Share

Orang Baik

Author: Kara
last update Last Updated: 2022-11-04 14:51:31

"Mbaknya yakin?" tanya wanita itu yang masih tercengang dengan kelakuanku.

"Iya. Ini semuanya," jawabku pasti.

Dia mengambil dress yang aku kenakan semalam dan membukanya di depanku, "Tapi ini dress keluaran Dior koleksi terbaru!"

"Terus?" Aku bertanya. Tidak terlalu perduli. Jika dilihat memang tidak memenuhi syarat untuk masuk ke badan amal.

Wanita di depanku masih berargument membuatku mengalihkan pandangan pada sopir taksi yang membawa tas terakhirku dan meletakkannya di sana. Dia bergumam ke arahku, "Dia itu nganggap kamu gila, nak."

"Erm. Bukan gitu maksud saya tapi ... ini baju-baju mahal soalnya."

"Semuanya?" tanya supir itu sambil melirik semua barang bawaanku dan juga diriku.

Aku hanya mengangkat bahu, "Bukannya bisa kamu jual?" Kedua manusia berbeda usia itu menatapku, "Bapak tahu tempat buat jual barang kayak gini. Kalau kamu mau bapak bisa antar. Tapi tetap dengan tambahan ekstra," tawarnya.

"Nggak usah. Tolong urus semuanya aja mbak. Kalau mau dijual juga nggak a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Tama Marah

    Hari sudah hampir gelap saat aku kembali.Aku memeluk perlengkapan bayi yang sudah ku beli sambil menunggu lift berhenti di lantai penthouse. Setelah sampai aku melangkah keluar dan menekan password ke keypad. Akhirnya pintu mengeluarakan bunyi tanda jika sudah terbuka. Aku dengan segera mendorongnya hingga terbuka lebih lebar dan langsung terkejut melihat apa yang terjadi di dalam.Tiga orang yang berada di dalam ruangan tampak dalam kondisi yang tidak baik. Bahkan mereka juga tidak menyadari kedatanganku. Ada bi Susan, Rendi, dan Tama. Tama ...Tama berteriak ke ponselnya dengan ekspresi mengerikan yang belum pernah aku lihat sebelumnya."Saya nggak perduli soal itu! Dia nggak mungkin pergi jauh ... " geramnya, "cepat cari sampai ketemu."Bi Susan meremas-remas tangannya saat Tama melangakah mendekatinya."Tama, nak ..."Tama melesat ke arahnya begitu cepat bahkan aku saja sampai tersentak, "Kasih tahu aku gimana caranya dia bisa keluar tanpa bibi tahu?"Wanita tua itu kaget mendeng

    Last Updated : 2022-11-05
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Visit Dokter

    "Selamat pagi," sapaku pada seorang dokter yang kami kunjungi. Aku tidak tahu apa yang aku harapkan tapi tentu saja bukan dokter muda yang cantik. Dia mengenakan jas putih yang semakin menunjukkan betapa mengagumkannya dia. Dan sepertinya aku harus menerima fakta jika Tama memang dikelilingi oleh wanita-wanita cantik. Dokter yang aku kunjungi bersama Tama saat ini merupakan sosok wanita bermata sipit dengan berambut hitam panjang. Kulitnya putih dan riasan wajah natural mempermanis dirinya. Dia duduk di balik meja bermonitor. "Selamat pagi, Nyonya Irfandi." Psikiater itu menyapa dengan senyuman sebelum menoleh ke suamiku yang berdiri tegap di belakang kursiku, "kenapa loe nggak duduk di sofa?" Dia menatap Tama dengan salah satu alis yang terangkat. Dia juga menunjuk ke area lain di dalam ruangannya yang sudah tersedia satu set sofa dan televisi yang menyala. "Gue mau dengar keadaan Luna." "Itu tergantung pasiennya, Tama." Dokter melanjutkan sambil berbalik menatap ke arahku, "apa

    Last Updated : 2022-11-06
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Mulai Bercerita

    "Apa yang diomongin Lisa tadi?" Aku mengalihkan pandanganku dari pepohonan yang kami lewati.Tama masih duduk tegang di sampingku. Sepuluh menit yang kami lewati bersama tadi penuh dengan keheningan. Dia tidak menggangguku sama sekali. Aku merasa sedikit kecewa. Mungkin karena efek kehamilan atau mungkin karena saran dari Lisa tadi. Tapi sejujurnya aku akui aku sangat lelah dan juga frustasi. Aku merasa seperti manusia kosong yang tidak memiliki isi karena amnesia ini. Aku sampai tidak bisa menebak apa-apa karena hal itu sangat menakutkan untuk dipikirkan. Tapi jika aku memaksakan diri nyawa bayiku yang menjadi taruhannya. Ini bukan hanya tentangmu tapi tentang bayimu Luna. Jangan egois. Aku mengerjap dua kali sebelum menjawab. "Aku kira dia bakal kasih tahu kamu langsung." Aku tidak bermaksud menuduh Tama. Tapi mengetahui bagaimana dekatnya hubungan mereka bukan hal aneh jika Tama tahu tentang kondisiku. "Dia suruh aku buat langsung tanya ke kamu. Dia mengumpat dan menyuruhku untu

    Last Updated : 2022-11-06
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Ingatanku

    Aku malah tidak bisa beristirahat setelah Tama meninggalkanku sendiri. Tubuhku memang lelah tapi mataku sangat sulit untuk diiatirahatkan. Aku memiringkan tubuhku dan menghela nafas kasar sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Sinar matahari yang menembus jendela terpantul ke barang-barang bermaterial kaca, memainkan bayangan perabotan rumah yang tersebar di seluruh ruangan. Mataku menatap sesuatu yang tidak berada pada tempatnya. Di samping tempat tidur ada nakas kecil dan di atasnya terdapat goodie bag yang aku beli kemarin. Perlengkapan melukis yang aku jatuhkan tanpa sadar karena Tama meraih tanganku kencang. Kejadian itu benar-benar membuatku lupa pada benda ini. Aku suka melukis sejak kecil dan itu yang aku tahu. Tanpa sadar aku beranjak dari ranjangku dan melangkah menuju wardrobe. Sebagian ruangan tidak kugunakan karena aku tidak memiliki banyak baju seperti dulu. Tama membuatkanku studio mini untuk melukis. Saat aku masuk aku dikejutkan dengan adanya stand lukis

    Last Updated : 2022-11-07
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Cerita Tama

    Aku terkesiap dan mulai mengamati ruangan di sekitarku. Aku masih di kamar tidur kami. Kejadian tadi benar-benar membuatku takut. Aku merasakan sesuatu yang hangat menjalari lenganku, Tama menatapku penuh rasa lega dan mengusap kepalaku pelan. "Aku bakal telfon Lisa sekarang," ujarnya. Dia sigap mengeluarkan handphonenya. Tama mengeratkan pegangannya pada jemariku. Dia berbicara cepat dan langsung memerintahkan Lisa untuk datang tanpa mau menunggu keputusan wanita itu. Setelahnya dia kembali memerintahkan sesuatu pada orang lain, suasan hari ini benar-benar kacau dan itu karena aku. Aku menatap ekspresi Tama. Dia terlihat seperti sosok yang aku temui di bawah tangga. Dia ingin bergerak menjauh tapi aku menahannya, dalam sekali gerak aku mencengkram kemeja Tama untuk mendekat padaku. "Aku lihat kamu," kataku. Air mataku mulai menggemang lagi. Aku memperhatikan Tama, lengan pria itu menegang ekspresinya berubah kaget seketika. "Aku pingin tahu," bisikku lemah, "kamu harus kasih tah

    Last Updated : 2022-11-07
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Sixteen

    "Gue kan udah bilang. Jangan cari pemicu yang bisa buat loe sakit kepala Luna. Ini bahkan belum sehari!"Aku melirik Lisa yang berdiri di samping ranjangku dengan tangan yang bersedekap. Penampilannya bahkan terlihat sangat berantakan dengan rambut yang kusut karena tertiup angin serta pakaian yang kelihatan lusuh. Dia tidak mengenakan jas labnya.Tama meminta Lisa untuk segera datang karena kondisiku yang sempat pingsan. Dan dia tidak mentoleransi bentuk terlambat meski pun ini pada Lisa sahabatnya.Aku menggigit bibirku merasa bersalah. Karena aku semua orang jadi terkena imbasnya, "Maaf. Gue nggak tahu kalau itu bisa mancing ingatan gue."Dia menggelengkan kepalanya sebelum ikut menjatuhkan dirinya di sisi tempat tidurku yang kosong. Aku dan Lisa sama-sama menyenderkan kepala kami di dashboard tempat tidur dan dia memutar kepalanya agar dapat melihatku."Jadi gimana? Mau cerita?" tanyanya.Dia menatapku intens dan aku hanya dapat melihat ke bawah. Ke arah tanganku yang menempel pad

    Last Updated : 2022-11-09
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Seventeen

    Ketika pintu tertutup bunyi debuman kecil itu terdengar amat kencang. Mungkin karena di sini hanya ada aku dan Tama yang sama-sama terdiam.Aku beralih menatap Tama. Ekspresinya perlahan mereda. Pandangannya berubah menjadi kosong.Kenapa Lisa harus mengatakan hal itu dan membuat situasi diantara kami menjadi canggung.Aku menggigiti bibir bawahku saat melihat Tama yang memandangku lekat. Aku cemas.Untuk beberapa saat aku tidak bergerak sama sekali dan juga tidak mencoba untuk berbicara untuk memecah kesunyian. Mungkin butuh waktu bagi Tama untuk menatap ke arahku dan butuh waktu bagiku juga untuk menatap matanya."Apa kamu ngerasa keganggu kalau aku ikut campur?" Kata-katanya berhasil menamparku.Aku sudah membuka mulutku untuk menjelaskan, tapi Tama memberi peringatan padaku agar aku tetap diam, "Jangan," serunya, "kamu nggak perlu ngejelasin apa pun."Suamiku berpaling dariku setelah mengucapkan itu. Dan kali ini, ketika pintu tertutup yang terdengar bukan bunyi yang pelan tapi su

    Last Updated : 2022-11-09
  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Eighteen

    "Luna," suara bariton itu berhasil membangunkanku.Keringat membasahi pelipisku dan nafasku pun ikut terengah-engah. Aku melirik sekeliling dan sadar jika aku bermimpi."Kamu kelihatan nggak nyaman waktu tidur," kata Tama. Dia membantuku bangun dan menyeka keringatbyang membasahi dahi dan pelipisku dengan tangannya. Gerakannya lembut dan penuh perhatian, tapi saat aku meliriknya dia tidak melihatku sama sekali.Aku pun mengalihkan pandanganku ke jendela. Matahari sudah bersinar cukup terik."Aku nunggu kamu tadi malam," kataku pelan. Soal Tama yang tidak pulang sudah menjadi masalah besar untukku, "sampai tengah malam dan kamu nggak pulang-pulang."Dia langsung melihatku saat mendengar kalimatku, "Harusnya kamu nggak usah tunggu aku." Dia mengomel dan membuatku menatapnya tidak percaya."Kamu kemana? Kamu aja nggak kasih tahu aku kalau mau keluar."Dia diam dan melihatku dengan tatapan yang sulit diartikan. Tama terlalu menyembunyikan banyak hal yang membuatku kesal.Aku sudah jengah

    Last Updated : 2022-11-11

Latest chapter

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Hilangnya Anak-anak

    “Sayang, aku mau belanja dulu ya,” bisik Luna di depan telinga Tama. Pria itu tampak masih setengah sadar dan menjawab kalimat Luna dengan gumaman pelan. Dia terlihat amat sangat lelah, bahkan hanya untuk sekedar membuka matanya saja Tama harus mengumpulkan banyak kekuatan. Tama baru sampai di rumah sekitar pukul 3 dini hari. Karena adanya pembangunan cabang baru di luar kota, Tama terpaksa harus hadir secara langsung untuk melihat bagaimana progres bangunan lima lantai miliknya itu. Dan karena ini pertama kalinya bagi pria itu pergi tanpa berpamitan langsung dengan triplet, jadi dia memutuskan untuk langsung pulang begitu urusannya selesai. “Biar aku antar,” gumam Tama dan kembali berusaha membuka matanya yang masih terasa lengket.“Enggak usah. Kamu tidur lagi aja. Lagian aku Cuma mau pergi ke pasar di belakang komplek. Enggak terlalu jauh. Jalan kaki juga sampai. Sama Bi Susan kok.”Penjelasan Luna kembali membuat Tama berbaring. Pria itu mengangguk dan kembali tidur.“Aku pergi

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Izin Kerja

    "Kakak sama adek baru bangun?" Luna bertanya sambil menyerahkan segelas air pada Tama. Dia juga memberikan biskuit pada Rama dan Rajen. Biskuit yang sama seperti yang dia berikan pada Raka"Iya," jawab pria itu setelah meneguk air minumnya hingga tandas. "Tadi aku sengaja mampir ke kamar mereka dan ternyata mereka udah lada bangun. Tumben banget nggak pada nangis," lanjut Tama sambil memajukan diri untuk mencium Luna. Sayangnya ditolak oleh wanita itu."Nggak boleh! Ada anak-anak," peringat wanita itu tanpa boleh dibantah.Sayangnya Tama tetaplah pria. Dia tidak suka dilarang bahkan sampai mengernyitkan dahi karena tidak suka dengan peraturan mendadak itu. Dia masih memeluk Luna dan tetap berusaha untuk mencium Luna."Ayah!" seru Luna dengan tawa tapi tetap mencoba untuk menghindar."Abang, adek, sama kakak lihat ya. ayah mau cium Bunda."Tama berhasil mendapatkan bibir Luna. Dia mencium pendek-pendek hingga beberapa kali. Rajen dan Raka tertawa senang melihat adegan tersebut. Menurut

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Bunda

    Luna menatap lekat ke arah ketiga anaknya dengan perasaan yang masih membuncah bahagia. Raka, Rama dan Rajen nampak tengah tertidur lelap, membuat siapa oun yang melihat adegan tersebut akan merasa jatuh hati. Luna memperbaiki letak selimut Rajen yang melorot. Dia juga ikut mengecup kening anak bungsunya dan dilanjutkan ke kening putra-putranya yang lain.Jika memutar kembali ingatannya ke kejadian dua tahun yang lalu, Luna masih saja merasa takjub. Anak yang kini sudah tumbuh besar itu pernah tinggal di rahimnya. Rasanya apa yang sudah terjadi itu bagaikan ilusi. Hanya dalam sekejap mata ketiga buah hatinya sudah berusia tiga tahun saja. Apalagi Rajen, bayi yang dulunya terlahir paling kecil di antara kakak-kakaknya juga sudah terlihat bertumbuh dengan sehat.Dulu Luna selalu merasa was-was karena saat itu Ranen harus di rawat di ruangan khusus bayi yang bermasalah. Tubuhnya yang ringkih juga sampai harus di pasangi berbagai macam kabel dan selang. Tiada hari tanpa air mata kala itu.

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Happy Family

    Tiga tahun kemudian...Tama mendesis pelan saat tangannya tidak sengaja menyentuh panci panas yang tengah digunakannya untuk memasak sup. Anak-anaknya harus sarapan sedangkan Bi Susan tidak ada di tempat karena wanita paruh baya itu tadi izin akan pergi ke pasar tradisional yang ada di belakang komplek. Sebentar lagi triplets akan bangun dan sudah lasti mereka akan merengek karena kelaparan.Belum ada lima menit dia menggumamakan soal itu di dalam hati dan tidak lama kemudia, suara berisik dari kamar ketiganya membuat fokus Tama teralihkan. Pria itu segera mengecilkan kompor sebelum bergerak untuk mencari tahu penyebab dari keributan tersebut. Meski sesungguhnya dia sudah tahu siapa biangnya.Senyum Tama terbit seketika saat dia melihat putra bungsunya, Rajen, sedang memukul-mukul pagar pembatas menggunakan mainan berbentuk boneka pisang berwarna hijau yang terpasang di setiap pintu. Tingginya sebatas pinggang orang dewasa."Anak Ayah udah bangun ternyata," seru Tama sambil meraih Raj

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Penanganan Cesar

    Luna kecil duduk manis di tengah-tengah ruangan besar nan megah. Tidak ada yang menemani. Hanya keheningan yang tersisa walau pun di dalam ruangan itu sudah dipenuhi banyak hal-hal menakjubkan.Luna kecil menundukkan kepalanya, bukan ini yang di inginkannya. Padahal Mama dan Papanya sudah berjanji kalau hari ini akan menjadi ulang tahun penuh kejutan yang tidak akan pernah mungkin Luna lupakan.Yang dia inginkan bukan barang-barang penuh gemerlapan seperti ini. Luna kecil hanya mengharapkan mereka semua berkumpul bersama dan menghabiskan waktu untuk bercanda riang layaknya keluarga pada umumnya. Tapi sayangnya hal itu sulit untuk terealisasikan karena bahkan sampai saat ini tidak ada tanda-tanda kemunculan mereka.Baginya, itu bukanlah ulang tahun tapi hari paling menyedihkan. Bahkan beberapa asisten rumah tangga yang hadir di sana juga menatap penuh iba ke arahnya. bocah kecil yang malang.Setelah mulai bersekolah, waktu untuk Luna bertemu dengan orang tuanya bahkan sampai bisa dihit

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Menjelang Operasi

    Tama Pov"Buat sekarang lebih baik kita fokusin diri kita untuk menyambut kehadiran triplets dulu. Masa depan juga masih panjang dan untuk urusan adiknya triplets masih bisa kita bahas nanti-nanti," jelasku lagi sambil mencubit pelan pipinya."Kamu nggak mau aku hamil lagi ya?" Mata Luna sudah berkilat memerah. Bahkan air muta sudah mulai menghiasi kornea indah itu."Nggak gitu sayang," ucapku sambil menangkupkan tanganku ke pipi chubby miliknya. "Aku tadi itu cuma bilang buat fokus ke triplets kan. Nggak ada penjelasan tentang aku yang nggak mau kamu hamil lagi. Yang aku maksud supaya kita bisa banyak-bayak saving kenangan sama triplets. Itu doang, nggak ada maksud lain. Kalau memang rezeki lagi kamu hamil, nanti kita pikirkan saat itu.""Tapi aku juga mau punya anak perempuan juga," tangis Luna pecah. Kehamilan memang membuat moodnya naik dan turun macam roller coster. Awalnya aku juga merasa kesulitan dengan kondisi ini, bahkan aku sampai meminta saran dari beberapa pihak hanya dem

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Gender Reveal

    Tama Pov Seperti biasanya meski aku mengatakan kalau aku akan lebih memilih bekerja di rumah, tapi kenyataanya tidak berjalan semulus itu. Ada saja kerjaan yang tidak bisa di wakilkan dan membuatku harus turun tangan langsung. Kali ini adalah pembahasan soal kerjasama dengan beberapa rumah sakit. Perkebunan milikku yang sudah beratas namakan Luna semakin membesar dan hasil produksinya juga bertambah. Dengan ide absurd yang awalnya hanya terlontar sekilas dari mulut Bi Susan, kini aku malah benar-benar merealisasikan karena produksi benar-benar sudah tidak bisa ditampung oleh para petani. Pembicaraanya berjalan sangat lancar. Bahkan ahli gizi yang ikut memeriksa sayuran milik perkebunan tersenyum lega karena sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan, aku memilih untuk menemui Mela. Suasana di sana tidak ramai tapi juga tidak bisa dibilang sepi. Di hadapanku ada sepasang suami istri yang menunggu dengan tangan bertautan. Sang suami mencoba

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Mellow Feeling

    Tama PovMalam itu, untuk pertama kalinya aku bisa merasakan gerakan lembut yang berasa dari triplets. Itu adalah moment paling emosional sepanjang kehidupanku sebagai seorang Dytama dan aku jadi yakin jika semuanya akan berjalan baik-baik saja. Luna dan triplets akan sehat sampai jadwal operasi mendatang.Berbeda dengan harapanku kala itu, kini keadaan Luna malah terlihat semakin tidak baik. Keyakinan yang berhasil aku tanamkan hampir sirna semua karena kondisi itu.Luna kini sering mual muntah, pingsan, dan yang paling membuatku hampir kacau adalah, dia juga harus diberikan suntikan untuk pengencer darah setiap dua belas jam sekali. Bukan hanya itu saja, ada kalanya Luna sampai harus di bawa ke UGD karena bekas suntikannya itu terus-menerus mengeluarkan darah tanpa henti. Itu efek dari darah yang ada di tubuhnya terlalu encer.Rasanya, jiwaku seperti ditarik keluar paksa ketika melihat dress favoritnya sudah dipenuhi oleh darahnya. Kala itu aku berserah pada Tuhan.

  • Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma   Pernyataan Luna

    "Aku tambah berisi banget ya," ucap Luna lagi. Kini dia bahkan sampai membalikkan tubuhnya supaya bisa bertatapan dengan Tama. Momok yang paling menakutkan bagi wanita adalah perubahan bentuk tubuh yang langsung drastis. Aluna hanya wanita biasa yang bisa merasakan takut kehilangan. Apalagi sekarang hubungannya dengan Tama sedang dalam mode yang amat membahagiakan dan benar-benar takut untuk kehilangan."It's okay. I still love you," Tama mulai mendekatkan wajah mereka dan mulai saling menggesekkan kedua ujung hidung mereka berdua karena gemas."Tapi kan nanti badan aku bakal melar habis-habisan?" tanyanya memastikan lagi. Tama membalasnya dengan cara mengecup sudut bibir Luna. "Terus nanti juga perut sama badan aku bakal penuh sama stretchmark," lanjutnya kembali memperjelas. Dia hanya ingin memastikan kalau Tama tidak akan meninggalkan dia saat kondisinya sedang tidak menarik seperti sekarang."Aku nggak pernah mempermasalahkan soal bentuk badan kamu. Aku memilih

DMCA.com Protection Status