Share

9. Kesetaraan Cinta

Author: Laradin
last update Last Updated: 2024-11-07 21:15:41

Hampir tengah malam, itu berarti Ivy dan Nevan sudah menghabiskan lima jam mereka terbuang sia-sia hanya untuk berenang diantara rasa-rasa yang perlahan tenggelam dalam kesalahpahaman. Duduk berjarak satu meter di atas sofa menatap layar televisi tanpa sebuah obrolan. Tidak ada yang bersuara atau sekadar membahas soal film yang keduanya tengah tonton. Atau rasa dingin yang membuat hati mereka beku.

Ivy sebenarnya tidak terganggu dengan situasi ini, sebab asing sudah lama akrab dengannya. Dan bukankah seharusnya seperti ini?

Di sisi lain Nevan tengah bergelut dengan isi kepalanya yang mendadak penuh, namun mendadak membatu. Pun dengan perasaannya yang sedikit merasa kecewa setelah mengetahui alasan Ivy kembali ke rumah nya. Alasan bukan dirinya adalah penyebab Nevan terdiam sedari tadi.

"Saya udah ngantuk, saya tidur duluan." Ivy berdiri tanpa menoleh ke arah Nevan kemudian pergi begitu saja. Nevan menengok hanya untuk melihat Ivy masuk ke kamar tamu.

"Ivy beneran sakit hati sama say
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   10. Orang tampan

    "Hi, pa," sapa Ivy sesampainya di kamar rawat sang papa. Tersenyum merekah saat melihat kondisi ayahnya yang semakin hari semakin terlihat sehat. Ia meletakan satu paper bag yang ia bawa di nakas lantas duduk di kursi di samping bad. "Ke sini sama siapa?" Galih melongok pintu yang sudah tertutup seperti mencari seseorang. "Sendirian. Kenapa emang, Pa?" "Kenapa gak bareng sama Nevan tadi?" "Hah?" Kedua alis Ivy bertaut, keheranan. "Nevan ke sini?" "Iya. Dia ngurusin administrasi terus ngobrol sebentar. Papa pikir dia buru-buru karena mau jemput kamu," jelas Galih. "Engga, Pa. Aku ke sini sendirian. Eh gak sengaja tadi ketemu Qaiz di parkiran. Kita bareng ke sininya." Galih menegakkan tubuhnya. Kening sempitnya berkerut. "Qaiz kenapa memang?" "Akhir-akhir ini katanya dia suka nyeri-nyeri sendi. Gak tau kenapa." Ivy menaikan kedua pundaknya, acuh. Mungkin memang Qaiz sudah cukup tua. "Oh... Coba nanti kamu tanyain ke Qaiz. Kasih tau papa, ya?" Galih sudah menganggap Qai

    Last Updated : 2024-11-16
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   11. Resah atau Sudah Cinta?

    Hanya ada suara sendok yang bertabrakan dengan piring yang menemani makan malam Ivy dan Nevan. Ivy fokus dengan makanannya agar segera menyelesaikan makan malamnya. Sementara Nevan, sesekali mencuri pandang kepada Ivy."Saya—" Ivy.Saya—" Nevan.Keduanya saling pandang untuk kemudian berdehem canggung dan melemparkan tatapan mereka ke sembarang arah. "Pak Nevan duluan," ucap Ivy mempersilahkan Nevan untuk bicara lebih dulu.Nevan melepaskan genggaman sendoknya. Memberi perhatian sepenuhnya kepada Ivy. "Saya... Hanya mau menjelaskan kalau tadi saya memang sudah ada rencana menjenguk papa. Saya tidak bermaksud mengintili kamu atau mungkin seperti apa yang ada di dalam pikiran kamu. Saya hanya—""Bayar tagihan rumah sakit?" Potong Ivy. Nevan terdiam. Pandangannya terjatuh pada sisa nasi di piringnya. "Terima kasih. Dan tenang saja, Pak Nevan tidak perlu khawatir saya tidak berpikir seperti apa yang Pak Nevan ucapkan barusan. Tidak mungkin Pak Nevan membuang waktu Bapak hanya untuk memb

    Last Updated : 2024-11-18
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   12. Kesepakatan

    Hari ini matahari terasa dua kali lipat panasnya. Kulit wajah Ivy sampai memerah. Padahal ini sudah hampir jam lima sore. Perempuan itu mengambil waktu sejenak untuk mencari makan di luar selepas menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Ivy tidak memiliki jabatan khusus di kantor Nevan atau menjadi salah satu karyawan suaminya itu. Ia hanya bekerja di rumah sesuai arahan Nevan. Perempuan itu lantas masuk ke salah satu coffee shop yang sesekali ia datangi ketika pikirannya tengah penuh. Ia memesan kopi kesukaannya kemudian duduk di meja pojok dekat jendela. Tangannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Jemarinya berselancar bebas membuka salah satu aplikasi sosial media. Seketika wajahnya berubah sendu setelah melihat postingan Joshua. Tentu saja Ivy masih mengikuti sosial media lelaki itu untuk mencari kabar dia. Di postingan itu tubuh tegapnya membelangi kamera menghadap laut. "Dia masih suka ke pantai?" lirih Ivy.Dulu Ivy lah yang sering mengajak Joshua untuk pergi ke pantai.

    Last Updated : 2024-11-24
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   13. Menilai Seseorang

    "Iz ada di dalam? Iz kok password nya beda lagi. QAIZ LO ADA DI DALEM GAK?!!"Seseorang menggedor-gedor pintu dari luar seraya berteriak seperti orang kesetanan. Qaiz yang sedang menggulung tubuhnya dengan selimut menghela napas panjang, menyibakkan selimutnya—Mau tak mau—dengan kesal. Atau jika tidak tetangga apartemen nya akan protes karena merasa terganggu dengan suara perempuan di balik pintunya itu. Dengan susah payah ia bangun meski setelahnya tubuh lelaki itu terasa menggigil karena tercium AC. Dirinya sedang tidak enak badan. Qaiz membuka pintu apartemen dengan wajah masam, pun si pelaku yang sudah mengganggu waktu istirahat nya memasang wajah yang sama. Tidak, lebih buruk dari itu. Dia seperti sudah menangis."Apaan si, Vy! Gue baru mau tidur," omel Qaiz.Ivy menerobos masuk. Berbaring dan menenggelamkan tubuhnya di kasur. Yang lantas membuat kemurkaan Qaiz meningkat. Ia sudah lelah bekerja sampai merasa tubuhnya remuk dan tulangnya di dekap es batu. Dan sekarang ia harus me

    Last Updated : 2024-12-22
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   14. Salah Paham

    Ivy kelimpungan sesampainya di rumah sakit. Tubuh lunglai Qaiz sudah dibawa perawat ke ruang instalasi gawat darurat. Bagaimana Ivy tidak terkejut dengan keadaan Qaiz yang tiba-tiba tidak sadarkan di ranjangnya, dengan peluh yang membanjiri seluruh wajah pucatnya saat ia hendak membangunkan sahabatnya itu untuk makan. Lalu Ivy segera menghubungi ambulans. "Gimana, Dok keadaan temen saya?" Ivy digiring seorang dokter yang ia tafsir umurnya sekitar 30 tahunan atau lebih ke sebuah ruangan yang dihuni beberapa alat medis dan sebuah komputer yang cukup besar di atas meja. Dokter yang berbeda dengan dokter yang pertama menangani Qaiz. "Ibu keluarga pasien?" tanya dokter itu. "Saya temennya, Dok. Keluarganya jauh, dia sendirian tinggal di sini," jelas Ivy. Dokter pria itu mengangguk "Baik, saya jelaskan ya kondisi pasien. Saya telah melakukan beberapa tes dan pemeriksaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Pak Qaiz menderita Osteogenesis Imperfecta atau penyakit tulang rapuh. Atau kami biasa men

    Last Updated : 2025-01-12
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   15. Titik Terang?

    "Ivy?" Suara lembut Nevan menginterupsi saat tidak ada suara yang menyahut, bahkan suara napas perempuan di belakangnya itu tidak terdengar sama sekali, jika saja tangan dingin Ivy tidak menempel di kulit punggung nya Nevan akan menyangka Ivy sudah pergi secara diam-diam. "Ivy?" Nevan membalikkan tubuhnya hanya untuk menemukan istrinya tengah tercenung. "Kamu sakit?" Tangan kekarnya mendarat di kening sempit Ivy untuk memastikan apakah suhu tubuh istrinya itu panas atau tidak. Tanpa sepatah kata apapun Ivy beranjak meninggalkan Nevan hingga tangan Nevan yang semula di keningnya terkulai ke atas kursi. Lelaki itu pun tidak protes hanya mengamati kemana Ivy pergi dan akan melakukan apa. Rupanya Ivy mengambil kotak p3k yang sudah Nevan siapkan di lemari kecil dekat kulkas. Lalu dia kembali duduk di belakang Nevan. "Lebamnya masih panas atau perih gak?" tanya Ivy pada akhirnya. Air mukanya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran nya. Ia nampak ngilu hanya dengan melihatnya, apalagi Neva

    Last Updated : 2025-01-20
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   1. Satu Malam Membingungkan

    Ivy terbangun dengan kepala yang terasa seperti dihantam palu godam. Matanya masih setengah tertutup, mencoba menyesuaikan cahaya lampu yang menyerang penglihatan nya. Dengan tubuh yang terasa berat, ia perlahan-lahan bangkit dari tempat tidur, merasakan setiap sendi dan ototnya berteriak protes.Ia duduk di tepi ranjang, memijat pelipisnya yang berdenyut hebat. Mulutnya kering dan berbau tidak sedap, sisa-sisa alkohol dari semalam masih terasa. Dengan mata setengah terpejam, Ivy mengamati kamar yang ditidurinya berantakan—pakaian yang berserakan di lantai, dan—pakaian berserakan? "Shit!!" erangnya tertahan. Ivy membulatkan matanya. Namun ia dapat bernapas dengan lega setelah memeriksa pakaiannya yang masih lengkap menempel di badan kurusnya. Ia melirik kopernya yang bersandar di tembok. "Selamat..., " katanya. Ivy khawatir ia melakukan hal bodoh saat semalam mabuk berat.Sebuah pertanyaan besar muncul dibenaknya, dimanakah sekarang dirinya berada? "Kata siapa kamu selamat?" Pria be

    Last Updated : 2024-07-07
  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   2. Beradu Otot

    Ivy melangkah cepat, derap sepatunya memantul keras di lantai koridor. Wajahnya memerah, matanya berkilat-kilat penuh amarah. Ia baru saja menerima kabar bahwa lamaran kerjanya ditolak lagi—untuk kesekian puluh kalinya. Semua penolakan itu berujung pada satu nama: Finn Joshua Noman Tyaga. Pintu kantor Joshua terbuka lebar. Tanpa mengetuk, Ivy menerobos masuk, membuat beberapa karyawan yang berada di sekitar ruang kerja itu terperangah. Joshua yang sedang duduk di meja kerjanya, tampak tenang, nyaris tidak terkejut melihat Ivy datang dengan amarah yang meluap."Joshua!" Ivy berseru keras, suaranya menggema di ruangan yang luas. "Setelah kamu selingkuhin aku dan punya anak dari orang lain kamu tutup semua akses aku buat gak bisa kerja di manapun?"Joshua menatap Ivy dengan tatapan meremehkan. Dia tersenyum. Senyum yang dulu Ivy elu-elu kan, sekarang ia bahkan tidak sudi hanya untuk melihatnya. "Bukannya aku udah peringatin kamu? Kamu gak bisa lepas dari aku sayang." Ia berdiri dari dud

    Last Updated : 2024-07-07

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   15. Titik Terang?

    "Ivy?" Suara lembut Nevan menginterupsi saat tidak ada suara yang menyahut, bahkan suara napas perempuan di belakangnya itu tidak terdengar sama sekali, jika saja tangan dingin Ivy tidak menempel di kulit punggung nya Nevan akan menyangka Ivy sudah pergi secara diam-diam. "Ivy?" Nevan membalikkan tubuhnya hanya untuk menemukan istrinya tengah tercenung. "Kamu sakit?" Tangan kekarnya mendarat di kening sempit Ivy untuk memastikan apakah suhu tubuh istrinya itu panas atau tidak. Tanpa sepatah kata apapun Ivy beranjak meninggalkan Nevan hingga tangan Nevan yang semula di keningnya terkulai ke atas kursi. Lelaki itu pun tidak protes hanya mengamati kemana Ivy pergi dan akan melakukan apa. Rupanya Ivy mengambil kotak p3k yang sudah Nevan siapkan di lemari kecil dekat kulkas. Lalu dia kembali duduk di belakang Nevan. "Lebamnya masih panas atau perih gak?" tanya Ivy pada akhirnya. Air mukanya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran nya. Ia nampak ngilu hanya dengan melihatnya, apalagi Neva

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   14. Salah Paham

    Ivy kelimpungan sesampainya di rumah sakit. Tubuh lunglai Qaiz sudah dibawa perawat ke ruang instalasi gawat darurat. Bagaimana Ivy tidak terkejut dengan keadaan Qaiz yang tiba-tiba tidak sadarkan di ranjangnya, dengan peluh yang membanjiri seluruh wajah pucatnya saat ia hendak membangunkan sahabatnya itu untuk makan. Lalu Ivy segera menghubungi ambulans. "Gimana, Dok keadaan temen saya?" Ivy digiring seorang dokter yang ia tafsir umurnya sekitar 30 tahunan atau lebih ke sebuah ruangan yang dihuni beberapa alat medis dan sebuah komputer yang cukup besar di atas meja. Dokter yang berbeda dengan dokter yang pertama menangani Qaiz. "Ibu keluarga pasien?" tanya dokter itu. "Saya temennya, Dok. Keluarganya jauh, dia sendirian tinggal di sini," jelas Ivy. Dokter pria itu mengangguk "Baik, saya jelaskan ya kondisi pasien. Saya telah melakukan beberapa tes dan pemeriksaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Pak Qaiz menderita Osteogenesis Imperfecta atau penyakit tulang rapuh. Atau kami biasa men

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   13. Menilai Seseorang

    "Iz ada di dalam? Iz kok password nya beda lagi. QAIZ LO ADA DI DALEM GAK?!!"Seseorang menggedor-gedor pintu dari luar seraya berteriak seperti orang kesetanan. Qaiz yang sedang menggulung tubuhnya dengan selimut menghela napas panjang, menyibakkan selimutnya—Mau tak mau—dengan kesal. Atau jika tidak tetangga apartemen nya akan protes karena merasa terganggu dengan suara perempuan di balik pintunya itu. Dengan susah payah ia bangun meski setelahnya tubuh lelaki itu terasa menggigil karena tercium AC. Dirinya sedang tidak enak badan. Qaiz membuka pintu apartemen dengan wajah masam, pun si pelaku yang sudah mengganggu waktu istirahat nya memasang wajah yang sama. Tidak, lebih buruk dari itu. Dia seperti sudah menangis."Apaan si, Vy! Gue baru mau tidur," omel Qaiz.Ivy menerobos masuk. Berbaring dan menenggelamkan tubuhnya di kasur. Yang lantas membuat kemurkaan Qaiz meningkat. Ia sudah lelah bekerja sampai merasa tubuhnya remuk dan tulangnya di dekap es batu. Dan sekarang ia harus me

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   12. Kesepakatan

    Hari ini matahari terasa dua kali lipat panasnya. Kulit wajah Ivy sampai memerah. Padahal ini sudah hampir jam lima sore. Perempuan itu mengambil waktu sejenak untuk mencari makan di luar selepas menyelesaikan pekerjaannya di rumah. Ivy tidak memiliki jabatan khusus di kantor Nevan atau menjadi salah satu karyawan suaminya itu. Ia hanya bekerja di rumah sesuai arahan Nevan. Perempuan itu lantas masuk ke salah satu coffee shop yang sesekali ia datangi ketika pikirannya tengah penuh. Ia memesan kopi kesukaannya kemudian duduk di meja pojok dekat jendela. Tangannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Jemarinya berselancar bebas membuka salah satu aplikasi sosial media. Seketika wajahnya berubah sendu setelah melihat postingan Joshua. Tentu saja Ivy masih mengikuti sosial media lelaki itu untuk mencari kabar dia. Di postingan itu tubuh tegapnya membelangi kamera menghadap laut. "Dia masih suka ke pantai?" lirih Ivy.Dulu Ivy lah yang sering mengajak Joshua untuk pergi ke pantai.

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   11. Resah atau Sudah Cinta?

    Hanya ada suara sendok yang bertabrakan dengan piring yang menemani makan malam Ivy dan Nevan. Ivy fokus dengan makanannya agar segera menyelesaikan makan malamnya. Sementara Nevan, sesekali mencuri pandang kepada Ivy."Saya—" Ivy.Saya—" Nevan.Keduanya saling pandang untuk kemudian berdehem canggung dan melemparkan tatapan mereka ke sembarang arah. "Pak Nevan duluan," ucap Ivy mempersilahkan Nevan untuk bicara lebih dulu.Nevan melepaskan genggaman sendoknya. Memberi perhatian sepenuhnya kepada Ivy. "Saya... Hanya mau menjelaskan kalau tadi saya memang sudah ada rencana menjenguk papa. Saya tidak bermaksud mengintili kamu atau mungkin seperti apa yang ada di dalam pikiran kamu. Saya hanya—""Bayar tagihan rumah sakit?" Potong Ivy. Nevan terdiam. Pandangannya terjatuh pada sisa nasi di piringnya. "Terima kasih. Dan tenang saja, Pak Nevan tidak perlu khawatir saya tidak berpikir seperti apa yang Pak Nevan ucapkan barusan. Tidak mungkin Pak Nevan membuang waktu Bapak hanya untuk memb

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   10. Orang tampan

    "Hi, pa," sapa Ivy sesampainya di kamar rawat sang papa. Tersenyum merekah saat melihat kondisi ayahnya yang semakin hari semakin terlihat sehat. Ia meletakan satu paper bag yang ia bawa di nakas lantas duduk di kursi di samping bad. "Ke sini sama siapa?" Galih melongok pintu yang sudah tertutup seperti mencari seseorang. "Sendirian. Kenapa emang, Pa?" "Kenapa gak bareng sama Nevan tadi?" "Hah?" Kedua alis Ivy bertaut, keheranan. "Nevan ke sini?" "Iya. Dia ngurusin administrasi terus ngobrol sebentar. Papa pikir dia buru-buru karena mau jemput kamu," jelas Galih. "Engga, Pa. Aku ke sini sendirian. Eh gak sengaja tadi ketemu Qaiz di parkiran. Kita bareng ke sininya." Galih menegakkan tubuhnya. Kening sempitnya berkerut. "Qaiz kenapa memang?" "Akhir-akhir ini katanya dia suka nyeri-nyeri sendi. Gak tau kenapa." Ivy menaikan kedua pundaknya, acuh. Mungkin memang Qaiz sudah cukup tua. "Oh... Coba nanti kamu tanyain ke Qaiz. Kasih tau papa, ya?" Galih sudah menganggap Qai

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   9. Kesetaraan Cinta

    Hampir tengah malam, itu berarti Ivy dan Nevan sudah menghabiskan lima jam mereka terbuang sia-sia hanya untuk berenang diantara rasa-rasa yang perlahan tenggelam dalam kesalahpahaman. Duduk berjarak satu meter di atas sofa menatap layar televisi tanpa sebuah obrolan. Tidak ada yang bersuara atau sekadar membahas soal film yang keduanya tengah tonton. Atau rasa dingin yang membuat hati mereka beku. Ivy sebenarnya tidak terganggu dengan situasi ini, sebab asing sudah lama akrab dengannya. Dan bukankah seharusnya seperti ini?Di sisi lain Nevan tengah bergelut dengan isi kepalanya yang mendadak penuh, namun mendadak membatu. Pun dengan perasaannya yang sedikit merasa kecewa setelah mengetahui alasan Ivy kembali ke rumah nya. Alasan bukan dirinya adalah penyebab Nevan terdiam sedari tadi."Saya udah ngantuk, saya tidur duluan." Ivy berdiri tanpa menoleh ke arah Nevan kemudian pergi begitu saja. Nevan menengok hanya untuk melihat Ivy masuk ke kamar tamu."Ivy beneran sakit hati sama say

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   8. Pulang bukan untuk kembali

    Ivy tidak pernah membayangkan akan kembali ke rumah minimalis bergaya modern yang ia pilih sendiri bersama Nevan setelah mereka memutuskan untuk pindah dari apartemen lelaki itu. Kejadiannya terlalu cepat dan mengejutkan. Perempuan itu menatap rumah Nevan untuk beberapa saat. Lalu ia masuk dengan kunci yang ia miliki. Kedua bola matanya menyusuri setiap sudut rumah itu. Masih rapi dan bersih. Nevan sepertinya memang tipe orang yang memperhatikan kebersihan. Kaki Ivy ia seret menuju dapur, membuka kulkas. Di sana hanya terdapat beberapa butir telur dan seikat bayam yang sebagian sudah kering mungkin karena Nevan tidak sempat memasak.Ivy melongok jam di tangannya. Pukul enam sore. Sebentar lagi Nevan pulang. Ia menggulung lengan kemejanya, mengambil seikat bayam dan tiga butir telur dari kulkas. Tangan nya lihai memotong bayam ddilanjutkan dengan mengaduk telur yang sudah ia pecahkan. Aroma bawang goreng pun menguar ke semua ruangan. Tanpa Ivy sadari, seseorang membuka pintu, masuk de

  • Mendadak Dinikahi Mas Nevan   7. Kejutan

    "Gimana di kantor, Ka?" Sambungan telepon Ivy akhirnya tersambung. Ivy menghubungi Taraka sekretaris baru Joshua yang dulunya adalah sekretaris dirinya. Sebab itu ia akrab dan tidak ragu untuk menghubungi Taraka. "Wah kacau, Mba. Setelah Mba resign, Pak Joshua jadi gegabah. Grasak-grusuk, bahkan terakhir dia adu mulut sama papinya di kantor sampai kantor heboh karena Pak Joshua dengan gegabahnya memulai pembangunan hotel di Bali tanpa sepengetahuan papinya," kata Taraka. Ivy melihat ke sekeliling kafe yang tengah ia kunjungi itu. Takut-takut jika akan ada orang lain yang akan mendengar pembicaraannya dengan Taraka. Suaranya sedikit ia kecilkan. "Kenapa, Ka? Kenapa papinya marah? Bukannya itu kemauan beliau?" "Tempat itu belum dapet izin. Tapi Pak Joshua kekeh. Dia juga sempet suruh saya datengin Mentri buat cepetin proses izinnya tapi Mentri menolak sebab memang tempat itu sangat di jaga. Dan sekarang pembangunannya dihentikan karena masyarakat di sana demo." "Terus?" "Par

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status