Bab 86. JATUH DARI LANGIT Dengan cara memprovokasinya dengan menendang Loreng hingga sampai tak berdaya. Apa yang dilakukannya telah menjatuhkan mental Loreng yang ganas sampai tidak berdaya dan merasa sangat ketakutan, karena Darko tidak langsung membunuhnya sebaliknya menghajar nya dengan cara yang tidak pernah dipikirkan dalam hatinya. Umumnya musuh akan menghajar lawannya sampai luka parah dan mematahkan tulang tangan maupun kakinya. Tapi apa yang dilakukan Darko menendangnya jauh ke udara sampai di ketinggian yang mustahil untuk di lewati manusia maupun pesawat terbang yang mampu terbang paling tinggi. Darko tidak langsung menjawab permintaan takluk Loreng yang tubuhnya masih melesat semakin keatas langit. Sementara itu, Darko masih terus mengikuti di belakangnya dalam diam, hingga akhirnya tubuh Loreng sudah tak tahan menerima tekanan gravitasi setelah mencapai ketinggian hampir empat ratus kilometer dari daratan. Seluruh tubuh Loreng sud
Bab 87. PERJANJIAN DARAH “Baik tuan, saya akan mengikuti perintah tuhan apapun yang tuan perintahkan kepada saya.” “Baguslah, sekarang saya minta sedikit darahmu sebagai janji setia sebagai bawahanku.” “Darah?”Loreng tampak bingung dengan apa yang diminta Darko, bukankah janji takluk darinya sudah cukup, untuk apa Darko meminta darahnya. Darko sepertinya juga mengerti kebingungan yang melanda pikiran Loreng, dia segera menjelaskannya. “Sudahlah, cepat gores tanganmu untuk mengikat perjanjian antara bawahan dan tuan.” Seketika itu juga Loreng tahu, apa yang diinginkan Darko. Perjanjian darah merupakan perjanjian mati dan hidup, sebagai seorang hamba, maka dia tidak bisa berkhianat dan menolak apapun yang diperintahkan Darko. Perjanjian darah yang di akan dilakukan Darko merupakan sebuah ilmu kuno yang bisa mengikat seseorang untuk selalu mengikutinya. Perjanjian ini bukan hanya sekedar perjanjian untuk mengikat darah orang yang ditaklukkan dan or
Bab 88. AURA KEMATIAN “Tuan silahkan duduk.”Loreng mempersilahkan Darko untuk duduk di kursi yang ada di samping singgasana kerajaan yang terbuat dari emas dengan batu zamrud menghiasi sekeliling kursi singgasana itu. Kursi yang diduduki Darko sangatlah besar tanpa sandaran tubuh, kursi ini seperti sebuah meja yang berukuran besar. Sebenarnya hal ini sangatlah wajar, karena cara duduk jin harimau selayaknya hewan yang rebahan di atas tanah, tidak mungkin seekor harimau duduk seperti manusia yang duduk sambil menyandarkan punggungnya. Setelah Darko duduk di kursinya, Loreng segera memerintah kepada panglima perangnya untuk memanggil semua petinggi kerajaan Jin Harimau. “Panglima, panggil semua petinggi kerajaan.’ “Siap.” Tak lama kemudian puluhan petinggi kerajaan datang ke balairung tempat Raja berada. Sosok-sosok kekar dengan baju besi serta topi baja layaknya seorang panglima perang dengan senjata ditangan datang satu persatu dengan langkah
Bab 89. PINTU TELEPORTASI Loreng juga ikut mengucurkan keringat dingin begitu mengetahui kekuatan Darko yang sebenarnya. Sebelumnya dia sudah merasakan sendiri kekuatan Darko, saat mereka pertama kali bertemu. Sekali lagi dia bisa melihat kekuatan Darko yang belum sepenuhnya di keluarkan, seketika itu juga dia merasa takluk. Setelah Darko menarik kembali aura kematian yang sebelumnya di pancarkan, semua Jin langsung bisa bernafas dengan lega. Sementara itu para Jin harimau yang sudah pingsan segera dibawa pergi oleh prajurit yang dipanggil Loreng untuk dibawa ke ruang perawatan. “Mulai sekarang kalian adalah bawahanku, nantinya jika saya membutuhkan tenaga kalian, maka kalian harus segera siap.” “Baik.”Darko tinggal di kerajaan Jin Harimau hanya beberapa menit saja, dia tidak perlu berkeliling pulau untuk menikmati pemandangan di pulau misterius tempat kerajaan Jin harimau berada. Setelah berkenalan dengan para bawahan Loreng, Darko berpamit
Bab 90. BATU ROH Mendengar perkataan Loreng, Darko segera menoleh ke arah tumpukan batu yang berwarna hitam mengkilat seakan batu ini sudah di gosok dengan halus serta dilapisi melamin. Seketika Darko sangat tertarik dengan batu Roh yang baru saja disebutkan Loreng, perlahan dia berjalan ke tumpukan batu yang menggunung setinggi sepuluh meter. Dengan rasa penasaran Darko segera mengambil sepotong batu yang ada di dekatnya. “Batu Roh? Aneh, kenapa batu ini disebut batu Roh?” gumam Darko dalam hatinya setelah mengangkat sebongkah batu untuk memeriksanya. Tiba-tiba saja Darko merasakan sebuah perasaan segar yang aneh serta sejuk memasuki tubuhnya melalui telapak tangan yang sedang memegang batu Roh. “Aneh, kenapa dari batu ini ada energi yang sangat dingin tapi membuat perasaan menjadi segar?” Otak Darko bekerja dengan cepat setelah merasakan keanehan dari batu Roh yang di pegangnya. Tanpa sadar Darko melakukan kultivasi ringan sambil berdiri dengan
Bab 91. TIM PENYELAMAT Loreng tampak ragu untuk mengatakan seberbahaya apa tempat dimana batu Roh berada. Melihat keragu-raguan di wajah Loreng, Darko hanya menatapnya dengan tatapan dingin yang membuat Loreng menjadi tidak berdaya. Akhirnya setelah menghela nafas beberapa kali, Loreng segera berkata dan menceritakan bahaya yang akan dihadapi jika mereka memasuki tempat dimana batu Roh ini berada. “Tuan, perlu tuan Darko tahu. Kalau di tempat batu Roh ini berada di jaga sekumpulan makhluk spiritual yang sangat kuat, bahkan kita juga mengorbankan beberapa prajurit kita saat mengambil batu Roh ini.” “Makhluk spiritual? Makhluk spiritual seperti apa? Bukankah kalian bangsa Jin juga termasuk makhluk spiritual yang kuat?” “Bangsa kami memang bangsa Jin yang kuat, akan tetapi makhluk yang menjaga batu Roh ini lebih kuat daripada kita. Batu Roh yang terkumpul di tempat ini juga merupakan warisan dari Raja kami terdahulu.” Begitu mendengar perkataan Loreng, bu
Bab 92. KOMPENSASI Dengan suka cita dan rasa syukur, semua orang di angkut helikopter tim penyelamat demikian juga dengan Pilot dan pramugari yang menaiki pesawat yang jatuh ini. Yang tersisa di pulau kosong ini hanya Tim KNKT yang bertugas untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dengan penumpang dua ratus lima puluh orang ini. Tim KNKT tampak keheranan melihat kondisi pesawat yang hanya mengalami sedikit kerusakan, padahal pesawat ini jatuh dari ketinggian sepuluh ribu feet. “Aneh, kenapa pesawat ini hanya mengalami kerusakan ringan?” “Betul sekali, lihat, kaca kokpit juga masih utuh. Hanya sayapnya saja yang retak setelah menghantam pepohonan di pulau ini.” “Benar-benar ajaib, siapa pilot yang memimpin penerbangan ini?”Semua orang sangat mengagumi keahlian pilot yang bisa mendaratkan pesawat terbang ini dengan seluruh penumpang dalam keadaan selamat. Tentu saja mereka sama sekali tidak tahu, kalau pendaratan darurat dari pesawat ini adalah campu
Bab 93. MENGUNJUNGI IBU KANDUNGNYA Darko hanya tinggal satu malam di hotel yang disediakan maskapai Garuda Airways, keesokan paginya Darko pergi ke kota Parigi dengan menaiki kereta cepat. Saat di kereta cepat secara kebetulan Darko duduk bersebelahan dengan seorang wanita cantik dengan rambut pirang yang mengenakan kacamata, membuat kecantikan wanita berambut pirang ini menjadi semakin menarik. Awalnya Darko hanya berdiam diri saja setelah duduk di kursinya, bagaimanapun juga dia memang bukan pria mata keranjang yang suka menggoda wanita cantik setiap kali bertemu. Perjalanan kereta cepat dari pusat kota Wanadadi menuju kota Parigi yang jaraknya empat ratus kilometer bisa ditempuh dalam waktu dua jam. Akan tetapi tanpa di duga wanita cantik yang duduk di sampingnya tiba-tiba menyapanya dengan ramah. “Hallo, sepertinya anda bukan warga negara Samanta? Apakah anda datang ke negara ini untuk wisata?” Wanita cantik berambut pirang ini memecahkan kebisuan