Share

Bab 19 Mulut Manis

Kami berdua sama-sama terkejut dengan telepon yang datang secara mendadak itu. Bola mata Harry mendadak menciut, sedangkan bola mataku justru makin tajam. Aku terus mengamatinya dan berkata, “Angkat!”

Tubuh Harry membatu dan hanya berdiam diri di tempat.

“Harry, kalau kamu masih punya hati nurani, cepat angkat teleponnya tepat di depan mukaku. Aku kasih kamu kesempatan terakhir! Dulu aku pikir kalaupun semua cowok yang ada di dunia ini selingkuh, kamu bakal tetap setiap. Kamu benar-benar sudah bikin aku kecewa!”

Akhirnya aku melepaskan kata-kata yang paling tidak ingin kuutarakan. Aku tak pernah berpikir bahwa hubungan di antara kami berdua bisa sampai ke tahap ini. Seketika mengatakannya, air mataku bercucuran bagaikan air hujan dan ikut menangis bersama Adele.

Akibat ancaman dariku, Harry pun perlahan mengangkat teleponnya. Nada dering ponsel terus berbunyi makin nyaring, sungguh berbanding terbalik dengan suasana di rumah ini. Aku melihat Harry masih saja terdiam membatu dan menatap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status