Bab 174. MENJENGUK ANGELINA DI RUMAH SAKIT JIWA Sementara itu Darko yang sudah berada di kamar villanya lebih tepatnya di Villa Bumi Hijau Persada tampak sedang duduk bersemedi mengolah pernafasannya untuk meningkatkan kekuatan energi sejatinya. Asap putih keluar dari atas kepalanya sebagai pertanda kalau Darko sedang sangat fokus bersemedi meningkatkan kemampuan dan kekuatan energi sejatinya setelah sebelumnya memakan buah Dewa Mistis. Akhirnya sepasang mata Darko yang berkilau seperti cahaya terbuka sesaat setelah semedinya berakhir. “Tubuhku terasa sangat penuh energi, entah sudah sampai tingkat berapa alam yang saya miliki. Selama ini saya belum pernah bertemu dengan lawan yang tangguh di alam manusia ini. Lawan yang tangguh hanya bisa di dapatkan saat berada di dimensi Katamaran tempat hidupnya para monster binatang dari berbagai jenis yang mempunyai kekuatan sangat hebat.” Sebenarnya apa yang menjadi kegundahan Darko sangatlah wajar, karena sebelum di
Bab 175. SALAH PAHAM Abimanyu tampak berwajah jelek saat mengusir Darko, sepertinya dia sudah sangat benci dengan mantan menantunya ini. “Ayah, apakah ayah benci dengan saya?” “Tentu saja, saya sangat membenci kamu. Apakah kamu tidak melihat keadaan Angelina? Sejak kamu pergi dan diikuti dengan Faizi, hidup Angelina langsung berubah menjadi buruk. Keluarga Wibisono bukanlah keluarga yang bisa dengan mudah kamu injak-injak. Sekarang kamu pergilah menjauh dari hadapan saya dan anak istri saya atau saya akan memanggil orang untuk mengusirmu.”Mata Abimanyu tampak melotot, ekspresi wajahnya memerah dengan nafas memburu seakan sedang menahan emosi yang melandanya. “Baiklah, saya akan pergi.”Dengan kedua tangan bertemu di depan dada, Darko segera pergi meninggalkan ruang IGD. Meskipun Darko sudah meninggalkan Abimanyu dan Ruang IGD, bukan berarti dia benar-benar meninggalkan Rumah Sakit Jiwa ini. Darko malahan duduk di ruang tunggu yang ada di lobi Rumah Sakit
Bab 176.TIDAK PERCAYA “Eh iya, tentu saja kami akan turun dari ambulans.”Dengan sedikit gugup Rossa membalas perkataan sopir ambulans. Sementara itu Angelina yang sudah masuk kedalam villa tampak terheran-heran dengan isi di dalamnya. “Bu dokter, ini villa siapa? Kenapa saya di bawa kemari?” “Ini villa ibu dan akan menjadi tempat tinggal ibu sejak saat ini hingga ibu menjadi benar-benar sehat.” “Apa maksud bu dokter kalau villa ini milik saya? Setahu saya, saya tidak pernah mempunyai villa di daerah ini?”Angelina langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan dokter Irawati. Pada saat Angelina sedang tidak percaya dengan perkataan dokter Irawati, Rossa dan Abimanyu terlihat sedang memasuki pintu utama villa dengan ekspresi wajah bersemangat. “Ada apa ini? Kenapa kalian tampak sedang sangat serius sekali?” “Maaf bu, saya sedang menerangkan tentang villa ini kepada bu Angelina.” “Oh begitu? kalau boleh saya tahu, apa yang sed
Bab 177. MOBIL BMW UNTUK ANGELINA Dokter Irawati hanya bisa diam dengan wajah aneh, melihat kedua orang tua Angelina tampak tidak percaya kalau mantan menantu mereka sudah deposit sebanyak satu miliar rupiah untuk perawatan Angelina. Dokter Irawati semakin kagum dengan temperamen Darko yang masih begitu sayang dan bertanggung jawab kepada Angelina yang statusnya adalah mantan istri. Situasi seperti ini sangatlah jarang, bahkan bisa seribu banding satu ada pria yang begitu perhatian kepada mantan istrinya. Bahkan saking perhatiannya sampai deposit untuk biaya perawatannya sebanyak satu miliar rupiah. Dan yang paling membuat dokter Irawati tidak percaya adalah begitu baiknya Darko sampai membelikan villa yang sangat besar dan mahal seharga lima belas miliar hanya digunakan untuk merawat mantan istrinya ini. “Iya betul sekali, bahkan villa ini juga disiapkan untuk bu Angelina, agar bisa dirawat dengan baik dan terpisah dari pasien-pasien yang lainnya.”
Bab 178. RASA PENASARAN ROSSA Mau percaya maupun tidak percaya akan tetapi apa yang ada di hadapannya adalah nyata, hingga akhirnya entah sejak kapan perasaan bersalah tiba-tiba menghampiri hati dan perasaan Rossa terhadap Darko. Setelah Angelina menandatangani tanda serah terima kendaraan, petugas yang mengantar mobil BMW pergi meninggalkan villa untuk kembali ke toko mereka. Orang yang pertama kali membuka pintu mobil BMW bukanlah Angelina sebagai pemiliknya akan tetapi malahan Rossa yang mengambil kunci kontak yang ada di tangan Angelina. “Sini kunci mobilnya, biar ibu coba seperti apa rasanya mobil baru.”Tanpa menunggu persetujuan Angelina, Rossa langsung masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesinnya. Wajah Rossa seketika menjadi cerah, dengan perlahan mobil BMW yang semua kursinya masih diselimuti plastik mulai berjalan meninggalkan halaman Villa. Angelina, Abimanyu, dokter Irawati, Sigit dan perawat yang berdiri di dekat Angelina hanya bisa men
Bab 179. TATAPAN KOSONG ANGELINA Rossa berusaha membujuk Angelina untuk menceritakan siapa Darko sebenarnya. Akan tetapi Angelina yang sedang dalam keadaan belum terlalu stabil pikirannya tidak mau menjawab pertanyaan Rossa. Ekspresi Angelina tiba-tiba berubah menjadi tanpa ekspresi, dia duduk di atas sofa dengan mata menatap kosong ke arah langit-langit villa yang berwarna putih. Perubahan ekspresi Angelina yang menatap langit-langit dengan tatapan kosong seketika mengejutkan Rossa yang sedang mencari tahu latar belakang Darko. “Angelina, kamu kenapa?”Dengan nada panik Rossa memegang kedua bahu Angelina dan mengguncang tubuhnya dengan harapan Angelina bisa tersadar. “Perawat, apa yang terjadi dengan Angelina?” “Tenang bu Rossa, bu Angelina tidak apa-apa. Sebaiknya ibu jangan bertanya sesuatu yang berat bagi pikirannya. Ibu tahu sendiri kalau anak ibu belumlah sembuh dari sakitnya, jadi saya harap ibu bisa bekerjasama dengan kami.”Perawat yang
Bab 180. KEPUTUSAN DOKTER IRAWATI Mendengar bantahan Rossa, seketika emosi dokter Irawati meninggi, ekspresi wajahnya menjadi buruk. Setelah mengatur pernafasannya sebentar, dokter Irawati segera berkata kepada satpam dan perawat yang bersamanya. “Kalian segera pindahkan bu Angelina ke Rumah Sakit lagi, sepertinya kesehatannya akan menjadi buruk jika tetap tinggal disini.” “Baik.”Satpam dan kedua perawat segera berbalik untuk pergi ke lantai dua dimana Angelina berada. “Dokter, apa yang akan kamu lakukan kepada anak saya?”Rossa yang mendengar perkataan dokter Irawati yang menyuruh kedua satpam dan perawat untuk membawa Angelina ke Rumah Sakit lagi, tentu saja menjadi panik. Rossa sudah merasa nyaman tinggal di Villa ini, tentu saja dia yang pada dasarnya mempunyai sifat sombong langsung memandang rendah dokter Irawati, apalagi dia tahu kalau biaya perawatan Angelina sudah di bayar oleh Darko sebesar satu miliar rupiah. Satu lagi yang membuat Rossa
Bab 181. GELANDANGAN SI CUNGKRING Dokter Irawati tampak tersenyum mendengar perkataan Darko, dari percakapan ini saja dia tahu kalau antara Darko dan Rossa sepertinya hubungannya kurang harmonis. Sebelum berpisah, Darko memberikan nomor ponselnya kepada dokter Irawati untuk memudahkan hubungan untuk memantau kesehatan Angelina. Dokter Irawati kemudian berpamitan kepada Darko dan memasuki mobil ambulans lagi. Sementara itu Darko sepeninggal dokter Irawati langsung menghubungi Bambang, dia memerintahkan untuk mengusir Rossa serta Abimanyu dan memasukkan mobil BMW yang baru dibeli ke dalam garasi villa. Bahkan Darko memerintahkan Bambang untuk mengawasi keamanan Angelina secara diam-diam, agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkannya. Setelah memberi perintah dan pengaturan kepada Bambang, Darko langsung pergi meninggalkan komplek villa. Suasana hati Darko langsung menjadi buruk setelah tahu apa yang terjadi dengan Angelina, rasa k
Bab 216. AKHIR BAHAGIA Kini Rossa dan Abimanyu baru tersadar kalau pesan kakek Wibisono ternyata sangat benar dan bukan omong kosong biasa. Akan tetapi kekecewaan dan penyesalan pasti selalu datang terlambat setelah semuanya terjadi dan terlewati, apalagi saat ini kebesaran keluarga besar Wibisono benar-benar sudah musne Pepatah asli dari Indonesia bisa mengungkapkan apa yang dialami keluarga besar Wibisono yaitu ‘Ibarat nasi sudah menjadi bubur’. Maka tidak ada yang bisa dilakukan keluarga besar Wibisono yang sudah hancur, sekarang yang ada hanya keluarga besar Mangkusadewo, karena Angelina sebagai generasi ketiga keluarga besar Wibisono sudah menjadi istri dan bagian dari keluarga besar Mangkusadewo. Kenapa menjadi keluarga Mangkusadewo bukannya keluarga besar Tegar dan Siti, hal ini disebabkan kedua orang tua kandung Darko tidak ingin merubah nama Darko yang memakai nama Mangkusadewo sejak kecil atau sejak mereka tinggalkan di depan pintu panti asuhan A
Bab 215. WASIAT KAKEK WIBISONO Keinginannya Rossa untuk membelot dan menolak permintaan Darko seketika menghilang setelah di bentak oleh pengawal yang bersama mereka. Dengan gugup dan dengan hati yang dipenuhi rasa penasaran mereka berdua berjalan memasuki Bandar udara kota Mandiraja tanpa tahu akan dibawa kemana oleh Darko. Hingga akhirnya ketika mereka melihat ada sebuah pesawat jet pribadi yang sangat indah berada di depan mata mereka, seketika rasa bingung dan shock mulai menghantui pikiran Rossa dan Abimanyu. Darko dan Angelina sama sekali tidak banyak bicara selama perjalan hingga memasuki jet pribadi milik Darko, hingga saking tidak sabarnya ingin tahu mereka akan dibawa kemana oleh Darko, Rossa memberanikan diri berbicara. “Darko, sebenarnya kami akan kamu bawa kemana? Dan kenapa kita naik jet pribadi yang begini bagus, apa maksudnya?” “Diamlah, jangan banyak bicara atau kalian akan saya lempar keluar dari pesawat.”Darko yang merasa kesal kep
Bab 214. NYALI ROSSA MENCIUT Sebelum Rossa tersadar dengan apa yang terjadi, Angelina sudah ditarik Darko ke sisinya. Seketika wajah Rossa menjadi jelek mengetahui Angelina sudah berpindah tempat lebih tepatnya di samping menantu yang tidak berguna itu. Ekspresi wajah Angelina juga terlihat sangat terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya bergeser kesamping Darko sesaat setelah terdengar suara Darko memanggil pengawal. Apalagi Rossa emosinya seakan meluap mengetahui Angelina sudah berdiri di samping Darko. Pada saat dia akan menarik tangan Angeline kembali, tiba-tiba ada sesosok tubuh kekar berdiri tepat di depannya seakan sebuah benteng yang kokoh sebagai pembatas antara dirinya dengan Angelina. “Minggir, jangan halangi jalanku.”Dengan kasar Rossa berusaha mendorong pengawal kekar yang diperintahkan Darko untuk melindungi Angelina. “Argh… Lepaskan.”Rossa menjerit kesakitan mengetahui tangan yang sebelumnya akan digunakan untuk mendorong pria kekar di depa
Bab 213. DOKUMEN DARI MAHKAMAH AGUNG Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan di pihak kepolisian yang menyelidiki musibah kebakaran ini. Mereka sama sekali tidak tahu kalau sumber bencana itu ada didepan mereka, andai saja mereka tahu tentu Darko akan langsung ditangkap dan dimintai keterangan. Akan tetapi saat ini orang yang sudah membuat keonaran itu ekspresinya tampak datar dan tidak menunjukkan ekspresi wajah sedih maupun belasungkawa mengetahui salah satu kerabatnya mengalami musibah. Untungnya tidak ada yang mencurigai Darko, karena banyak juga warga sekitar yang menonton lokasi kebakaran dengan ekspresi datar seperti halnya Darko. Angelina menangis di pelukan Rossa seakan dia lupa kalau sebelumnya Rossa sangat jahat kepada dirinya. Bagi Angelina sejahat apapun Rossa dia sudah sangat memahami sifatnya yang seperti flamboyan selalu berubah-ubah mengikuti arah angin. Meskipun dia selalu tidak setuju dengan nasehat serta saran Rossa, sebag
Bab 212. PULANG KE KOTA MANDIRAJA Darko tetap diam tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya setelah Widyawati menyuruhnya untuk pergi ke kota Mandiraja melihat situasi terkini keluarga Wibisono. Hal ini membuat Widyawati menatap tajam ke arahnya, sementara itu Angelina sudah menghentikan tangisannya dan mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya sambil menunggu jawaban Darko dengan hati berdebar-debar. “Baiklah, saya akan mengajak Angelina menengok keluarga Wibisono. Ibu saya titip Faizi bersama kalian.”Setelah menghela nafas sebentar Darko menyetujui saran Widyawati untuk pergi ke kota Mandiraja, tak lupa dia menitipkan Faizi dalam pengawasan dua neneknya ini. Dengan mengatakan hal ini maka secara otomatis dia hanya ingin berdua saja tanpa mengajak Faizi maupun yang lainnya. “Kamu tenang saja, Faizi pasti akan kami jaga dengan baik. Pergilah, jangan lama-lama di rumah ingat kamu harus menjaga menantu ibu yang cantik ini dengan baik.” “Ba
Bab 211. PERINTAH WIDYAWATI Widyawati membelai punggung Angelina untuk menenangkannya sambil menghibur agar Angelina tidak khawatir dengan Darko. “Tapi ibu?”Angelina masih khawatir kalau Darko tidak mengizinkan dia pulang ke kota Mandiraja untuk melihat dan mencari informasi lebih jelas keadaan nyonya besar Wibisono. Karena Angelina tahu kalau Darko sangat membenci keluarga nya, lebih utamanya kepada nenek dan pamannya. Karena hal inilah dia merasa sangat tertekan dan hanya bisa menangis saja. Melihat Angelina tampak bersedih seakan perkataan Widyawati masih belum cukup untuk membuatnya tenang. Hal ini membuat Widyawati segera mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Angelina masih diam dengan air mata terus membasahi pipinya. Sebenci apapun dia kepada nenek dan pamannya sebagai bagian dari keluarga besar Wibisono, tentu saja hatinya akan merasa sedih melihat mereka mati terpanggang oleh kebakaran di villanya. Sedangkan
Bab 210. KEPANIKAN ANGELINA, ROSSA DAN ABIMANYU Abimanyu yang sedang dalam keadaan shock menoleh ke arah Rossa dan menatapnya dengan tatapan sayu dengan mata memerah dan hanya bisa menganggukkan kepalanya saja untuk mengiyakan perkataan Rossa. “Ibu….” terdengar gumaman sendu dari bibir Abimanyu yang sedang dalam kondisi mental terendah dalam hidupnya. Meskipun selama ini dia sering direndahkan dan tidak dianggap oleh nyonya besar Wibisono, akan tetapi saat mendengar ibunya mati dengan cara mengenaskan tentu saja jiwanya langsung terpukul. Sebagai anak meskipun Abimanyu selalu dianggap sebagai anak yang tidak berguna, dia masih tetap menganggap nyonya besar Wibisono sebagai ibu kandungnya. Setelah mendapat persetujuan, pada akhirnya mereka berdua segera pergi mengunjungi villa keluarga Wibisono yang sudah menjadi abu. Sesampainya di Villa keluarga Wibisono, taksi yang mereka naiki ditahan petugas yang menjaga kawasan ini dan tidak membiarkan warga
Bab 209. TANGISAN ABIMANYU Ekspresi wajah Darko tidak berubah dan tetap datar seakan tanpa ekspresi apapun, bagi Darko membunuh sudah menjadi pekerjaannya selama di medan perang. Meskipun dia sudah terbiasa membunuh di medan perang, tapi sekarang adalah pertama kalinya membunuh orang yang bukan musuh di medan perang tapi musuh yang sudah berulang kali menyakiti anak dan istrinya. Meskipun mereka masih keluarga Angelina tapi kelakuannya bukan seperti seorang keluarga, maka hukuman yang pantas adalah kematian. Sebelumnya Darko sudah pernah menghukum Rinto Wibisono atau pamannya Angelina yang sering mengganggu. Akan tetapi setelah penyakit yang disebabkan Darko sembuh, bukannya berhenti mengganggu Angeline, Rinto masih saja mengganggunya bahkan meminta Angelina bercerai dengan Darko. Karena hal inilah Darko tidak ingin kejadian serupa tidak terulang lagi terhadap Angelina dan Faizi. Dari keluarga besar Wibisono yang tersisa adalah Rossa dan Abimanyu
Bab 208. MUSNAHNYA KELUARGA BESAR WIBISONO Setelah mengakhiri pengawal keluarga Wibisono yang bernasib sial, Darko segera melanjutkan langkahnya memasuki Villa. Namun teriakan pengawal yang sebelumnya yang menghardik Darko terdengar oleh rekan-rekannya, sehingga beberapa pengawal keluar dari Villa dengan rasa penasaran ingin tahu siapa orang yang memasuki Villa Wibisono ini. Begitu memasuki pintu Villa, Darko langsung berpapasan dengan beberapa pengawal yang mau keluar. “Siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke Villa keluarga Wibisono begitu saja sebelum melaporkan kedatanganmu?” Prok prok prokDarko tidak buru-buru menanggapi pertanyaan para pengawal keluarga Wibisono, emosinya sudah meluap merasakan tekanan penderitaan yang selama ini diderita Angelina. Tanpa banyak bicara dia langsung melambaikan tangannya ke arah kepala para pengawal ini, dan seperti teman mereka yang sudah menjadi mayat, pengawal-pengawal ini juga langsung mati begitu saja dengan kepala