Jam pulang kampus pun tiba, mereka sampai di gerbang kampus, ternyata sang supir sudah menunggu mereka, Teguh dan Clara pun, bergegas ke arah mobil. Ketika baru masuk kedalam mobil Teguh merenung belum pernah, memakai Black Cardnya, dan dia, kepikiran saran dari Aldo, untuk mempunya mobil sendiri, sekarang dia merasakan, jika setiap hari pulang pergi sama Clara dia tidak enak.
“Mau langsung pulang atau ke mana?,” tanya sang sopir, membuyarkan lamunan Teguh,“kita ke Mal dulu, Pak.” Jawab Clara ,karena Teguh tidak segera memberikan respon, jadi Clara yang berinisiatif menjawab pertanyaan sang sopir.“Baik, Non” jawab sang sopirSetelah mendengar jawaban sang sopir, Clara memerhatikan Teguh , dia melihat seperti ada sesuatu yang membuatnya bingung, dia memutuskan untuk bertanya.“kamu, kenapa Guh?” tanya Clara kepada Teguh.“Em ... tidak apa-apa.” Jawab Teguh dengan di akhiri senyuman.“jangan berbohong, dari tadi kamu melamun, pasti ada yang di pikirkan,” jawab Clara, kemudian memberanikan, memegang tangan Teguh.Teguh yang kaget, merasakan tangannya dipegang Clara, sontak menarik tangannya.“Hem ... aku tidak apa-apa benaran. ” Jawab Teguh sambil menarik tangannya.Suasana, hening kembali. Dipikirkan Teguh, sudah memutuskan untuk membeli mobil saja.Mereka pun, sampai di sebuah Mal, Teguh, membantu Clara turun dan duduk di kursi rodanya , kemudian mereka berjalan masuk, kedalaman Mal.Bisa dipastikan, mereka kembali menjadi pusat perhatian. ‘Wah pacarnya ganteng, setia lagi, walaupun sederhana’ parang pengunjung lainya yang melihat itu mulai berdiskusi. ‘Jangan salah ,liat saja pacarnya, pakainya murahan sedangkan ceweknya, pakaiannya bagus, pasti si cowok itu mau, karena uangnya’ ucap pengunjung lain ada yang sinis ada juga yang mendukung.Teguh dan Clara, memutuskan masuk ke sebuah toko tas, di dalam mal karena Clara, suka sekali mengoleksi tas bermerek.“Selamat datang ,di toko kami, ada yang bisa kami bantu?,” sapa seorang pramuniaga, yang menyambut kedatangan mereka.“Iya, saya mau cari tas , tapi mau lihat-lihat, dulu barangkali ada yang cocok,” jawab Clara, lalu Teguh mendorong kursi roda Clara, mereka pun berkeliling, menuruti arah Clara untuk berkeliling di toko itu. Setelah cukup lama berkeliling, mata Clara pun tertuju pada sebuah tas, yang di pajang dengan istimewa di sana , mereka pun bergerak kearah tas itu.“Tas itu, saya boleh lihat?” ucap Clara, kepada salah satu Pramuniaga yang ada di sana.“Baik, non. “ Jawab pramuniaga tersebut, kemudian mengambilkan tas tersebut.“Ini adalah tas, keluaran Gucci terbaru, limited edition, dan hanya, di produksi dua puluh saja. Kebetulan, salah satunya ada di toko kami.” Ujar pramuniaga itu, seraya menjelaskan tentang tas tersebut.“Wah ... bagus ya Guh,” ucap Clara kepada Teguh, dan Teguh yang notabenenya orang biasa, jadi dia tidak mengerti, barang seperti itu, tapi kemudian Teguh hanya mengangguk saja.Tapi, ketika Clara, sedang melihat dengan seksama, tas yang ada di tangannya, datanglah sepasang kekasih, ke Toko itu.“Wah ... sayang, itu tas yang di pegang dia, bagus banget aku mau,” rengek manja wanita itu kepada pasangannya.“Baik, sayang, ayuk.” Ajak pasangannya, kemudian berjalan menuju, Pramuniaga yang sedang melayani, Teguh dan Clara.“Mbak, saya mau tas, yang seperti itu,” pinta, wanita itu tanpa basa basi.“Maaf, nona, namun tas itu keluaran terbaru, produk ini dar Gucci, dan limited edition, hanya ada dua puluh, di dunia. Dan di toko kami, hanya satu ini,” jawab Pramuniaga, dengan sopan.“Baik, saya mau ini.” Balas wanita itu, dengan menunjuk. Tas yang di pegang Clara.“Enak saja, aku yang mendapatkannya, terlebih dahulu.” Sambar Clara. Dengan memeluk tas itu.“Eh ...enak saja, gua suka sama tas ini, lagian kamu gak dengar tadi? limited edition, mana mungkin kamu bisa beli.” Jawab wanita, itu seraya menarik tas itu dari Clara, hal itu membuat pramuniaga cukup emosi.“Maaf, nona ini, yang mendapatkannya terlebih dahulu, jika nona ini, tidak jadi membayar, baru anda bisa mengambil,“ lerai sang Pramuniaga itu.“Baik, berapa harganya, apa si lumpuh ini bisa membayarnya, “ ucap wanita itu sembari mengejek.Mendengar ucapan itu, Teguh mengusap usap bahu Clara supaya tenang.“Harga, tas ini, dua milyar,” Jawab Pramuniaga itu, membuat wanita dan pasangannya melongo.“Oke, akan saya bayar.” Jawab Clara dengan tenang, kemudian mencari dompetnya.“Ha ... ha... mau bayar pakai daun, lihat kamu saja lumpuh. Hem ... pacar kamu? Liat saja dia pakaiannya saja, murahan, mana mungkin bisa bayar. Lihat pacar aku dong, dia General Manajer, di salah satu bisnis, Wiratama Group.” Wanita itu mengejek Clara dan dengan bangga memperkenalkan siapa pacarnya itu..Sebenarnya, di benak lelaki itu sedang memikirkan, dia memperhitungkan uang dua milyar, hanya untuk membeli sebuah tas. Tapi dia juga ingin di pandang, dan tidak ingin membuat pacarnya malu.“Benar, berikan saja tas itu, mana mungkin kamu, mampu membayar tas itu,” ucap lelaki itu dengan gaya sombongnya“Lihat saja, jam tangannya, ratusan juta sedangkan kamu, sama cowok kamu?” lanjut wanita itu menimpali ucapan pacarnya.Teguh, yang mendengar dan melihat Clara, yang di rendahkan, dia sudah tidak tahan, kepada dua sejoli didepanya.“Kita lihat saja, apakah aku bisa, membayar tas ini, atau tidak. Dan aku, ingin, kamu meminta maaf, kepada Clara, atas ucapan kalian.” Teguh, menjawab dengan berkacak pinggang, karena emosi.“Ha ... apa, minta maaf? yang ada kamu yang berlutut.” Jawab, wanita itu, juga dengan berkacak pinggang.“Kalian, yang salah, menyakiti perasaan Clara, kami yang minta maaf?,” balas Teguh kepada wanita itu.Mereka pun, terus berseteru, sampai akhirnya Teguh dan Clara tahu, pria itu bernama Ricard, Teguh mengingat dengan baik nama pria itu, dan tak lupa mengirim pesan kepada Aldo, guna mengurus orang tersebut. Teguh juga mengancam, akan memperhentikan pria itu, namun dia tidak percaya.Teguh, yang sudah tak mau, basa-basi, dia mengeluarkan black card miliknya, dan memberikan kepada kasir, untuk membayar tas, itu.Jelas membuat Clara dan yang lain melongo, namun Teguh biasa saja, tapi dua sejoli itu tetap mengejek Teguh, dengan mengatakan kartu itu palsu, namun berikutnya, pembayaran berhasil.Itu bagaikan pukulan telak, kepada dua sejoli itu, terutama pria itu.Setelah semua beres, Clara pun menatap Teguh dengan tajam, seperti berkata meminta penjelasan.Teguh, yang merasakan tatapan tajam, merasakan harus melakukan sesuatu."Baiklah, akan aku, jelaskan kepadamu. Tapi, kita cari tempat duduk dulu." Ujar Teguh, kemudian mendorong kuris roda Clara.Sedangkan, dua sejoli tadi hanya menatap kepergian mereka dalam diam, karena masih terkejut.Sedangkan Clara dan Teguh, kini sedang berjalan menuju ke cafe di dalam mal itu.Seusai dengan Clara, Teguh, langsung menuju ke kantor untuk menjalankan tugasnya.Tak terasa, jam sudah menunjukan waktunya pulang, Teguh bergegas membereskan pekerjaanya, dan berjalan keluar menghampiri Aldo, yang terlihat masih sibuk." Do, aku pulang dulu ya," ucap Teguh kepada Aldo. Aldo, yang mendengar suara Teguh, bergegas menghampirinya."Tuan, sebaiknya saya antar Tuan saja," ucap Aldo kepada Teguh.Aldo ingin mengantarkan Teguh, namun di tolak, Teguh memilih pulang sendiri, menggunakan taksi.Teguh, keluar dari kantor, dan menghampiri taksi, yang mangkal di dekat kantor. Namun ketika sudah memasuki jalan raya, keadaan sore itu macet. Teguh, tidak memusingkan kemacetan itu, dia melihat kanan kiri, ketika sedang asyik memandang kanan kiri, Teguh, melihat sebuah Showroom, bertuliskan BMW. Teguh, meminta sopir taksi untuk menepi, dan Teguh turun.Teguh masuk ke dalam Showroom dan di sambut pramuniaga di sana."Selamat datang, Tuan , ada yang bisa di bantu," sapa Pramuniaga terse
Setelah masuk kedalam mobil, Teguh menginjak pedal gas dengan pelan, namun wanita disampingnya, masih meneteskan air matanya. Teguh memberanikan diri bertanya, dan setelah beberapa percakapan, Teguh tahu wanita itu, bernama Aqilla. Aqilla menceritakan kenapa dia menangis, alasanya berkat pernjualan itu, dia bisa membawa ibunya berobat, karena sakit. Teguh mulai merasa kasihan terhadap wanita itu."Hem … jadi itu, alasan kamu, maaf dimana ayah kamu, apakah kamu tidak punya adik, atau kaka?" tanya Teguh, kepada Aqilla, dengan hati-hati takut menyakiti hatinya"Saya, cuma berdua dengan Ibu saya , saya anak tunggal, ayah saya meninggal, sejak saya smp karena kecelakaan kerja." Jawab Aqilla, yang kembali meneteskan air matanya."Ya sudah, mari kita temui ibu kamu, dan bawa kerumah sakit saja, masalah pa Erga biar saya yang mengurus," ucapan Teguh. Membuat Aqilla, semakin meneteskan air matanya semakin kencang, dia tidak berdaya dengan pemuda di sampingnya 'Terimakasih, Tuhan, Engkau perte
Malam itu pun tiba, Teguh datang ke mansion Brian. Tentunya disana Brian sudah menunggu, Teguh juga di sambut dengan baik disana."Guh, bagaimana kabar kamu," tanya Brian kepada Teguh." Saya, baik, Pak , bagaimana dengan Pak Brian?" Balas Teguh kepada Brian , kemudian Brian tersenyum.Pak Brian bukanya menjawab, tapi malah tersenyum, dan meminta Teguh untuk duduk."Sini, duduk, nak … ,ada yang perlu saya sampaikan." Ujar Brian kepada Teguh, dengan ekspresi yang serius, karena ada hal penting yang ingin Brian beritahu kepada Teguh.Teguh, patuh dan duduk. Namun hal yang mmebuat teguh sedikit tidak tenang, bagaimana Clara juga ada disana, dengan penampilan yang luar biasa."Teguh, saya, sebenarnya ingin memberitahukan, bahwa kamu … kamu harus segera bersiap, untuk menggantikan saya, untuk mengambil alih mengelola Wiratama Group" Ucap Brian, dengan memandang Teguh dengan serius, ini termasuk hal yang tiba-tiba.Jelas, Teguh yang mendengar ini di buat sangat kaget, diangkatnya dia menjadi
Keesokan harinya, Teguh, seperti biasa pergi ke kampus, dan seperti biasa memarkirkan mobilnya di Mall dekat kampus. Dia berjalan masuk ke kelasnya, dan teman - temanya sudah menunggunya. "Widih si tampan, sudah datang he … he …." ujar Ardi teman Teguh , merekapun duduk dan berbincang seputar mata kuliah hari ini, karena di mata kuliah kali ini dosenya terkenal killer dan tidak ada toleransi.Seusai kelas kuliah, mereka menuju ke kantin, untuk mengisi perut, namun kali ini Teguh, yang mentlaktir mereka, sontak teman-temanya pun merasa senang.Selesai makan, mereka kembali ke kelas, dan melanjutkan kelasnya, Teguh berjalan ke kelas kelas dan melihat Indri, berjalan keluar kelas. "Aku duluan ya." Ucap Teguh kepada teman-temanya.Teguh kemudian menuju kearah Indri "Indri" Panggil Teguh, seraya berjalan, Indri yang mendengar orang memanggilnya, dia menoleh ke arah itu , dan dia melihat Teguh berjalan kearahnya. "Eh Guh, ada apa," tanya Indri kepada Teguh."Enggak, pulang bareng yok, s
Teguh, berada di kantornya dan sangat sibuk dengan pekerjaan, karena sering di tinggal ke kampus, dia harus segera menyelesaikan pekerjaanya, karena dia sudah janji pada teman-temanya untuk ngumpul di warung Bu Linda.Jam pun menunjukan waktunya pulang kantor, Teguh pun masih fokus dengan berkas-berkas yang ada didepanya, dia kali ini benar-benar fokus pada pekerjaanya, dia tidak memikirkan wanita lagi.Teguh terus fokus kerja, sampai makanpun dia pesan untuk dibawakan keruangnya, karena dia harus mengurus bisnis baru yang akan di lakukan oleh Wiratama Group, ya itu maskapi penerbangan, itu adalah terobosan bisnis barunya, jadi Teguh harus mencari detail setiap bisnis maskapai penerbangan.Kini kondisi kantor sudah sepi, tinggal Teguh dan Aldo dan, sekretaris Tania pun sudah pulang, Aldo menemaninya untuk mengerjakan berkas bisnis yang baru, dan permasalahan perizinan dan mencari maskapai.Ketika sedang serius mengamati pekerjaan, ponsel pun berdering ada notifikasi pesan masuk, Tegu
Tak terasa, mnereka mengobrol hingga larut malam, mereka memutuskan untuk kembali tempat masing-masing, Teguh kembali dengan Aldo , namun kali ini Aldo yang menyetir."Gimana, Dini, kamu suka ya Do he...he ....." tanya Teguh membuka Obrolan di dalam mobil dengan santai. "Apalah, baru aja sekali ketemu, " balas Aldo dengan santai. "Wah, berati kamu nunggu saat ketemu lagi ya, " lanjut Teguh dengan meledek Aldo, membuat Aldo jadi sedikit malu. "Tenang, aja akan aku bantu nantinya, ha ... ha ....." lanjut Teguh sambil Tertawa. Teguh, merasa lega bisa memenuhi keinginan teman - temanya, untuk ngumpul bareng lagi, setelah ini besok adalah hari libur Teguh belum memiliki rencana untuk esok.Mobil terus melaju dengan lenggang dan santai menyusuri jalanan Ibu kota."Guh, kamu sendiri gada kepikiran buat nikah? " sekarang gantain, Aldo yang menanyai Teguh. "Hem, aku jelas kepikiran, tapi nanti rencananya setelah selesai kuliah, " itu adalah jawaban Teguh, yang sudah jadi keinginanya."Dar
Tania pun, menurut dengan segera mebersihkan diri, dikamarmandi dalam, yang ditunjukan Teguh. Aldo juga telah kembali membawakan yang Teguh minta dan menaruhnya di kamar yang akan di pakai Tania."Guh, bajunya sudah aku turun dulu ya, mau istirahat" pamit Aldo kepada Teguh. "Oke baiklah, terimakasih yah, " balas Teguh kepada Aldo, kemudian Aldo keluar dari Penthouse Teguh dan menuju apartemenya yang ada di bawahnya.Aldo pergi, Teguh memutuskan memasak makanan, untuk makan malam. Ketika masakan matang, Tania juga sudah selesai mandi, dan Teguh melihat Tania, dengan wajah yang sudah fresh, tidak seperti tadi yang sangat ack acakan , dan sekarang Tania mengenakan pakaian santai tetapi tertutup yang di belikan oleh Aldo, ketika Teguh sedang menyiapkan di meja makan dia melihat Tania keluar.Tania, mengucapkan terimakasih kepada Teguh, tak lupa, Teguh memberitahu Tania, jika Aldo yang membelikan pakaian. Barulah Teguh, mengajak Tania makan. Taniapun menurut, dan duduk di kursi meja mak
Teguh terkejut, ketika melihat siapa yang memanggilnya, Teguh mulai menatap kearah Clara dari bawah ke atas, itu menampakan kaki yang menggunakan highil, kemudian melihat dress Clara, yang sangat pas dengan tubuhnya yang berwarna biru, Teguh terus melihat dan sampai akhirnya dia menyadari kalau yang memanggilnya adalah Clara.Teguh masih belum sadar kembali , hingga akhirnya Clara dan Brian berjalan kearah Teguh, sampai Clara didepan Teguh, tetapi masih saja Teguh masih diam, dia sebenarnya sduah berontak ingin sadar kembali tetapi dia tidak bisa menahan rasa keterkejutanya."Teguh, kamu kenapa." Ucap Clara pada Teguh, sehingga itu membuat tersadar, dan segera berdiri menyambut kedatangan Clara. "Eh ... maaf, aku kaget kamu sudah sembuh, " jawab Teguh, sebenarnya ada hal lain yang ingin Teguh sampaikan yaitu dia sangat Cantik. "He ... he.... gimana, seneng gak aku udah sembuh, " tanya Clara keambali kepada Teguh." Aku, senang banget , akhirnya kamu bisa berjalan lagi. " Balas Tegu
Keesokan harinya setelah mereka selesai berish bersih ganti baju dan sarapan, mereka melanjutkan aktifitasnya sedangkan Burhan dia berangkat bekerja, Teguh Clara dan Naya mereka berangkat ke kampus, seperti biasa mereka sampai di kampus akan berpisah di lobi kampus, Clara dan Naya kali ini fokus kuliah, beda halnya dengan Teguh entah mengapa hari ini dia tidak fokus karena banyak fikiran yang mengganggunya, terutama gengster Black Jack itu, dia terus terbayang, dan dia baru dapat info jika geng itu dipimin oleh Jack yang bengis dan kejam dia memiliki dua petarung hebat kelas atas di sampingnya."Guh kenapa?" tanya Adam yang melihat Teguh melamunkemudian Teguh tersadar dan menoleh ke arah Adam."aku tidak apa-apa" jawab Teguh kepada Adam, setelah itu Teguh berusaha fokus, disisi lain tiga hari lagi dia akan terbang ke Bali.sedangkan di kediaman Pak Brian sangat tegang disana ada Brian dan tentunya Wicak dan juga Tegar, dia adalah orang kepercayaan Brian dan Wicak, Tegar adalah petaru
Teguh dengan Clara semakin asik berselfi ria, sampai mereka tidak menyadari jika mereka berpose dengan mesra dan parahnya lagi Naya ternyata melihatnya , karena setelah selesai mandi Naya ingin bergabung tapi ketika melihat Clara dengan Teguh dia mengurungkan niatnya, tetapi tanpa sengaja Naya menyenggol vas bunga yang di atas meja deka pintu 'bruk' suara pot bunga jatu, sontak membuat Clara dan Teguh melihat kearah itu. dan ternyata Naya yang berada disana."Nay kenapa" ucap Teguhseketika Naya menjadi canggung bingung harus bagaimana dia sekarang."ah tidak mas, gak sengaja menyenggol vas itu" ucap Naya dengan gelagapan"tenang saja , tidak apa-apa" jawab Teguh kemudian"ah aku lapar" celoteh Clara karena merasa lapar."em bukanya barusan kamu sama Naya makan jajan yang banyak" jawab Teguh, karena benar saja tadi Clara bersama Naya menghabiskan jajan yang dia beli"cemilan sama makan beda" gerutu Clara dengan kesalTeguh pun tidak tega dia memutuskan untuk memasak kebetulan dia juga
setelah Clara selesai mengajari dan merapikan belanjaan di apartemen Teguh mereka kini istirahat menunggu kepulangan Teguh.sedangkan Teguh masih berkutik dengan berkas dan komputer di depanya, tak terasa juga waktu sudah menunjukan jam pulang kantor, setelah selesai Teguh bergegas untuk merapikan dan pulang, karena dia yakin Clara dan Naya menunggunya.sebelum pulang Teguh mampir keruangan Aldo"Do mau pulang bareng tidak?" tanya Teguh pada Aldo"sepertinya saya nanti saja tuan, masih banyak perkerjaan" jawab Aldo karena bernar saja banyak kerjaan kantor belum lagi Tugas yang di berikan Teguh kepadanya."baik lah aku duluan" jawab Teguh, kemudian Teguh keluar dan menuju mobilnya, tak lupa dia membeli jajanan kesukaan Naya yaitu jajanan seperti cilok, pempek telor gulung dan lain-lain. setelah membeli itu Teguh langsung menuju apartemenya, tak lama Teguh pun sampai karena dia sendirian dan fokus menyetir.Clara dan Naya yang sedang bercanda seketika mendengar pintu terbuka mereka ko
seperti biasanya ketika sudah sampai di kampus mereka berpisah di loby tapi kali ini Teguh dan Clara bergandengan tangan jelas membuat orang-orang menatap mereka, taoi Teguh dan Clara acuh tak acuh hingga mereka tiba di loby.masing-masing masuk ke kelas, dan mengikuti jam kuliah dengan serius,waktu berlalu dan jam kampus selesai, kali ini tidak ada gangguan atau keributan seperti sebelumnya semua berjalan dengan lanjar sampai mereka berkumpul lagi di parkiran mobi, dan tadi juga sempat Indri kembali membayarkan uang kepada Teguh yang katanya untuk mencicil hutangnya dan Teguh hanya menerima uang itu dan kemudian menyimpankanya.mereka bertiga masuk ke dalam mobil lagi"mana kuncinya" Clara langsung menagih ucapan Teguh"hem baru juga masuk" balas Teguhkemudian Teguh mengambil kuncinya di dalam tas,kemudian memberikan kepada Clara,"ini kuncinya, nanti sekalian daftarin sidil jari kamu saja" Teguh meminta Clara untuk mendaftarkan sidik jarinya untuk membuka apartemenya."okay beres,
Dalam perjalanan kerumah kini Clara Tania Aldo duduk di Kursi tengah yang di paksakan untuk tiga orang walaupun begitu masih terasa lega karena tubuh Clara dan Tania lumayan ramping, sedangkan Aldo di dekat pintu dengan Tania di tengah. dan Burhan duduk di depan bersama Teguh. sedangkan motor Burhan di bawa Aryo." aku tidak nyangka kamu masih sejago dulu bahkan lebih jago" celoteh Burhan kepada Teguh membuka obrolan"hahah biasa saja hanya sering latihan kecil kalau pagi dan waktu luang" jawab Teguh kemudian mengusap hidungnya"oh iya ada apa ngajak aku ikut" tanya Burhan penasaran." nanti juga tahu, oh iya kemarin sudah di terima yah?" tanya Teguh kembali bertanya mengenai posisi perkerjaan."iya Alhamdulilah, tapi pabriknya lumayan jauh dari rumah , soalnya deket pabrik utama" jawab Burhan dengan sedikit kesal karena dia mau tidak mau cari kosan."udah tenang aja , tinggal sama aku aja" jawab Teguh dengan santai"emang tidak apa-apa?" tanya Burhan"lah kaya sama siapa" jawab Teguh
setelah mereka setuju dengan ajakan Teguh, kemudian langsung bergegas ke restoran yang sudah Teguh sepakati dengan teman-temanya.mereka bersemangat karena akan di tlaktir oleh Teguhketika dalam perjalanan, Teguh mendapat notifikasi pesan grup dari teman-temanya."Teguh dimana belum kelihatan" kirim Burhan di pesan grup"sedang dalam perjalanan" balas Teguh kemudian kembali fokus menyetir mobilnyasekitar satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di restoran yang di sepakati,Teguh dan rombongan keluar dari mobil dan masuk kedalam restoran bersama, setelah masuk Teguh mencari keberadaan teman-temanya.kemudian mendengar seseorang yang memanggilnya "Teguuh" lantas Teguh menoleh ke arah sumber suara, dan melihat sudah ada Putri, Dini, Tomi, Rio , Aryo, Heru dan Burhan."ayok itu mereka" ajak Teguh kepada Clara Putri dan Aldo Taniakemudian menghampiri mereka yang sudah menunggu Teguh."maaf yah nunggu lama" sapa Teguh kepada teman temanya."santai saja kami maklumi orang sibuk" jawab Ri
Teguh Aldo dan Tania bergegas ke bandara untuk mengejar waktu, kali ini mereka menngunakan mobil Teguh supaya bisa lebih cepat, dengan Aldo yang menyetir, Teguh di dalam mobil terus memperhatikan berkas apa saja yang harus dia sampaikan nantinya.Brian dan Teguh sudah sepakat untuk bertemu di pintu masuk bandara, supaya mereka masuk bersama,Teguh juga mengerutkan kenignya karena nanti malam dia juga sudah berjanji untuk mentlaktir teman-temanya.mobil pun tiba di pintu masuk bandara dan benar saja disana sudah ada Brian Clara dan Wicak, sedangkan Naya memilih tetap dirumah.setibanya di sana rombongan Teguh menghampiri Brian dan yang lain, dan disaat itu juga Teguh matanya berbinar melihat Clara memakai setelan formal, walaupun sebelumnya sudah pernah melihat tetapi kali ini berbeda Clara berpenampilan sangat perfect seperti bos besar, dengan setelan formal tetapi masih sangat Anggun.Begitu juga dengan Clara yang memperhatikan penampilan Teguh yang begitu berwibawa, kemudian mata me
Baru beberapa hari saja hubungan Teguh dengan Clara sudah mulai ter ekspos seperti di hidup kita kekuatan netizen, tapi anehnya Pak Brian belum mengetahui hal ini.kuliah mereka bertiga pun berjalan dengan lancar ,"jujur sama kita kamu sama Clara pacaran kan" tanya teman Teguh ketika jam pelajaran selesaiTeguh pun kelabakan harus menjawab apa , Teguh terus diam memikirkanya"udah jangan ngelak lagi" kali ini Kenan ikut menimpali"ya aku ngaku, aku sama Clara udah jadian" jawab Teguh karena tidak mungkin berbohong lagi"ha.. kapan dimana?" kali ini Adam sangat bersemangat"di Guci waktu pulang kampung" jawab Teguh dengan jujur"hei kamu pulang kampung gak ngajak?" Teguh semakin di cecar teman-temanya"waktu itu pulang ke rumah hanya mampir sebenarnya ada tugas kerja ke semarang jadi pulangnya mampir tapi pas waktu itu kebetulan Clara ikut" kemudian Teguh menjelaskan kepada mereka.setelah menjawab pertanyaan Teguh pun mereka paham.setelah itu mereka memutuskan untuk istirahat makan
Waktu semakin larut, mereka tidak terasa, sudah begitu lama mengobrol, kali ini Teguh tidak datang ke kantor, karena Brian, yang meminta. Tak lupa juga, Brian mengajak Teguh, untuk makan malam, dan disitu Brian, menemukan sebuah keanehan dimana melihat Clara, begitu perhatian sama Teguh, dari mengambilkan nasi lauk dan menuangkan minum, bahkan sesekali Clara melihat ke arah Teguh. Brian pun sudah tidak tahan melihat sikap Clara pada Teguh. "Teguh, Clara, ada yang mau saya tanyakan, " ucap Brian, pada Teguh dan Clara. "Iya yah, ada apa?" tanya Clara. "Sebenarnya, hubungan kalian, sejauh mana?" tanya Brian, membuat Clara dan Teguh kaget. 'Ini, memang sudah waktunya, memberi tahu,' gumam Teguh, dalam hatinya. "Baik sebenarnya...." Teguh, belum selesai, mengucapkannya, sudah di sambar oleh Naya. "Mereka, sudah pacaran, " ucap Naya, langsung to the point, seketika Brian, menjatuhkan sendok dan garpunya di piring, terdengar benturan suara sendok dan garpu."Kenapa kalian, merahasiakan