Via dan Vina saling berpelukan kemudian mereka saling menguatkan, dan wanita purba baya itu berdoa agar sang anak dan kekasihnya bisa mendapatkan restu dari suaminya, dan usaha yang akan mereka kelak berhasil hingga menjadikan Rizal sebagai CEO di perusahaan yang mereka kelola."Ya sudah sana sayang kamu pergi mandi setelah itu istirahat ya! Setelah papa pulang nanti kita makan malam bersama," ujar Vina dengan tembus sambil mengelus rambut sang anak, membuat Via terasa senyum dan bahagia selalu dimanja seperti ini oleh Mama sambungnya."Baik Ma, kalau begitu Via pergi dulu istirahat Mama jangan lupa istirahat ya, jangan terlalu sibuk bekerja ingatkan waktu luang untuk istirahat! Jangan sampai karena sibuk bekerja Mama jadi sakit hal itu tidak Via inginkan," sahut Via dengan lembut."Iya sayang mama tidak akan terlalu sibuk bekerja hingga lupa istirahat kok, nanti setelah selesai makan siang mama akan beristirahat. Kamu juga jangan
Vina sangat bersedih karena sang suami berubah kepada anak mereka hanya karena status Rizal dan Via. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa hanya doa yang bisa ia lakukan sekarang agar anaknya dan sang kekasih bisa membangun perusahaan yang akan mereka jalankan, selebihnya dia tidak bisa berbuat apa-apa jika suaminya sudah mengatakan hal tersebut maka tidak akan lagi bisa terganggu gugat.Sedangkan Yudha terus menatap sang anak dia berharap memang Rizal bisa merubah statusnya menjadi sama seperti mereka. Namun, di satu sisi jika pria itu tidak berhasil maka dia tidak akan membiarkan sang anak bersama dengan yang lain walaupun mereka saling mencintai.'Aku tahu rasanya saat mencintai dan tidak direstui. Tapi ini memang yang terbaik untuk anakku, dia adalah anak satu-satunya jadi aku berharap semua kebutuhan yang bisa terpenuhi, apalagi semua rekan bisnisku pasti akan bertanya jika dia menikah dengan seorang asisten setidaknya dia menikah harus dengan seorang CEO,' batin Yudha.Via sama
Via merasa itu sama sekali tidak menghubunginya hanya pesannya saja yang sudah terbaca. Kemudian, dia bertekad tidak akan memaafkan pria itu bahkan besok ia tidak akan datang ke perusahaan mereka karena dia ingin merajuk dengan sang kekasih."Lihat saja ya pria tua kamu itu akan menumis-ngemis agar aku tidak marah lagi, dia pikir aku sangat mencintainya ya memang itu benar aku sangat mencintainya. Tapi, aku juga tidak ingin diperlakukan seperti ini hanya dilihat saja pesanku tanpa dibalas bukan kayak gitu sangat-sangat menyebalkan dia sama sekali tidak peduli kepadaku, dasar pria tua menyebalkan," kesal Via sambil membanting ponselnya.Sedangkan Rizal dan Gilang terus saja menceritakan tentang Via, membuat mereka sangat lucu dan geli. Karena wanita itu seringkali merajuk kepadanya seperti seorang anak kepada ayah kandungnya jika keinginannya tidak dituruti maka dia akan marah hingga beberapa waktu.Itu tidak akan bertahan lama jika Rizal tidak memberikan kabar kepada dia, pasti gadis
Pada pagi hari ini Via sudah bersiap-siap akan pergi ke kantor karena itu sudah menjadi kewajibannya. Ya walaupun dia sedang marah kepada Rizal tetap ia harus menjalankan kewajibannya untuk membantu sang kekasih membangun perusahaan milik mereka berdua.Sesungguhnya dia masih sangat marah pada Rizal akan tetapi dia membuang egonya itu demi bisa bersama dengan pria itu jika mereka sudah menikah maka dia akan bebas marah kapanpun dan sampai kapanpun."Ya walaupun aku tetap pergi ke kantor tetapi aku masih marah kepada dia, lihat saja nanti aku tidak akan mau berbicara dengannya!" tekad Via sambil bergegas pergi dari kamarnya.Gadis cantik itu berjalan menuju ruang tamu dan duduk di samping sama mama dan juga papanya. Kemudian, dia mencium kening Vina dan juga kedua pipi Ibu sambungnya tersebut dengan sangat lembut dan mesra sebabnya sangat menyayangi wanita paruh baya tersebut."Ma, Pa, Via berangkat dulu ya ke kantor mungkin pulangnya agak sedikit terlambat karena setelah pulang nanti
Setibanya Rizal di dalam dia melihat Via tengah menyapu ruangan yang akan menjadi tempat kerja mereka berdua. Kemudian, dia berjalan mendekati gadis cantik itu dengan senyuman manisnya akan tetapi dia sama sekali tidak membalas senyumannya malah bersikap acuh dan cemberut."Kamu masih marah lagi sama saya?" tanya Rizal pelan bukan tetapi, Via tidak menjawab hanya menganggukkan kepala karena dia ingin mendengar kata maaf dari sang kekasih hanya itu saja."Saya tanya sekali lagi kamu masih marah sama saya?!" tanya Rizal dengan tegas akan tetapi, dia masih sama dengan tadi dia ngasih dia tidak menjawab bahkan kali ini dia tidak menganggukan kepalanya dan terus menyapu."Baiklah kalau kamu masih marah kepada saya, ya sudah saya pergi saya tidak akan melanjutkan perusahaan ini biarkan saja perusahaan ini terbengkalai, dan kita tidak akan mendapatkan restu dari kedua orang tua kamu! Untuk apa saya berjuang kalau kamu saja seperti ini kepada saya!" ancam Rizal membuat Via takut kemudian dia
Rizal membantu Via membersihkan ruangan yang akan mereka tempati kemudian para orang-orang datang mengantarkan barang pesanan mereka seperti meja kursi dan lain-lainnya, bahkan ada OB yang sudah mulai bekerja di perusahaan itu walaupun perusahaan mereka belum berjalan tetap ubi sudah ada.Karena untuk membantu mereka membersihkan perusahaan, karena tidak mungkin mereka membersihkan perusahaan itu sendiri jadi mereka membutuhkan karyawan."Oh iya Via, besok teman-teman akan membantu kita karena mereka libur jangan lupa kita bersihkan dulu, ruangan untuk mereka ya jika mereka ingin beristirahat nanti kita bisa minta mereka untuk beristirahat di ruangan khusus itu," ujar Rizal dengan lembut.Via mengangguan kepalanya kemudian dia bergegas pergi menuju ruangan khusus itu bersama kedua OB, yang mulai bekerja di perusahaannya untuk membantunya sedangkan Rizal terus membantu orang-orang yang datang membawa barang pesanan milik mereka.Tanpa mereka sadari ternyata sejak tadi Yudha terus menat
Saat jam makan siang Rizal dan Via memutuskan untuk makan siang di luar, sedangkan para karyawannya makan di kantin dekat dari perusahaan mereka sebab Rizal dan Via ingin menghabiskan waktu mereka bersama menghabiskan masa-masa berpacaran mereka yang tidak akan pernah terulang lagi.Pada saat itu juga di tempat yang sama Gilang dan Yulia makan di restoran itu juga bersama dengan Rendra dan juga Zaskia, mereka berempat tidak sengaja bertemu dengan Via dan langsung menghampiri gadis cantik itu."Wah kalian makan di sini juga ternyata," ujar Zaskia pelan sambil menatap ke arah Via dan Rizal secara bergantian."Tidak disangka sekali ya kita bisa berjumpa di sini, padahal tidak ada janjian apa mungkin kita ditakdirkan ya untuk mengacau Via dan juga Rizal," ucap Gilang dengan senyuman meledek sang sahabat."Kenapa sih kalian ini? Ya sudah ayo kita makan bersama saja bagaimana bukankah kita sudah di sini sama-sama ya sekalian saja kita makan siang bersama," sambung Yulia."Benar sekali itu y
Rizal dan Via sangat senang karena Rendra ingin membantu mereka membangun perusahaan yang baru saja akan dirintis,bukan hanya itu saja Rendra juga banyak sekali membantu mereka dari a hingga z. "Terima kasih banyak Kak Rendra kamu sangat banyak membantu kami, aku harap perusahaan itu bisa semakin berjalan dan berkembang, karena bantuan dari kalian semua aku tidak tahu membalasnya dengan apa karena bantuan kalian semua begitu banyak untuk kami, hanya agar kami bisa mendapatkan restu dari papa," ujar Via dengan sangat lirih."Ya kami senang membantu kamu semampu kami karena kami juga ingin kamu bahagia dan ceria, sejak Pak Rizal menikah kamu sangat sedih dan murung bahkan banyak pria yang mendekati kamu, tapi kamu tidak mau dan sekarang tinggal satu langkah lagi kalian akan bersama kami tidak bisa membantu itu tidak akan kami lakukan kami akan berusaha sekuat kami untuk mambantu," sahut Yulia dengan lembut."Benar sekali apapun hal itu pasti akan kami bantu karena kita adalah sahabat s