Share

Bab 128 Situasi Buruk

Penulis: Kak Zorah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selama menempuh perjalanan udara ke Kota Jola, aku menatap langit cerah dan awan putih yang membentang di luar. Entah kenapa, tiba-tiba wajah Taufan muncul di dalam benakku.

Sejak sidang perceraian selesai, aku tidak pernah bertemu Taufan lagi. Dia tidak pernah menghubungiku lagi, sejujurnya aku agak kecewa. Namun aku juga menahan diri dan berusaha menjaga jarak darinya.

Tidak disangka, Taufan panjang umur. Begitu pesawat mendarat, aku melihat sebuah panggilan tak terjawab saat menyalakan ponsel.

Aku berpikir sebentar, lalu meneleponnya. Sesaat panggilan dijawab, dia langsung bertanya, "Di mana?"

"Baru mendarat di Kota Jola," jawabku.

"Sendiri?" tanya Taufan.

"Em."

"Oh, hati-hati. Matikan teleponnya."

Aku merasa cara bicara Taufan terdengar asing dan berjarak. Aku menggenggam erat ponselku, dia meneleponku hanya untuk menanyakan pertanyaan yang tidak penting? Ketika aku mau menanyakan keberadaan dan tujuannya menghubungiku, dia sudah menutup panggilannya.

Aku kesal dan menyimpan kembal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 129 Tamu Tengah Malam

    Aku mengira diriku sedang berhalusinasi. Aku memijat kepalaku, lalu kembali berbaring. Di saat bersamaan, pintu kamarku kembali diketuk.Semua rasa kantukku sontak sirna, aku tidak sedang bermimpi. Aku menegakkan tubuhku, siapa yang mengetuk pintu kamarku? Aku agak ketakutan. "Siapa?""Aku," jawab orang tersebut.Aku tidak meragukan pendengaranku, apakah aku sedang mengigau?Dia lanjut berkata, "Buka pintu, ini aku."Aku melompat dari tempat tidur dan berlari ke depan pintu. Suara itu .... Aku mengintip melalui lubang intip di pintu, aku terkejut melihat sebuah sosok tinggi dan tampan yang berdiri di luar.Tanpa pikir panjang, aku buru-buru membuka pintu kamarku. Taufan yang kelelahan tampak berdiri tegap dan menatapku.Aku menatapnya hingga tercengang. Aku tidak berani berkedip, takutnya dia menghilang dari pandanganku. Semua ini terasa seperti mimpi, aku bertanya dengan suara gemetar, "Kok ... kamu ada di sini?"Aku sungguh ingin memeluknya, tetapi aku tidak berani.Dia tersenyum kec

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 130 Sosok Wanita Cantik

    Keesokan hari.Hari sudah siang saat kami bangun. Taufan memeluk erat tubuhku. Jika bukan karena Sandy menelepon, mungkin Taufan tidak akan melepaskanku.Taufan baru melepaskanku setelah aku mengatakan ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Apalagi nanti malam aku harus kembali ke Kota Reva.Taufan bangun dan menemaniku makan siang. Aku tidak menyukai hubungan tanpa status, aku tidak memahami arah perkembangan hubungan ini.Kami adalah dua orang dewasa menjalin hubungan khusus tanpa komitmen. Taufan tidak pernah menegaskan arah hubungan kami, aku tidak tahu bagaimana menyebut hubungan ini. Anehnya, aku tidak bisa menolak kehadiran Taufan, aku senang berada di sisinya.Meskipun tidak ada status dan kejelasan, aku nyaman bersama Taufan. Dia juga melakukan semuanya tanpa meminta persetujuanku, pria ini sangat arogan.Aku tidak berani menanyakan kejelasan hubungan ini, aku takut kecewa.Aku tiba di Kota Reva pada tengah malam. Saking capeknya, aku bahkan tidak sanggup mengucapkan sepatah k

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 131 Merusak Pemandangan

    Waktu yang kutunggu pun tiba. Taufan dan wanita itu bangkit berdiri. Sembari mengobrol, wanita itu merangkul lengan Taufan sambil melihat ke sekeliling restoran. Wanita itu memiliki wajah yang mungil. Tidak bisa dibilang sangat cantik, tetapi dia memiliki aura yang berkharisma.Taufan menatapku dengan datar. Wanita yang berada di sampingnya mengikuti arah mata Taufan, lalu menoleh ke arahku. Sesaat melihatku, wanita itu sontak tercengang. Raut wajahnya kelihatan agak aneh.Aku tidak salah lihat, wanita itu terlihat salah tingkah.Di saat aku termenung, Taufan mengajak wanita itu pergi. Sebelum menghilang dari pandanganku, wanita itu menoleh dan menatapku.Fanny sadar bahwa kehadiran Taufan dan wanita asing telah memengaruhi suasana hatiku. "Kita pindah tempat saja. Bagaimana kalau kita pergi minum? Tempat ini nggak seru."Aku menyetujui ide Fanny. Kebetulan aku juga ingin minum.Fanny membawaku ke Bar Arkon yang terletak di sebelah selatan kota. Sejujurnya aku tidak begitu menyukai tem

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 132 Pertolongan Tepat Waktu

    Aku berteriak ketakutan saat merasakan sebuah benda yang akan menghantam kepalaku. Namun anehnya aku tidak kesakitan, aku justru mendengar suara pecahan yang berderak.Aku tersadar sepenuhnya, lalu membalikkan badan untuk melihat apa yang terjadi. Aku melihat pria itu tersungkur di atas meja, sementara sebuah sosok tinggi dan tampan melindungiku dari belakang.Raut wajah Taufan terlihat sangat masam.Pria asing itu bangkit berdiri dan kembali menyerang Taufan. Aku berteriak ketakutan, sementara Taufan menghajar pria itu dengan santai.Keributan ini menarik perhatian banyak orang. Taufan menarik lenganku dan menyeretku meninggalkan bar ini. Fanny memungut tas kami, lalu buru-buru mengikuti dari belakang."Kamu makin pintar, beraninya minum-minum di tempat kayak gini?" Taufan membentakku.Kejadian barusan membuatku ketakutan. Sebelum aku mencerna semua yang terjadi, Taufan malah memarahiku. Aku terkejut melihat wajahnya yang mengerikan. Hem, semua pria sama saja!Tadi Taufan tidak bersik

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 133 Apa Hubungan Mereka?

    Ucapannya berhasil menarik perhatianku. Dia ingin menemaniku? Lalu siapa yang dia temani tadi?Aku tak bisa menahan tawaku, apa hakku mengatur-atur hidupnya? Ini baru yang kelihatan, aku tidak tahu apa yang terjadi saat tidak kelihatan."Kenapa tertawa?" Dia menatapku dengan kesal."Pak Taufan, berhenti bercanda. Aku nggak berani memintamu untuk menemaniku." Aku tertawa sinis. Aku memang tidak berani, lagi pula kami tidak memiliki hubungan apa-apa.Aku hanyalah seorang wanita beranak satu yang baru bercerai. Apa hakku bersaing dengan wanita cantik demi memperebutkan Taufan? Apalagi, Taufan belum tentu memilihku.Aku agak merasa agak rendah diri, aku merasa tidak pantas dicintai.Aku jelas mendambakan pelukan Taufan, tetapi hatiku remuk saat melihatnya bersama wanita lain. Perasaanku berkembang terlalu cepat. Aku baru mengakhiri pernikahanku, apakah aku mau melabuhkan cintaku kepada orang lain dalam waktu sesingkat ini? Aku merasa agak jahat."Kenapa tiba-tiba diam?" tanya Taufan meliha

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 134 Tipu Muslihat

    Awalnya aku mengira masalah adik sepupu Taufan sudah berlalu. Tidak disangka, aku malah bertemu dengannya lagi secara tak terduga.Pada hari senin Oscar bergabung di perusahaanku. Kehadirannya memberikanku semangat baru. Aku senang memiliki rekan untuk berbagi tanggung jawab.Aku memercayai Oscar. Pada hari pertamanya, aku menjelaskan serangkaian proses pengembangan dan operasional perusahaan.Hari ini berlangsung dengan mulus. Meskipun sesekali bercanda, kami serius untuk mengembangkan perusahaan.Pada hari selasa aku pergi ke Bright Celestial untuk menghadiri rapat. aku tidak melihat keberadaan Taufan, malah adik sepupunya yang memimpin jalannya rapat. Dia tampil cantik dan memukai. Dia terlalu sering melirikku selama rapat berjalan. Aku merasa agak tidak leluasa.Setelah rapat selesai, aku mengajak Shea pergi meninggalkan ruang. Tiba-tiba seseorang memanggilku, "Bu Maya!"Aku berhenti, lalu menoleh ke belakang. Aku melihat adik sepupu Taufan yang berjalan menghampiriku sambil tersen

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 135 Bertemu Kembali

    Aku menggelengkan kepala sesaat pikiran tersebut tersebit di otakku. Aku berusaha membujuk diri sendiri, 'Sudahlah, jangan terlalu kejam. Bagaimanapun kami pernah membina rumah tangga bersama, sekarang waktunya menjalani kehidupan masing-masing. Tidak perlu saling menyakiti.'Selama beberapa waktu ini memikirkan banyak hal. Sejak Oscar bergabung di perusahaan, aku lebih tenang dan bisa fokus melakukan hal yang lain. Perlahan-lahan aku mulai berdamai dengan masa lalu, aku mau fokus mengembangkan perusahaanku. Apalagi Harry adalah ayahnya Adele, aku tidak mau mempermasalahkan hal yang sudah berlalu.Aku berusaha meyakinkan diri sendiri, tetapi Harry malah makin melunjak. Masalah demi masalah datang silih berganti. Sebentar lagi konstruksi akan segera dilaksanakan, tetapi Harry sama sekali tidak memberikanku ruang untuk bernapas. Bagaimana aku bisa mengerjakan proyek ini? Dia mendesakku sampai tidak memiliki jalan.Oscar berhasil mendapatkan beberapa klien untuk mengatasi masalah yang men

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 136 Adik yang Licik

    Aku terkejut mendengarnya, aku tidak menyangka Luna mengajak Taufan."Tapi kayaknya Kak Taufan bakal terlambat, dia lagi di perjalanan pulang, baru dari Kota Linde. Kita nggak perlu menunggu dia. Ayo, kita makan duluan." Dia menjelaskan alasannya mengajak Taufan, "Ini juga mendadak, tadi Kak Taufan meneleponku untuk menanyakan aku mau makan apa. Aku bilang sudah terlanjur mengajakmu makan malam, terus dia malah mau ikut. Kamu nggak keberatan, 'kan?""Nggak." Aku menggelengkan kepala. Meskipun bibirku berkata tidak keberatan, sebenarnya aku merasa agak canggung. Hanya saja, aku tidak mungkin menolak kehadiran Taufan."Baguslah." Luna memberikan buku menu kepadaku. "Aku sudah pesan. Karena ini adalah pertama kalinya kita makan bersama, aku nggak tahu kamu suka makan apa. Jadi kamu pesan sendiri, ya!"Apakah aku salah menilai Luna? Aku merasa dia adalah wanita yang ramah. Hanya saja aku masih mengingat jelas ekspresinya yang dingin saat pertama kali bertemu. Dia memandang ke sekeliling de

Bab terbaru

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status