Kini Via dan Rizal sudah berada di rumah Yudha dan mereka pun telah berkumpul dengan orang tua Rizal, dan juga orang tua Via karena mereka akan berpamitan pergi berbulan madu."Kalian di sana hati-hati, ayah dan Ibu akan pulang nanti karena usaha ayah juga tidak ada yang mengurus di sana lagipula kalian juga harus berlibur setelah menikah ini. Karena, ayah sudah sangat menginginkan semoga cucu setelah pulang Via akan segala hamil dan kamu akan memiliki anak, Rizal umurmu itu sudah tidak mudah lagi bahkan ayah pun sudah sangat dan sangat menginginkan cucu," ungkap ayahnya Rizal dengan lirih."Ya Ayah, kami akan memberikan cucu jika dikehendaki juga memiliki anak kami tidak akan menunda," sahut Rizal pelan."Benar itu Ayah apa yang diucapkan oleh Pak Rizal, kami juga ingin segera memiliki anak agar rumah kami nanti tidak sunyi," sambung Via, membuat membuat kedua orang tua Rizal terdiam, mengapa wanita muda itu menyebut Rizal dengan sebutan. Padahal mereka sudah menikah yang harusnya se
Via dan juga Rizal sangat bahagia mereka pun saling berpelukan karena udara pagi di sini sangat cocok. Sebab, hujan sejak tadi malam tak kunjung berhenti membuat suasana Mereka pun semakin hangat sebagai pengantin baru."Via, kamu bangun setelah itu makan istirahat lagi. Jangan seperti ini kamu belum makan itu makanan sudah datang dari pelayan tadi, ayo dimakan," bujuk Rizal. Karena, Via sejak tadi selesai mandi langsung memeluknya seperti ini, tidak mau menyentuh makanan yang sudah dihidangkan oleh pelayan yang ada di villa tersebut."Tidak mau! Maunya seperti ini saja jangan pernah melarang aku ya jika aku ingin memeluk suamiku seperti ini," bantah Via, membuat Rizal langsung mencubit hidung wanita cantik itu sebab sudah melawan perkataan sama suami."Saya tidak akan melarang, terkecuali kamu sudah makan sekarang makan ya nanti kamu bisa berkenan asam lambung. Saya tidak ingin wanita yang saya sayangi itu sakit kamu mengerti?" bujuk Rizal, dan Via pun menganggukan kepalanya kemudian
Hal itu membuat Rizal langsung menoleh kearah Via, ternyata wanita itu hanya mengigau. Sehingga dia pun bernafas lega karena sang istri tidak benar-benar mendengar ucapannya tadi tentang Zahra, jika tidak pasti semuanya akan runyam karena dia tahu sang istri sangat cemburu kepada wanita lain apalagi Zahra, mantan istrinya bisa-bisa mereka bertengkar."Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Rizal untuk memastikan benarkah Via bangun atau tidak. Karena, dia tidak ingin wanita muda itu salah paham kepadanya coba pengantin baru tidak pantas bertengkar.Via tidak menjawab dan Rizal pun bernapas lega. Karena, Via benar-benar tidak mendengar ucapannya tadi tentang Zahra kemudian istri untuk menikmati masa-masa bulan madu mereka di sini.Akan tetapi pada saat itu juga Via terbangun karena dia merasa sangat haus kemudian menyenggol tangan Rizal, dan pria itu pun tersentak kaget karena dia baru saja mulai tertidur tadi membuat dia pun deg-degan. Apakah Via tadi mendengar ucapannya apakah wanita itu
Via hanya bisa diam saja. Sebab, dia bingung harus mengucapkan apa kepada Rizal kemudian dia pun membuang pandangan ke arah lain, dan pria itu pun harap maklum kemudian dia berpamitan untuk beristirahat di kamar. Sebab, kepalanya benar-benar sangat pusing entah mengapa sejak buang air kecil tadi dia merasa sangat mual sehingga ketiga wanita cantik itu pun kembali bergosip pria.Huek ... Huek ... Via mual-mual kemudian dia berlari menuju wastafel dan memuntahkan isi perutnya. Padahal baru saja hendak memakan makanan yang sangat dia suka. Tapi entah kenapa rasanya dia sangat mual sekali bahkan sampai mengeluarkan air mata."Sayang, kamu tidak apa-apa apa kamu masuk angin ya? Apa mama kerok saja ya biar anginnya keluar?" tanya Vina dengan sangat lemas melihat sang anak setiap hari muntah-muntah. Padahal, hanya ingin memakan makanan kesukaannya."Tidak apa-apa Ma, maaf ya nanti setelah sore Via pulang ke rumah pak Rizal Ma. Karena, kami kan harus segera menempati rumah itu yang sudah kos
Sontak saja hal itu membuat Via terdiam sedangkan Yudha dia tersenyum, dan meminta salah satu satpamnya pergi untuk membelikan alat tes kehamilan untuk memastikan, apakah benar sang anak hamil atau tidak. Sebab dia sudah tidak sabar akan memiliki cucu."Sudahlah Pa, tidak usah membeli alat tes kehamilan lagipula Via juga baru 3 bulan menikah mana mungkin akan hamil secepat ini," tolak Via, tetapi Yudha sama sekali tidak memperdulikan sang anak, dia tetap saja meminta semuanya untuk membelikan alat tes kehamilan itu guna memastikan sang anak benar-benar hamil atau tidak."Tidak apa-apa biarkan saja Papa ingin memastikan kamu itu benar hamil atau tidak. Karena, saya pun jadi penasaran juga apakah benar kamu akan hamil secepat gini padahal kan kita 3 bulan menikah," nasihat Rizal, sama dan Via hanya diam. Sebab, sang suami sudah berbicara karena dia tidak ingin melawan suami.Satu jam kemudian Via baru saja keluar dari kamar mandi dengan memegang alat tes kehamilan, yang sudah ia pakai t
Via merasa sangat bahagia karena keponakan tersayang sudah datang. Kemudian dia me menggendong bayi yang berusia 3 bulan itu badan Gempita cukup membulat membuat via begitu gemas kepadanya makanya bayi kecil itu dipanggil dengan baby gemas."Oh ya Via, tadi aku melihat ada bu Zahra di depan bersama dengan anak laki-laki ya sekitar umurnya 5 tahun lebih atau 6 tahun gitu sih, sepertinya apa tadi dia habis ke sini?" tanya Yulia, membuat Via terdiam dan berpikir sudah lama dia tidak mendengar kabar Zahra sejak dia berpacaran dengan Rizal sampai menikah, dan sekarang baru dia mendengar kabar wanita itu lagi bahkan Zahra atau di depan rumahnya."Tidak ada Yulia, sejak tadi aku di sini bersama pak Rizal juga baru pergi tadi, apa dia baru datang ya, coba ya aku lihat dulu kamu pengen dulu ya baby games aku takut dia kenapa-napa," ucap Via sambil memberikan kembali baby gemas kepada Yulia. Kemudian dia pun berjalan keluar dan benar saja melihat jika Zahra bersama dengan anak laki-laki berjala
Rizal tercengang mendengar ucapan Via mengatakan tes DNA. Karena, sudah dipastikan Iqbal itu bukan anaknya sebab itu dia tidak mau melakukan tes DNA apa lagi takut membuat Iqbal trauma."Saya tidak mau tes DNA Via. Karena, takut itu akan membuat Iqbal trauma kita harus menjaga mentalnya juga. Sebenarnya saya kasihan kepadanya karena ulah ibunya dia jadi seperti itu. Tapi, saya benar tidak mau melakukan tes DNA karena memang Iqbal itu bukan anak saya," banta Rizal membuat Via semakin kesal. Sebab, sang suami tidak mau melakukan tes DNA itu artinya Rizal takut."Jika Anda masih belum mau melakukan tes DNA jangan pernah temui saya, jangan pernah temui anak Anda lagi! Bahkan, saya bisa melakukan yang lebih nekat lagi dan ingat sekali lagi sebelum melakukan tes DNA jangan pernah dekati saya, itu tandanya Anda memang takut melakukan tes DNA jika Anda tidak bersalah Iqbal bukan anak Anda pasti Anda mau melakukannya!" ancam Via sambil bergegas pergi dari sana membuat Rizal tercengang."Via tu
"Sudah aku peringatkan kepadamu selagi kamu belum membuktikan Iqbal itu bukan anakmu, maka jangan pernah katakan kamu itu tidak bersalah! Karena, di sini kamu adalah tersangkanya, kamu tahu sejak tadi putriku terus menangis gara-gara kelakuan kamu! Dia sedang mengandung, anaknya bisa menjadi korban dari pertengahan kalian berdua!" ancam Yudha sambil bergegas pergi dari sana. Karena, dia tidak ingin mengungkapkan emosinya terlalu lagi apalagi sampai memukuli Rizal. Sebab, dia tidak ingin sama menantu terluka karena emosinya.Sedangkan Rizal bingung bagaimana caranya melakukan tes DNA. Karena, dia memang benar-benar tidak bersalah kemudian dia pun meminta bantuan seorang asisten bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini. Karena, dia sudah bingung bukankah dia melakukan tes DNA atau tidak?***"Hebat sekali ya aku sudah membuat pertengkaran di antara mereka berdua, semoga saja dengan pertengkaran ini mereka berdua akan bercerai, di situlah aku orang paling bahagia yang melihat perce