Share

episode 2

Author: Shakura
last update Last Updated: 2021-05-30 18:10:52

Diruang keluarga, tampak ayah sedang duduk santai sambil membaca Koran yang ditemani secangkir kopi hangat, yang aroma kopinya menggelitik hidungku.

Sekarang adalah hari Minggu, jadi ayah tidak ke kantor.

“Pagi Ayah,” sapaku melihat ayah, sambil mencium sayang kedua pipi ayah. Meskipun sangat kecewa dengan keputusan ayah, akan tetapi aku mengenyampingkan ego, karena aku sangat menyayangi ayah.

“Pagi juga sayang,” jawab Ayah.

“Ayah sudah sarapan?” tanya Ara.

“sudah sayang,” jawab Ayah lirih.

“Ara sarapan dulu ya, Yah,” ucap Ara 

“Happy breakfast sayang,” terdengar jawaban ayah saat aku berjalan menuju meja makan untuk mengisi lambungku yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

Aku sarapan sendiran dengan tenang. Setelah sarapan dan membereskan meja makan, aku melangkahkan kaki menuju ruang tamu dan duduk disamping ayah.

“Bunda kapan pulangnya, Yah?” tanyaku membuka obrolan dengan ayah.

Bunda sudah hampir satu bulan tidak ada dirumah. Bunda sedang di Singapura memeriksa laporan keuangan perusahaan yang ada disana.

Sebenarnya, disana banyak anggota bunda yang bisa menangani perusahaan, akan tetapi kalau masalah laporan keuangan, bunda tidak bisa memberikan kepercayaan pada bawahannya.

Makanya, bunda turun tangan langsung memeriksa laporan keuangan perusahaan.

“Mungkin lusa, bunda sudah pulang,” jawab Ayah.

“Bagaimana dengan yang kemaren, apakah sudah ada jawabannya?” Ayah menanyakan jawabanku atas perjodohan yang disampaikan ayah kemaren.

“Belum, Yah,” jawabku lesu. Tadi aku sangat semangat karena telah selesai sarapan.

Tapi sekarang aku jadi lesu karena membahas masalah ini lagi. Rasanya suasana hatiku kembali turun drastis.

“Kok lesu gitu jawabnya, semangat dong,” balas Ayah sambil tertawa.

“Bukankah waktunya masih dua hari lagi, Yah?” gumam Ara.

“Iya, sih. Manatau sekarang sudah ada jawabannya. Kalau bisa jawab sekarang, kan tidak harus menunggu dua hari lagi. Semakin cepat kan semakin baik. Ayah kan sudah tidak sabar untuk memiliki menantu,” Ayah menambahkan dengan sorot mata yang menerawang jauh. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

“Rasanya belum bisa untuk move on, Yah. Takut mengecewakan,” ucap Ara lirih, bahkan hampir tidak terdengar.

”Mau sampai kapan larut dalam kesedihan. Sudah saatnya untuk bangkit dan menata kehidupan yang baru lagi. Masa lalu itu untuk dijadikan guru yang berharga, bukan untuk dijadikan beban,” nasehat Ayah 

“Sangat sulit untuk memulai kembali, Yah,” jawab Ara

“Dicoba dulu kan nggak ada salahnya. Kalau nggak dicoba kamu akan tambah larut dalam semua itu,” nasehat Ayah panjang lebar.

 “Ara masih memikirkan strategi dan penawaran, Yah,” ucap Ara sambil tersenyum penuh arti.

“Strategi dan penawaran untuk menolak maksudnya?” selidik Ayah

“Bisa jadi Yah. Bisa jadi iya dan bisa jadi tidak!” jawabku sekenanya, sambil tertawa lepas.

“it’s ok,” jawab Ayah yang juga tertawa mendengar jawabanku.

“Bahas yang lain saja Yah, pusing dengan tema perjodohan,” aku berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan yang membuatku mulai tidak nyaman.

“Memangnya kenapa. Kan, tidak ada salahnya membahas ini. Ara juga sudah dewasa, dan bukan anak kecil lagi. Sudah pantas untuk berumah tangga. Ayah juga ingin yang terbaik untuk putri Ayah, “ Ayah menambahkan sambil mengusap kepalaku dengan sayang

“ Iya Ayah. Ini lagi memikirkan strateginya,” kata Ara.

“Jangan kekanakan menanggapinya. Apapun itu keputusanmu, dan strateginya mau seperti apa, akan Ayah terima dengan syarat tidak ada penolakan. Paham?” terang Ayah panjang lebar, yang langsung membuat kepalaku pusing tingkat tinggi.

“Sangat paham Ayah sayang,” jawabku sambil memeluk Ayah dan melangkah menuju kamarku yang ada di lantai dua.

Dikamar, aku mengambil handphone yang berada di bawah bantal.

Aku mulai menghidupkannya yang semalam dimatikan. Banyak pesan yang masuk.

Ada pesan masuk dari Carista sahabatku via aplikasi pesan W******p.

“Lagi ngapain sekarang Ra, sibuk nggak?” pesan dari Carista

“Lagi santai dikamar. Why?” aku mengetik balasannya

Sambil menunggu balasannya, aku beranjak menuju jendela untuk  menikmati pemandangan sekitar rumah.

Dari jendela kamar ini, aku bisa melihat perumahan sekitar. Bunga-bunga sedang bermekaran di taman samping rumah.

Tampak tukang kebun sedang memangkas tanaman yang sudah mulai tinggi dan terlihat tidak rapi.

Buk Darmi juga sedang bercocok tanam di kebun samping rumah. Untuk keperluan sayur-sayuran, tomat dan wortel kami tidak perlu membeli.

Kami hanya memanfaatkan lahan yang ada di kebun samping rumah.

Semua itu jauh lebih sehat dibandingkan dengan yang dibeli di supermarket.

Karena tanaman di kebun sendiri, tidak memakai pestisida.

Semuanya ditanam dan dirawat secara alami, tanpa zat kimia. Jadi, jauh lebih menyehatkan.

Aku tersentak dari lamunanku, karena suara handphone yang menandakan pesan masuk. Ternyata pesan dari Carista.

Hang out  yuk Ra, aku lagi bosan dirumah.”

“It’s ok.” aku mengirim balasannya.

Setengah jam berlalu, aku sudah selesai berkemas, hari ini memakai dress coklat dan celana pensil.

Rambutku yang sepunggung dibiarkan lepas, dilanjutkan memoles wajah dengan make-up tipis. Flat shoes coklat menjadi alas kaki hari ini.

Setelah selesai, aku langsung turun dari kamar.

Sampai di ruang tamu, ternyata Carista sudah duduk manis menungguku.

Kami langsung berangkat setelah meminta izin dan berpamitan pada ayah.

Hari ini rencananya akan berputar-putar tanpa tujuan.

Pertama sampai di mall, kami memutuskan untuk menuju tempat makan karena sudah jam satu siang.

Pengunjung restoran terlihat ramai karena sekarang waktunya makan siang.

Karena Carista ke toilet sebentar, aku mencari tempat duduk terlebih dahulu.

Aku berjalan menuju meja paling sudut yang sudah biasa menjadi tempat duduk favorite kami.

Dari sudut ini kami bisa melihat pemandangan kota yang tersaji tentang  kesibukan kota dengan jalan yang tidak pernah sunyi dari kendaraan yang berlalu lalang.

Aku mengedarkan pandangan mencari Carista yang sampai sekarang belum juga muncul.

Pandanganku terhenti pada seorang laki-laki yang sekarang menjadi pusat perhatian kaum hawa.

Pria dengan alis tebal yang menempel di wajah maskulinnya.

Lesung pipi tertanam indah di kedua pipinya.

Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan dan betapa sempurnanya makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.

Pria tersebut berjalan menuju meja yang ada disampingku.

“Woi, melamun siang bolong gini!” suara Carista menyadarkanku.

“Apaan sih, Car,” balasku.

“Udah dipesan makanannya, Ra?” tanya Carista

“Udah Car. Duduk dulu. Bentar lagi mungkin datang makanannya.”

“Ra, ada cowok ganteng disamping,” bisik Carista pelan sambil menyikut lenganku.

“Biasa aja, “ jawabku sekenanya.

“Yeee, orang seganteng and perfect gitu, dibilang biasa aja. Kamu sehatkan?” tanya Carista sambil menempelkan tangannya dikeningku.

“Melihat dari penampilannya, boleh nih, Ra,” Carista menambahkan argumennya karena melihat aku yang tidak meresponnya.

“Boleh apa, Car?” jawabku acuh tanpa menoleh kepada sosok yang dibicarakan Carista

“Boleh di sikat,” ucap Carista sambil senyum-senyum kayak orang habis dapat hoki.

“Emangnya gigi, pakai disikat segala. Biasa aja kali, nggak segitunya,” balasku sambil menaikkan sebelah alisku

“Yah, kalau gigi kan butuh odol buat sikatnya, Ra!” omel Carista.

“Hahahha, kamu yang jadi odolnya, Car. Kayak di pantun-pantun gitu,” jawabku sekenanya.

“Manatau bisa menggantikan seseorang yang sudah lama pergi, Ra,” terang Carista

“Menggantikan dari Hongkong, kenal aja nggak. Nggak usah mulai lagi deh Car!” komentar Ara

“Hahahah. I’m sorry dear,” balas Carista.

"Lihat, Ra. Senyumannya bikin aku melayang ke udara. Keren banget," terang Carista sambil memandang ke arah orangnya.

"Jagan ngehalu deh, Car. Sadar, ayo sadar kamu masih di bumi," cetus Ara

"Pengen punya cowok kayak dia. Sempurna," jawab Carista yang sepertinya masih belum sadar

"Jangan kebanyakan baca Novel Car. Biar nggak menghayal terus," komentar Ara geram.

Related chapters

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 3

    Carista merupakan sahabatku dari masa putih dongker.Kami selalu bersama kemanapun. Akan tetapi hobi kami bertolak belakang.Carista sangat feminim, sedangkan aku tidak feminim sama sekali.Carista bekerja di sebuah perusahaan ternama dengan posisi sebagai sekretaris dari pemimpin perusahaan tempatnya bekerja.Liat cowok bening dikit, mood-nya langsung bagus.Mata Carista akan selalu berbinar jika melihat cowok keren seperti saat sekarang.Ibaratnya, cowok keren itu merupakan obat mata yang sangat manjur buat Carista.Suara pelayan restoran menghentikan obrolan kami. Pelayan restoran menata makanan yang telah kami pesan tadi.Setelah mempersilahkan untuk makan, sang pelayan pun meninggalkan meja kami.Selanjutnya, kami menikmati menu makan siang dengan diam.“Ada cerita nih Car,” curhatku membuka obrolan setelah selesai makan.“Tentang apa?” tanya Carista menoleh kearahku.

    Last Updated : 2021-05-31
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 4

    Sama dengan buku yang sudah aku punya. Pikiranku menerawang dengan sukses.“It’s ok,” jawabnya sambil tersenyum manis.Aku serasa meleleh melihat senyumannya dengan lesung pipi kembarnya.“Sadar Ara,” ucapku sambil menepuk-nepuk pipiku sendiri. Sedangkan cowok yang aku tabrak tadi sudah menghilang entah kemana.Entah berapa lama aku tertegun, yang pastinya pria tersebut sudah tidak kelihatan lagi.Setelah puas melihat-lihat dan membaca-baca buku, akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah karena hari sudah mau maghrib.Sampai dirumah, aku langsung mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan bersiap-siap untuk menunaikan sholat maghrib berjamaah.Beginilah suasana rumah setiap harinya, jika maghrib sudah menjelang, disaat siang sudah berganti dengan malam.Setiap malamnya, semua anggota keluarga termasuk penjaga rumah, tukang kebun, dan supir selalu sholat maghrib berjamaah dengan a

    Last Updated : 2021-05-31
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 5

    Sebenarnya, dulu aku tinggalnya di apartemen karena ingin mandiri.Hingga suatu hari terjadi tragedy yang membuatku kritis, karena aku menjadi sasaran dari lawan bisnis ayah.Semenjak itu, aku tidak dibolehkan lagi untuk tinggal di apartemen, karena ayah khawatir dengan keadaan dan keselamatanku jika tanpa pengawasan darinya.Ayah memintaku kembali tinggal dirumah untuk menghindari hal-hal yang mengancam keselamatanku diluar sana.“Iya, Ayah,” jawabku dengan nada memohon sambil memandang Ayah penuh harapan.“Baiklah kalau itu pilihanmu. Ayah akan kabulkan semua permintaanmu, dengan syarat, jaga diri baik-baik. Hati-hati bertindak diluar sana, jangan gampang percaya sama orang yang baru dikenal, bisa jadi dia adalah musuh kita, dan hal yang paling penting adalah jaga nama baik keluarga. Ingat satu hal, sekarang sudah punya calon suami, yang artinya jangan memiliki hubungan dengan ”pria” manapun. Setelah satu

    Last Updated : 2021-05-31
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 6

    “Ayah mengizinkanku kembali ke apartemen, dengan syarat tinggal bersamamu di apartemen. So, you must join with me, Car. Let’s join us!”jawab Ara sambil tersenyum.“Wow, ada saham aku ternyata,” ucapnya dengan mata yang berbinar bahagia.“Pastinya. Kalau nggak mana mungkin Ayah akan setuju,” kata Ara.“Kenapa syaratnya nggak dipertemukan dulu sama orangnya, Ra?” usul Carista.“Aku nggak mikirin orangnya Car. Secara, kalau sudah pilihan orang tua nggak mungkin salah kan?” bela Ara.“Sangat betul. Kalau begitu kamu harus membayarku dengan gaji yang besar,” canda Carista“Ok. Satu saja cukup kan?” yakin Ara.Aku sudah tau “gaji” yang dimaksud Carista. Apalagi kalau bukan tas branded incarannya untuk menambah koleksinya.”it’s ok Ra. Ayo cepat makan, aku sudah nggak sabar dengan tasnya. Nanti kusampaikan d

    Last Updated : 2021-05-31
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 7

    Begitulah Carista, semuanya tidak akan terlepas dari uang.Carista sangat pelit kalau sudah berurusan dengan yang namanya uang, dia tidak akan mau dirugikan sedikitpun.Tapi meskipun Carista begitu, aku sangat menyayanginya karena Carista adalah sahabat terbaik sekaligus orang kepercayaan bagiku.Dia selalu ada setiap kali aku membutuhkan. Carista yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.Bahkan saat aku dalam keadaan sangat terpuruk sekalipun, Carista selalu hadir menemani.Suara bel menghentikan obrolan kami. Carista beranjak menuju pintu untuk menerima makanan yang dipesan melalui kurir.“Bayarnya, Ra!” interupsinya dari pintu.“Pakai uangmu dulu kan bisa, Car!” pekik Ara.“Nggak bisa Ara. Ntar aku lupa!” teriak Carista tak mau kalah.“Ya Tuhan, ini anak pelitnya minta ampun!” jeritku dari dapur.“Biarin. Kan tadi sudah ada kesepakatan!” timpalnya.

    Last Updated : 2021-05-31
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 8

    Gilang mengingat kembali pertemuannya dengan gadis yang menabraknya di Gramedia beberapa hari yang lalu.Pertemuan itu merupakan pertemuan yang kedua kalinya oleh Gilang, setelah sebelumnya juga bertemu di Restoran saat makan siang.Gilang penasaran dengan sosok gadis tersebut.Gadis dengan rambut panjangnya yang berwarna hitam bersinar, seakan menambah nilai plus pada dirinya.Kulitnya tidak putih seperti perempuan pada umumnya yang pernah dekat dengan Gilang.Akan tetapi lebih mengarah ke arah sawo matang dan jangan lupakan sebuah lesung pipi disebelah kanan pipinya yang menambah daya tarik kuat dimata para pria tak terkecuali dengan Gilang yang juga terbius pesona gadis tersebut.Melihat dari penampilannya dia bukanlah cewek yang feminim, tapi lebih kearah tomboy.Gilang tersenyum sendiri mengingat pertemuannya dengan gadis tersebut.Dia larut dengan pemikirannya sambil tersenyum-senyum sendiri sampai Gilang tidak m

    Last Updated : 2021-06-01
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 9

    “Terserah kamu saja, Car!” Aku mulai malas meladeni Carista kalau penyakit musimannya ini sudah keluar.“Sampai disana jangan lupa kasih kabar, Ra!” sela Carista.“Pastinya, Car,” jawabku.“Jangan lupa oleh-olehnya juga!” ucapnya menambahkan.“Kamu mau oleh-oleh apa?” tanya Ara.“Apa aja deh, Ra. Yang penting enak,” cetis Carista.“It’s ok, Car!” ucap Ara.Pagi ini, halaman kampus sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang akan ikut studi banding ke Universitas Negeri Padang yang berada di Provinsi Sumatera Barat.Mereka sudah lengkap dengan bawaannya masing-masing.Diparkiran kampus sudah berjejer tiga buah bus kampus, yang akan membawa semua mahasiswa peserta Studi Banding dan Dosen yang mendampingi menuju Bandara.Peserta studi banding kali ini terdiri dari seratus orang mahasiswa/mahasiswi, dan ada sepuluh orang dosen pembimbing

    Last Updated : 2021-06-01
  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 10

    “Morning too, Gilang!” senyumku.Aku terpaku menatap senyuman Gilang yang sangat menawan dengan dua lesung pipi di pipinya.“Jangan terlalu lama menatapku, Kia! Ntar kamu jatuh hati. Aku tahu kok kalau aku keren!” canda Gilang yang disusul dengan suara tawanya.“Hahahah. Nggak segitunya kali Lang!” kekehku.“Kia, kita kesana yuk!” ajak Gilang sambil menunjuk sebuah tempat yang ada diseberang lautan.Tempat tersebut merupakan sebuah pulau kecil. Kesana bisa ditempuh dengan perahu yang disewakan disekitaran pantai.Kami pun berjalan menyusuri pantai, dengan menggunakan perahu yang disewakan nelayan, yang berkapasitas 20 orang sekali jalan.Perjalanan sangat menyenangkan, karena aku penyuka tantangan.Akan tetapi, perjalanan cukup menegangkan bagi yang belum biasa naik perahu.Diiringi deburan ombak, sekitar 30 menit sampailah kami di tempat tujuan karena lokasi yang menyebera

    Last Updated : 2021-06-01

Latest chapter

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 96

    Memikirkan malam pertama saja sudah membuat kepala Ara terasa berat, apalagi memikirkan cucu seperti yang di bicarakan oleh mamah mertuanya dengan sang bunda.Setelah merasa baikan, Ara kembali ke depan dengan mamah mertuanya dan juga sang bunda yang berdiri di kiri dan kanannya.Bianca juga sudah berdiri dengan anggunnya di depan pelaminan.“Terima kasih, Kak. Akhirnya doa aku di kabulkan sama Tuhan.” Ara tersenyum kepada Bianca seraya mengusap kepala gadis itu dengan sayang. Gadis yang semenjak kenal dengannya sudah di anggapnya sebagai adik itu, hari ini resmi menjadi adik iparnya.Selanjutnya di lanjutkan dengan sesi pemotretan untuk para tamu yang masih tersisa dan foto foto bersama keluarga lainnya.Akhirnya rangkaian acara pesta pernikahan Gilang dan Ara selesai juga. Besoknya adalah hari yang paling membahagiakan bagi pasangan pengantin baru tersebut. Gilang sudah menyusun rencana honeymoon mereka dengan sangat matang tanpa meli

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 95

    “Sudah, lanjutkan jalannya, tidak enak dilihatin sama para tamu undangan.”“Tapi…” Fenna dan Carista menarik Ara pelan agar terus berjalan.DiantaraTanpa sadar mata Ara memperhatikan tulisan namanya di dinding aula yang tertulis dengan sangat indah dengan tinta gold, terpajang di atas panggung pelaminan. Kemudian, dia melihat senyum cerah seseorang yang menunggunya di atas panggung sana. Air mata Ara menetes tanpa bisa ditahannya. Pria misterius tersebut malah tertawa saat melihat wanita yang sekarang telah resmi menjadi istrinya itu menangis.“Selamat ya sayang.” Ara melihat ayah dan bunda nya yang tertawa ke arahnya. Ara benar benar menangis karena semua orang telah mengerjainya dengan sangat bagus. Hingga teguran dari sang bunda membuatnya kembali melanjutkan langkah kakinya menuju panggung.“Istriku cantik banget hari ini,” bisik Gilang seraya mengulurkan tangannya kepada Ara. Gilang langs

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 94

    Perjalanan menuju tempat pernikahan membuat Ara berdebar debar. Gadis itu harus menghirup dan menghembuskan nafasnya beberapa kali untuk mengurangi rasa gugup yang datang menghapirinya.Di belokan pertama, kepala Ara mulai mengernyit pasalnya dia masih ingat dengan jalanan itu, jalan menuju hotel yang di lihatnya bersama Gilang waktu itu. Tetapi masih berpikir positif, mungkin saja jalannya memang sama, lagian dia juga tidak hafal dengan jalan di Negara ini.Hingga akhirnya mobil berbelok menuju Axana Hotel. Kakinya langsung gemetar, kenapa bisa di sini. Bukannya ini tempat yang di reservasi Gilang waktu itu?“Kok kita ke sini, bunda?” Fenna menoleh kemudian tersenyum. Carista dan Ayu yang duduk di sampingnya juga ikut tersenyum.“Iya, memang tempat pernikahannya di Axana Hotel sayang.” Mata Ara melebar. Posisi duduknya langsung menjadi tidak nyaman.“Ini tempat Gilang akan menikah juga hari ini.” Fenna pur

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 93

    “Wow, kamu hebat, Kia. Hidung Belinda mengalami patah tulang dan tangannya juga parah,” sahut David dengan mata yang tidak beralih dari layar gadget nya.“Kamu tau dari mana?” Ara menoleh kepada David.“Lihat berita online Kia. Berita kamu menjadi trending topic hari ini,” puji David penuh semangat.“Itu jurus dapat dari mana?” Gilang menghentikan mobilnya di cafe terdekat karena mereka harus mencari tempat duduk agar dia bisa mengorek informasi dari gadis pujaannya itu.“Itu namanya jurus terdesak. Aku tidak menyangka jika akan separah itu.” Ara tertawa bahagia setelah melihat berita yang disodorkan oleh David kepadanya. Sungguh diluar dugaan, jika dia bisa membuat Belinda terluka parah.David menatap Ara dengan bergidik “Lha, jurus terdesak saja sangat gawat efeknya, apalagi jurus yang memang sudah di rencanakan.”“Sekarang aku lagi mempersiapkan jurus rahasia bu

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 92

    “Kapan kejadiannya?” tanya Gilang dengan wajah memucat.“Kenapa? Tumben kamu peduli. Biasanya juga tenang saja saat melihat video seperti itu.” David menatap Gilang dengan kening berkerut.“Kapan kejadiannya?” Gilang mengulang pertanyaannya dengan suara yang lebih keras.“Kejadiannya baru sekitar sepuluh menit yang lalu.” Gilang segera menyambar kunci mobil yang terletak di atas meja setelah mendengar jawaban David.“Hei, kamu mau ke mana? Aku ikut.” Gilang mempercepat langkahnya seraya menghubungi Ara, sialnya gadis itu malah tidak menjawab panggilannya.“Ada apa sih, Lang? Kok panik banget?” David berjalan dengan setengah berlari untuk mengejar Gilang yang telah masuk ke dalam mobil.“Perhatikan cewek yang ada dalam video tersebut.” David memutar ulang video tersebut.“Belinda kan? Judul beritanya juga nama dia kok,” ucap David dengan nad

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 91

    “Kapan kamu terakhir kali bertemu dengan Kiara?” tanya Belinda yang masih belum yakin dengan penglihatannya.Gilang menatap Belinda dengan rasa benci yang mendalam akan tetapi dia berusaha untuk tenang. Walau bagaimana pun, Gilang tidak ingin gegabah dalam menghadapi ular betina ini, salah salah langkah bisa bisa nyawa Kia yang akan menjadi korbannya.“Tahun lalu,” ucap Gilang dengan tatapan yang tidak terlepas dari Belinda. Dia terus mengamati gerak gerik perempuan licik tersebut.“Owh, sudah lama banget rupanya,” sahut Belinda berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya akan tetapi bukan Gilang namanya jika dia tidak bisa mengetahui perangai Belinda.“Jangan pernah menyentuh Kiara, karena dia tidak ada hubungan sama sekali dengan aku. Satu hal yang harus kamu ingat, jika kamu mengganggunya maka bisa aku pastikan kamu akan menerima akibatnya dan akan membusuk di penjara,” ucap Gilang seraya mencengkram lengan

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 90

    “Tuh kan cantik banget, senyum dikit sayang bunda mau foto. Kemarin dia juga minta bunda buat fotoin kamu saat lagi fitting baju.” Fenna mengambil beberapa gambar cantik putrinya dan langsung mengirimkannya kepada calon menantunya itu dengan penuh semangat.“Kamu udah cocok atau ada yang mau di perbaiki lagi sayang atau ada yang mau ditambahkan?” Nia bertanya dengan lembut. Ara melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di hadapannya, semuanya sudah terlihat sangat sempurna.“Udah cocok kok tante.” Nia tersenyum bahagia.“Semuanya sudah oke yah?” Ara mengangguk dan sang bunda juga ikut tersenyum bahagia.“Dasar orang yang berjodoh, seleranya pun sama.” Celetuk Fenna yang mengundang kekehan Nia dan beberapa pegawai toko di sana.“Namanya yang berjodoh, pastinya enggak akan lari seleranya, jeng.” Nia tertawa pelan seraya memperhatikan Ara yang sudah mulai bosan dengan suas

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 89

    Gadis itu menoleh kepada Gilang “Aku pengennya malah melihat undangan karena penasaran dengan mempelai wanitanya.” Gilang langsung tertawa lebar dan segera mengajak gadis itu ke bagian lainnya. Setelah urusan di sana selesai mereka segera meninggalkan gedung dengan perasaan gembira bagi Gilang dan terluka bagi Ara.“Oh iya. Bagaimana persiapan pernikahan kamu?” tanya Gilang saat mereka telah berada di dalam mobil.“Semua di handle bunda sama ayah. Kan mereka yang mengetahui calon menantunya itu.” Gilang malah tertawa lebar saat mendengar ucapan jutek gadis itu. Hingga mobil berhenti di pusat pembelajaan terbesar di kota Amsterdam.“Hari ini aku yang bayar semua keperluan kamu untuk pernikahan nantinya.” Gilang segera turun dari mobil dengan menggenggam tangan Ara.“Enggak perlu, Lang,” tolak Ara dengan senyuman getir nya. Andai calon suaminya adalah Gilang, pastinya dia akan sangat bahagia sekara

  • Mencintaimu Kesalahan Terbesarku   episode 88

    “Bagaimana jika ternyata memang aku pria misterius itu?” ucap Gilang balik bertanya. Dia juga ingin mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Ara nantinya.“Pastinya bukan kamu Lang, karena aku tidak mau di duakan dengan wanita lain.”“Ini kan, jika seandainya Kia.”“Jika ternyata pria misterius itu adalah orang yang aku kenal secara dekat. Maka, tunggu saja pembalasan aku selanjutnya setelah menikah nantinya. Sekarang dia yang mengerjai aku, maka nantinya aku yang akan mengerjainya.” Ara tersenyum puas hingga lesung pipinya terlihat dengan jelas dan wajahnya yang memancarkan kebahagiaan yang tiada duanya.Gilang bergidik ngeri saat melihat ekpresi gadis itu hingga dia terpikir sendiri tentang ucapan Ara.“Ya sudah, sekarang kita keluar sebentar. Aku ada janji dengan pihak WO dan mengurus semua keperluan pesta nantinya,” ucap Gilang kepada Ara yang langsung membuat gadis itu lesu. Baru juga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status