Tak bisa dilukiskan betapa besarnya penyesalan Puteri Salsabila, kini nasi sudah menjadi bubur, hendakmundur tapi sudah terlanjur akhirnya dia hanya bisa menikmati pemandangan menyakitkan di hadapannya.Timbul keinginan besarnya untuk menunjukkan pada Keysa bahwa Rehan pasti masih mencintainya, tetapi saat melihat tatapan penuh cinta Rehan pada Keysa membuat nyalinya menciut."Mari makan!"Ajakan Keysa membuat lamunannya buyar, dia menolak tawaran itu dengan halus."Maaf aku sudah makan di studio!"Penolakan Puteri Salsabila sangat di maklumi Rehan, gerakan tubuh mantan isterinya ini cukup bisa menyimpulkan jika dia sebenarnya belum makan. Rehan tak ingin mempermalukan mantan isterinya walau bagaimanapun mereka pernah saling mecintai, namun diapun tak ingin membuat Keysa kecewa."Ayo kita ngobrol di depan," ajak Rehan."Maaf aku harus ke atas, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan!" Keysa tahu diri dengan tersenyum ramah berdiri meninggalkan mantan kedua pasangan itu."Tetaplah bersa
Sepanjang jalan Puteri Salsabila menangis tiada henti, rasanya sakit tak tertahankan. Siapa wanita itu ? Bagaimana mungkin dia mampu mencuri hati Rehan yang sepengetahuan Puteri Salsabila sulit untuk jatuh cinta kepada wanita lain.Puteri Salsabila masih tidak percaya dengan apa yang di dengar dan di lihatnya di rumah itu, dia masih percaya jika Rehan hanya ingin membuatnya cemburu. Puteri Salsabila berniat akan merebut hati Rehan kembali bagaimanapun caranya. Dia yakin akan menjadi pemenangnya.Puteri Salsabila menghapus air matanya, dia bertekad untuk memulai petualangannya besok dalam merebut hati sang pujaan. Presenter cantik ini kembali ke apartemennya, kini dia baru merasa kehilangan yang sangat dalam. Ternyata Sandy tengah menunggunya di depan Apartemennya."Kau disini ?" tanya Puteri Salsabila dengan mimik wajah terkejut.Sandy hanya mengangguk di tangannya nampak tas tentengan berisi makanan. Dia sangat yakin jika Puteri Salsabila akan sangat terluka setelah mengetahui kejadi
Di kawasan Pondok Indah portal pembatas jalan telah di.tutup menandakan mobil yang keluar masuk harus seizin penjaga keamanan setempat.Setelah menunaikan sholat Isya, Keysa membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dadanya bergemuruh, saat dia mendengar suara kaki melangkah menaiki tangga, dia pura-pura memejamkan matanya.Rehan masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya, dilihatnya Keysa sedang tidur, dia berdiri sesaat memandangi wajah teduh isterinya lalu masuk ke kamar mandi.Kebiasaan Rehan sebelum tidur, berendam dengan air hangat baru tidur. Cukup lama Rehan berendam di dalam bathtub, dia memikirkan bagaimana cara menjelaskan keberadaan Puteri Salsabila pada Keysa. Dulu dia begitu memuja mantan isterinya itu tapi tidak untuk sekarang. Keysa adalah pemilik hatinya yang sah, bahkan tak ada lagi setitik rasa di hatinya untuk Puteri Salsabila.Semua kemungkinan telah di pikirkan Rehan dengan matang, bahkan mantan isterinya itu masuk dalam daftar orang yang patut di waspadai. Keluguan K
Pagi yang cerah, burung-burung berkicau bersahutan, nampak matahari mengintip dari celah pohon. Sepasang suami isteri sedang berolahraga pagi, siapa lagi jika bukan Rehan dan Keysa. Saat bangun pagi mereka berdua berjalan pagi seputaran kompleks, Rehan ingin memperkenalkan pada semua orang jika sekarang Keysa adalah isterinya. Mereka berdua tak menyadari jika seseorang sedang mengawasi semua gerak gerik mereka."Kita istrahat sebentar, aku sangat lelah," pinta Keysa sambil terengah-engah."Mau aku gendong?" canda Rehan."Tidak lucu tau!" Keysa bersungut-sungut.Rehan tertawa bahagia, mengisengi isterinya sudah menjadi pekerjaan barunya. Berbeda dengan Putri Salsabila, jika mereka berolahraga pagi selalu berakhir dengan pertengkaran kecil karena mantan isterinya itu tak pernah mau mengalah. Selalu ingin di dahulukan semua kemauannya.Setelah meluruskan kakinya, Keysa berdiri dan hendak melanjutkan jogingnya, tubuhnya yang tinggi semampai berbalut pakaian olahraga dengan tak lupa menut
Putri Salsabila kembali ke apartemennya dengan marah, dikiranya Rehan hanya sedang menguji cintanya namun nyatanya mantan suaminya itu begitu sangat peduli pada gadis itu. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya dalam hati."Pulanglah, aku akan mengendarai mobilku sendiri ke kantor, sampaikan pada direktur jika aku akan sedikit terlambat sampai di kantor," kata Putri Salsabila."Baik nyonya," jawab sopir lalu segera pergi meninggalkan kawasan apartemen mewah itu.Putri Salsabila menekan lift dan naik menuju ke apartemennya, dengan langkah gontai dia memasuki apartemen dengan tak lupa menguncinya. Wanita cantik yang sering menghiasi layar kaca ini menghempaskan tubuhnya di sofa. Pikirannya sedang kalut. Kemudian dengan langkah gontai dia segera meraih handuk dan masuk ke kamar mandi. Teleponnya berdering berkali-kali namun tak dihiraukannya. Wanita cantik ini ingin menghapus semua kenangan lewat guyuran shower yang membasahi kepalanya. Setelah ia merasa kedinginan barulah dia mematika
Perhitungan Adinda tidak meleset, dia tahu jika putri Salsabila akan penasaran dengan ceritanya. Dari tempat parkir dia sudah bisa melihat presenter cantik itu sedang duduk mengaduk-aduk minumannya.Adinda menarik nafas dalam, dia mempersiapkan hatinya, karena yang dia hadapi adalah presenter cerdas. Dia tak tahu jika dari seberang jalan Roy sedang mengamatinya dari jauh. Dengan menguatkan hati, Adinda keluar dari mobilnya dan berjalan perlahan menghampiri Putri Salsabila."Terima kasih sudah menerima tawaranku, maaf tadi sedikit macet," Adinda berbasa-basi lalu menarik kursi dan duduk di depan Putri Salsabila."Katakan apa tujuanmu?" Putri Salsabila terlihat tidak sabar.Dia menilai wanita cantik di depannya dalam hati, ternyata di lihat dari dekat Adinda cukup cantik walau tidak secantik Keysa. Itu penilaian Putri Salsabila sekarang. Walau hanya sepintas melihat Keysa tetapi dia mengakui jika saingannya itu cantik."Mbak, jus jeruk satu!" Adinda tidak langsung menjawab pertanyaan Pu
Roy semakin keheranan saat melihat keseriusan mereka berdua, dia ingin menyambanginya namun kemudian dia berpikir kembali. Bunyi Klakson di belakang mobilnya membuatnya terkejut dan mulai meninggalkan kawasan itu.Terpikir olehnya untuk menghubungi Rehan, jika kedua wanita itu bertemu pasti ada hubungannya dengan sepupunya itu."Hallo bro, lagi dimana?" tanya Roy ketika teleponnya tersambung."Hallo tumben kau baru menghubungiku, aku di rumah, " jawab Rehan.Dari suaranya Roy bisa menilai jika suasana hati Rehan saat ini sangat baik."Kau tidak ke kantor?' tanyanya lagi "Sementara ini asistenku yang mengambil alih tugasku!"Jawaban Rehan membuat Roy penasaran, tidak biasanya Rehan suka berdiam diri di rumah. Yang dia tahu sepupunya itu adalah pekerja keras."Aku kesana ya?" ucap Roy. Tanpa menunggu jawaban Rehan, Roy segera mematikan ponselnya dan tancap gas menuju kawasan pondok indah. Pria tampan ini sangat penasaran, pasti ada sesuatu yang di rahasiakan mereka padanya. Baik Rehan
Roy mulai bertanya-tanya apa saja yang menjadi pembicaraan Putri Salsabila dan Adinda. Dia mengamati Keysa dan Rehan silih berganti, dia tak mungkin menceritakan pertemuan kedua wanita cantik itu. Menurut penglihatannya isteri baru sepupunya ini baik, tapi ada sesuatu yang membuat hatinya ingin tahu banyak hal. "Sejak kapan kalian menikah dan dimana?" Roy bertanya hanya untuk mengobati rasa penasarannya dengan apa yang baru saja di ketahui nya."Sekitar sebulan yang lalu di rumah kontrakan Keysa," jawab Rehan tegas.Tak perlu ada yang perlu di sembunyikan Rehan dari sepupunya ini, mereka dari keluarga baik-baik. Baik Roy dan Rehan selama ini berhubungan baik, tak sekalipun terjadi perselisihan di antara mereka berdua."Apakah keluarga Keysa mengetahuinya?" tanya Roy lagi."Baru kemarin kami berkunjung ke sana!"Jawaban Rehan membuat pikiran Roy berkelana entah kemana. Bayangan pertemuan kedua wanita cantik mengganggu pikirannya. "Maaf aku tinggal sebentar!" Keysa pamit ke lantai dua
Bau disinfektan menyengat hidung, Adinda berdiri mematung di belakang ayahnya tanpa disadari oleh tuan Geraldy. Ayahnya terus sesenggukan menggenggam tangan nyonya Syakila. Dengan perasaan tak menentu Adinda memegang bahu ayahnya."Ayah! Apa yang terjadi?"Geraldy mendengar suara Adinda terkejut, dia tak menoleh namun dia menyentuh tangan anaknya yang menempel di bahunya."Seperti yang kau lihat nak!" jawab tuan Geraldy dengan suara serak menahan tangis." Maafkan aku ayah, ibu begini karena aku, aku salah dan khilaf!" Adinda memeluk bahu ayahnya dari belakang.Geraldy terdiam, apa lagi ini. Adinda menyembunyikan apa lagi? Geraldy meraih tissue dan menghapus air matanya. Dia diam dan berharap Adinda melanjutkan kata-katanya. Lalu Geraldy menarik sebuah kursi kosong ke sebelahnya dan menyuruh Adinda duduk di dekatnya."Maafkan aku ayah!" ucap Adinda lirih."Ada apa nak?" tanya Geraldy pelan.Sesaat Adinda menarik nafas dalam lalu menghempaskannya dengan pelan. Dia ikut menggenggam tang
Tuan Sunshine berbicara di ruangan direktur, direktur yang tak lain adalah Dr. Yuta meninggalkan mereka berdua dan segera melihat kembali kondisi nyonya Syakila."Ini terkait dengan Syakila!" kata Geraldy memulai obrolan."Sebelum kau bicara lebih jauh, lihatlah isi ponsel istrimu mungkin kau bisa menemukan petunjuk mengapa istrimu mencoba minum obat tidur dalam dosis yang tinggi!"Geraldy menerima ponsel istrinya namun dia tak membukanya."Tak membukanya sekalipun, aku tahu penyebabnya. Mungkin dia merasa menyesal karena mantan kekasihnya yang membunuh anaknya sendiri!" kata Geraldy dengan penuh penyesalan.Tuan Sunshine merasa tidak enak hati, ini adalah aib keluarga Geraldy jadi dia tak ingin mendengarnya."Sebaiknya selesaikan dengan baik, setiap manusia pasti berbuat kesalahan tapi tolong simpanlah ini dalam hatimu, jangan biarkan orang lain tahu aibmu sendiri!" Nasehat tuan Sunshine.Geraldy terdiam sangat lama air matanya jatuh bercucuran. Dia merasa sangat malu, karena dia men
Syakila.semakin terngiang ungkapan penyesalan Geraldy baru-baru ini yang mengatakan jika sebenarnya Keysa itu adalah Natasya. Jika Rehan mengatakan pelaku pembunuhan itu adalah Bagas, artinya Bagas telah membunuh darah dagingnya sendiri. Sejak kelahiran Keysa Bagas tak terlihat lagi batang hidungnya, bahkan ponselnya tak aktif lagi.Akhirnya Syakila ikut mengganti nomor ponselnya, dia sudah merasa sangat bersalah terhadap suaminya. Lalu kini dia bagaikan seorang pesakitan, seakan dia telah menerima hukuman akibat perbuatannya yang telah mengkhianati Geraldy.Sampai Adinda hendak berangkat ke kampus, Syakila tak juga bergerak dari tempat duduknya."Ibu, ada apa?" tanya Adinda bingung.Air mata yang menggenang di pipi ibunya membuatnya mendekati ibunya."Apakah karena Keysa?" tanya Adinda dengan penuh dendam."Ti..tidak sayang, terimalah Keysa sebagai adikmu, mungkin dengan cara itu ibumu ini bisa melupakan semua rasa bersalah ini," Isak nyonya Syakila."Memangnya apa salah Ibu?""Sudah
Melihat gelagat yang tidak bagus di wajah tuan Geraldy dan nyonya Syakila, akhirnya Rehan dan Keysa pamit pulang."Hati-hati nak!" pesan tuan Geraldy yang mengantar mereka sampai depan pintu gerbang.Taun Geraldy melihat beberapa motor mengiringi kepergian mobil Rehan. Dia menarik nafas dalam, syukurlah Keysa kini di jaga oleh orang yang tepat. Gumamnya dalam hati.Tuan Geraldy kembali masuk ke dalam rumah dia mengambil tas kantornya dan tak pamit lagi pada nyonya Syakila Yang sedang duduk diam di ruang tamu. Nyonya Syakila merasa sangat gugup dengan sebuah nama yang baru saja disebutkan Rehan. Nyonya Syakila dan Bagas adalah sepasang kekasih semasa kuliah, karena saat itu orang tuanya tak merestui hubungan mereka akhirnya Syakila dinikahkan dengan Geraldy. Awal pernikahan mereka berjalan aman-aman saja, Bagas menghilang entah kemana, namun setahun kemudian ketika Syakila telah melahirkan seorang putri yang di beri nama Adinda dia muncul kembali. Hubungan mereka berlanjut secara sem
Pagi menjelang, Keysa buru-buru turun ke dapur membantu maid menyiapkan sarapan pagi. Ditinggalkannya suaminya yang masih tertidur pulas. Untunglah semalam Rehan tak mengganggu tidurnya."Nyonya sudah bangun?" sapa maid."Iya bi, hari ini menunya apa biar aku saja yang memasaknya," Keysa menawarkan diri."Nasi goreng seafood!" jawab maid.Keysa mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas, lalu dia mulai memasak menu kesukaan suaminya. Selain nasi goreng dia juga menyiapkan menu yang lain berupa roti panggang, salad buah dan telur dadar. Tak lupa pula dia menyiapkan jus wortel.Rehan terbangun dan tak menemukan Keysa di sampingnya segera bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya keluar menuju kamar mandi, setelah menggosok giginya dan mencuci wajahnya dengan sabun lalu keluar. Dia menuju ke dapur seperti dugaannya nampak Keysa sedang menyiapkan menu sarapan pagi.Nyonya Sekar dan tuan Sunshine keluar bersamaan dari dalam kamar. "Ayo kita sarapan, Panggi mama dan papa."Kedua menan
Pembicaraan berlanjut setelah makan malam, makanan penutup di bawa ke ruang keluarga. Kali ini Rehan duduk di samping Keysa. Mendengarkan pembicaraan menyangkut pembunuhan orang tuanya tentunya sangat tidak mengenakan hati. Makanya Rehan harus memberikan dukungan moril untuk Keysa."Sepertinya kalian kelihatan tidak sabar mendengar cerita papa," ucap tuan Sunshine.Rehan dan Keysa hanya tertawa tanpa suara. Mereka tak bisa memungkirinya."Apakah ada kemungkinan lain?" tanya Rehan."Sebenarnya ini adalah rahasia besar yang tidak bisa di ketahui oleh kalian berdua, takutnya kalian tidak bisa bijak mendengarnya. Tapi ini baru berupa spekulasi. Papa dan detektif yang menyimpulkannya, benar tidaknya hanya Tuhan dan mereka yang bersangkutan yang tahu.Rehan menatap ayahnya dengan penuh tanya."Sejak kapan papa penuh teka-teki seperti ini?" protes Rehan."Ini aib orang nak!""Lho, tujuan papa kan hanya ingin membuka kebenaran agar kita tahu siapa pembunuhnya, dengan begitu kita akan bisa leb
Sepanjang jalan menuju ke rumah orang tua Rehan, Keysa tak banyak bicara. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan mata. Rehan sesekali melirik ke kiri dan kanan mencoba memperhatikan keadaan jangan sampai ada yang mengikuti mobil yang dia tumpangi.Dia dan Bayu bertukar mobil demi untuk mengelabui musuh dan tak lupa pula dia meminta para bodyguard mengikutinya dari jarak yang tidak terlalu dekat."Ah, untunglah tak ada yang mengikuti ku," gumam Rehan dalam hati. Tak berapa lama mobilnya memasuki pekarangan yang sangat luas. Rumah besar nan megah milik orang tuanya. Terlihat ayah dan ibunya sedang menanti kedatangan mereka dengan duduk di teras rumah.Rehan membangunkan Keysa dengan mencium pipinya. Tentu saja gadis cantik ini tersentak kaget."Kita sudah tiba sayang, ayo turun!" ajak Rehan.Keysa membetulkan jilbabnya lalu membuka pintu mobil. Rehan ikut turun dan mengitari mobil lalu menggandeng tangan istrinya menuju teras."Assalamualaikum!" "Waalaikum salam!""Mari
Tuan Bismu sangat serius mengurus masalah yang diminta sahabatnya Rehan. Dia sudah beberapa hari ini bolak balik ke pengadilan hanya untuk bertemu dengan hakim dan jaksa, dirinya juga telah menyiapkan pengacara atas persetujuan Rehan, keduanya terlihat sangat sibuk di pengadilan. Untunglah hari itu tak ada sidang sehingga mereka bisa leluasa berbicara dengan hakim dan Jaksa.Di hari berikutnya, tuan Bismu bertemu pengacara di pengadilan."Bagaimana urusannya?" tanya Bismu."Ini akan menguak kasus yang lama terpendam!" jawab pengacara yang bernama Amar. "Tidak masalah, siapa tau dengan kemunculan putri kandung tuan Emil akan menguak misteri pembunuhan yang telah menimpa keluarganya."Amar terdiam beberapa saat, menurutnya bukan pada masalahnya tetapi pada keamanannya. Jika pembunuh itu masih berkeliaran di luar bukan berarti bukan hanya Rehan dan Keysa yang tidak aman tetapi merekapun dalam keadaan yang tidak aman."Mungkin kita perlu menyiapkan beberapa petugas dari kepolisian untuk
Atika memberikan keterangan dengan menunjukkan beberapa dokumen pendukung."Hmm sepertinya dokumen ini harus disandingkan dengan dokumen yang ada pada kami," jawab Abimanyu."Maksudmu apa tuan?""Penerus perusahaan ini adalah Keysa Geraldy, dia adalah anak kandung tuan Emil dan nyonya Adiba. Jika ibu maksud nyonya Adiba memiliki anak lain, saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan ini!"Setelah mengatakan itu Abimanyu mencoba meneliti wajah wanita di depannya. Sepertinya wanita ini terlalu berani."Anak yang kami asuh bernama Natasya Aurelia, dan sekarang namanya di ganti menjadi Naura," kata Atika.Abimanyu tertawa, "Silakan tinggalkan ruangan ini Bu, maaf saya harus meeting dengan karyawan. Tak perlu membawa siapapun ke perusahaan ini walau ibu membawa gadis manapun ke perusahaan ini, sekali lagi saya tegaskan tak ada hubungan sama sekali dengan saya, apa ibu paham?"Abimanyu secara tidak langsung mengusir Atika dari ruangannya, tapi Atika bahkan tak bergeming."Aku data