Beranda / Pernikahan / Mencari Selingkuhan Suamiku / Bab 202 Selamat dari Bahaya

Share

Bab 202 Selamat dari Bahaya

Penulis: Kak Zorah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Ketika aku memandangnya, Taufan buru-buru menjelaskan, "Aku tidak tenang kalau kamu pergi sendiri. Biar aku antar untuk menjemput Adele. Setelah itu, kamu temani Adele bermain sebentar. Aku akan keluar dan segera kembali."

Aku tidak membalas perkataannya dan hanya berdiri. Sampai sekarang, aku masih merasa takut hingga sekujur tubuhku gemetaran. Setelah berganti pakaian, Taufan merangkulku menuruni anak tangga dan masuk ke mobilnya. Kita menuju rumah Fanny untuk menjemput Adele.

Fanny sangat kaget saat melihatku. Kedua matanya tertuju pada wajahku. Dia sangat memahamiku, jadi tidak sulit baginya untuk menyadari bahwa telah terjadi sesuatu padaku. Melihat dia ragu-ragu untuk berbicara di depan Adele, aku pun tersenyum paksa sembari menggendong putriku. "Kita bicarakan nanti," kataku.

Fanny mengangguk sambil menunjukkan isyarat untuk meneleponnya. Aku pun mengangguk, lalu menggoda Adele seraya menuruni anak tangga.

Adele sebenarnya sudah sangat lelah. Tidak lama setelah kugendong, dia p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 203 Hadiah yang Mengejutkan

    Kemudian, Taufan selalu datang pada malam hari asalkan ada waktu. Taufan tetap datang tepat setelah Adele tidur. Aku merasa aneh karena tidak ada kabar dari Harry, seolah-olah Harry menghilang dari kehidupanku. Perubahan yang mendadak ini membuatku tidak terbiasa.Namun, aku tidak berani bertanya kepada Taufan. Kalau tidak, Taufan akan mentertawaiku lagi. Sementara itu, perusahaan juga berjalan normal. Danny memang kompeten, departemen pemasaran sangat terbantu dengan kehadiran Danny. Dia dan Oscar lumayan kompak.Belakangan ini, Luna sering menelepon. Namun, aku selalu beralasan bahwa aku sibuk sehingga tidak bisa bertemu dengan Luna.Aku sudah mengetahui niat Luna sejak perjamuan kali ini. Aku merasa lelah karena harus memutar otak dan berwaspada setiap bertemu dengan Luna. Aku tidak suka dengan perasaan seperti itu.Hari ini, aku pergi ke supermarket karena pulang lebih awal. Aku membeli banyak makanan enak, lalu menjemput anakku. Aku menemani anakku bermain sambil memasak. Sudah la

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 204 Kebahagiaan Sangat Sederhana

    Saat makan, Adele terus mengoceh. Dia menyanjung Taufan, "Paman baik sekali!"Taufan tersenyum senang, lalu bertanya, "Kenapa?""Kalau Paman datang, aku bisa makan banyak makanan dan aku juga dapat boneka. Sekarang aku punya keluarga lengkap, ada Mama dan 2 adik," sahut Adele. Dia memandang Taufan sembari melanjutkan, "Mereka itu satu keluarga, aku nggak mau Papa karena Papa jahat. Aku mau Paman!"Taufan tersenyum lebar, dia juga tidak keberatan menggunakan sendoknya untuk menyuap Adele. Setelah selesai makan, aku beres-beres. Sementara itu, Taufan dan Adele bermain di ruang tamu. Aku tidak menyangka hubungan Taufan dan Adele begitu akrab, Taufan bahkan mengobrol dengan Adele dengan sabar.Adele yang sedang bermain tiba-tiba teringat sesuatu. Dia menghampiri Taufan, lalu mengeluarkan permen dari sakunya dan membuka bungkusan permen. Adele memasukkan permen ke mulut Taufan sambil berujar, "Aku mau membalas kebaikan Paman. Kata Mama, kita harus tahu berterima kasih."Hari ini, Adele berm

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 205 Pasti Ada Orang Lain

    Keesokan paginya, aku mengantar anakku ke TK pagi-pagi karena jendela aluminium batch pertama sudah sampai. Kemudian, aku pergi ke gudang. Sebelum selesai memeriksa produk, tiba-tiba aku menerima panggilan telepon dari seseorang.Peneleponnya adalah wanita galak itu. Dia mengajakku bertemu di klub yang terletak di pinggiran kota. Aku belum pernah pergi ke tempat itu, jadi aku memasukkan alamatnya ke GPS. Aku baru tahu lokasi klub itu ada di pinggiran Kota Linde, tempatnya sangat jauh.Aku mempunyai firasat bahwa orang yang ingin bertemu denganku bukan wanita itu. Pasti ada orang lain. Sambil mengendarai mobil ke tempat itu, aku memikirkan untuk memberi tahu kabar ini kepada Taufan. Namun, akhirnya aku mengurungkan niatku.Aku belum tahu tujuan mereka bertemu denganku, untuk apa aku membuat Taufan khawatir? Selain itu, aku sangat egois. Aku takut kehilangan Taufan. Aku juga takut menjauhi Taufan.Sesampainya di klub, aku bertemu dengan orang yang kutebak. Orang itu adalah bibi Taufan, w

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 206 Wanita yang Dominan

    "Kalau kamu bisa bicara seperti ini, berarti kamu sudah memahami maksudku," ucap Cynthia. Dia memandangku, lalu senyumnya menghilang. Dia berkata dengan tegas, "Tinggalkan Taufan!"Aku menyela, "Tapi, seharusnya Bu Cynthia menanyakan pendapat Taufan."Cynthia menimpali dengan yakin, "Nggak usah. Asalkan kamu pergi, dia pasti akan patuh. Kamu itu wanita yang baik, pintar, dan kompeten. Aku sangat mengagumimu dan aku bisa membantumu mengembangkan perusahaanmu untuk mencapai targetmu.""Aku juga bisa membantumu membimbing anakmu yang cantik, kamu tinggal pilih salah satu sekolah di luar negeri. Tapi, kamu nggak boleh bersama Taufan!" lanjut Cynthia."Kenapa?" tanyaku.Ekspresi Cynthia menjadi dingin, dia yang kesal meninggikan suaranya saat menjelaskan, "Kenapa? Kamu dan Taufan nggak cocok. Kalau Taufan ingin menjadi pemimpin Bright Celestial, dia harus mematuhi aturan keluarga. Sekalipun nggak ada Luna, Taufan juga nggak punya hak untuk memilih pasangan sendiri."Cynthia meneruskan ucapa

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 207 Diserang

    Aku sengaja melambatkan mobilku untuk mengamati mobil di belakang. Setelah melaju sekitar 2 kilometer, aku yakin mobil SUV di belakang terus mengikutiku. Aku ingin melihat siapa yang ada di dalam mobil, jadi aku menghentikan mobilku di depan sebuah minimarket.Aku masuk ke dalam minimarket untuk membeli sebotol air dan minum di sana. Aku melihat mobil SUV itu lewat, tetapi kaca film yang dipasang di jendela mobil membuatku tidak bisa melihat keadaan di dalam mobil dengan jelas. Aku sengaja menunggu mobil itu menjauh baru kembali ke mobilku.Aku mengendarai mobilku dengan lambat dan tidak melihat mobil itu lagi. Aku pun merasa lebih rileks. Mungkin aku terlalu curiga. Dalam perjalanan pulang, aku bisa melewati jalan tol dan kembali ke pusat kota melalui Jalan Baronia.Siapa sangka, ketika mobilku melewati jalan menuju gunung, mobil SUV itu tiba-tiba muncul dan mengadangku. Aku langsung menginjak rem dan mengunci pintu mobil. Kemudian, aku memundurkan mobilku, tetapi ternyata ada sebuah

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 208 Keputusasaan dan Harapan

    Langit mulai gelap, aku tahu waktu sudah malam. Namun, sampai sekarang tidak ada yang datang. Jangan-jangan, mereka berniat untuk menelantarkanku? Jika begitu, seharusnya pelakunya adalah Cynthia.Bagaimanapun, masalahnya akan selesai kalau aku mati. Hanya saja, rasanya terlalu berlebihan jika Cynthia menggunakan cara ini untuk menghadapi wanita lemah sepertiku. Tidak mungkin Cynthia pelakunya.Namun, sepertinya bukan Harry juga. Harry pasti ingin mendapatkan sesuatu dariku. Uang, perusahaan, atau sumber daya yang dia inginkan ....Aku terus berpikir, tetapi aku makin resah dan kebingungan. Akan tetapi, saat langit makin gelap, aku yang awalnya merasa putus asa tiba-tiba bersemangat. Sekalipun panggilan teleponku tidak menimbulkan kecurigaan, guru pasti akan menelepon karena aku tidak menjemput Adele.Jika tidak bisa menghubungiku, guru pasti akan berusaha mencari anggota keluarga murid yang lain atau cara apa pun untuk mengantar murid pulang. Kemungkinan, mereka akan mencari Taufan. B

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 209 Tato Bentuk Ular

    Aku panik dan melihat ke arah orang-orang itu, pemimpin mereka membawa senter. Sebelum mendekatiku, pemimpin itu mengarahkan senternya kepadaku. Cahaya yang menyilaukan membuatku memejamkan mata. Aku tidak bisa melihat orang-orang yang datang.Namun, aku tidak mengenali suara mereka. Orang-orang ini benar-benar asing bagiku. Salah satu dari mereka berkomentar, "Wanita ini lumayan cantik, sayang sekali."Seseorang menegur, "Diam kamu! Jangan sembarangan! Cepat bawa dia pergi!"Aku yang kaget langsung membuka mata. Di tempat yang tidak disinari cahaya, aku melihat seseorang yang aneh menghampiriku. Aku berusaha untuk bersuara.Pria itu mengangkatku dan aku memberontak. Dia menendangku dan memperingatkan, "Untuk apa kamu bergerak? Simpan tenagamu, nggak ada gunanya kamu bergerak!"Aku melihat beberapa orang yang berdiri di kejauhan. Pemimpin mereka bertubuh kekar, mereka semua memakai penutup wajah dan hanya menunjukkan mata mereka. Aku tidak bisa melihat karakteristik mereka yang lain.A

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 210 Siapa Pelakunya?

    Terdengar suara tembakan. Sesuatu yang panas menyembur ke wajahku dan aku mencium bau amis darah. Aku pun kehilangan kesadaran ....Saat bangun, aku mencium bau disinfektan. Aku melihat Fanny yang memandangku dengan cemas seraya berujar, "Maya, akhirnya kamu sadar!"Aku mengerjap dan sekujur tubuhku terasa sakit, apalagi wajahku. Aku langsung merasa gembira, ternyata aku tidak mati. Aku pikir aku sudah meninggal.Apa pria yang memegang pisau tertembak? Aku benar-benar ketakutan! Jika terlambat, aku pasti mati. Sampai sekarang, aku masih ingat momen ketika pisau itu menusuk ke arahku ...."Syukurlah, akhirnya kamu sadar!" seru Fanny. Dia berlari keluar, lalu berteriak, "Maya sudah sadar!"Kemudian, aku menangis saat melihat wajah Taufan. Dia memelukku seraya menghibur, "Kamu sudah aman, jangan menangis."Setelah beberapa saat, aku baru bertanya, "Siapa pelakunya?"Taufan menggeleng dan menjawab, "Pemimpin mereka kabur, hanya anak buahnya yang tertangkap. Tapi, mereka nggak tahu siapa ya

Bab terbaru

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status