat, dia hanya busa terdiam karena isi dari tulisan itu memang benar adanya. Teguh hanya pemuda lulusan SMK dan tak memiliki tittle yang membuatnya layak mendapatkan posisi ini.

"Aldo, sudahlah, memang benar kan, aku ini menjadi direktur karena pernah membantu Pak Brian di terminal. Tidak usah diperpanjang!" pinta Teguh.

"Tapi, ini sudah melanggar etika, Pak Teguh!" sahut Aldo terlihat jengkel.

"Benar, kamu itu jangan terlalu baik, Teguh," timpal Clara. "Aku akan hubungi Papa."

Mereka pun mengechek CCTV setelah Brian datang dan betapa terkejutnya saat mereka melihat jika Rendi yang telah menempel tulisan tersebut di pintu ruangan direktur. Brian tidak menyangka Rendi akan berbuat hal yang amat melanggar etika, hingga dengan terpaksa, Brian memutuskan untuk memecat Rendi saja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Menjadi CEO   BAB 5 Senior Yang Songong

    Masalah Rendi membuat Teguh semakin terpukul dan belajar bahwa dirinya harus mensejajarkan diri dengan para karyawan yang merupakan bawahannya. Teguh tidak mau selalu disebut direktur modal dua ratus ribu, sehingga dia memutuskan untuk memulai masa kuliahnya meskipun kini sangat sibuk dengan urusan kantor.Satu bulan kemudian, Teguh masuk kuliah dan mengambil kelas karyawan supaya waktunya lebih fleksibel. Dia menjalani masa ospek atau orientasi mahasiswa bersama seluruh mahasiswa dari semua kelas seangkatannya, dan bisa bertemu dengan kakak-kakak tingkatnya. Termasuk Clara.Entah kebetulan macam apa karena gadis itu selalu ada dalam setiap moment-nya. Atau mungkin, Tuhan memang sengaja membuat setiap garis kehidupannya bertumpu pada gadis bernama Clara? Teguh merasa senang, dia memiliki teman yang sudah dikenal sebelumnya di kampus elit ini."Teguh!" panggil Clara melambaikan tangannya. Seperti biasa, dia datang bersama perawatnya karena masih belum mampu berjalan akibat kecelakaan y

    Last Updated : 2024-01-19
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 6 Jangan Memandang Rendah

    Jam pulang kampus pun tiba, mereka sampai di gerbang kampus, ternyata sang supir sudah menunggu mereka, Teguh dan Clara pun, bergegas ke arah mobil. Ketika baru masuk kedalam mobil Teguh merenung belum pernah, memakai Black Cardnya, dan dia, kepikiran saran dari Aldo, untuk mempunya mobil sendiri, sekarang dia merasakan, jika setiap hari pulang pergi sama Clara dia tidak enak.“Mau langsung pulang atau ke mana?,” tanya sang sopir, membuyarkan lamunan Teguh,“kita ke Mal dulu, Pak.” Jawab Clara ,karena Teguh tidak segera memberikan respon, jadi Clara yang berinisiatif menjawab pertanyaan sang sopir.“Baik, Non” jawab sang sopirSetelah mendengar jawaban sang sopir, Clara memerhatikan Teguh , dia melihat seperti ada sesuatu yang membuatnya bingung, dia memutuskan untuk bertanya.“kamu, kenapa Guh?” tanya Clara kepada Teguh.“Em ... tidak apa-apa.” Jawab Teguh dengan di akhiri senyuman.“jangan berbohong, dari tadi kamu melamun, pasti ada yang di pikirkan,” jawab Clara, kemudian memberan

    Last Updated : 2024-02-19
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 7 Mobil Baru dan Pramuniaga Aneh

    Seusai dengan Clara, Teguh, langsung menuju ke kantor untuk menjalankan tugasnya.Tak terasa, jam sudah menunjukan waktunya pulang, Teguh bergegas membereskan pekerjaanya, dan berjalan keluar menghampiri Aldo, yang terlihat masih sibuk." Do, aku pulang dulu ya," ucap Teguh kepada Aldo. Aldo, yang mendengar suara Teguh, bergegas menghampirinya."Tuan, sebaiknya saya antar Tuan saja," ucap Aldo kepada Teguh.Aldo ingin mengantarkan Teguh, namun di tolak, Teguh memilih pulang sendiri, menggunakan taksi.Teguh, keluar dari kantor, dan menghampiri taksi, yang mangkal di dekat kantor. Namun ketika sudah memasuki jalan raya, keadaan sore itu macet. Teguh, tidak memusingkan kemacetan itu, dia melihat kanan kiri, ketika sedang asyik memandang kanan kiri, Teguh, melihat sebuah Showroom, bertuliskan BMW. Teguh, meminta sopir taksi untuk menepi, dan Teguh turun.Teguh masuk ke dalam Showroom dan di sambut pramuniaga di sana."Selamat datang, Tuan , ada yang bisa di bantu," sapa Pramuniaga terse

    Last Updated : 2024-02-20
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 8 Meninggalnya Ibu Aqilla

    Setelah masuk kedalam mobil, Teguh menginjak pedal gas dengan pelan, namun wanita disampingnya, masih meneteskan air matanya. Teguh memberanikan diri bertanya, dan setelah beberapa percakapan, Teguh tahu wanita itu, bernama Aqilla. Aqilla menceritakan kenapa dia menangis, alasanya berkat pernjualan itu, dia bisa membawa ibunya berobat, karena sakit. Teguh mulai merasa kasihan terhadap wanita itu."Hem … jadi itu, alasan kamu, maaf dimana ayah kamu, apakah kamu tidak punya adik, atau kaka?" tanya Teguh, kepada Aqilla, dengan hati-hati takut menyakiti hatinya"Saya, cuma berdua dengan Ibu saya , saya anak tunggal, ayah saya meninggal, sejak saya smp karena kecelakaan kerja." Jawab Aqilla, yang kembali meneteskan air matanya."Ya sudah, mari kita temui ibu kamu, dan bawa kerumah sakit saja, masalah pa Erga biar saya yang mengurus," ucapan Teguh. Membuat Aqilla, semakin meneteskan air matanya semakin kencang, dia tidak berdaya dengan pemuda di sampingnya 'Terimakasih, Tuhan, Engkau perte

    Last Updated : 2024-02-20
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 9 Clara atau Putri

    Malam itu pun tiba, Teguh datang ke mansion Brian. Tentunya disana Brian sudah menunggu, Teguh juga di sambut dengan baik disana."Guh, bagaimana kabar kamu," tanya Brian kepada Teguh." Saya, baik, Pak , bagaimana dengan Pak Brian?" Balas Teguh kepada Brian , kemudian Brian tersenyum.Pak Brian bukanya menjawab, tapi malah tersenyum, dan meminta Teguh untuk duduk."Sini, duduk, nak … ,ada yang perlu saya sampaikan." Ujar Brian kepada Teguh, dengan ekspresi yang serius, karena ada hal penting yang ingin Brian beritahu kepada Teguh.Teguh, patuh dan duduk. Namun hal yang mmebuat teguh sedikit tidak tenang, bagaimana Clara juga ada disana, dengan penampilan yang luar biasa."Teguh, saya, sebenarnya ingin memberitahukan, bahwa kamu … kamu harus segera bersiap, untuk menggantikan saya, untuk mengambil alih mengelola Wiratama Group" Ucap Brian, dengan memandang Teguh dengan serius, ini termasuk hal yang tiba-tiba.Jelas, Teguh yang mendengar ini di buat sangat kaget, diangkatnya dia menjadi

    Last Updated : 2024-02-22
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 10 Indri dan Kesembuhan Clara

    Keesokan harinya, Teguh, seperti biasa pergi ke kampus, dan seperti biasa memarkirkan mobilnya di Mall dekat kampus. Dia berjalan masuk ke kelasnya, dan teman - temanya sudah menunggunya. "Widih si tampan, sudah datang he … he …." ujar Ardi teman Teguh , merekapun duduk dan berbincang seputar mata kuliah hari ini, karena di mata kuliah kali ini dosenya terkenal killer dan tidak ada toleransi.Seusai kelas kuliah, mereka menuju ke kantin, untuk mengisi perut, namun kali ini Teguh, yang mentlaktir mereka, sontak teman-temanya pun merasa senang.Selesai makan, mereka kembali ke kelas, dan melanjutkan kelasnya, Teguh berjalan ke kelas kelas dan melihat Indri, berjalan keluar kelas. "Aku duluan ya." Ucap Teguh kepada teman-temanya.Teguh kemudian menuju kearah Indri "Indri" Panggil Teguh, seraya berjalan, Indri yang mendengar orang memanggilnya, dia menoleh ke arah itu , dan dia melihat Teguh berjalan kearahnya. "Eh Guh, ada apa," tanya Indri kepada Teguh."Enggak, pulang bareng yok, s

    Last Updated : 2024-02-23
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 11 Runi Teguh dan Teman Lama

    Teguh, berada di kantornya dan sangat sibuk dengan pekerjaan, karena sering di tinggal ke kampus, dia harus segera menyelesaikan pekerjaanya, karena dia sudah janji pada teman-temanya untuk ngumpul di warung Bu Linda.Jam pun menunjukan waktunya pulang kantor, Teguh pun masih fokus dengan berkas-berkas yang ada didepanya, dia kali ini benar-benar fokus pada pekerjaanya, dia tidak memikirkan wanita lagi.Teguh terus fokus kerja, sampai makanpun dia pesan untuk dibawakan keruangnya, karena dia harus mengurus bisnis baru yang akan di lakukan oleh Wiratama Group, ya itu maskapi penerbangan, itu adalah terobosan bisnis barunya, jadi Teguh harus mencari detail setiap bisnis maskapai penerbangan.Kini kondisi kantor sudah sepi, tinggal Teguh dan Aldo dan, sekretaris Tania pun sudah pulang, Aldo menemaninya untuk mengerjakan berkas bisnis yang baru, dan permasalahan perizinan dan mencari maskapai.Ketika sedang serius mengamati pekerjaan, ponsel pun berdering ada notifikasi pesan masuk, Tegu

    Last Updated : 2024-02-24
  • Mendadak Menjadi CEO   Bab 12 Sang Sekretaris

    Tak terasa, mnereka mengobrol hingga larut malam, mereka memutuskan untuk kembali tempat masing-masing, Teguh kembali dengan Aldo , namun kali ini Aldo yang menyetir."Gimana, Dini, kamu suka ya Do he...he ....." tanya Teguh membuka Obrolan di dalam mobil dengan santai. "Apalah, baru aja sekali ketemu, " balas Aldo dengan santai. "Wah, berati kamu nunggu saat ketemu lagi ya, " lanjut Teguh dengan meledek Aldo, membuat Aldo jadi sedikit malu. "Tenang, aja akan aku bantu nantinya, ha ... ha ....." lanjut Teguh sambil Tertawa. Teguh, merasa lega bisa memenuhi keinginan teman - temanya, untuk ngumpul bareng lagi, setelah ini besok adalah hari libur Teguh belum memiliki rencana untuk esok.Mobil terus melaju dengan lenggang dan santai menyusuri jalanan Ibu kota."Guh, kamu sendiri gada kepikiran buat nikah? " sekarang gantain, Aldo yang menanyai Teguh. "Hem, aku jelas kepikiran, tapi nanti rencananya setelah selesai kuliah, " itu adalah jawaban Teguh, yang sudah jadi keinginanya."Dar

    Last Updated : 2024-02-26

Latest chapter

  • Mendadak Menjadi CEO   74

    "kami mohon nona Amber ini masalah keluarga kita tidak ada kaitanya dengan tempat kerja saya" mohon sang rektor itu kali ini bersujud, memohon ampun kepada AmberTeguh semakin mengepalkan tanganya , dia tidak menyangka ternyata begitu banyak orang kaya yang anaknya menyalah gunakan kekuasaan keluarganya."aku yang akan mendisiplinkan anakmu, dan segera kosongkan kampus ini, biar anda bagaimana rasanya hancur" ucap Amber dengan nada penuh intimidasi"bawa dia dan hancurkan" perintah Amber kepada anak buahnya untuk membawa, rektor itu dan kemudain memporandakan gedung kampus."baik nona" seketika mereka mengangguk dan mulai menjalankan tugas, dari mengusir mahasiswa sampai menghancurkan kelas,,tidak bisa di bayangkan bagaimana takutnya para mahasiswa kala itu, mereka di paksa keluarga kampus dengan kasar, bahkan ada siswa laki-laki yang berusha melawan mereka, tapi malah mahasiswa itu yang di hajar sampai babak belur.ada juga mahasiswi yang menolak diseret oleh mereka , sehingga membu

  • Mendadak Menjadi CEO   73

    Waktu semakin larut mereka tidak terasa sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor karena Brian yang meminta. tak lupa juga Brian mengajak Teguh untuk makan malam, dan disitu Brian menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh ."Teguh Clara ada yang mau saya tanyakan" ucap Brian pada Teguh dan Clara"iya yah ada apa?" tanya Clara"sebenarnya hubungan kalian sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget'ini memang sudah waktunya memberi tahu' gumam Teguh dalam hatinya"baik sebenarnya........." Teguh belum selesai mengucapkanya sudah di sambar oleh Naya"mereka sudah pacaran" ucap Naya langsung to the point,seketika Brian menjatuhkan sendok dan garpunya di piring . klang...... terdengar bernturan suara sendok dan garpu.."kenapa kalian merahasiakanya dari saya" kini Bria

  • Mendadak Menjadi CEO   72

    Teguh kemudian memasang kuda kuda dan bersiap jika sewaktu waktu mereka akan menyerang ,"akan aku tunjukan apa itu sombong" balas Cibir Teguh , dan tanpa di duga mereka seketika berlari kearah Teguh untuk menyerang, untung saja Teguh sudah memasang kuda kuda, sedangkan di dalam mobil jelas sekali Clara dan Naya sangat cemas dengan Teguh. meraka selalu berdoa supaya ada keajaiban.mereka tidak tanggung tanggung mereka langsung mengkroyok Teguh lebih dari tiga puluh orang turun dari mobil van yang tadi mengepung Teguh mereka bergerak serentak. dan detik berikutnya terdengar suara tulang saling bertabrakan dan suara erangan dan pukulan, dan itu membuat pimpinan mereka yang mengkordinasi serangan itu memicingkan matanya dia tampak tidak percaya jika pemuda yang sombong di depanya benar, benar tidak takut mati."aahhhhh' Teguh berteriak untuk menambah kekuatanya dan seketika mengeluarkan aura yang sangat dingin, baru lah kemudian Teguh mengangkat salah satu dari mereka dan kemudian melem

  • Mendadak Menjadi CEO   71

    Keesokan harinya setelah mereka selesai berish bersih ganti baju dan sarapan, mereka melanjutkan aktifitasnya sedangkan Burhan dia berangkat bekerja, Teguh Clara dan Naya mereka berangkat ke kampus, seperti biasa mereka sampai di kampus akan berpisah di lobi kampus, Clara dan Naya kali ini fokus kuliah, beda halnya dengan Teguh entah mengapa hari ini dia tidak fokus karena banyak fikiran yang mengganggunya, terutama gengster Black Jack itu, dia terus terbayang, dan dia baru dapat info jika geng itu dipimin oleh Jack yang bengis dan kejam dia memiliki dua petarung hebat kelas atas di sampingnya."Guh kenapa?" tanya Adam yang melihat Teguh melamunkemudian Teguh tersadar dan menoleh ke arah Adam."aku tidak apa-apa" jawab Teguh kepada Adam, setelah itu Teguh berusaha fokus, disisi lain tiga hari lagi dia akan terbang ke Bali.sedangkan di kediaman Pak Brian sangat tegang disana ada Brian dan tentunya Wicak dan juga Tegar, dia adalah orang kepercayaan Brian dan Wicak, Tegar adalah petaru

  • Mendadak Menjadi CEO   70

    Teguh dengan Clara semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'bruk' suara pot bunga jatu, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa" ucap Teguhseketika Naya menjadi canggung bingung harus bagaimana dia sekarang."ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu" ucap Naya dengan gelagapan"tenang saja , tidak apa-apa" jawab Teguh kemudian"ah aku lapar" celoteh Clara karena merasa lapar."em bukanya barusan kamu sama Naya makan jajan yang banyak" jawab Teguh, karena benar saja tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli"cemilan sama makan beda" gerutu Clara dengan kesalTeguh pun tidak tega dia memutuskan untuk memasak kebetulan dia juga

  • Mendadak Menjadi CEO   Kejutan

    setelah Clara selesai mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.sedangkan Teguh masih berkutik dengan berkas dan komputer di depanya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.sebelum pulang Teguh mampir keruangan Aldo"Do mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh pada Aldo"sepertinya saya nanti saja tuan, masih banyak perkerjaan" jawab Aldo karena bernar saja banyak kerjaan kantor belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."baik lah aku duluan" jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya yang sedang bercanda seketika mendengar pintu terbuka mereka ko

  • Mendadak Menjadi CEO   Keadilan

    seperti biasanya ketika sudah sampai di kampus mereka berpisah di loby tapi kali ini Teguh dan Clara bergandengan tangan jelas membuat orang-orang menatap mereka, taoi Teguh dan Clara acuh tak acuh hingga mereka tiba di loby.masing-masing masuk ke kelas, dan mengikuti jam kuliah dengan serius,waktu berlalu dan jam kampus selesai, kali ini tidak ada gangguan atau keributan seperti sebelumnya semua berjalan dengan lanjar sampai mereka berkumpul lagi di parkiran mobi, dan tadi juga sempat Indri kembali membayarkan uang kepada Teguh yang katanya untuk mencicil hutangnya dan Teguh hanya menerima uang itu dan kemudian menyimpankanya.mereka bertiga masuk ke dalam mobil lagi"mana kuncinya" Clara langsung menagih ucapan Teguh"hem baru juga masuk" balas Teguhkemudian Teguh mengambil kuncinya di dalam tas,kemudian memberikan kepada Clara,"ini kuncinya, nanti sekalian daftarin sidil jari kamu saja" Teguh meminta Clara untuk mendaftarkan sidik jarinya untuk membuka apartemenya."okay beres,

  • Mendadak Menjadi CEO   Pembasmi

    Dalam perjalanan kerumah kini Clara Tania Aldo duduk di Kursi tengah yang di paksakan untuk tiga orang walaupun begitu masih terasa lega karena tubuh Clara dan Tania lumayan ramping, sedangkan Aldo di dekat pintu dengan Tania di tengah. dan Burhan duduk di depan bersama Teguh. sedangkan motor Burhan di bawa Aryo." aku tidak nyangka kamu masih sejago dulu bahkan lebih jago" celoteh Burhan kepada Teguh membuka obrolan"hahah biasa saja hanya sering latihan kecil kalau pagi dan waktu luang" jawab Teguh kemudian mengusap hidungnya"oh iya ada apa ngajak aku ikut" tanya Burhan penasaran." nanti juga tahu, oh iya kemarin sudah di terima yah?" tanya Teguh kembali bertanya mengenai posisi perkerjaan."iya Alhamdulilah, tapi pabriknya lumayan jauh dari rumah , soalnya deket pabrik utama" jawab Burhan dengan sedikit kesal karena dia mau tidak mau cari kosan."udah tenang aja , tinggal sama aku aja" jawab Teguh dengan santai"emang tidak apa-apa?" tanya Burhan"lah kaya sama siapa" jawab Teguh

  • Mendadak Menjadi CEO   Dua Harimau Bersaudara

    setelah mereka setuju dengan ajakan Teguh, kemudian langsung bergegas ke restoran yang sudah Teguh sepakati dengan teman-temanya.mereka bersemangat karena akan di tlaktir oleh Teguhketika dalam perjalanan, Teguh mendapat notifikasi pesan grup dari teman-temanya."Teguh dimana belum kelihatan" kirim Burhan di pesan grup"sedang dalam perjalanan" balas Teguh kemudian kembali fokus menyetir mobilnyasekitar satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di restoran yang di sepakati,Teguh dan rombongan keluar dari mobil dan masuk kedalam restoran bersama, setelah masuk Teguh mencari keberadaan teman-temanya.kemudian mendengar seseorang yang memanggilnya "Teguuh" lantas Teguh menoleh ke arah sumber suara, dan melihat sudah ada Putri, Dini, Tomi, Rio , Aryo, Heru dan Burhan."ayok itu mereka" ajak Teguh kepada Clara Putri dan Aldo Taniakemudian menghampiri mereka yang sudah menunggu Teguh."maaf yah nunggu lama" sapa Teguh kepada teman temanya."santai saja kami maklumi orang sibuk" jawab Ri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status