Roy mulai bertanya-tanya apa saja yang menjadi pembicaraan Putri Salsabila dan Adinda. Dia mengamati Keysa dan Rehan silih berganti, dia tak mungkin menceritakan pertemuan kedua wanita cantik itu. Menurut penglihatannya isteri baru sepupunya ini baik, tapi ada sesuatu yang membuat hatinya ingin tahu banyak hal. "Sejak kapan kalian menikah dan dimana?" Roy bertanya hanya untuk mengobati rasa penasarannya dengan apa yang baru saja di ketahui nya."Sekitar sebulan yang lalu di rumah kontrakan Keysa," jawab Rehan tegas.Tak perlu ada yang perlu di sembunyikan Rehan dari sepupunya ini, mereka dari keluarga baik-baik. Baik Roy dan Rehan selama ini berhubungan baik, tak sekalipun terjadi perselisihan di antara mereka berdua."Apakah keluarga Keysa mengetahuinya?" tanya Roy lagi."Baru kemarin kami berkunjung ke sana!"Jawaban Rehan membuat pikiran Roy berkelana entah kemana. Bayangan pertemuan kedua wanita cantik mengganggu pikirannya. "Maaf aku tinggal sebentar!" Keysa pamit ke lantai dua
Kesibukan di gedung bertingkat PT. Aneka Persada terlihat sangat padat, para karyawan lalu lalang, begitu pula dengan tamu yang datang silih berganti. Sejak pagi Atika hanya berputar-putar melewati gedung itu tanpa melakukan sesuatu."Apakah kita hanya memantau perusahaan besar itu nyonya?" tanya sopir yang mulai gerah dengan tingkah wanita yang menyewa jasanya."Bukankah aku hanya menyewa jasamu? Kemanapun aku pergi kau hanya mengikutiku saja, tak boleh ada pertanyaan, apa kau paham?"Atika merasa sopir ini terlalu bawel, cukup sampai hari ini saja dia menggunakan jasa sopir ini. Besok dia akan mencari rental mobil yang lain. Hari ini dia hanya ingin memantau perusahaan itu, besok barulah dia berencana bertemu dengan tuan Abimanyu.Sopir hanya bisa mendongkol di dalam hati, perutnya sudah keroncongan karena nyonya Atika hanya membelikannya nasi bungkus yang sudah pasti tidak membuatnya kenyang. Sampai para karyawan pulang barulah nyonya Atika meminta sopir mengantarnya kembali ke ho
Pembantu di rumah Roy datang membawakan minuman hangat dan makanan ringan. "Ayo di minum nak, sudah lama kau tidak menjenguk paman. Apa ada sesuatu yang penting?" Rehan menarik nafas dalam, sebelum menjawab pertanyaan pamannya dia menyenggol lengan istrinya dan mengambil secangkir teh lalu meneguknya perlahan. Keysa mengikuti apa yang di lakukan suaminya."Kejadiannya sudah lama, tapi kurasa paman pasti mengingatnya. Bukankah dulu paman dokter di Rumah Sakit Umum? Dan sekarang Paman menjadi direkturnya!"Dr. Yuta menatap Rehan dengan wajah penuh tanya. Dia lalu menatap Keysa yang juga menatapnya. Sesaat kening Dr. Yuta berkerut, dia memicingkan matanya, wajah gadis ini seakan tidak asing baginya."Apakah ini berkaitan dengan isterimu?" tebak Dr. Yuta.Rehan tersenyum, dia tahu pamannya ini seorang dokter profesional, dia merupakan dokter bedah saraf terkenal di Indonesia. Tentunya pamannya ini pastilah ahli psikologi juga."Paman benar, ingatkah paman dengan kasus meninggalnya pengu
Baik disinfektan tidak begitu asing lagi bagi Roy, dia sudah terbiasa mencium aroma seperti itu di rumah sakit. Dia berjalan tergesa-gesa dan tak lupa menyapa satpam yang berdiri di pintu Loby.Roy segera menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil, dia mencoba memastikan melalui kaca spion jika tak ada yang mengikutinya.Untunglah tadi Bobi tidak memperhatikan jika dia mengirim file dari hardisk ke alamat emailnya. Sebelum dia mengembalikan file itu pada Bobi, dia telah menghapus file khusus nyonya Adiba Emil yang ada di dalam hardisk itu.Dia akan menceritakan semua kejadian itu pada ayahnya dan memintanya untuk memperketat penjagaan di rumah sakit. Walau hal ini berkaitan dengan kejadian dua puluh tahun silam tapi tidak menutup kemungkinan, ada data lain yang mereka butuhkan di rumah sakit.Setibanya di rumah, Roy memarkir mobilnya di garasi. Malam ini dia tak ingin kemana-mana lagi, ponselnya yang sejak tadi berbunyi tak dihiraukannya. Yang dia tahu itu panggilan dari Adinda, dia bel
Rehan bisa bernafas lega setelah memperoleh semua dokumen yang dia butuhkan, kini tinggal mengganti semua ijazah Keysa menggunakan nama barunya. Dengan di dampingi tuan Bismu, Rehan dan Keysa menemui pihak catatan sipil mengganti akte kelahiran Keysa."Beberapa hari yang lalu seseorang membawa dokumen yang sama untuk minta dibuatkan Akte kelahiran," ucap salah seorang petugas catatan sipil.Rehan dan tuan Bismu saling memandang satu sama lain. Bismu menunjukkan tanda pengenalnya dan surat pengantar dari kepolisian.Petugas bagian Akte kelahiran segera masuk menemui pimpinannya. Tak lama kemudian dia keluar lagi dan memanggil tamunya.Rehan, Keysa dan tuan Bismu masuk menemui Kepala Dinasnya."Mari silakan duduk, ada yang bisa saya bantu?" sapa Kepala Dinas yang ternyata adalah seorang perempuan paruh baya yang lumayan cantik.Tuan Bismu menyerahkan dokumen Keysa dan surat pengantar dari kepolisian.Seperti apa yang telah di ceritakan bawahannya Kepala Dinas yang bernama Murni ini gel
Atika memberikan keterangan dengan menunjukkan beberapa dokumen pendukung."Hmm sepertinya dokumen ini harus disandingkan dengan dokumen yang ada pada kami," jawab Abimanyu."Maksudmu apa tuan?""Penerus perusahaan ini adalah Keysa Geraldy, dia adalah anak kandung tuan Emil dan nyonya Adiba. Jika ibu maksud nyonya Adiba memiliki anak lain, saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan ini!"Setelah mengatakan itu Abimanyu mencoba meneliti wajah wanita di depannya. Sepertinya wanita ini terlalu berani."Anak yang kami asuh bernama Natasya Aurelia, dan sekarang namanya di ganti menjadi Naura," kata Atika.Abimanyu tertawa, "Silakan tinggalkan ruangan ini Bu, maaf saya harus meeting dengan karyawan. Tak perlu membawa siapapun ke perusahaan ini walau ibu membawa gadis manapun ke perusahaan ini, sekali lagi saya tegaskan tak ada hubungan sama sekali dengan saya, apa ibu paham?"Abimanyu secara tidak langsung mengusir Atika dari ruangannya, tapi Atika bahkan tak bergeming."Aku data
Tuan Bismu sangat serius mengurus masalah yang diminta sahabatnya Rehan. Dia sudah beberapa hari ini bolak balik ke pengadilan hanya untuk bertemu dengan hakim dan jaksa, dirinya juga telah menyiapkan pengacara atas persetujuan Rehan, keduanya terlihat sangat sibuk di pengadilan. Untunglah hari itu tak ada sidang sehingga mereka bisa leluasa berbicara dengan hakim dan Jaksa.Di hari berikutnya, tuan Bismu bertemu pengacara di pengadilan."Bagaimana urusannya?" tanya Bismu."Ini akan menguak kasus yang lama terpendam!" jawab pengacara yang bernama Amar. "Tidak masalah, siapa tau dengan kemunculan putri kandung tuan Emil akan menguak misteri pembunuhan yang telah menimpa keluarganya."Amar terdiam beberapa saat, menurutnya bukan pada masalahnya tetapi pada keamanannya. Jika pembunuh itu masih berkeliaran di luar bukan berarti bukan hanya Rehan dan Keysa yang tidak aman tetapi merekapun dalam keadaan yang tidak aman."Mungkin kita perlu menyiapkan beberapa petugas dari kepolisian untuk
Sepanjang jalan menuju ke rumah orang tua Rehan, Keysa tak banyak bicara. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan mata. Rehan sesekali melirik ke kiri dan kanan mencoba memperhatikan keadaan jangan sampai ada yang mengikuti mobil yang dia tumpangi.Dia dan Bayu bertukar mobil demi untuk mengelabui musuh dan tak lupa pula dia meminta para bodyguard mengikutinya dari jarak yang tidak terlalu dekat."Ah, untunglah tak ada yang mengikuti ku," gumam Rehan dalam hati. Tak berapa lama mobilnya memasuki pekarangan yang sangat luas. Rumah besar nan megah milik orang tuanya. Terlihat ayah dan ibunya sedang menanti kedatangan mereka dengan duduk di teras rumah.Rehan membangunkan Keysa dengan mencium pipinya. Tentu saja gadis cantik ini tersentak kaget."Kita sudah tiba sayang, ayo turun!" ajak Rehan.Keysa membetulkan jilbabnya lalu membuka pintu mobil. Rehan ikut turun dan mengitari mobil lalu menggandeng tangan istrinya menuju teras."Assalamualaikum!" "Waalaikum salam!""Mari