Bab 175. SALAH PAHAM Abimanyu tampak berwajah jelek saat mengusir Darko, sepertinya dia sudah sangat benci dengan mantan menantunya ini. “Ayah, apakah ayah benci dengan saya?” “Tentu saja, saya sangat membenci kamu. Apakah kamu tidak melihat keadaan Angelina? Sejak kamu pergi dan diikuti dengan Faizi, hidup Angelina langsung berubah menjadi buruk. Keluarga Wibisono bukanlah keluarga yang bisa dengan mudah kamu injak-injak. Sekarang kamu pergilah menjauh dari hadapan saya dan anak istri saya atau saya akan memanggil orang untuk mengusirmu.”Mata Abimanyu tampak melotot, ekspresi wajahnya memerah dengan nafas memburu seakan sedang menahan emosi yang melandanya. “Baiklah, saya akan pergi.”Dengan kedua tangan bertemu di depan dada, Darko segera pergi meninggalkan ruang IGD. Meskipun Darko sudah meninggalkan Abimanyu dan Ruang IGD, bukan berarti dia benar-benar meninggalkan Rumah Sakit Jiwa ini. Darko malahan duduk di ruang tunggu yang ada di lobi Rumah Sakit
Bab 176.TIDAK PERCAYA “Eh iya, tentu saja kami akan turun dari ambulans.”Dengan sedikit gugup Rossa membalas perkataan sopir ambulans. Sementara itu Angelina yang sudah masuk kedalam villa tampak terheran-heran dengan isi di dalamnya. “Bu dokter, ini villa siapa? Kenapa saya di bawa kemari?” “Ini villa ibu dan akan menjadi tempat tinggal ibu sejak saat ini hingga ibu menjadi benar-benar sehat.” “Apa maksud bu dokter kalau villa ini milik saya? Setahu saya, saya tidak pernah mempunyai villa di daerah ini?”Angelina langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan dokter Irawati. Pada saat Angelina sedang tidak percaya dengan perkataan dokter Irawati, Rossa dan Abimanyu terlihat sedang memasuki pintu utama villa dengan ekspresi wajah bersemangat. “Ada apa ini? Kenapa kalian tampak sedang sangat serius sekali?” “Maaf bu, saya sedang menerangkan tentang villa ini kepada bu Angelina.” “Oh begitu? kalau boleh saya tahu, apa yang sed
Bab 177. MOBIL BMW UNTUK ANGELINA Dokter Irawati hanya bisa diam dengan wajah aneh, melihat kedua orang tua Angelina tampak tidak percaya kalau mantan menantu mereka sudah deposit sebanyak satu miliar rupiah untuk perawatan Angelina. Dokter Irawati semakin kagum dengan temperamen Darko yang masih begitu sayang dan bertanggung jawab kepada Angelina yang statusnya adalah mantan istri. Situasi seperti ini sangatlah jarang, bahkan bisa seribu banding satu ada pria yang begitu perhatian kepada mantan istrinya. Bahkan saking perhatiannya sampai deposit untuk biaya perawatannya sebanyak satu miliar rupiah. Dan yang paling membuat dokter Irawati tidak percaya adalah begitu baiknya Darko sampai membelikan villa yang sangat besar dan mahal seharga lima belas miliar hanya digunakan untuk merawat mantan istrinya ini. “Iya betul sekali, bahkan villa ini juga disiapkan untuk bu Angelina, agar bisa dirawat dengan baik dan terpisah dari pasien-pasien yang lainnya.”
Bab 178. RASA PENASARAN ROSSA Mau percaya maupun tidak percaya akan tetapi apa yang ada di hadapannya adalah nyata, hingga akhirnya entah sejak kapan perasaan bersalah tiba-tiba menghampiri hati dan perasaan Rossa terhadap Darko. Setelah Angelina menandatangani tanda serah terima kendaraan, petugas yang mengantar mobil BMW pergi meninggalkan villa untuk kembali ke toko mereka. Orang yang pertama kali membuka pintu mobil BMW bukanlah Angelina sebagai pemiliknya akan tetapi malahan Rossa yang mengambil kunci kontak yang ada di tangan Angelina. “Sini kunci mobilnya, biar ibu coba seperti apa rasanya mobil baru.”Tanpa menunggu persetujuan Angelina, Rossa langsung masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesinnya. Wajah Rossa seketika menjadi cerah, dengan perlahan mobil BMW yang semua kursinya masih diselimuti plastik mulai berjalan meninggalkan halaman Villa. Angelina, Abimanyu, dokter Irawati, Sigit dan perawat yang berdiri di dekat Angelina hanya bisa men
Bab 179. TATAPAN KOSONG ANGELINA Rossa berusaha membujuk Angelina untuk menceritakan siapa Darko sebenarnya. Akan tetapi Angelina yang sedang dalam keadaan belum terlalu stabil pikirannya tidak mau menjawab pertanyaan Rossa. Ekspresi Angelina tiba-tiba berubah menjadi tanpa ekspresi, dia duduk di atas sofa dengan mata menatap kosong ke arah langit-langit villa yang berwarna putih. Perubahan ekspresi Angelina yang menatap langit-langit dengan tatapan kosong seketika mengejutkan Rossa yang sedang mencari tahu latar belakang Darko. “Angelina, kamu kenapa?”Dengan nada panik Rossa memegang kedua bahu Angelina dan mengguncang tubuhnya dengan harapan Angelina bisa tersadar. “Perawat, apa yang terjadi dengan Angelina?” “Tenang bu Rossa, bu Angelina tidak apa-apa. Sebaiknya ibu jangan bertanya sesuatu yang berat bagi pikirannya. Ibu tahu sendiri kalau anak ibu belumlah sembuh dari sakitnya, jadi saya harap ibu bisa bekerjasama dengan kami.”Perawat yang
Bab 180. KEPUTUSAN DOKTER IRAWATI Mendengar bantahan Rossa, seketika emosi dokter Irawati meninggi, ekspresi wajahnya menjadi buruk. Setelah mengatur pernafasannya sebentar, dokter Irawati segera berkata kepada satpam dan perawat yang bersamanya. “Kalian segera pindahkan bu Angelina ke Rumah Sakit lagi, sepertinya kesehatannya akan menjadi buruk jika tetap tinggal disini.” “Baik.”Satpam dan kedua perawat segera berbalik untuk pergi ke lantai dua dimana Angelina berada. “Dokter, apa yang akan kamu lakukan kepada anak saya?”Rossa yang mendengar perkataan dokter Irawati yang menyuruh kedua satpam dan perawat untuk membawa Angelina ke Rumah Sakit lagi, tentu saja menjadi panik. Rossa sudah merasa nyaman tinggal di Villa ini, tentu saja dia yang pada dasarnya mempunyai sifat sombong langsung memandang rendah dokter Irawati, apalagi dia tahu kalau biaya perawatan Angelina sudah di bayar oleh Darko sebesar satu miliar rupiah. Satu lagi yang membuat Rossa
Bab 181. GELANDANGAN SI CUNGKRING Dokter Irawati tampak tersenyum mendengar perkataan Darko, dari percakapan ini saja dia tahu kalau antara Darko dan Rossa sepertinya hubungannya kurang harmonis. Sebelum berpisah, Darko memberikan nomor ponselnya kepada dokter Irawati untuk memudahkan hubungan untuk memantau kesehatan Angelina. Dokter Irawati kemudian berpamitan kepada Darko dan memasuki mobil ambulans lagi. Sementara itu Darko sepeninggal dokter Irawati langsung menghubungi Bambang, dia memerintahkan untuk mengusir Rossa serta Abimanyu dan memasukkan mobil BMW yang baru dibeli ke dalam garasi villa. Bahkan Darko memerintahkan Bambang untuk mengawasi keamanan Angelina secara diam-diam, agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkannya. Setelah memberi perintah dan pengaturan kepada Bambang, Darko langsung pergi meninggalkan komplek villa. Suasana hati Darko langsung menjadi buruk setelah tahu apa yang terjadi dengan Angelina, rasa k
Bab 182. ROSSA DI USIR Kembali ke villa yang sebelumnya sebagai hadiah untuk Angelina dan sebagai tempatnya di rawat agar cepat pulih dan tidak satu Rumah Sakit dengan pasien yang lainnya. Setelah Darko menghubungi Bambang, dengan cepat Bambang segera bergerak mendatangi villa yang baru di beli Darko bersama beberapa pengawal dan tim hukum Cahaya Timur Group. Darko tentu saja tidak ingin bertemu dengan Rossa dan Abimanyu untuk mengusir mereka dari villa yang baru saja dibeli. Cukup Bambang dan anak buahnya yang mengurusi masalah sepele ini, dan akhirnya setelah tiga puluh menit sejak di hubungi Darko, Bambang dan rombongannya sampai juga di villa ini. Tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu, Bambang memasuki villa dengan sepuluh orang bersamanya. Kedatangan Bambang dan rombongannya tentu saja sangat mengejutkan Rossa dan Abimanyu yang sedang bersantai di ruang keluarga sambil membicarakan Angelina yang dibawa pergi dokter Irawati ke Rumah Sakit kemba
Bab 194. NAPAK TILAS KE UNIVERSITAS “Bu Siti, sepertinya ibu perlu membawa bapak Bambang ini ke tempat-tempat yang dulunya pernah disinggahi sebelum beliau lupa ingatan. Terapi kenangan masa lalunya sangat penting untuk memancing daya ingat otaknya.”Dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang memberi saran kepada Siti setelah satu bulan lamanya dilakukan pemeriksaan otaknya dengan peralatan modern dan canggih tetap saja belum bisa menyembuhkan lupa ingatannya Bambang. Siti mendengarkan dengan serius saran dari dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang. Setelah pemeriksaan otak Bambang selesai, Siti segera mengajak Bambang untuk jalan-jalan. Bambang hanya diam dan mengikuti kemanapun Siti membawanya pergi, bahkan ketika dia di ajak naik pesawat terbang Bambang tidak banyak bertanya. Akhirnya pesawat yang dinaiki Siti mendarat di bandar udara kota Mandiraja. Ekspresi wajah Bambang terlihat aneh begitu menginjakkan kaki di kota Mandiraja lagi? Bu
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me
Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu
Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis