Share

52. Kepolosan Ibu (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-23 16:44:09

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

52. Kepolosan Ibu (Bagian A)

POV AMBAR

Aku terdiam saat mendengar informasi yang diberikan oleh Ellen, informasi yang sukses membuat aku membatu. Kenapa begini? Walaupun sudah bertekad untuk bercerai dengan Bang Gery, namun ketika mendengar hal itu tetap membuat aku sakit.

Sesuatu yang berdetak di dalam dadaku berdenyut nyeri, seolah tengah diremas dengan kuat oleh tangan-tangan tak kasat mata. Ya Allah, kenapa harus aku?

Tak cukupkah semua cobaan yang engkau berikan ini? Apakah ini caramu untuk menegurku? Untuk membuat aku kembali ke jalanmu? Setelah banyaknya kesalahan yang aku lakukan dulu?

Berita Tuti yang ingin meminta hak Bang Gery yang berupa motor dan tanah yang dibelikan oleh ibuku, sukses membuat kami semua menganga. Tidak semua orang mempunyai urat malu setebal itu, dan aku cukup salut untuknya.

Ingin meminta yang bukan hak nya! Entah urat malunya yang terlalu tebal, atau memang dia tidak mempunyai rasa malu sedikitpun. Istri simpan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   53. Kepolosan Ibu (Bagian B)

    53. Kepolosan Ibu (Bagian B)"Astaghfirullah, Bu! Kalau itu alasannya, kenapa tanah itu tidak dibuat nama Ambar saja?" tanya Kak Dewi tidak habis pikir."Memang bisa?" tanya Ibu polos. "Wong, kata Gery surat yang ingin di jaminkan ke bank, haruslah atas nama kepala keluarga," lanjut Ibu tanpa dosa.Aku dan yang lain hampir menepuk dahi secara bersamaan, apa selama ini Ibu tidak tahu? Wajar, saja sih. Walau Ibu ini kaya dan banyak uangnya, namun Ibu tidak pernah mempunyai pinjaman ke siapapun apalagi ke bank. Pantas saja dia tidak tahu syarat-syaratnya.Dan kenapa pula Ibu tidak mengatakan hal ini padaku lebih awal? Walau aku mencintainya, tapi tidak mungkin aku membiarkan dia membohongi Ibu."Ya Allah, Bu! Bahkan jika surat itu atas nama Ibu pun, Gery tetap bisa meminjam ke bank. Asal, Ibu juga yang ikut menjaminkan," kata Kak Dewi gemas."Ya mana Ibu tau, Wi. Kamu kan tahu, Ibu sangat awam untuk masalah seperti itu," bela Ibu tak mau kalah."Lagipula, kenapa kamu tidak memperingatkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   54. Kesadaran yang baru (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas54. Kesadaran yang baru (Bagian A)POV ELLENASemua terdiam saat mendengar ucapanku, aku memandang sekitar dan bahkan aku bisa melihat Kak Ambar dan juga Bang Galuh yang menganga lebar. Cih, lebay! Seperti tidak kenal aku saja mereka ini, mana bisa aku membiarkan ketidakadilan di depan mataku.Aku ini pembela keadilan! Keadilan itu nama tengahku! Lagi pula yang aku katakan itu benar, kok malah terkejut seperti itu sih? “Kok, ngeliatin aku seperti itu, sih?” tanyaku sok polos.Ibu diam tidak menjawab, namun wajahnya terlihat tidak enak. Aku sih santai saja, masak seperti itu saja baperan. Salah siapa terlalu percaya dengan orang lain ketimbang anak sendiri. Toh, aku juga dulu dikatain mandul biasa saja.“Kan, bener? Aku salah ya?” tanyaku lagi.“Dek!” tegur Bang Galuh.Aku melirik suamiku itu, dan dia menunjukkan wajah tidak enak sambil melirik Ibu. Wah, Bang, Bang! Inilah kesempatan untuk menyadarkan Ibu, kok malah kamu hentikan sih? Batinku me

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   55. Kesadaran yang baru (Bagian B)

    55. Kesadaran yang baru (Bagian B)"Nah, nah, Ibu tidak belajar kan?" kataku lagi. "Sekarang saja Ibu bisa kehilangan uang dengan mudah, jika Allah ambil harta Ibu dalam keadaan Ibu sedang sakit bagaimana?" tanyaku menantang.Dia terdiam, dan sedikit merenung. Kak Dewi dan Kak Ambar hanya diam melihat, mereka pasti penasaran dengan akhir pembicaraan kami. Sedangkan Bang Galuh dan Bang Abdul lebih ke arah memahami segala ucapanku."Tapi, Ibu punya BPJS!" kata Ibu sambil mengejek."BPJS? Lah, semisal lah pengobatan Ibu gratis, emangnya Ibu nggak perlu biaya operasional untuk bolak balik ke rumah sakit? Untuk makan dan lain-lain?" tanyaku lagi.Dia kembali diam, dan aku segera berucap cepat saat aku lihat dia ingin mengucapkan sesuatu."Kalau Ibu bilang punya Kak Ambar dan Kak Dewi, iya kalau mereka juga punya uang! Rezeki orang siapa yang tahu?" tanyaku lagi.Ibu kembali diam merenung, dan tidak mengeluarkan sepatah katapun lagi untuk membantahku. Aku kembali bersiap melanjutkan petuahk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   56. Salah paham (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas56. Salah paham (Bagian A)"Ehemmm …."Kak Dewi berdehem, mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba terasa beku dan juga dingin. Aku bisa melihat rahang Bang Galuh yang mengeras. Tangannya mengepal menahan amarah, dia menatapku tajam.Tapi aku salah apa? Bukan aku yang cari perhatian! Salahkan saja Pak Suryo yang tertarik! Lagian, aku juga sadar aku ini sudah bersuami. Dasar cemburuan! batinku menjerit gemas.Aku saja tidak pernah cemburuan. Walau yang suka sama Bang Galuh itu bejibun, aku sama sekali tidak pernah ambil pusing. Bahkan saat Sarah kesini, aku tidak cemburu. Dan, ya! Sarah adik Bang Gery itu dulu pernah menjadi mantan Bang Galuh sewaktu di SMA. Namun, aku biasa saja, tuh! Lagian, kenapa pula kesalahpahaman ini bisa terjadi sih? Pak polisi ini terlalu polos, atau penyampaian Ibu yang salah?Aku kan tidak menyukainya, jadi salah besar jika Bang Galuh marah padaku. Aku lantas memalingkan wajahku ke arah Pak Suryo, aku memindai penamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   57. Salah paham (Bagian B)

    57. Salah paham (Bagian B)Dan menambah kerunyaman yang ada, Bang Galuh bisa saja ikut menghajar Pak polisi ini seperti dia menghajar Bang Gery tadi malam."Umur Nak Surya berapa? Masih semuda ini sudah jadi seorang Kanit, hebat loh!" kata Ibu takjub."Umur saya 28 tahun, Bu!" kata Surya sopan."Wah, seumuran Galuh, ya Wi?" tanya Ibu memastikan pada Kak Dewi."Iya, Bu," jawab Kak Dewi sambil mengangguk."Galuh? Siapa, Bu?" tanya Surya penasaran."Itu, anak Ibu," tunjuk Ibu pada Bang Galuh yang hanya diam. "Anak lanang satu-satunya!" kata Ibu lagi."Bang Abdul ini siapa jadinya, Bu? Bukannya anak Ibu juga?" tanya Surya pada Ibu."Dia menantu Ibu, suaminya Dewi, anak Ibu yang paling besar." Ibu menunjuk kak Dewi. "Itu Ambar, anak saya yang nomor dua," kata Ibu lagi, kali ini dia menunjuk Kak Ambar."Galuh anak Ibu yang nomor tiga?" tanya Surya pada Ibu.Ibu mengangguk membenarkan, dan Surya pun segera menghadap ke arah Bang Galuh dengan lengkungan indah yang tercipta di bawah hidungnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   58. Rahasia Masa Lalu (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas58. Rahasia Masa Lalu (Bagian A)"Hei, Bung!"Suara Bang Galuh terdengar serak, dan dia menatap Surya dengan tajam. Urat tangannya tercetak jelas saat dia menggebrak meja dengan kuat, karena sangking kerasnya gebrakan itu kami semua terlonjak kaget.Sedangkan pelakunya hanya diam dan berlagak seolah tak terjadi apapun, sedangkan Surya membalas tatapan Bang Galuh dengan polos. "Ya?" tanya Surya polos.Aku hampir menepuk jidatku, Surya ini bukanlah seperti polisi pada umumnya yang terlihat garang dan tegas. Dia lebih terlihat sangat polos dan juga baik hati, wajahnya selalu tersenyum dan juga memancarkan aura kebahagiaan.Mungkin saja dia menangkap penjahat dengan cara memberi bunga, dan bukannya menodongkan pistol."Ayo berkenalan dengan benar!" kata Bang Galuh pelan."Dia!" Bang Galuh menunjukku. "Adalah Ellena," lanjutnya."Oh, nama Adik Ellena?" tanya Surya bersemangat, dia menatapku sambil berbinar."Ehemmm …." Bang Galuh berdeham, dan sukse

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   59. Rahasia Masa Lalu (Bagian B)

    59. Rahasia Masa Lalu (Bagian B)"Astaghfirullahaladzim, tentu saja tidak, Bu!" katanya histeris. "Ya Allah, saya bahkan lupa tujuan awal kalau tidak Ibu ingatkan," katanya malu."Tidak apa-apa, Nak Surya. Memangnya ada apa?" tanya Ibu lembut.Kami semua fokus mendengarkan apa yang ingin Surya sampaikan, kalau sampai dia jauh-jauh datang ke sini, pasti hal ini sangat penting dan juga darurat."Begini, Bu! Ada yang melapor pagi ini ke kantor, bertepatan setelah Bang Abdul pulang!" katanya memulai pembicaraan."Lalu?" tanyaku tak mengerti.Bukankah wajar jika ada yang melapor? Kan, di sana kantor polisi! Apa istimewanya hingga dia mengatakan hal ini pada kami semua?"Yang menarik adalah dia juga melaporkan saudara Gery!" tukas Surya cepat.Kami semua terdiam, terutama Kak Ambar. Dia melotot kaget mendengar berita ini. Apalagi kali ini? Kenapa banyak sekali kasus yang dilakukan Bang Gery, sih?"Apa kasusnya?" tanya Bang Galuh cepat."Penipuan! Gery meminjam uang sebesar seratus juta deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   60. Pasangan Uwu (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas60. Pasangan Uwu (Bagian A)"Kamu senang kan, Dek?!"Aku yang sedang mengeringkan rambutku langsung terdiam dan menatap wajah Bang Galuh melalui pantulan cermin meja rias dengan pandangan bertanya. Dia terlihat duduk di bibir ranjang sambil melirik ke arahku dengan pandangan tajam, seolah ingin menguliti aku hidup-hidup.Aku mengerutkan kening, senang? Senang kenapa? Ini bukan ulang tahunku, bukan pula ulang tahun pernikahan kami. Dan Bang Galuh juga tidak ada memberiku hadiah hari ini, baik itu sebuah cincin pun seikat bunga.Lalu, kenapa aku harus senang?"Maksud Abang, apa?" tanyaku tak mengerti. “Aku nggak paham,” kataku dengan lugas.Daripada dipendam dan menjadi penyakit hati lebih baik aku bertanya saja, biar jelas. Lagian sekarang ini wajah Bang Galuh sangat tidak enak dilihat, dia seperti orang tengah menahan BAB. Kecut, masam, dan juga jelek. Aku juga heran, kenapa dia merengut saja sedari tadi. Diajak ngomong malah diam, aku diamkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status