Melvin mengendap ke pojok kiri.
Dia bersembunyi di balik kotak kayu besar berisi stok makanan kaleng, sementara Davin pergi ke celah kecil di pojok kanan. Mereka berpencar untuk mempermudah misi.
Menuruni tangga menuju dek lantai dua kapal, Davin melihat sebuah pintu kayu besar, lalu memutar gagang pintu tersebut. Sangat pelan, sampai dia sendiri tidak mendengar suaranya.
Ada tiga penjaga di ruang tamu kapal.
Mereka habis berpesta, terlihat dari botol-botol vodka yang berserakan. Tiga dari empat penjaga itu terlalu banyak meneguk vodka sehingga terkapar di atas sofa dek lantai dua kapal.
Davin memanfaatkan kesempatan itu, dia membuka pintu kapal dan masuk ke ruang tamu.
“Mereka mabuk berat. Aku yakin, mereka tidak akan mengenali siapa kawan siapa lawan. Aku harus segera pergi sebelum mereka sadar.” Davin mulai mengendap masuk, menyelinap melewati pinggiran meja berhiaskan vas mahal.
Sialnya, salah satu penja
Di saat terdesak, tiba-tiba saja Davin teringat perkataan Melvinwaktu berlatih beladiri beberapa tahun silam.“Intinya adalah fokus. Kerahkan seluruh panca inderamu dan tetap pusatkan semuanya pada satu hal. Dengan kemampuan itu, kau dapat menebak keberadaan musuhmu, atau bahkan jika fokusmu sudah mencapai puncak, gerakan yang akan dilakukan musuhmu akan terbaca juga.”Seperti seorang detektif, Davin mencoba fokus, mengerahkan seluruh panca inderanya untuk satu orang penjaga yang tersisa.Penjaga itu mencari posisi lain yang lebih aman karena dia tahu, saat ini Davin sedang membawa pistol yang dicuri dari kantong celana belakang Gorgio.Suara derapan kaki tidak terdengar sama sekali, penjaga terakhir yakin Davin tidak tahu posisinya sekarang.“Dia mulai bergerak,” batin Davin, hidungnya mencium bau bubuk peluru dari arah jam empat. “Pintar juga dia mau mengecohku. Sekarang aku yang akan mengecohmu. Jangan p
Posisi Melvin ketahuan!Melvin sigap menotok leher si penjaga hingga dia pingsan. Melvin mengambil pistol dan menembaki tiga penjaga yang tersisa. Suara tembakan membuat alarm kapal berbunyi.“Kenapa ada sirine di sini?” umpat Melvin, dia kesal karena tidak lebih dulu mengidentifikasi ruangan.Melvin merogoh saku salah satu penjaga dan mengambil satu grendel kunci. Melvin membuka ruangan yang ada di pojok dek bawah dan mendapati Lisa duduk dengan tangan dan kaki terikat.Lisa berontak ketika melihat Melvin, tapi Melvin berusaha menenangkannya.“Saya di pihak Anda, Nona, tolong jangan persulit saya! Saya ingin membebaskan Anda,” halus Melvin, dia mendekati Lisa perlahan sembari memosisikan tangan di depan bibir.Melvin melepas ikatan yang melilit tangan dan kaki Lisa.“Jangan bergerak!” Lisa masih ketakutan. Dia belum sepenuhnya percaya kalau Melvin berniat menolongnya. Tangan gadis itu bergerak cepa
Melvin masih memejamkan matanya. Apakah dia sudah mati? Tapi kenapa tidak sakit?Perlahan dia membuka mata dan mendapati jasad Heri tengah terbaring dengan darah mengalir deras dari kepalanya.“Si-siapa yang melakukan itu?”“Apa Heri mati dengan sendirinya? Atau lelaki itu bunuh diri karena rasa bersalah?”Karena penasaran, Melvin menoleh ke kanan, melihat Lisa menitikkan air mata. Pistol yang tadi ditodongkan ke arah Melvin, digunakan untuk menembak Heri, tepat di kepalanya.Melvin berterima kasih pada Lisa.Jika tidak, dia pasti mati terkena tembakan. Setelah membalut luka di bahu kanannya, Melvin mengajak Lisa naik ke lantai atas kapal.Ternyata Davin sudah menunggu di sana. Baju dan tubuhnya berlumuran darah. Rambutnya awut-awutan, seperti orang habis tersambar petir.Lisa lari memeluk Davin, lantas menanyakan kondisinya.“Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu?” Davin tanya balik.
Satu minggu setelah insiden itu, Davin pergi ke rumah Lisa untuk minta maaf secara personal. Dia datang menggunakan pakaian biasa dan mobil sedan jadul yang dia bawa dari tempat tinggal Boris.Sengaja Davin berangkat tanpa lebih dulu mengabari Lisa.Baru menginjakkan kaki di depan gerbang mewah villa keluarga Setiawan, petugas keamanan langsung mencegat Davin karena dia menggunakan pakaian seadanya.Beruntung, waktu itu Lisa sedang merapikan bunga-bunga di taman villa. Dia melihat Davin dari jauh, lalu lari mendatangi pria itu.“Pak Darmawan, tolong biarkan dia masuk,” kata Lisa.“Lho, Nona kenal pria dekil ini?”“Ngawur! Bapak tidak tahu siapa sebenarnya pria itu. Bapak jangan seenak hati ngeledek orang dari penampilan luar. Kalau Papa tahu Bapak ngelakuin ini, Bapak bisa dipecat!”“Ma-maaf, Non.”Lisa mempersilakan Davin masuk, dengan syarat, mobil sedan itu diparkir di luar saj
Lisa melakukan pembelaan.“Papa, dia bukan pembunuh, aku saksi mata kejadian itu. Berita yang beredar di kalangan Klan Emas, semua sudah direkayasa. Papa hanya salah paham. Davin bukan seperti orang yang Papa pikir-”“Diam, Lisa, Papa ngelakuin ini karena Papa sayang sama kamu!”“Tapi, Papa, dia yang sudah menyelamatkanku...”“Ahh, sudah berapa kali Papa bilang, itu hanya rekayasa belaka. Dia ingin mencelakaimu dan pura-pura datang sebagai pahlawan! Cepat masuk atau mamamu akan marah!”Lisa tidak berkata apa-apa. Dia berbalik badan dan berjalan masuk ke rumah mewahnya. Hatinya remuk, apalagi melihat Davin diusir oleh papa kandungnya sendiri.Davin sedih mengetahuinya. Tapi bagaimana lagi, dia harus menerima akibatnya. Semua anggota Klan Emas tahu dalang di balik penculikan Lisa, lantas menuduh Davin sebagai biang kerok sekaligus sumber marabahaya.“Sekarang kamu mau apa? Cepat perg
Davin sungguh beruntung. Dia kebetulan Lisa sedang makan siang bersama dua teman dekatnya.Davin langsung duduk di hadapan Lisa, tapi perempuan itu menghindar begitu saja. Davin mengikuti ke mana Lisa pergi, tapi Lisa terus menghindar seakan Davin adalah parasit baginya.“Ngapain sih ngikutin aku mulu?” sergah Lisa yang risih melihat kelakuan Davin.“Kamu kenapa, Lis? Sikapmu berubah drastis, nggak seperti biasanya. Apa yang buat kamu jadi seperti ini?”“Masih tanya? Papa sudah jelasin ke kamu, kan? Kalo kamu punya otak, harusnya kamu paham apa yang harus kamu lakuin. Pergi, jangan deketin aku lagi! Dasar sumber sial, pembawa bencana!”“Ta-tapi, Lis...”“Aku benci sama kamu!”Davin cepat meraih tangan Lisa sebelum perempuan itu pergi.Lisa menoleh, matanya berkaca-kaca. Hati kecilnya tidak mau memperlakukan Davin layaknya orang yang harus dibenci. Dia seakan terpaksa m
Terlepas dari ancaman pembunuhan Greg, rencana yang disusun Prima dan Vio berjalan lancar. Namun, mereka terkendala masalah keamanan.Greg memastikan rencana pembunuhan itu terwujud minggu depan.Prima yang tak mau menunggu, sempat mengancam Greg, tapi Greg kembali memperingatkan Prima karena kelakuannya yang terlampau kasar.“Kami, orang-orang Serigala Merah, memiliki kuasa penuh mengawasi seluruh bisnis dunia bawah Asia. Kau boleh membeli jasa kami, tapi jangan sekali-kali mengatur kami! Serigala Merah bisa menghancurkan keluargamu dalam sekejap!”Prima dan Vio hanya bisa menunduk, mereka membenarkan ucapan Greg.Di sisi lain, Davin yang sudah diminta Lisa menjauh, tidak mau pulang lebih dulu dari kampus. Dia membasahi muka dan rambut, semata untuk meredam amarah yang semakin memuncak.Ingin minta maaf empat mata kepada Lisa untuk meredam rasa bersalahnya, Davin menyempatkan diri, menunggu di depan kelas Lisa, meski hari ini di
Tangis Lisa pecah dan menyita perhatian para mahasiswa.Davin mengusap air mata itu dengan jemarinya. Yang membuat mereka kagum, Lisa tidak menolak tawaran Davin dan membiarkan lelaki itu mengusap air matanya.“Ihh beruntung kali dia bisa mengusap air mata Lisa! Dasar buaya sialan, miskin, gembel, berani-beraninya dia menyentuh bidadari kampus kita!”“Sebentar lagi Davin dibenci mahasiswa satu kampus karena berani menyentuh bidadari kebanggaan kampus! Dia harus diberi pelajaran!”“Lancang sekali menyentuh ratu kami! Lihat saja, asosiasi mahasiswa akan memviralkan kejadian ini dan berita Davin pasti jadi trending topik majalah kampus.”Mahasiswa laki-laki kesal terhadap kelakuan Davin.Mereka tidak rela Lisa mendapat laki-laki seperti Davin yang reputasi keluarganya masih belum diketahui. Semua mahasiswi pun sama, mereka cemburu pada Lisa karena berhasil merebut hati Davin.Hari patah hati Nasional t
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.