Sesampainya Rizal di rumah Yudha dia pun langsung bergegas masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam. Sebab, dia sudah sangat cemas memikirkan keadaan Via kemudian bergegas masuk ke dapur dan hanya melihat seorang pembantu saja yang tengah memasak makan siang."Ada apa ya Den, kok tiba-tiba masuk ke dalam dapur dengan terburu-buru seperti itu, sampai membuat bibi kaget loh?" ucap pembantu tersebut sambil menatap ke arah Rizal."Oh ya Bik, apa ada Via datang ke sini tadi katanya dia ingin ke dapur loh, mau lihat pisau-pisau yang sangat banyak membuat saya cemas
Yudha dan Vina tengah sarapan bersama mereka sedih karena Via pergi berlibur bersama dengan Rizal, ya mereka tidak bisa menyerang karena masa-masa seperti itu pun sudah mereka lalui jadi keduanya haram aku untuk Rizal dan Via."Mas, sebenarnya kamu tahu pelaku itu tapi kamu kenapa tidak mengatakan kepada kami semua. Kenapa kamu malah sembunyi saja apakah orang itu sangat berbahaya sehingga kamu sangat takut untuk mengatakan semuanya?" tanya Vina sambil menyeruput teh yang dia seduh tadi."Tidak seperti itu Vina, jika aku mengatakan semuanya terdampak untuk Via juga, jadi aku harus menyembunyikan semua itu demi anak semata wayang kita. Aku tidak ingin karena kesalahan itu anak kita yang menjadi korbannya, aku sangat tidak ingin semoga saja kejadian itu tidak akan terulang kembali jika terulang lagi aku tidak akan bisa diam harus mengutus semua anak buahku untuk memberikan dia pelajaran, jika aku sedih yang terluka maka tidak apa percayalah kepadaku semua akan baik-baik saja," ucap Yudh
Via tertawa mendengar ucapan Rizal yang mengatakan dirinya sendiri tua. Padahal dia sendiri tidak menganggap sang kekasih tua karena dia menganggap Rizal masih sama seumuran dengannya, ya walaupun memang benar pria itu sudah tua tetapi di matanya Rizal itu adalah pangeran yang sangat sempurna yang meluluhkan hatinya."Sudahlah tidak usah lagi bercanda, sekarang kita ke dokter saja ya biar aku yang menyetir mobilnya. EH, tunggu dulu aku tidak bisa menyetir mobil tidak ada yang mengajarkanku menyetir mobil selama ini. Bahkan membawa sepeda motor pun aku hanya itu yang bisa," ucap Via, membuat Rizal tertawa karena dia berpikir Via pun tidak bisa membawa motor karena seingatnya dulu saat sekolah dia selalu mengendarai sepeda motor."Ya, sudah kita tinggal menu dokter saja. Maaf ya saya mengacaukan liburan kamu kali ini. Karena, saya sakit kita tidak bisa berjalan-jalan padahal waktu kita hanya besok saja Tapi, saya berjanji setelah kita menikah nanti kita akan pergi keliling ke kota mana
"Ayo, makan lagi sayang! Biar kamu minum obat setelah itu tidur kembali. Tenang saja, aku akan selalu menjagamu sampai kamu bangun nantinya. Sebab, besok kita sudah pulang. Jadi, kamu harus sembuh ya!" ucap Via sambil menyuapkan nasi ke mulut Rizal."Cukup sayang! Saya mual sekali tidak ingin makan lagi. Tetapi ingin memakan kamu," ucap Rizal tanpa sadar, membuat Via terkejut dan membulatkan mata dengan sempurna."Maaf sayah salah bicara tadi, maksudnya kamu saja yang makan sup itu biar saya minum obat dan tidur. Em, kamu juga jangan lupa istirahat agar besok kita bisa pulang," jelas Rizal pelan.Namun, Via masih saja diam. Sebab, ini kali pertamanya Rizal bersikap mesum seperti tadi membuat dia terkejut dan hanya bisa diam sambil terus memandangi sang kekasih yang tengah meminum obat. Pada saat itu juga Yudha menelepon sang anak dengan panggilan video dan Via tersadar kemudian menjawab panggilan dari sang papa.Yudha: Halo sayang, apakah liburan kalian happy? Apakah besok jadi pulang
Via memejamkan kedua matanya saat Rizal memeluknya dengan sangat erat, rasanya dia sangat gugup seperti ini karena sebelumnya bersikap seperti ini kepadanya. Bahkan, memandang tangannya saja pun jarang tetapi saat ini pria itu mencium keningnya dengan sangat lembut. Kemudian mereka saling bertatapan satu sama lain dengan sangat dalam."Kamu pikir saya akan berbuat macam-macam kepadamu? Kamu tenang saja bukankah selama ini saya sudah mengatakan kalau saya tidak akan pernah berbuat hal yang tidak-tidak, walaupun saya ini sudah duda jangan kamu pikir saya ini pria yang sembarangan ya! Karena, menghormati seorang wanita. Tapi, mohon maaf karena saya sudah lancang menciummu tadi," jelas Rizal agar Via tidak salah paham dan gadis cantik itu mengganggukan kepalanya."Tidak seperti itu sayang! Aku tidak berpikir kamu ingin kurang ajar malah aku senang loh kamu peluk seperti ini. Karena, biasanya kamu tidak pernah mau memelukku," sahut Via, membuat Rizal senyum kemudian pria itu kembali menidu
"Tentu saja paman mendengar semua pertengkaranmu dengan Zaskia tadi. Ternyata kalian sudah berpacaran selama ini tanpa paman ketahui, dan satu hal peman ingin sampaikan kepadamu jangan pernah mempermainkan perasaan wanitan! Karena, wanita itu seperti cermin jika sudah pecah maka tidak akan pernah bisa bersatu kembali," nasehat Yudha kepada sang keponakan.Membuat Rendra mengerti kemudian dia menganggukkan kepala karena kejadian seperti ini hanya kali ini saja terjadi. Sebab, dia tidak akan pernah mau melakukan kesalahan yang sama seperti ini. Karena, dia sendiri pun telah menyesal menyia-nyiakan Zaskia."Terima kasih Paman atas nasehatnya. Aku tidak akan mengulangi kesalahan seperti sebelumnya lagi," sahut Rendra sambil menatap wajah sang paman yang sejak tadi terus menetap dirinya."Bagus seperti itu Nak. Karena, paman tidak ingin kamu seperti tadi mengemis-ngemis cinta seorang wanita, di mana harga dirimu sebagai seorang pri
Rizal tersenyum karena Via takut akan ucapannya tadi. Padahal, dia tidak bersungguh-sungguh hanya ingin menakuti gadis cantik itu saja. Sebab, sudah bertanya-tanya hal seperti itu. Padahal, mereka masih lama menikahnya kemudian Rizal pun melanjutkan kembali perjalanannya, agar mereka segera sampai di rumah karena dia ingin segera beristirahat. Jujur saja tubuhnya terasa sangat lelah tetapi dia harus tetap kuat di hadapan sang kekasih agar ia tidak takut saat ini bersama dirinya.Selamat hari perjalanan Via dan Rizal terus-menerus bercerita tentang masa depan mereka, ingin seperti apa dan bagaimana, membuat rumah di mana dan mereka pun memutuskan untuk tinggal di rumah Rizal. Karena, pria itu sudah memiliki rumah saat menjadi asisten Bima selama 4 tahun belakangan ini ya walaupun rumah itu masih sederhana tetapi sudah layak kuning untuk pria dan keluarga kecil mereka nantinya."Jika rumah itu dijual saya merasa sangat sedih Via. Karena, rumah itu adalah hasil kerja keras saya selama be
"Maaf, saya pikir tadi anaknya makanya saya bertanya ternyata calon istrinya. Em, pasiennya atas nama Yulia ya ada di kamar nomor 5 kamu masuk aja ke sana," sahut menjaga tersebut, membuat Via menganggukkan kepala kemudian dia dan sampai kasih pergi dari sana.Rizal terus-menerus diam saja karena dia kesal kenapa semua orang mengira dia, dan dia adalah anak dan ayah padahal wajahnya masih sangat muda ya walaupun usianya masih 40 tahun. Tetapi jika dia sudah memiliki anak pun tidak akan mungkin seumuran dengan Via karena gadis itu sudah berusia 23 tahun.Setelah mereka sampai di ruangan Yulia, Via pun langsung memeluk sahabat dengan sangat ada sangat bersedih, mengapa sahabatnya itu sampai masuk rumah sakit sampai dia pun takut jika nanti hamil sama seperti saat ini."Yulia, kamu jaga kesehatan ya aku tidak ingin keponakanku kenapa-napa, jangan sampai tantenya ini sangat cemas kepadanya dan terus menjaga dia 24 jam ya! Kasihan nanti pamannya tidak ada yang menjaga," ucap Via dengan den