Share

Janji Bayu pada Dany

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 11:24:02

Bayu menerima setiap pukulan yang dilayangkan Dany pada dadanya. Dia kini sudah sadar akan kesalahannya, dan pantas untuk menerima kemarahan Dany. Masalah ini adalah kesalahan dari hasil perbuatan mereka berdua. Tak seharusnya Dany menanggungnya sendirian.

Kembali Bayu mengingat akan kesendiriannya selama satu Minggu ini tinggal di rumah orang tuanya. Sikap kedua orang tuanya yang sangat cuek, mengabaikan keberadaannya di rumah. Bayu seperti hidup sebatang kara, meskipun kini dia berada satu rumah dengan orang tuanya.

Saat ini dia telah memiliki kekasih yang tengah mengandung benihnya. Tak seharusnya ia menyia-nyiakan gadis ini. Gadis yang mau menerima kekurangannya meskipun Dany pernah menangkap basah perbuatannya yang tercela.

Kini dia sudah tidak bisa berkelit lagi, selain menghadapi masalah ini bersama. Dia harus secepatnya bertemu dengan orang tuanya untuk membicarakan hal ini.

“Gue janji akan bertanggung jawab, Beby. Kali ini gue berjanji.” Ujar Bayu, tanpa terasa air matanya i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Merencanakan Pertemuan

    Anggara tak menjawab ucapan Bayu. Dia segera meraih ponselnya dan melakukan panggilan ke om Bima.Tak berapa lama, pria di seberang sana menerima panggilan itu.“Halo om, maaf mengganggu. Om nanti kira-kira pulang jam berapa?” Tanya Anggara langsung tanpa basa-basi.“Nak Anggara, nanti kami usahakan pulang secepatnya. Apa ada terjadi sesuatu? Bayu sudah bangun kan?” Balas pria itu dari seberang telepon.“Bayu sudah bangun, ini ada yang mau saya bicarakan dengan om. Saya tunggu om di rumah ya, kalau bisa secepatnya om kembali ke rumah. Saya tunggu!” ucap Anggara dengan nada memerintah. Dalam hati Anggara sangat yakin om Bima akan menuruti permintaannya.“Baiklah Ang, kebetulan hari ini juga om gak terlalu sibuk. Nanti om usahakan pulang secepatnya. Mau bicara tentang apa Ang?” Tanya pria itu tampak penasaran. Bima takut jika hal yang nantinya dibicarakan menyangkut bisnis perusahaannya. Apalagi tadi Anggara mengatakan jika sebentar lagi dia akan belajar menggantikan Baskoro. Tentu Bim

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Ajakan Anggara

    Selama di perjalanan, tangan Akira selalu berada dalam genggaman Anggara. Seakan dia tidak ingin melepaskannya meskipun hanya sejenak. Dan sepertinya Akira juga tidak ingin melepaskan genggaman tangan itu. Perasaan hangat mengalir di hati mereka masing-masing.“Ang, terima kasih ya, sudah mau membantu Dany sampai di titik ini. Aku tidak tahu apa nantinya yang akan terjadi jika tanpa bantuanmu.” Ucap Akira mengawali obrolan mereka.“Sama-sama sayang, selama aku bisa maka aku akan membantu semampuku. Kamu tidak perlu berterima kasih, temanmu berarti temanku juga kan?” Balas Anggara sembari menatap wajah teduh kekasihnya. Ingin sekali ia mencium pipi gadis itu, namun kembali ia ingat dengan keberadaan Yosi di mobil itu.Hari itu memang jalanan sangat padat dan macet, sehingga untuk mencapai lokasi membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Membuat Akira tak tahan untuk memejamkan matanya, karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang menghampiri.Anggara membiarkan gadis itu menikmati tidurnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Kedatangan Bima

    “Apa nggak lain waktu saja, Ang? Aku belum siap. Kita tunggu sampai keadaan papamu benar-benar sehat.” Jawab Akira akhirnya, hanya itu alasan yang terlintas di benaknya untuk menolak ajakan Anggara. Ia tidak berani menatap langsung ke arah Anggara, hanya melihatnya sekilas dari sudut matanya.Sebenarnya keinginan Anggara begitu menggebu untuk memperkenalkan Akira pada keluarganya. Namun sepertinya ia tidak bisa memaksa kehendak gadis itu, jika kenyataannya Akira belum siap untuk diperkenalkan.“Baiklah, sayang. Aku tunggu sampai kamu siap. Tapi jangan lama-lama ya! Aku hanya ingin kamu tahu, kalau aku benar-benar serius menjalani hubungan kita.” Anggara meraih tangan Akira lalu menggenggam dengan kedua tangannya. Membuat gadis itu beralih menatapnya. Pandangan mereka bertemu, dan ada perasaan yang sama yang terlihat dari tatapan keduanya."Akupun sama Ang, aku serius. Hanya aku butuh waktu untuk mempersiapkan diri." balas Akira. "Papa waktu ini sempat mengajakku bicara, papa menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Definisi Bahagia

    “Gimana pi? Lagi dimana Anggara?” Tanya Mega yang sangat penasaran dengan kabar dari pemuda itu.“Masih di luar mi, sebentar lagi dia akan balik.” Jawab Bima. “Kita makan duluan saja, Mi.” Lanjutnya sembari menyuruh Halimah untuk mengisi nasi beserta lauk di piringnya.“Huum, kira-kira apa ya pi, yang akan dibicarakan Anggara nanti?” Ucap Mega. Sedari masuk rumah tadi ia langsung menuju meja makan. Tanpa mencari keberadaan putranya. Dia lebih mementingkan perutnya daripada memberikan perhatian pada putranya. Atau mungkin Mega telah lupa jika ia masih menjadi seorang ibu dari seorang pemuda yang sudah beranjak dewasa?“Papi juga gak tahu mi, kita lihat saja nanti. Siapa tahu Anggara membawa kabar baik dari papanya. Ya, kan?” Balas Bima dengan senyum merekah di bibirnya. Harapan Bima adalah untuk mendapatkan sokongan dana, niatnya ingin menambah modal agar omset yang masuk ke penghasilan perusahaan akan lebih besar lagi. Tentunya akan menguntungkannya nanti.Dia telah menghubungi Basko

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Pertemuan dengan Orang Tua Bayu

    Bayu dan Dany masih berada di tempat yang sama, di ruang tengah. Mereka saling bicara dengan suara berbisik, seakan tidak ingin kedua orang tuanya mendengar pembicaraan mereka.Dany terus menerus menghubungi nomor Akira, namun sepertinya ponsel Akira mati.Mereka kini seperti terdakwa yang tengah menunggu vonis hukuman.Bayu mencoba menguatkan hati untuk menghibur kekasihnya agar tidak takut dan cemas, meskipun di dalam hatinya juga tersimpan perasaan yang sama.“Kita pasti bisa melaluinya, baby.” Ujar Bayu, nada suaranya sarat akan keraguan. Namun dia tetap berusaha meyakinkan gadis itu.“Gue ragu, Bay. Papi lu barusan gak ada niat buat sapa gue. Masak iya, beliau gak lihat keberadaan aku?” Ucap Dany lirih. Kesan pertama sangatlah tidak bagus. Namun untuk mundur pun tidak mungkin dilakukan, mengingat perjuangannya untuk sampai di tempat ini“Mungkin memang benar papi gak lihat, baby.” ucapannya seratus persen adalah kebohongan, namun Bayu ingin menenangkan hati Dany.Wajah Dany terli

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Bayu Mau Menikah, Pi

    Apa ada sesuatu masalah antara Bayu dan Anggara? Atau mungkin Bayu telah melakukan sesuatu hal yang membuat Anggara marah? Tentu itu hanya dugaan yang terlintas di benak Bima.“Nanti om akan tahu sendiri. Biar Bayu yang menjelaskan.” Jelas Anggara. Dan di saat bersamaan, Bayu dan Dany tiba di ruang tamu, berdiri berdampingan.Bima dan Mega sontak menoleh bersamaan. Bima tidak terlalu terkejut melihat gadis yang berada di sebelah putranya, namun Mega sangat terkejut melihat kehadiran gadis asing di rumahnya. Bima mengira bahwa gadis itu merupakan salah satu teman Bayu, sedangkan Mega menduga ada sesuatu hal yang telah terjadi antara putranya dan gadis asing tersebut.“Papi mami, Bayu mau kenalin. Ini Dany.” Ucap Bayu sembari menuntun Dany menuju kedua orang tuanya. Meskipun hatinya berdegup hebat, namun dia berusaha meredamnya.“Siapa Dany?” Tanya Mega. Ketika Dany hendak mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Bima dan Mega, tampaknya dia diabaikan oleh kedua orang itu. Membuat Dany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Rencana Kembali

    Bayu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Rasa perih akibat tamparan papi masih terasa dan membekas di pipinya. Bukan hanya sekali dia diperlakukan seperti ini, bahkan dari ia kecil sudah sering menerima perlakuan yang sama, jika papinya mendapati Bayu melakukan kesalahan.“Lu baik-baik saja, Bay?” Ujar Anggara sembari menepuk pelan bahu Bayu. Ada sedikit kekhawatiran dan rasa bangga pada sikap temannya yang menunjukkan perubahan.Wajah Bayu terlihat memerah, matanya pun ikut memerah menahan sesak di hati.“Menurut lu, gue harus gimana sekarang, Ang?” Ucap Bayu kalut.“Gue tahu perjalanan kalian tidak mudah, tapi lu harus lebih kuat. Gue jamin papa lu akan merestui hubungan kalian.” balas Anggara dengan penuh keyakinan. “Merestui? Yakin lu? Lu gak lihat tadi sikap papi seperti apa?” Kini Bayu menoleh ke samping, sekilas ia melihat wajah Dany yang sedang menangis di pelukan Akira. Bayu beralih menghampiri Dany, mendadak ia melupakan pertanyaannya. Melihat sikap orang tuanya, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Mencintai Pacar Sahabatku   Rasa Penasaran Lina

    “Hum, kayaknya kita memang perlu istirahat. Kita cari rest area dulu ya, sayang. Mungkin lagi beberapa kilometer ada rest area.” Ucap Anggara sembari terus memacu mobilnya.Tak terasa sudah satu jam lebih waktu berlalu, dan mereka sudah menempuh puluhan kilometer. Hingga akhirnya mereka menemukan rest area dan Anggara segera menepikan mobilnya.Rasa kantuk tak terbendung hingga ia mengajak Akira keluar langsung dari mobil. Tanpa membangunkan kedua temannya yang masih tertidur di belakang mobil.Akira mengikuti kemana langkah pemuda itu menuntunnya. Anggara membawanya ke pedagang minuman dan makanan yang masih berjualan di sana. Membeli secangkir kopi hitam dan susu hangat, lalu mencari tempat untuk istirahat. Dimana ada beberapa orang yang sudah mengisi tempat tersebut.Anggara menyandarkan punggungnya di tembok, sekedar untuk melepaskan penat dan lelah. Tangannya masih terus menggenggam tangan Akira.“Kamu mau makan?” tanya Anggara mengulas senyum, meskipun badannya terasa lelah.“Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17

Bab terbaru

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Akhir Bahagia

    Baskoro tak berniat melanjutkan perkaranya di meja hijau. Tentunya atas saran dari Anggara dan Akira. Meski Ester begitu jahat, namun Akira sangat mengasihi anak perempuan dari wanita itu. Alea masih terlalu kecil untuk bisa menanggung hasil dari perbuatan ibunya. Entah apa jadinya Alea, jika Baskoro masih mencoba menuntut Ester dan Yosi. Tentunya itu hal yang mudah bagi Baskoro yang ingin memberi hukuman terhadap orang yang telah menjebak putranya. Bukti sudah lengkap, dan siap untuk menjerat Ester dalam jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya. Namun Akira selalu menyatakan jika dirinya merasa kasihan pada Alea yang nantinya ditinggal oleh kedua orang tuanya jika nantinya harus dipenjara. Sungguh Akira tidak bisa membayangkan nasib anak itu. Akira sendiri sudah mengalami kehilangan kedua orang tuanya di usianya yang ke 17 tahun. Dan dia mampu melewatinya, berkat kehadiran Anggara yang selalu menjaga dan menemani. Namun bisakah anak sekecil Alea hidup tanpa kedua

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Calon Istri di Masa Depan

    Kini Akira bersimpuh di depan pusara ayah dan ibu. Anggara terus memeluk bahu kekasihnya.Baskoro dan Ruth menghampiri keberadaan mereka.“Nak Akira, mama ikut berduka cita. Jika kamu ingin bercerita, mama siap menjadi tempat ceritamu. Kamu anak yang baik, pasti ayah dan ibumu sangat bangga.” Ruth mengusap lembut bahu Akira.“Terima kasih Tante. Maaf jika selama ini saya merepotkan keluarga Tante dan Anggara.” Ucapnya tulus. Ya, selama ini memang Anggara yang mengeluarkan biaya rumah sakit dan biaya pemakaman untuk kedua orang tuanya. Bahkan Anggara sudah menempatkan orang tuanya di pemakaman elit.“Tidak masalah, nak. Bahkan jika kamu membutuhkan sesuatu tolong sampaikan pada mama atau Anggara. Kami siap untuk membantu. Tolong jangan segan untuk bercerita pada kami. Ya sudah, mama pulang dulu, nanti mampirlah ke rumah, sayang.” Ujar Ruth menghibur.Akira mengangguk samar, dia mencium tangan Ruth namun wanita itu membalas memeluknya.Akira begitu merindukan sosok ibunya, hingga dia l

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Kehilangan yang Kedua Kalinya

    Ternyata ucapannya memang didengar oleh Lidiya, secara perlahan mata Lidiya terbuka dengan jemari yang mulai bergerak. Menandakan jika wanita itu sudah sadar dari tidur panjangnya.Akira begitu senang hingga memeluk tubuh wanita yang telah melahirkannya itu.“Ibu terima kasih sudah mendengar Lena.” Ucap Akira bahagia.Lidiya masih merasa lemah, sangat lemah hingga ingin mengucapkan sesuatu pun dia tak berdaya.Anggara menangkap gerakan lemah itu, hingga akhirnya dia membantu Lidiya untuk melepas masker oksigennya.“Ibu mau bicara sesuatu?” Tanya Anggara, dijawab dengan anggukan lemah Lidiya.“Lena, dimana ayah nak?” Suara Lidiya terdengar lirih dan sangat kecil. Dia bisa melihat wajah sedih putrinya. Namun dia ingin memastikan keadaan suaminya.“Ayah sudah di surga, Bu.” Akira menjawab dengan suara gemetar menahan tangis. Dia tidak ingin membuat ibunya sedih, namun dia tidak bisa untuk berbohong.Lidiya begitu terkejut hingga nafasnya kembali tersengal. Anggara panik dan segera memasa

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Pemakaman Sang Ayah

    Anggara menuntun langkah Akira untuk bisa melihat ibunya dalam jarak lebih dekat.“Ibu, bangun Bu. Ini Lena sudah datang Bu.” Ucap Akira berbisik, dia tidak ingin mengganggu istirahat ibunya. Diraihnya tangan lemah yang terkulai itu dalam genggamannya.“Ibu pasti bisa melewati ini semua. Lena akan terus di sini jaga ibu. Tolong bangun Bu.” Ucap Akira lirih dengan air mata terus menetes tanpa henti.Anggara berdiri di belakang Akira, mengusap lembut bahu Akira. Seakan ingin berbagi kekuatan.*****Lidiya masih terbaring koma, kini dia sudah dipindahkan di salah satu rumah sakit di Jakarta. Tentunya atas saran Anggara, dan Anggara yang menanggung semua biaya perawatan, termasuk biaya pemakaman Bustomo.Pagi ini sangat cerah, namun hati Akira diliputi kabut mendung mengawal kepergian ayahnya menuju tempat peristirahatan terakhir.Dany dan Bayu sudah berada di tempat pemakaman. Yeni dan Handoko juga turut hadir. Begitu pun Ruth dan Baskoro, Anggara sudah menceritakan pada mamanya. Dan ent

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Kenyataan Pahit

    “Keluarga atas nama pasien Bustomo?” Ucap suster itu sembari mengedarkan pandangan. “Saya sus, saya keluarga Bustomo.” Tio melangkah semakin mendekati suster itu. “Maaf saya harus menyampaikan kabar ini.” Suster terlihat menarik nafas panjang. Tentunya membuat Tio berfirasat buruk akan kabar yang akan disampaikan. “Ada apa sus? Bagaimana keadaan kakak saya dan istrinya?” Ucap Tio terbata, dia berusaha menguatkan hati untuk menerima apapun kabar yang akan disampaikan oleh suster. “Pasien atas nama Bustomo tidak bisa diselamatkan.” Seperti mendengar petir di siang bolong, kabar itu membuat Tio syok. Matanya berkaca-kaca, hingga tubuhnya gemetar menahan kesedihan yang mendalam. “Apa benar sus? Apa saya tidak salah dengar?” Ucap Tio mencoba tidak mempercayai pendengarannya. “Mohon maaf, apa yang saya sampaikan tadi benar adanya. Pasien atas nama Bustomo tidak bisa terselamatkan. Bapak yang sabar.” Ulang suster itu dengan raut sedih. Tak hanya sekali ia menghadapi suasana pilu seper

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Menemui Orang Tua Akira

    Mata Anggara melotot sempurna. Dia sangat terkejut mendengar berita itu. Sungguh dia pun ingin segera ke rumah sakit tempat ibu dan ayah Akira dirawat.“Baiklah kita siap-siap sekarang.” Anggara segera bersiap-siap untuk melakukan perjalanan ke salah satu rumah sakit di Bogor. Sambil menunggu Akira menyelesaikan acara mandinya, Anggara menelpon pak Yanto untuk segera mengirim mobilnya ke rumah Akira. Dia mengirimkan titik lokasi alamat rumah Akira pada supirnya.Anggara hanya mencuci mukanya, lalu mengganti bajunya dengan kaos hitam polos dan celana jeans panjang.Kini dia tengah menunggu di halaman rumah, hingga tak lama Yanto datang dengan mobilnya. Anggara segera menghampiri.“Pak, nanti bapak pulang dengan taksi.” Anggara memberi beberapa lembar uang pada Yanto. Lalu kembali memasuki rumah untuk mencari keberadaan kekasihnya. Tanpa mengetuk pintu kamar, Anggara segera membuka pintu yang tak terkunci.“Sudah? Ayo kita berangkat sekarang.” Ajak Anggara, sebenarnya dia tidak tega m

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Kabar Mengejutkan

    “Ya, Yosi tentu kamu ingat. Dia yang sudah menjemput kita di bandara saat kita mengantar Dany menemui Bayu.” Jelas Anggara mencoba mengingatkan Akira.“Saat aku mengunjungi rumah wanita itu, Yosi berada di sana. Dan aku selalu mengikuti gerak-geriknya. Sepertinya Yosi dan wanita itu mempunyai hubungan. Namun ini hanya dugaanku saja.” Jelas Anggara.Kini Akira bingung untuk merespon seperti apa. Dalam hati dia merasa senang akan kabar baik itu. Namun dia juga merasa kasihan terhadap anak perempuan yang memanggil Anggara dengan sebutan papa. Kemungkinan anak itu hanya tahu jika Anggara adalah ayahnya.Bagaimana jika kenyataannya bukan?“Sayang? Kok diam? Kamu percaya kan sama aku? Besok aku akan menemui papa, dan nantinya hasil tes DNA itu akan aku jadikan bukti untuk pengajuan pembatalan nikah. Aku juga sudah mempunyai bukti rekaman ketika Yosi berada bersama wanita itu.” Diraihnya tangan Akira, menggenggam jemari gadis itu, dimana masih terpasang cincin berlian pemberiannya. Anggara m

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Penjelasan Anggara

    Anggara melangkah menuju dapur, memindahkan bubur ayam di sebuah mangkok. Lalu membawanya masuk ke kamar. Mendapati Akira tengah berbaring namun matanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar.“Sayang kita makan dulu, habis itu minum obat.” Ucapnya sembari menyendok bubur berisi kuah dan potongan daging ayam itu. Dan mengarahkannya ke mulut Akira. Meski awalnya menolak, namun Anggara terus memaksanya. Akira tidak bisa meminum obatnya dalam keadaan perut kosong.Akira menerima makanan itu hingga beberapa suap. Suapan berikutnya, Akira menolak. Anggara tak memaksanya lagi, kini dia meraih obat yang terbungkus dalam plastik. Mengeluarkannya satu tablet lalu mengambil gelas berisi air putih. Membantu Akira untuk meminum obatnya.Anggara segera menyelimuti tubuh kekasihnya. Sesekali meletakkan telapak tangannya di dahi Akira untuk memastikan suhu tubuhnya.Menggenggam tangan Akira yang terkulai di sisi tubuhnya. Menatap wajah pucat Akira dengan rasa cemas.Dia tidak akan mengatakan apa

  • Mencintai Pacar Sahabatku   Mencari Akira

    Anggara terpaksa meraih Alea dari pangkuan Ester. Meskipun dia tahu Alea bukanlah anaknya, namun dia merasa kasihan melihat wajah kecil itu menangis terisak.Sekilas Anggara melihat ke belakang, ke arah dimana Akira duduk. Mendapati tempat duduk itu sudah kosong. Mencari keberadaan Akira di sekeliling ruangan itu, namun tak juga mendapati sosok Akira di sana.Anggara memutuskan untuk memulangkan Ester dan anaknya agar tak mengganggu suasana orang-orang yang sedang berkunjung ke restoran. Dia tahu kini mereka menjadi pusat perhatian.Anggara segera melangkah menuju kasir, membayar makanan yang sudah terlanjur dipesan namun belum dimakan.Lalu segera melangkah keluar dari restoran, diikuti oleh Ester yang tersenyum puas. Dia berpikir rencananya telah berhasil menaklukan hati Anggara. Kini dia bisa mendapatkan Anggara kembali, menikmati kekayaan sang papa mertua. Ester pun melenggang tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sana.Anggara memesan sebuah taksi, lalu menyuruh Ester untuk d

DMCA.com Protection Status