Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 59. Rahasia Masa Lalu (Bagian B)

Share

59. Rahasia Masa Lalu (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-23 16:56:39

59. Rahasia Masa Lalu (Bagian B)

"Astaghfirullahaladzim, tentu saja tidak, Bu!" katanya histeris. "Ya Allah, saya bahkan lupa tujuan awal kalau tidak Ibu ingatkan," katanya malu.

"Tidak apa-apa, Nak Surya. Memangnya ada apa?" tanya Ibu lembut.

Kami semua fokus mendengarkan apa yang ingin Surya sampaikan, kalau sampai dia jauh-jauh datang ke sini, pasti hal ini sangat penting dan juga darurat.

"Begini, Bu! Ada yang melapor pagi ini ke kantor, bertepatan setelah Bang Abdul pulang!" katanya memulai pembicaraan.

"Lalu?" tanyaku tak mengerti.

Bukankah wajar jika ada yang melapor? Kan, di sana kantor polisi! Apa istimewanya hingga dia mengatakan hal ini pada kami semua?

"Yang menarik adalah dia juga melaporkan saudara Gery!" tukas Surya cepat.

Kami semua terdiam, terutama Kak Ambar. Dia melotot kaget mendengar berita ini. Apalagi kali ini? Kenapa banyak sekali kasus yang dilakukan Bang Gery, sih?

"Apa kasusnya?" tanya Bang Galuh cepat.

"Penipuan! Gery meminjam uang sebesar seratus juta deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   60. Pasangan Uwu (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas60. Pasangan Uwu (Bagian A)"Kamu senang kan, Dek?!"Aku yang sedang mengeringkan rambutku langsung terdiam dan menatap wajah Bang Galuh melalui pantulan cermin meja rias dengan pandangan bertanya. Dia terlihat duduk di bibir ranjang sambil melirik ke arahku dengan pandangan tajam, seolah ingin menguliti aku hidup-hidup.Aku mengerutkan kening, senang? Senang kenapa? Ini bukan ulang tahunku, bukan pula ulang tahun pernikahan kami. Dan Bang Galuh juga tidak ada memberiku hadiah hari ini, baik itu sebuah cincin pun seikat bunga.Lalu, kenapa aku harus senang?"Maksud Abang, apa?" tanyaku tak mengerti. “Aku nggak paham,” kataku dengan lugas.Daripada dipendam dan menjadi penyakit hati lebih baik aku bertanya saja, biar jelas. Lagian sekarang ini wajah Bang Galuh sangat tidak enak dilihat, dia seperti orang tengah menahan BAB. Kecut, masam, dan juga jelek. Aku juga heran, kenapa dia merengut saja sedari tadi. Diajak ngomong malah diam, aku diamkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   61. Pasangan Uwu (Bagian B)

    61. Pasangan Uwu (Bagian B)"Sayang …." kataku memulai aksi."Hm!" dehemnya seolah tak minat."Sayang …." kataku lagi dan bersandar manja di bahunya."Apa lo, Dek? Jangan dekat-dekat ih, Abang risih!" katanya jual mahal."Oh, ya sudah kalau masih marah," kataku cuek dan melepaskan pelukan. " Aku tunggu di kamar, ya Bang …." ucapku mendayu sambil mengerling nakal.Ha ha ha ….Tidak harus menunggu tiga detik, untuk jawaban dari Bang Galuh, karena dia langsung beranjak dan menggendongku memasuki kamar. Meninggalkan segelas kopi yang teronggok di meja, hingga menjadi dingin. Please, jangan kepo dengan apa yang kami lakukan! ~Aksara Ocean~"Bang! Bangun, mandi! Ayo sholat Subuh!" kataku pelan.Aku mengguncang bahu Bang Galuh dengan lembut, dia menggeliat dan ….BROOOOTTTT …."Ya Allah, Abang! Jorok banget!" pekikku sambil mengibas udara dengan telapak tangan.Gegasku membuka jendela, dan berharap bau busuk ini segera berlalu pergi dari kamarku. Sedangkan Bang Galuh sudah duduk di tepi ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   62. Bertemu Pak Jarwo (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas62. Bertemu Pak Jarwo (Bagian A)“Assalamualaikum, Pak!”Panggil Bang Galuh pada seorang lelaki paruh baya, yang tengah duduk santai di sebuah amben di bawah pohon jambu air yang tengah berbuah lebat. Air liurku hampir menetes, jambu merah yang nampak segar dan juga manis itu seolah tengah memanggil-manggil aku untuk segera mencicipinya.“Waalaikumsalam, siapa toh?” katanya sambil memicingkan matanya.“Galuh, Pak!” jawab Bang Galuh sambil menarikku untuk mendekat.“Galuh? Sini mampir, Nang!” kata Pak Jarwo semangat.Aku mengikuti Bang Galuh dengan canggung, bagaimanapun juga aku baru kali ini bertemu dengan Pak Jarwo. Di bayanganku, Pak Jarwo ini adalah sosok yang pendek, rada botak, dan juga punya sedikit kumis. Tapi perkiraanku salah, Pak Jarwo ini terlihat tinggi dan juga berambut lebat walau sudah memutih sebagiannya, kumisnya juga lebat dan melengkung.“Sama siapa, Nang?” kata Pak Jarwo sambil berbisik pada Bang Galuh.Dia menatapku pena

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   63. Bertemu Pak Jarwo (Bagian B)

    63. Bertemu Pak Jarwo (Bagian B)Aku juga heran dan penasaran, kalau beliau sudah kenal Bang Gery dari dulu, berarti beliau orang asli sini, dong. Tapi kenapa dia tidak mengenal aku ataupun Bang Galuh? Walau masih beda desa, tapi biasanya masing-masing orang saling mengenal satu sama lain.Apalagi bukannya aku sombong, Bang Galuh dan aku lahir dari keluarga yang lumayan terpandang dan biasanya orang-orang akan mengenali kami sebagai anak Pak Rohman dan Pak Suprapto.Tapi jika beliau tidak mengenali aku ataupun Bang Galuh, tapi kenal dengan Bang Gery. Apa mungkin mereka bersaudara? Batinku berteriak penasaran."Lah, iya. Bapak dulu asli sini, tapi kemudian merantau ke Pekanbaru tiga puluh empat tahun yang lalu. Lalu kembali ke sini, dan mulai usaha ternak ayam sekitar dua tahun yang lalu," katanya menjelaskan. "Makanya Bapak kenal sama Gery," lanjutnya lagi Aku dan Bang Galuh mengangguk mengerti, pantas saja aku pun tidak pernah tahu siapa Pak Jarwo ini. Ternyata sebelum aku lahir pun

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   64. Kebodohan yang lucu (Bagian A)

    Menantu Lemas, Ipar Panas, Mertua Lemas64. Kebodohan yang lucu (Bagian A)Hening! Pak Jarwo seolah tengah tenggelam dengan dunia nya sendiri, dia bahkan tidak menggubris panggilanku dan juga Bang Galuh sedari tadi. Dia memandang dinding dengan pandangan kosong, sesekali helaan nafas berat dikeluarkannya. Entah beban berat apa yang ada di pikirannya, akupun tak mengerti. Tapi, semuanya ini dimulai saat Bang Galuh mengatakan kalau dia adalah anak Ibu. Apa masalahnya? “Assalamualaikum!” Suara seorang wanita terdengar mengucap salam di luar sana, tak lama seorang wanita paruh baya memasuki rumah. Ditangannya terdapat keranjang belanjaan yang terlihat penuh, mungkin sosok ini adalah istri Pak Jarwo yang sedari tadi sudah kami tunggu.“Waalaikumsalam!” kataku dan Bang Galuh serempak.Sedangkan Pak Jarwo malah menatap istrinya dengan pandangan yang sulit diartikan, setelah menghela nafas panjang baru dia menjawab salam yang diucapkan oleh istrinya tadi.“Waalaikumsalam, sudah pulang, Bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   65. Kebodohan yang lucu (Bagian B)

    65. Kebodohan yang lucu (Bagian B)POV RATMI"Bu! Bu!"Sarah memasuki ruangan dengan membawa beberapa tas jinjing yang aku tahu isinya pasti pakaian dan juga makanan, di melenggang melewati ku dan langsung meletakkan barang bawaannya ke atas nakas di sebelah bangsal yang dihuni oleh Gery."Bagaimana? Apa ada perkembangan Bang Gery, Bu?" tanyanya sambil ikut mendudukkan diri di sampingku."Adalah, apa kau pikir abangmu ini koma?!" tanyaku ketus."Yaelah, Bu. Biasa aja, dong!" balasnya sambil mencebik."Bang! Bangun!" katanya menggoyangkan kaki Gery yang tidak dipasangi gips."Sarah!" tegurku tak terima.Aku takut kaki Gery terluka lagi, walau yang sebelah tidak di gips bukan berarti tidak terluka. Galuh si*lan itu benar-benar menghajar anakku dengan sangat sadis, tidak akan aku biarkan! Bagaimanapun juga dia harus menerima akibatnya."Ssssttt …." Gery mendesis pelan."Nah, kan. Abangmu terbangun gara-gara kelakuan bar-barmu!" Aku mengomel sambil mendekat ke arah Gery yang sudah membuka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   66. Kelahiran Galuh (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas66. Kelahiran Galuh (Bagian A)POV AJENGCobaan demi cobaan datang ke dalam keluargaku, dari mulai pencurian yang dilakukan oleh menantu ku sendiri hingga terbongkarnya semua kebusukan Gery. Selain melakukan KDRT pada Ambar, laki-laki sialan itu juga berselingkuh di belakang anakku.Tidak akan aku maafkan semua perbuatannya, setelah semua yang aku lakukan untuknya, tega-teganya dia menusuk keluarga kami dari belakang. Semua kesalahan yang dia lakukan aku maafkan, dia tidak bekerja aku diamkan, asal dia bisa membahagiakan Ambar saja, itu sudah cukup untukku.Ambarku! Berani-beraninya dia melakukan kekerasan pada anakku yang begitu kusayangi. Beban hatiku sedikit berkurang karena lelaki sialan itu sudah di hajar oleh Galuh kemarin.Ah ….Mengingat Galuh, aku mengakui aku benar-benar pilih kasih padanya sejak dulu. Bukan tanpa alasan, luka masa lalu seolah terus membayangi jika aku melihatnya. Dia anak lelakiku satu-satunya, di bahunya lah kelak ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   67. Kelahiran Galuh (Bagian B)

    67. Kelahiran Galuh (Bagian B)"Tidak ada? Tidak ada kau bilang? Aku baru saja pulang sore itu, saat mendengar kabar kau melahirkan. Dan aku jugalah yang memungut anakmu dari panti asuhan itu, Ajeng! Akulah yang menyelamatkan Galuh dari kegilaanmu!" pekiknya kuat.Allah!Aku limbung, dan jatuh ke lantai. Terucap sudah apa yang selama ini aku pendam, kenapa harus seperti ini? Kenapa semuanya tidak bisa ditutupi saja sampai akhir hayatku? Padahal aku ingin membawa rahasia ini hingga ke liang lahat, aku tak mampu dan tak mau mengingatnya lagi. "Tenangkan dirimu, Jeng!" pinta Asih padaku, dia menuntunku untuk kembali duduk di sofa. Mataku menerawang dan tak terasa air mataku mengalir dengan deras, Galuh, Galuh ku, ya Allah!"Aku tidak menyangka, kau mau membesarkannya," kata Bang Jarwo dengan seringai mengejek."Bang! Tolong lupakan!" pintaku memelas."Lupakan? Melupakan apa? Terlalu banyak kesalahan yang kau buat! Aku harus melupakan apa, Ajeng?!" tanyanya tegas. “Coba katakan!” tegas

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-25

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status