Share

Bab. Gelora Laksmi

Author: Yoona Nusa
last update Last Updated: 2024-01-17 20:28:52
"Terus.. mas Hendi tadi ngapain didepan pintu kamar Lisna? "

Deg.

Aku seperti mati kutu, tertangkap basah oleh Laksmi.

"Kata ibu, Lisna tidak pulang makanya mas mau cek benar atau tidak". Ucapku begitu saja.

"Apaan sih mas kok kayak gitu, mas Hendi masih peduli ya sama istri jelek mas itu".

Apalagi ini, kenapa pula aku harus tertangkap basah oleh Laksmi saat sedang berada di depan pintu kamarku dulu. Aku saja tak menyangka jika tadi aku bertingkah konyol, masih mengkhawatirkan Lisna.

"Mas tidak perduli, cuma ibu tadi bilang gak ada yang masak jika tidak ada si Lisna". Ucapku berusaha menutupi kesalahanku.

"Iya nih si Lisna, dia gak pulang terus gak mau masak, kan jadinya Laksmi makan masakan ibu". Ucap Laksmi tanpa bersalah.

"Kamu dong yang masak, kok ibu sih". Jawabku mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Iih mas ini... Laksmi kan tidak bisa memasak, bagaimana mau masak nanti masakannya tidak enak. Mas Hendi pasti tidak mau mencicipinya".

"Pasti bakalan mas cicipi kok, jadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 15. Kebohongan

    Aku menarik nafasku mencoba menguatkan hati dan batinku untuk menerima keadaan yang akan terjadi sebentar lagi. Aku juga harus menebalkan telingaku akan suara-suara sumbang yang sebentar lagi akan mengudara. "Oh, masih ingat pulang juga kamu, Lisna". Teriak mas Hendi disusul dengan seringai sinis Laksmi dan ibu mas Hendi. "Ayah". Airin bersuara memanggil ayahnya namun tangannya malah menarik-narik ujung bajuku. "Tidak apa-apa Airin, mari kita pulang". Ucapku berusaha menenangkan Airin. Aku juga merasa heran kenapa sikap Airin berubah seperti ini. Kenapa sekarang Airin sedikit takut bertemu dengan orang-orang yang berada dirumah mas Hendi. Apa yang sebenarnya hal yang tidak aku ketahui. "Darimana saja kamu Lisna, mau jadi apa kamu tidak pulang semalaman? ". Tanya mas Hendi lagi kepadaku. "Maaf mas, aku tadi malam... ". Ucapku saat sudah berada di teras rumah. Mereka kini ada di depan pintu seolah menghadangku untuk masuk. "Alah, tidak usah banyak alasan bilang saja kamu sedang s

    Last Updated : 2024-01-18
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 16. Pembuktian

    "Kamu yakin tidak berbohong, Lisna? ". Mas Hendi kini malah ragu padaku karena ulah ibu mertuaku itu. "Percayalah padaku mas hendi". Ucapku memohon kepada suamiku."Buktikan! Coba kamu telpon Soraya sekarang! ". Pinta mas Hendi seketika membuat mataku melotot. Bagaimana ini, jika aku menelpon Soraya pasti kebohongan yang sudah aku buat akan terungkap. Aku belum menceritakan apapun kepasa Soraya tentang apa yang telah terjadi padaku tadi malam.Saat aku menjemput Airin, Soraya yang sibuk membuat aku tak bisa bercerita. Aku juga tak mau merepotkan Soraya setelah dia membantu menjaga Airin seharian. "Dia berbohong mas, buktinya dia diam dan tak berani menelpon temannya yang bernama Soraya". Laksmi pun mencoba memprovokasiku sekarang. "Kamu bisa diam gak, ini bukan urusanmu". Hardikku kepada Laksmi. "Bicara yang sopan kepadanya Laksmi! ". Tegur mas hendi kepadaku. "A-apa mas? Mas Hendi menyuruh aku untuk bersikap sopan dengan pelakor ini? ". Ucapku dengan menatap nanar mata Mas hend

    Last Updated : 2024-01-18
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 17. Mencari Cara

    "Kenapa ini semua terjadi kepadaku? ". Ucapku dengan putus asa. Aku berdiri di depan jendela kamarku, memandang jalan yang ada di luar rumah. Kamarku memang berada di bagian depan rumah ini. Jendela pun terletak di depan menghadap matahari terbit. Jalan hidupku sungguh berliku sekali, kebahagiaan yang pernah aku rasakan saat menikah dengan mas Hendi. Namun, kebahagiaan yang diberikan olehnya justru dicabut juga oleh mas Hendi. "Apa benar yang dikatakan oleh pak Bayu jika aku merupakan anak pak Handoko dan ibu Siska?". "Lalu untuk apa pak Bayu memberitahukan itu kepadaku?"."Terus jika aku anak mereka, apa ada yang berubah dalam hidupku?"."Kalau aku memang mempunyai orang tua, kenapa mereka membuangku dan menaruhku di sebuah panti asuhan?"."Apakah mereka tidak menginginkan aku? "."Jadi siapa aku sebenarnya? ".Bertubi-tubi pertanyaan aku layangkan untuk diriku sendiri. Entah tiba-tiba aku memikirkan apa yang dikatakan oleh pak Bayu sewaktu aku berada di rumahnya. Aku menjadi sa

    Last Updated : 2024-01-18
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 18. Menemui pak Bayu

    "Kamu harus segera berani melepaskannya, Lis. Yakinkan dirimu, untuk apa mempertahankan hubungan menyakitkan seperti ini"."Apa aku harus berpisah dengan mas Hendi, itu maksudmu Win? ". Tanyaku memperjelas pernyataan Wiwin. "Iya Lisna, apalagi".Aku menghela nafas memikirkan perkataan Wiwin. "Kenapa, apa yang membuatmu tidak berani. Apakah kamu masih mencintai suamimu itu?. "Aku belum berani memutuskan, Win". Ucapku pelan. "Baiklah terserah padamu. Aku hanya tak ingin jika kamu tersakiti terus prilaku mas Hendi yang seperti ini". "Terima kasih atas saranmu. Sudahlah tidak usah kita bicarakan tentang rumah tanggaku". Kataku malas. Kalau membicarakan mengenai mas Hendi aku semakin lelah. Tak ingin saja mengulang lagi ingatanku tentang pengkhianatan lelaki yang katanya akan mencintaiku seumur hidupnya. "Baiklah, nanti kita mengobrol lagi. Aku ke ruanganku dulu ya". Ucap Wiwin mengakhiri obrolan kami pagi ini. "Iya kerjalah yang rajin. Jangan makan gaji buta saja karena bergosip".

    Last Updated : 2024-01-19
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 19. Sepakat

    Mulai dari sekarang, aku akan hitung mundur. Jika kamu tidak mau bantuanku, kamu hanya harus diam saja". Jelas Pak Bayu. "Jika saya setuju?". Tanyaku meminta penjelasan, aku takut akan salah mengartikan ucapan yang dibicarakan pak Bayu barusan. "Ya, kamu tinggal bilang "Iya". Oke, aku akan menghitung mundur, Satu... Dua....."."Tunggu sebentar pak Bayu... ". Ucapku cepat. "Ti... "."Iya". Kataku lagi dengan cepat. Pak Bayu memang tidak main-main, dia memaksaku untuk membuat keputusan tanpa berpikir terlebih dahulu. Tadi saja dia tak bergeming saat aku memohon untuk memintanya menunggu sebentar. "Iya, aku setuju. Kini aku ingin meminta bantuan yang pak Bayu tawarkan kemarin". Sambungku lagi. "Baiklah. Aku sudah menyangka kamu bukanlah orang bodoh yang menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti ini". "Dengan satu syarat". Ucapku mengajukan persyaratan dalam kesepakatan kami berdua. "Syarat, apa itu?". Tanya pak Bayu dengan dahi yang mengkerut. Mungkin dia tak akan menyangka bahw

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 19. Mengakhiri atau Mengawali

    ""Mas kita perlu bicara? ". Ucapku saat tahu mas Hendi tiba dirumah. Aku memang sudah menunggunya sedari tadi. Aku beruntung, mas Hendi pulang tidak terlalu malam hari ini sehingga aku tak perlu terlalu lama untuk menunggu mas Hendi dengan bosan disini. Satu lagi keberuntungan padaku, saat ini Laksmi sedang berada di kamarnya, sehingga aku tak perlu berdebat jika saja dia merasa aku akan merebut mas Hendi. "Mau bicara apa? Besok saja, mas capek". Ungkap mas Hendi tanpa sedikit pun melihat ke arahku. Aku menghela nafas pelan agar bisa tetap sabar menghadapi tingkah mas Hendi saat ini. "Biar Lisna bawakan mas". Tawarku saat melihat mas Hendi kepayahan untuk memegang tas kerjanya seraya ia ingin melepas dasinya. Entah apa yang terjadi dengan mas Hendi sekarang, ia tampak tak beraturan. Bukannya menjawab mas Hendi terdiam terpaku. Kini wajahnya ia perlihatkan di depan wajahku. Beberapa detik kemudian, keluar juga jawabannya yang malah mengoyak hati ini. "Tidak usah". Akhirnya tangank

    Last Updated : 2024-03-07
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 20. Beraksi

    "Kamu awasi terus, laporkan padaku jika ada sesuatu yang mencurigakan, apapun itu". Sebuah perintah baru saja ia keluarkan untuk Hendi, laki-laki yang secara hukum dan agama masih sah menjadi suami seorang wanita yang bernama Lisna. Ia sengaja melakukan hal tersebut karena mengetahui bahwa Lisna sudah keluar angkat kaki dari rumah suaminya itu. Dan itu artinya kesepakatan ia dan Lisna sudah mulai berjalan mulai sekarang. Aksi pun harus segera ia laksanakan sesuai keinginannya."Baik, Tuan". Setelah mengatakan kesanggupannya untuk mematuhi titah atasannya, salah satu bawahan Bayu segera meninggalkan dirinya. Bawahan tersebut merupakan salah satu andalan Bayu dan dengan sigap melakukan pekerjaan yang sudah ia kuasai selama ini. Tak akan ada kecacatan, begitulah hal yang harus terjadi.Tok... Tok.... Selang beberapa menit kemudian, suara ketukan terdengar di ruang kerja Bayu. Bayu menerka siapa yang datang kepadanya di waktu seperti ini, apakah Lisna? Ternyata ia sudah tak sabar ingi

    Last Updated : 2024-03-12
  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 21. Pendengar

    "Stop, pak Bayu". Sampai dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh pak Bayu, membuat Lisna tidak kuat lagi untuk mendengar kalimat berikutnya. "Baiklah, jika kamu sudah siap, aku akan kembali melanjutkan. Itu teserah kamu, aku sebelumnya sudah mengingatkan". Ucap pak Bayu tanpa rasa bersalah. Hanya hening yang terasa di ruangan besar bercat putih bernuansa gaya klasik tersebut. Lisna masih mencerna kata-kata yang baru saja ia dengar. Satu pertanyaan didalam pikirannya, apakah ayah dan ibunya begitu menderita saat kehilangan aku, anaknya yang nyatanya masih hidup hingga detik ini. Selang beberapa menit kemudian, Lisna malah mengajukan pertanyaan kepada pak Bayu. Ia malah memilih untuk bertanya daripada meminta kembali jalan cerita tersebut untuk dilanjutkan. "Apakah kedua orang tuaku masih hidup? ".Pak Bayu menghela nafas saat mendengar pertanyaan dari Lisna. Sedangkan, di pihak Lisna ia mengerutkan dahinya, apakah maksud dari helaan nafas pak bayu? Apakah sekarang kedua orang

    Last Updated : 2024-04-01

Latest chapter

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 21. Pendengar

    "Stop, pak Bayu". Sampai dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh pak Bayu, membuat Lisna tidak kuat lagi untuk mendengar kalimat berikutnya. "Baiklah, jika kamu sudah siap, aku akan kembali melanjutkan. Itu teserah kamu, aku sebelumnya sudah mengingatkan". Ucap pak Bayu tanpa rasa bersalah. Hanya hening yang terasa di ruangan besar bercat putih bernuansa gaya klasik tersebut. Lisna masih mencerna kata-kata yang baru saja ia dengar. Satu pertanyaan didalam pikirannya, apakah ayah dan ibunya begitu menderita saat kehilangan aku, anaknya yang nyatanya masih hidup hingga detik ini. Selang beberapa menit kemudian, Lisna malah mengajukan pertanyaan kepada pak Bayu. Ia malah memilih untuk bertanya daripada meminta kembali jalan cerita tersebut untuk dilanjutkan. "Apakah kedua orang tuaku masih hidup? ".Pak Bayu menghela nafas saat mendengar pertanyaan dari Lisna. Sedangkan, di pihak Lisna ia mengerutkan dahinya, apakah maksud dari helaan nafas pak bayu? Apakah sekarang kedua orang

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 20. Beraksi

    "Kamu awasi terus, laporkan padaku jika ada sesuatu yang mencurigakan, apapun itu". Sebuah perintah baru saja ia keluarkan untuk Hendi, laki-laki yang secara hukum dan agama masih sah menjadi suami seorang wanita yang bernama Lisna. Ia sengaja melakukan hal tersebut karena mengetahui bahwa Lisna sudah keluar angkat kaki dari rumah suaminya itu. Dan itu artinya kesepakatan ia dan Lisna sudah mulai berjalan mulai sekarang. Aksi pun harus segera ia laksanakan sesuai keinginannya."Baik, Tuan". Setelah mengatakan kesanggupannya untuk mematuhi titah atasannya, salah satu bawahan Bayu segera meninggalkan dirinya. Bawahan tersebut merupakan salah satu andalan Bayu dan dengan sigap melakukan pekerjaan yang sudah ia kuasai selama ini. Tak akan ada kecacatan, begitulah hal yang harus terjadi.Tok... Tok.... Selang beberapa menit kemudian, suara ketukan terdengar di ruang kerja Bayu. Bayu menerka siapa yang datang kepadanya di waktu seperti ini, apakah Lisna? Ternyata ia sudah tak sabar ingi

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 19. Mengakhiri atau Mengawali

    ""Mas kita perlu bicara? ". Ucapku saat tahu mas Hendi tiba dirumah. Aku memang sudah menunggunya sedari tadi. Aku beruntung, mas Hendi pulang tidak terlalu malam hari ini sehingga aku tak perlu terlalu lama untuk menunggu mas Hendi dengan bosan disini. Satu lagi keberuntungan padaku, saat ini Laksmi sedang berada di kamarnya, sehingga aku tak perlu berdebat jika saja dia merasa aku akan merebut mas Hendi. "Mau bicara apa? Besok saja, mas capek". Ungkap mas Hendi tanpa sedikit pun melihat ke arahku. Aku menghela nafas pelan agar bisa tetap sabar menghadapi tingkah mas Hendi saat ini. "Biar Lisna bawakan mas". Tawarku saat melihat mas Hendi kepayahan untuk memegang tas kerjanya seraya ia ingin melepas dasinya. Entah apa yang terjadi dengan mas Hendi sekarang, ia tampak tak beraturan. Bukannya menjawab mas Hendi terdiam terpaku. Kini wajahnya ia perlihatkan di depan wajahku. Beberapa detik kemudian, keluar juga jawabannya yang malah mengoyak hati ini. "Tidak usah". Akhirnya tangank

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 19. Sepakat

    Mulai dari sekarang, aku akan hitung mundur. Jika kamu tidak mau bantuanku, kamu hanya harus diam saja". Jelas Pak Bayu. "Jika saya setuju?". Tanyaku meminta penjelasan, aku takut akan salah mengartikan ucapan yang dibicarakan pak Bayu barusan. "Ya, kamu tinggal bilang "Iya". Oke, aku akan menghitung mundur, Satu... Dua....."."Tunggu sebentar pak Bayu... ". Ucapku cepat. "Ti... "."Iya". Kataku lagi dengan cepat. Pak Bayu memang tidak main-main, dia memaksaku untuk membuat keputusan tanpa berpikir terlebih dahulu. Tadi saja dia tak bergeming saat aku memohon untuk memintanya menunggu sebentar. "Iya, aku setuju. Kini aku ingin meminta bantuan yang pak Bayu tawarkan kemarin". Sambungku lagi. "Baiklah. Aku sudah menyangka kamu bukanlah orang bodoh yang menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti ini". "Dengan satu syarat". Ucapku mengajukan persyaratan dalam kesepakatan kami berdua. "Syarat, apa itu?". Tanya pak Bayu dengan dahi yang mengkerut. Mungkin dia tak akan menyangka bahw

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 18. Menemui pak Bayu

    "Kamu harus segera berani melepaskannya, Lis. Yakinkan dirimu, untuk apa mempertahankan hubungan menyakitkan seperti ini"."Apa aku harus berpisah dengan mas Hendi, itu maksudmu Win? ". Tanyaku memperjelas pernyataan Wiwin. "Iya Lisna, apalagi".Aku menghela nafas memikirkan perkataan Wiwin. "Kenapa, apa yang membuatmu tidak berani. Apakah kamu masih mencintai suamimu itu?. "Aku belum berani memutuskan, Win". Ucapku pelan. "Baiklah terserah padamu. Aku hanya tak ingin jika kamu tersakiti terus prilaku mas Hendi yang seperti ini". "Terima kasih atas saranmu. Sudahlah tidak usah kita bicarakan tentang rumah tanggaku". Kataku malas. Kalau membicarakan mengenai mas Hendi aku semakin lelah. Tak ingin saja mengulang lagi ingatanku tentang pengkhianatan lelaki yang katanya akan mencintaiku seumur hidupnya. "Baiklah, nanti kita mengobrol lagi. Aku ke ruanganku dulu ya". Ucap Wiwin mengakhiri obrolan kami pagi ini. "Iya kerjalah yang rajin. Jangan makan gaji buta saja karena bergosip".

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 17. Mencari Cara

    "Kenapa ini semua terjadi kepadaku? ". Ucapku dengan putus asa. Aku berdiri di depan jendela kamarku, memandang jalan yang ada di luar rumah. Kamarku memang berada di bagian depan rumah ini. Jendela pun terletak di depan menghadap matahari terbit. Jalan hidupku sungguh berliku sekali, kebahagiaan yang pernah aku rasakan saat menikah dengan mas Hendi. Namun, kebahagiaan yang diberikan olehnya justru dicabut juga oleh mas Hendi. "Apa benar yang dikatakan oleh pak Bayu jika aku merupakan anak pak Handoko dan ibu Siska?". "Lalu untuk apa pak Bayu memberitahukan itu kepadaku?"."Terus jika aku anak mereka, apa ada yang berubah dalam hidupku?"."Kalau aku memang mempunyai orang tua, kenapa mereka membuangku dan menaruhku di sebuah panti asuhan?"."Apakah mereka tidak menginginkan aku? "."Jadi siapa aku sebenarnya? ".Bertubi-tubi pertanyaan aku layangkan untuk diriku sendiri. Entah tiba-tiba aku memikirkan apa yang dikatakan oleh pak Bayu sewaktu aku berada di rumahnya. Aku menjadi sa

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 16. Pembuktian

    "Kamu yakin tidak berbohong, Lisna? ". Mas Hendi kini malah ragu padaku karena ulah ibu mertuaku itu. "Percayalah padaku mas hendi". Ucapku memohon kepada suamiku."Buktikan! Coba kamu telpon Soraya sekarang! ". Pinta mas Hendi seketika membuat mataku melotot. Bagaimana ini, jika aku menelpon Soraya pasti kebohongan yang sudah aku buat akan terungkap. Aku belum menceritakan apapun kepasa Soraya tentang apa yang telah terjadi padaku tadi malam.Saat aku menjemput Airin, Soraya yang sibuk membuat aku tak bisa bercerita. Aku juga tak mau merepotkan Soraya setelah dia membantu menjaga Airin seharian. "Dia berbohong mas, buktinya dia diam dan tak berani menelpon temannya yang bernama Soraya". Laksmi pun mencoba memprovokasiku sekarang. "Kamu bisa diam gak, ini bukan urusanmu". Hardikku kepada Laksmi. "Bicara yang sopan kepadanya Laksmi! ". Tegur mas hendi kepadaku. "A-apa mas? Mas Hendi menyuruh aku untuk bersikap sopan dengan pelakor ini? ". Ucapku dengan menatap nanar mata Mas hend

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab 15. Kebohongan

    Aku menarik nafasku mencoba menguatkan hati dan batinku untuk menerima keadaan yang akan terjadi sebentar lagi. Aku juga harus menebalkan telingaku akan suara-suara sumbang yang sebentar lagi akan mengudara. "Oh, masih ingat pulang juga kamu, Lisna". Teriak mas Hendi disusul dengan seringai sinis Laksmi dan ibu mas Hendi. "Ayah". Airin bersuara memanggil ayahnya namun tangannya malah menarik-narik ujung bajuku. "Tidak apa-apa Airin, mari kita pulang". Ucapku berusaha menenangkan Airin. Aku juga merasa heran kenapa sikap Airin berubah seperti ini. Kenapa sekarang Airin sedikit takut bertemu dengan orang-orang yang berada dirumah mas Hendi. Apa yang sebenarnya hal yang tidak aku ketahui. "Darimana saja kamu Lisna, mau jadi apa kamu tidak pulang semalaman? ". Tanya mas Hendi lagi kepadaku. "Maaf mas, aku tadi malam... ". Ucapku saat sudah berada di teras rumah. Mereka kini ada di depan pintu seolah menghadangku untuk masuk. "Alah, tidak usah banyak alasan bilang saja kamu sedang s

  • Mendadak Kaya Usai Ditalak Suami Miskin   Bab. Gelora Laksmi

    "Terus.. mas Hendi tadi ngapain didepan pintu kamar Lisna? "Deg. Aku seperti mati kutu, tertangkap basah oleh Laksmi. "Kata ibu, Lisna tidak pulang makanya mas mau cek benar atau tidak". Ucapku begitu saja. "Apaan sih mas kok kayak gitu, mas Hendi masih peduli ya sama istri jelek mas itu". Apalagi ini, kenapa pula aku harus tertangkap basah oleh Laksmi saat sedang berada di depan pintu kamarku dulu. Aku saja tak menyangka jika tadi aku bertingkah konyol, masih mengkhawatirkan Lisna. "Mas tidak perduli, cuma ibu tadi bilang gak ada yang masak jika tidak ada si Lisna". Ucapku berusaha menutupi kesalahanku. "Iya nih si Lisna, dia gak pulang terus gak mau masak, kan jadinya Laksmi makan masakan ibu". Ucap Laksmi tanpa bersalah. "Kamu dong yang masak, kok ibu sih". Jawabku mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Iih mas ini... Laksmi kan tidak bisa memasak, bagaimana mau masak nanti masakannya tidak enak. Mas Hendi pasti tidak mau mencicipinya". "Pasti bakalan mas cicipi kok, jadi

DMCA.com Protection Status