Share

Pria Itu

Penulis: MOON
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 15:01:09

Sarah dan Rachel sudah tiba di sebuah Klinik Kehamilan Sehat. Gedung berwarna cream dengan ditambahkan garis berwarna emas dengan interior yang berwarna senada memberikan kesan mewah itu dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu-lalang keluar masuk ruangan untuk memeriksa kesehatan kehamilan mereka. Terlihat raut wajah orang-orang di klinik ini memasang raut wajah bahagia dengan kondisi mereka yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu dan ayah.

Setiap wanita hamil didampingi oleh pasangannya masing-masing. Dan sepertinya dari semua wanita hamil yang datang ke klinik di hari ini hanya Rachel sajalah yang diantar oleh sahabatnya. Tak bisa dipungkiri rasa sakit melihat orang-orang yang bahagia dengan kehamilannya itu muncul dalam diri Rachel. Kehamilan ini hanyalah kehamilan yang tak pernah terbayangkan dan tidak pernah direncanakan oleh Rachel. Bagaimana bisa Rachel merasa bahagia dengan kehamilannya ini. 

Setelah melakukan pendaftaran, Rachel dan Sarah duduk di kursi yang di sebelahnya terdapat pasangan muda yang juga hendak memeriksakan kehamilan. Terlihat perutnya sudah sangat besar mengembung dengan sempurna sepertinya bulan ini adalah waktu kelahirannya. Dielusnya perut yang sudah mengembang dengan sempurna itu oleh suaminya.

"Cepat keluar ya nak, ayah dan ibu sudah tidak sabar bertemu denganmu" ucap pria muda itu dengan wajah yang didekatkan dengan perut istrinya.

Dielus balik kepala pria muda itu oleh istrinya dengan melebarkan senyuman merasa bahagia sekaligus senang dengan pemandangan yang ada di depannya. Sungguh pasangan yang bahagia. Mereka menikah dengan cinta dan memiliki anak dengan penuh harapan. Keadaannya sangat berbanding terbalik dengan Rachel. Rachel yang tak pernah mendapatkan cinta dari seorang pria dan sekarang harus menghadapi kenyataan pahit dengan kehamilannya. Sudah pasti Rachel sangat iri melihat pasangan muda yang berada di sebelahnya.

Selang beberapa menit, seorang perawat dengan papan dan pulpen yang dipegangnya di setiap tangan memanggil pasangan muda itu untuk masuk.

"Ibu Nayra Ollivia silakan untuk masuk ruangan."

Pasangan muda itu berdiri, suaminya memapah istrinya dengan hati-hati. Dipegangnya pundak dan tangan istrinya untuk mempermudah berjalan karena kaki istrinya yang terlihat sudah sangat bengkak bahkan sandal yang berukuran besar juga sudah tidak mampu untuk menampung kakinya karena bengkak yang diakibatkan kehamilan.

"Ada apa Rachel?" Sarah tiba-tiba mengalihkan pandangan Rachel yang sedang fokus melihat pasangan muda itu sedang berjalan masuk masuk ruangan dokter.

"Dari tadi aku lihat pandanganmu tidak lepas dari pasangan muda itu. Apakah ada yang salah dengan mereka?" Ucap Sarah dengan penasaran.

Rachel tidak menjawab pertanyaan dari Sarah. Dilihatnya dengan lekat wajah Sarah, rasa syukur dan bahagia Rachel ucapkan karena mendapatkan seorang sahabat seperti Sarah yang selalu mendampinginya dalam kondisi apapun. Baik sekali Tuhan menjadikan Sarah sebagai sahabat untuknya. Hanya dari Sarah, Rachel bisa mendapatkan kasih sayang dan juga perhatian. Hanya Sarah yang menemaninya selama ini. Sahabat satu-satunya, Rachel berani melakukan apa saja untuk bisa membalas kebaikan Sarah kepadanya. 

“Terima kasih sudah membawaku kesini dan terima kasih karena mau bersamaku dalam keadaan seperti ini,” ucap Rachel yang menggenggam tangan sahabatnya.

Langsung dipeluknya Sarah dengan erat dan tak terasa air mata keluar begitu saja. Sarah yang mendengar sahabatnya menangis, membalas pelukan Rachel. 

“Tenang saja. Kita ini sahabat, sudah sepantasnya aku melakukan semua ini untuk sahabatku,” ucap Sarah dibarengi dengan menepuk-nepuk punggung Rachel berusaha untuk menenangkan.

Tiba-tiba saja pandangan Rachel teralihkan dengan seorang pria yang memakai kemeja kotak-kotak berwarna hitam dengan kaos putih di dalamnya dan celana jeans biru dengan sepatu kets yang sedang berjalan dengan terburu-buru menghampiri mereka dengan wajah penuh kekhawatiran. Pria itu adalah Arkan Hansel. Sahabatnya yang ditemuinya ketika mereka sedang duduk di bangku sekolah menengah pertama.  Arkan hadir di dalam hidup Rachel yang paling pertama kali sebelum mereka bertemu dengan Sarah. Rasa cintanya kepada Arkan ternyata harus Rachel kubur dengan dalam karena tak lama setelah mereka bertiga berteman, Sarah dan Arkan berpacaran. Rachel sadar diri dan lebih fokus untuk tidak menghancurkan pertemanan mereka hanya karena perasaannya. 

“Siapa yang mengundang Arkan?” Tanya Rachel. 

“Kenapa? Kita bertiga kan teman. Aku sudah menceritakan semuanya pada Arkan saat di perjalanan tadi.” Jawab Sarah yang kemudian melambaikan tangannya pada Arkan. 

Arkan yang menerima tanda dari Sarah segera menghampiri mereka. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan karena berlari meskipun hanya beberapa meter, Arkan langsung duduk di sebelah Rachel dan menatap Rachel dengan lekat. Tatapan khawatir Arkan, Rachel hanya menganggapnya bahwa itu hanyalah tatapan khawatir dari seorang teman dan tidak lebih.

“Apakah kamu baik-baik saja? Pria mana yang berani sekali melakukan ini pada sahabatku? Akan aku tonjok wajahnya jika nanti bertemu!” Ucap Arkan dengan suaranya yang  memburu tapi masih ngos-ngosan dan tangan yang sudah mengepal siap untuk memukul seseorang.

“Jangan dulu banyak pertanyaan. Rachel masih harus mencerna keadaannya sekarang. Biarkan dia tenang dulu” Sarah langsung menghentikan Arkan yang terlihat sudah sangat penasaran dengan keadaan Rachel. 

Rachel melihat kedua sahabatnya yang sangat menyayanginya. Dalam keadaan seperti ini ternyata masih ada orang yang peduli pada Rachel. Ketika dunia terasa membencinya, kedua sahabatnya ini hadir untuk melindunginya. Ketika Rachel tidak pernah merasakan hangatnya sebuah keluarga, mereka hadir untuk menciptakannya. Mereka memberikan Rachel hal yang kecil namun bermakna.

Keheningan terjadi. Arkan dan Sarah terdiam, meskipun banyak sekali pertanyaan yang ingin mereka tanyakan tapi mereka menahannya, memberikan waktu bagi Rachel untuk menenangkan diri. 

Rachel yang melihat kedua sahabatnya terdiam merasa heran. Biasanya ketika mereka bertiga berkumpul maka setiap orang akan saling bergantian untuk bercerita dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya. Selalu ada momen menyenangkan ketika bersama mereka. Namun, kali ini keduanya diam seribu bahasa. Terlihat hanya pandangan kosong di mata mereka. 

“Sepertinya aku mengingat momen kecil pria itu.” Rachel mencoba untuk mencairkan suasana. Rachel tidak ingin kedua sahabatnya ini juga menderita karenanya. Sudah cukup dia menjadi beban bagi mereka dan jangan sampai dengan masalahnya ini mereka juga harus menanggungnya.

Arkan dan Sarah yang mendengar Rachel berbicara antusias mendengarkan obrolan selanjutnya dari Rachel.

“Aku tidak tahu dengan pasti bagaimana sosok pria itu. Yang aku tahu dia memiliki punggung yang tegak dan tubuhnya tinggi dan kekar” Bisa-bisanya Rachel membuat becadaan seperti itu dalam keadaannya sekarang. 

“Sepertinya dia pria yang memiliki postur tubuh yang bagus. Aku berharap anakmu nanti akan memiliki postur tubuh yang seperti itu” Sarah tertawa dengan ucapannya. 

“Memangnya ada orang yang memiliki postur tubuh yang lebih baik daripada aku?” Ucap Arkan

“Masih banyak pria di luar sana yang memiliki tubuh yang jauh lebih baik daripada milikmu. Seperti pria itu contohnya” Sarah langsung menunjuk seorang pria yang sedang berada di meja administrasi.

Rachel yang langsung melihat ke arah pria yang dimaksud oleh Sarah. Ya memang benar pria itu memiliki postur tubuh yang sangat baik. Tapi sebentar. Sepertinya pria itu tidak asing bagi Rachel. Bentuk tubuhnya kenapa sangat mirip dengan postur tubuh pria itu.

“Pria itu…”

Bab terkait

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Apakah Pria Itu Menghamilimu Juga?

    “Pria itu…” Rachel berbicara dengan cukup lama. Memperhatikan setiap bentuk tubuhnya. Entah kenapa terlihat sangat mirip dengan pria yang pernah menidurinya malam itu. “Iya pria itu menurutku memiliki postur tubuh yang bagus. Tidak seperti tubuh Arkan yang masih terlihat lembek hahaha” Sarah tertawa mengajak Arkan untuk bercanda “Bagaimana pun juga bentuk tubuhku kamu pasti menyukainya,” balas ejekan Arkan pada Sarah. Tidak bisa dipungkiri Sarah memang tidak bisa mengelaknya. Bagaimana pun juga Sarah lah yang paling mencintai Arkan. Sarah yang paling pertama menyukai Arkan dan bahkan Sarah lah yang pertama menyatakan perasaan cinta kepada Arkan. “Kamu harus memperhatikan tubuhmu. Kamu harus banyak berolahraga supaya di lenganmu ada otot dan perutmu menjadi six pack,” ucap Sarah meledek “Bagaimana bisa aku berolahraga, aku masih sibuk dengan kerjaanku. Tiap hari aku berlari kesana kemari mengejar berita.” Arkan memegang perutnya yang mulai bergelambir karena tidak memperhatikan pol

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Kita Bertemu Lagi

    “Oh Clary, apakah kamu baik-baik saja? Siapa pria itu? Apakah dia yang menghamilimu juga?” Ucap Rachel yang sekilas menatap pria yang dimaksud Arkan yang mendengarkan perkataan Rachel langsung mengernyitkan dahinya. Apakah dia pria yang sudah menghamili Rachel? Batin Arkan Clary tertawa mendengar ucapan dari Rachel yang tidak masuk akal baginya. Bagaimana bisa paman kesayangannya ini menghamili Clary. Itu tidak mungkin “Apa yang dimaksud Ibu bahwa pamanku itu telah menghamiliku? Tidak mungkin pamanku berbuat sejauh itu, Bu Guru. Dia adalah pamanku namanya…” Ucapan Clary terhenti karena melihat Arkan langsung berdiri dan segera menghampiri Andreas. Blamm! Arkan langsung memukul Andreas tepat di wajahnya. Pukulan itu sangat keras tapi tetap membuat Andreas masih berdiri dengan kokoh. Andreas membalas pukulan dari Arkan dan membuat Arkan terpental jatuh ke lantai. Situasi di ruangan itu menjadi panik. Sarah, Rachel dan Clary langsung berlari untuk menghentikan perkelahian. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Lanjutkan atau Akhiri

    Rachel berjalan memasuki ruangan dokter untuk memeriksakan kehamilannya. Tubuhnya mengejang dan suhu tubuhnya terasa panas dan dingin secara bersamaan. Telapak tangannya berkeringat. Gugup. Haruskah Rachel masuk ke ruangan pemeriksaan ini? Ingin sekali rasanya Rachel langsung berlari keluar dan pergi entah kemana seorang diri. Namun, di luar masih ada 4 orang yang pasti akan langsung menahannya. Akhirnya Rachel menguatkan dirinya untuk masuk. Saat pertama kali masuk, terlihat papan nama meja dari akrilik ‘dr. Clarissa Olivia, SpOG’ dan beberapa poster yang dipajangkan pada dinding yang berisikan tentang masa-masa kehamilan. Di kursi terlihat seorang dokter wanita berusia sekitar 40 tahunan dengan rambutnya yang terurai memberikan kesan muda pada wajahnya. Dokter cantik itu sedang menuliskan nama pasien di sebuah kertas. Tertulis nama ‘Rachel Amanda’ pada kertas itu. Dokter yang menyadari kehadiran Rachel segera menyuruh Rachel untuk duduk di kursi yang biasa pasien gunakan saat ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Aku Akan Bertanggung Jawab

    Andreas berhasil menarik keluar Rachel menjauh dari jangkauan Sarah dan Arkan. Lalu membawanya pergi ke suatu tempat. Saat berada di dalam mobil, suasananya hening tanpa suara. Hanya terdengar suara deruan nafas yang beradu dengan suara kemacetan jalan. Keduanya fokus memalingkan wajah satu sama lain. Belum ada yang berani untuk memulai sebuah percakapan. Baik Rachel maupun Andreas, keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Tidak jauh dari klinik kehamilan tadi, Rachel dan Andreas sudah tiba di sebuah cafe yang bernama Elysian Elegance. Sebuah tempat yang menggabungkan antara keanggunan dan keaslian alam. Tempat ini memancarkan aura elegan yang diimbangi dengan elemen alam yang menenangkan. Desain interior yang bernuansa elegan ditandai dengan furnitur berwarna netral, sentuhan emas mewah, dan pencahayaan yang lembut, menciptakan ruang yang hangat dan indah. Tempat ini sempurna untuk dikunjungi oleh dua insan yang sedang jatuh cinta. Andreas melangkah dan memilih meja palin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Akhiri Sampai Disini

    “Maaf aku belum bisa menerimamu sebagai ayah untuk anakku” ucap Rachel. Pandangannya terus menatap ke bawah. Tidak berani dan bahkan merasa jijik untuk melihat wajah Andreas.“Apa yang membuatmu tidak yakin?” tanya Andreas penasaran. Tidak seperti Rachel, Andreas terus menatap ke arahnya dan mengharapkan sebuah jawaban.Rachel masih belum bisa menjawab pertanyaan Andreas. Pikirannya juga masih berkutik mencari jawaban dan mencari alasan. Pikirannya berusaha berlari kesana kemari tapi tak kunjung ada hasil.Rachel membisu untuk waktu yang cukup lama. Andreas mulai geram. Waktunya terbuang sia-sia hanya untuk satu kalimat jawaban dari Rachel.“Aku tidak bisa menunggu lama. Katakan saja apa yang kamu inginkan. Mari kita buat kesepakatan” Pandangan Andreas sekarang beralih ke jam tangannya. Memeriksa waktu karena akan ada meeting hari ini.Pria gagah nan berkarismatik ini tidak bisa menyia-nyiakan waktunya hanya untuk mendengarkan dan melihat ketidakseriusan seorang perempuan yang tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Dijodohkan

    Rachel, Sarah dan Arkan sudah berteman sejak mereka masih menginjak bangku sekolah SMP. Mereka bisa dekat karena berada dalam satu ekstrakulikuler yang sama. Ketiganya semakin dekat dan bahkan sampai sekarang. Arkan merupakan sosok yang mampu membuat siapa pun di sekitarnya merasa nyaman. Arkan akan hadir sepenuhnya ketika Rachel dan Sarah meminta bantuan. Tangannya siap untuk membantu dengan cara apa pun yang dibutuhkan. Sama halnya dengan Arkan, Sarah merupakan sosok yang kehadirannya membawa rasa aman untuk Rachel, seperti pelukan hangat di tengah badai. Sebuah kasih sayang dari seorang ibu yang tidak pernah Rachel dapatkan, akhirnya bisa Rachel dapatkan dari seorang Sarah. Tampak jelas dalam caranya merawat dan memperhatikan Rachel. Ia tahu persis kapan Rachel membutuhkannya. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya SarahTerlihat sangat jelas kekhawatiran Sarah terhadap keadaan Rachel. Jika diizinkan, Sarah rela untuk menerima sebagian beban yang ditanggung oleh Rachel. Bahkan S

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Perjodohan Tetap Dilanjutkan

    “Baguslah akhirnya kamu datang sebelum Ibu suruh." ucap Eveline terdengar seperti menantikan kehadiran anaknyaRachel mengernyitkan keningnya.Ada apa ibu ingin menemuiku? batin RachelTidak biasanya Eveline meminta Rachel untuk datang. Hatinya mulai tidak tenang. Pasalnya, saat Rachel berada di rumah, Eveline tidak pernah peduli dengan kehadiran Rachel. Eveline hanya akan berbicara ketika ada sesuatu penting yang perlu dibicarakan. Selain itu, Eveline dan Rachel tidak pernah sengaja untuk mengobrol."Bagaimana keadaan Ibu?" tanya RachelRachel mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Rachel masih peduli akan kondisi ibunya karena itulah tujuannya datang kesini."Ibu sudah memilih orang yang tepat untuk menjadi suamimu. Kalian akan menikah bulan depan." ucap Eveline langsung duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan Rachel.Bak disambar petir di tengah badai. Sudah terjatuh tertimpa tangga pula. Dunia seakan berhenti berputar. Dadanya mulai terasa sesak, seperti ada sesuatu yang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Pewaris

    Di sebuah rumah sakit dengan pelayanan ekslusif di mana Anderson dirawat dan berada di kamar VIP namun tampak lebih seperti kamar hotel mewah daripada ruang perawatan. Dindingnya dilapisi cat berwarna krem lembut, memberi kesan tenang dan nyaman. Jendela besar di salah satu sisinya membiarkan cahaya alami masuk, memandikan seluruh ruangan dengan sinar matahari yang hangat. Di tengah ruangan, Anderson terbaring di tempat tidur rumah sakit berteknologi tinggi dengan seprai putih bersih terhampar rapi. Wajah Anderson nampak pucat, nyaris tanpa warna. Pipinya tampak lebih cekung dari biasanya, kulitnya tertarik kencang ke tulang-tulang wajah yang menonjol, memberikan kesan lelah yang begitu mendalam. Rambutnya yang hitam dan sebagian beruban kini sudah mulai menipis di beberapa bagian. Namun, hari ini, rambut itu masih tergerai rapi. Anderson sang penguasa di dunia bisnis kini terkapar lesu di ranjang rumah sakit. Kesannya akan sikap yang angkuh dan berani kini mulai memudar. Sorot mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27

Bab terbaru

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Morning Sickness

    Jam menunjukkan pukul 06.50, matahari sudah meninggi dan menembus tirai kamar Rachel yang setengah tertutup. Dengan terburu-buru Rachel memoleskan make up tipis tipis di wajahnya kemudian langsung menyambar baju batik yang tergantung di dalam lemari - hari ini hari Kamis, jadwalnya guru memakai seragam batik.Biasanya Rachel pergi kerja sekitar pukul 06.00 atau paling lambat pukul 06.30, tetapi hari ini Rachel bangun kesiangan. Mungkin karena efek lelah tubuhnya setelah kemarin-kemarin banyak menangis. Matanya juga terlihat masih sedikit sembab hari ini. Rachel juga agak was-was saat nanti datang ke sekolah. Selain karena dia akan telat saat masuk jam absen, Rachel juga lupa meminta izin hari kemarin saat tidak masuk sekolah. "Bisa habis kena marah Pak Irwan nanti." ucap Rachel sambil bergegas mengambil tas di atas meja.Saat hendak keluar kamar, Rachel dicegat oleh Sarah untuk menyuruhnya sarapan terlebih dahulu."Duduk dulu di meja makan, kamu harus sarapan dulu sebelum berangkat"

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Pewaris

    Di sebuah rumah sakit dengan pelayanan ekslusif di mana Anderson dirawat dan berada di kamar VIP namun tampak lebih seperti kamar hotel mewah daripada ruang perawatan. Dindingnya dilapisi cat berwarna krem lembut, memberi kesan tenang dan nyaman. Jendela besar di salah satu sisinya membiarkan cahaya alami masuk, memandikan seluruh ruangan dengan sinar matahari yang hangat. Di tengah ruangan, Anderson terbaring di tempat tidur rumah sakit berteknologi tinggi dengan seprai putih bersih terhampar rapi. Wajah Anderson nampak pucat, nyaris tanpa warna. Pipinya tampak lebih cekung dari biasanya, kulitnya tertarik kencang ke tulang-tulang wajah yang menonjol, memberikan kesan lelah yang begitu mendalam. Rambutnya yang hitam dan sebagian beruban kini sudah mulai menipis di beberapa bagian. Namun, hari ini, rambut itu masih tergerai rapi. Anderson sang penguasa di dunia bisnis kini terkapar lesu di ranjang rumah sakit. Kesannya akan sikap yang angkuh dan berani kini mulai memudar. Sorot mata

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Perjodohan Tetap Dilanjutkan

    “Baguslah akhirnya kamu datang sebelum Ibu suruh." ucap Eveline terdengar seperti menantikan kehadiran anaknyaRachel mengernyitkan keningnya.Ada apa ibu ingin menemuiku? batin RachelTidak biasanya Eveline meminta Rachel untuk datang. Hatinya mulai tidak tenang. Pasalnya, saat Rachel berada di rumah, Eveline tidak pernah peduli dengan kehadiran Rachel. Eveline hanya akan berbicara ketika ada sesuatu penting yang perlu dibicarakan. Selain itu, Eveline dan Rachel tidak pernah sengaja untuk mengobrol."Bagaimana keadaan Ibu?" tanya RachelRachel mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Rachel masih peduli akan kondisi ibunya karena itulah tujuannya datang kesini."Ibu sudah memilih orang yang tepat untuk menjadi suamimu. Kalian akan menikah bulan depan." ucap Eveline langsung duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan Rachel.Bak disambar petir di tengah badai. Sudah terjatuh tertimpa tangga pula. Dunia seakan berhenti berputar. Dadanya mulai terasa sesak, seperti ada sesuatu yang b

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Dijodohkan

    Rachel, Sarah dan Arkan sudah berteman sejak mereka masih menginjak bangku sekolah SMP. Mereka bisa dekat karena berada dalam satu ekstrakulikuler yang sama. Ketiganya semakin dekat dan bahkan sampai sekarang. Arkan merupakan sosok yang mampu membuat siapa pun di sekitarnya merasa nyaman. Arkan akan hadir sepenuhnya ketika Rachel dan Sarah meminta bantuan. Tangannya siap untuk membantu dengan cara apa pun yang dibutuhkan. Sama halnya dengan Arkan, Sarah merupakan sosok yang kehadirannya membawa rasa aman untuk Rachel, seperti pelukan hangat di tengah badai. Sebuah kasih sayang dari seorang ibu yang tidak pernah Rachel dapatkan, akhirnya bisa Rachel dapatkan dari seorang Sarah. Tampak jelas dalam caranya merawat dan memperhatikan Rachel. Ia tahu persis kapan Rachel membutuhkannya. “Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya SarahTerlihat sangat jelas kekhawatiran Sarah terhadap keadaan Rachel. Jika diizinkan, Sarah rela untuk menerima sebagian beban yang ditanggung oleh Rachel. Bahkan S

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Akhiri Sampai Disini

    “Maaf aku belum bisa menerimamu sebagai ayah untuk anakku” ucap Rachel. Pandangannya terus menatap ke bawah. Tidak berani dan bahkan merasa jijik untuk melihat wajah Andreas.“Apa yang membuatmu tidak yakin?” tanya Andreas penasaran. Tidak seperti Rachel, Andreas terus menatap ke arahnya dan mengharapkan sebuah jawaban.Rachel masih belum bisa menjawab pertanyaan Andreas. Pikirannya juga masih berkutik mencari jawaban dan mencari alasan. Pikirannya berusaha berlari kesana kemari tapi tak kunjung ada hasil.Rachel membisu untuk waktu yang cukup lama. Andreas mulai geram. Waktunya terbuang sia-sia hanya untuk satu kalimat jawaban dari Rachel.“Aku tidak bisa menunggu lama. Katakan saja apa yang kamu inginkan. Mari kita buat kesepakatan” Pandangan Andreas sekarang beralih ke jam tangannya. Memeriksa waktu karena akan ada meeting hari ini.Pria gagah nan berkarismatik ini tidak bisa menyia-nyiakan waktunya hanya untuk mendengarkan dan melihat ketidakseriusan seorang perempuan yang tidak p

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Aku Akan Bertanggung Jawab

    Andreas berhasil menarik keluar Rachel menjauh dari jangkauan Sarah dan Arkan. Lalu membawanya pergi ke suatu tempat. Saat berada di dalam mobil, suasananya hening tanpa suara. Hanya terdengar suara deruan nafas yang beradu dengan suara kemacetan jalan. Keduanya fokus memalingkan wajah satu sama lain. Belum ada yang berani untuk memulai sebuah percakapan. Baik Rachel maupun Andreas, keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Tidak jauh dari klinik kehamilan tadi, Rachel dan Andreas sudah tiba di sebuah cafe yang bernama Elysian Elegance. Sebuah tempat yang menggabungkan antara keanggunan dan keaslian alam. Tempat ini memancarkan aura elegan yang diimbangi dengan elemen alam yang menenangkan. Desain interior yang bernuansa elegan ditandai dengan furnitur berwarna netral, sentuhan emas mewah, dan pencahayaan yang lembut, menciptakan ruang yang hangat dan indah. Tempat ini sempurna untuk dikunjungi oleh dua insan yang sedang jatuh cinta. Andreas melangkah dan memilih meja palin

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Lanjutkan atau Akhiri

    Rachel berjalan memasuki ruangan dokter untuk memeriksakan kehamilannya. Tubuhnya mengejang dan suhu tubuhnya terasa panas dan dingin secara bersamaan. Telapak tangannya berkeringat. Gugup. Haruskah Rachel masuk ke ruangan pemeriksaan ini? Ingin sekali rasanya Rachel langsung berlari keluar dan pergi entah kemana seorang diri. Namun, di luar masih ada 4 orang yang pasti akan langsung menahannya. Akhirnya Rachel menguatkan dirinya untuk masuk. Saat pertama kali masuk, terlihat papan nama meja dari akrilik ‘dr. Clarissa Olivia, SpOG’ dan beberapa poster yang dipajangkan pada dinding yang berisikan tentang masa-masa kehamilan. Di kursi terlihat seorang dokter wanita berusia sekitar 40 tahunan dengan rambutnya yang terurai memberikan kesan muda pada wajahnya. Dokter cantik itu sedang menuliskan nama pasien di sebuah kertas. Tertulis nama ‘Rachel Amanda’ pada kertas itu. Dokter yang menyadari kehadiran Rachel segera menyuruh Rachel untuk duduk di kursi yang biasa pasien gunakan saat ber

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Kita Bertemu Lagi

    “Oh Clary, apakah kamu baik-baik saja? Siapa pria itu? Apakah dia yang menghamilimu juga?” Ucap Rachel yang sekilas menatap pria yang dimaksud Arkan yang mendengarkan perkataan Rachel langsung mengernyitkan dahinya. Apakah dia pria yang sudah menghamili Rachel? Batin Arkan Clary tertawa mendengar ucapan dari Rachel yang tidak masuk akal baginya. Bagaimana bisa paman kesayangannya ini menghamili Clary. Itu tidak mungkin “Apa yang dimaksud Ibu bahwa pamanku itu telah menghamiliku? Tidak mungkin pamanku berbuat sejauh itu, Bu Guru. Dia adalah pamanku namanya…” Ucapan Clary terhenti karena melihat Arkan langsung berdiri dan segera menghampiri Andreas. Blamm! Arkan langsung memukul Andreas tepat di wajahnya. Pukulan itu sangat keras tapi tetap membuat Andreas masih berdiri dengan kokoh. Andreas membalas pukulan dari Arkan dan membuat Arkan terpental jatuh ke lantai. Situasi di ruangan itu menjadi panik. Sarah, Rachel dan Clary langsung berlari untuk menghentikan perkelahian. Tidak

  • Mendadak Hamil Anak Pewaris   Apakah Pria Itu Menghamilimu Juga?

    “Pria itu…” Rachel berbicara dengan cukup lama. Memperhatikan setiap bentuk tubuhnya. Entah kenapa terlihat sangat mirip dengan pria yang pernah menidurinya malam itu. “Iya pria itu menurutku memiliki postur tubuh yang bagus. Tidak seperti tubuh Arkan yang masih terlihat lembek hahaha” Sarah tertawa mengajak Arkan untuk bercanda “Bagaimana pun juga bentuk tubuhku kamu pasti menyukainya,” balas ejekan Arkan pada Sarah. Tidak bisa dipungkiri Sarah memang tidak bisa mengelaknya. Bagaimana pun juga Sarah lah yang paling mencintai Arkan. Sarah yang paling pertama menyukai Arkan dan bahkan Sarah lah yang pertama menyatakan perasaan cinta kepada Arkan. “Kamu harus memperhatikan tubuhmu. Kamu harus banyak berolahraga supaya di lenganmu ada otot dan perutmu menjadi six pack,” ucap Sarah meledek “Bagaimana bisa aku berolahraga, aku masih sibuk dengan kerjaanku. Tiap hari aku berlari kesana kemari mengejar berita.” Arkan memegang perutnya yang mulai bergelambir karena tidak memperhatikan pol

DMCA.com Protection Status