“Lisa, apa kabar? Sudah lama menunggu?” sapa Davin, dia berusaha terlihat tenang padahal matanya mengawasi keadaan sekitar bar.
“Heyy, you’re so long. I’ve been waiting for you, maybe half minute ago.” Lisa nampak cemberut, bibirnya manyun, pipinya mulai bersemu merah karena terlalu lama menunggu Davin.
“Hehe, maaf, Lis, aku telat karena ada urusan yang harus diselesaikan.” Davin mengelus rambut Lisa, lalu mengajaknya duduk.
“Nggak masalah. Kamu orangnya romantis ternyata, mengajakku berkencan tepat di samping laut. Ini mempesona. Ngomong-ngomong, ini adalah kencan pertamaku bersama seorang lelaki.”
“Oh yeah?!” Davin tertegun mendengarnya.
Seperti biasa, Lisa nampak anggun dengan balutan gaun biru muda dan rambut disimpul kuda. Tidak ada bedak atau pelembab yang menempel di wajahnya, kecantikannya natural tanpa perawatan apapun.
Semerbak avocado terendus oleh Davin, dia
Selang belasan detik setelah Lisa berhasil menuruni anak tangga dan lari menuju tempat yang ditunjukkan Davin, tiga orang lelaki naik ke lantai tiga. Masing-masing membawa senjata, ada yang pisau, ada senapan, ada yang bawa botol kaca. “Itu dia orangnya!” teriak salah satu lelaki. Davin langsung lari dan menendang satu pria berbadan kekar yang mengincar nyawanya dengan pisau tajam. Tendangan itu berhasil dihindari, kawan pria berbadan kekar mengeluarkan senapan laras pendek. “Angkat tanganmu atau kutarik pelatuk ini!” Ancaman itu sepertinya tidak berlaku bagi Davin. “Tarik saja jika kau mau, aku tidak takut! Senapanmu tidak cukup untuk membuatku gentar ketakutan!” Dulu saat masih aktif di perguruan bela diri, Davin sering mendapat ancaman berupa senjata tajam dan senapan laras pendek maupun panjang. Dengan sigap, Davin meraih ujung senapan itu, lalu membengkokkan tembakannya ke udara. Duar! Duar! Duar! Panik mem
Di sisi lain, Levy dan Melvin melihat para pelanggan bar melarikan diri. Levy menyisir wajah tiap pelanggan dan menemukan Lisa yang ditawan dua pria berbadan kekar.“I-itu, kan, Lisa?” Levy menunjuk seorang gadis dengan gaun biru muda menawan. “Dia dikejar dua orang anggota Serigala Merah!”Usai mendapat izin dari Boris untuk meninggalkan lokasi awal, mereka berdua segera memacu mobil menuju dekat kafe guna menyelamatkan Lisa.Baru saja Melvin menyentuh pintu mobil, tangan Levy dengan cepat menyambar. “Biar aku saja, kau jaga di sini dan pantau Tuan Davin!”“Ta-tapi...”“Tidak ada tapi! Jika kau ikut turun membantu Lisa, tidak ada lagi yang mengawasi kondisi Davin. Boris dan rekannya butuh laporan darimu.”Levy turun dari mobil dan lari mengincar dua kepala botak yang menawan Lisa.Prak!Prak!Dua pukulan mengenai lelaki tersebut.Levy berhasil mele
“Tu-tuan, Anda sudah sadar, aku sangat senang melihat Anda membuka mata.”Melvin duduk di samping Davin, mereka ada di sebuah ruangan tersembunyi bagian Utara pelabuhan.Boris datang tepat waktu dan memberi pertolongan pertama pada Levy. Telat semenit saja, mungkin nyawa Levy tidak lagi tertolong.Perban, jahitan, hingga kotak P3K sengaja disiapkan untuk Levy. Dokter spesialis bedah yang bekerja untuk Black Mamba juga diminta datang ke pelabuhan. Untungnya dokter itu tinggal di pinggiran ibukota, jadi tidak terlalu jauh waktu yang ditempuh saat berkendara.Berselang lima menit, seorang lelaki datang dan melempar ponsel kepada Davin.Terdengar suara laki-laki, dia tertawa penuh kemenangan. Saat ponsel diangkat, Davin terkejut bukan main. Davin meneguk ludah berulang kali, diikuti pandangan aneh Melvin dan Boris. Semua khawatir.Loudspeaker ponsel ditekan, mereka akhirnya sadar bahwa itu adalah suara...“Prima.”
Davin menyadari hal tersebut, melawan enam penjaga tentu tidak mudah baginya. Dia melihat gelombang air berayun dari belakang, pertanda ada sesuatu yang mendekat.“Melvin...”“Benarkah itu kamu?”Melvin memunculkan kepalanya, menghirup nafas, lantas memeragakan gestur dengan posisi telunjuk ditaruh di tengah-tengah bibir. Dia menyuruh Davin diam, lantas menunjuk atas kapal dan memberi kode angka enam.Davin mengangguk, dia sudah tahu semuanya.Mereka berdua diskusi sejenak, memastikan rencana apa yang harus dilakukan saat menghadapi posisi seperti ini.Tidak ada lagi rasa takut, semua kenekatan ini harus dibayar dengan dua resiko besar; berhasil menyelamatkan Lisa dari cengkeraman orang-orang Serigala Merah, atau mati karena memperjuangkan cinta sejati.Terdengar bodoh memang, tapi begitulah cinta, membutakan segalanya!“Pergi ke dek seberang kapal, lucuti dua dari empat produk, lalu alihkan perhat
Melvin mengendap ke pojok kiri.Dia bersembunyi di balik kotak kayu besar berisi stok makanan kaleng, sementaraDavin pergikecelah kecil di pojok kanan. Mereka berpencar untuk mempermudah misi.Menuruni tangga menuju dek lantai dua kapal, Davin melihat sebuah pintu kayu besar, lalu memutar gagang pintu tersebut. Sangat pelan, sampai dia sendiri tidak mendengar suaranya.Ada tiga penjaga di ruang tamu kapal.Mereka habis berpesta, terlihat dari botol-botol vodka yang berserakan. Tiga dari empat penjaga itu terlalu banyak meneguk vodka sehingga terkapar di atas sofa dek lantai dua kapal.Davin memanfaatkan kesempatan itu, dia membuka pintu kapal dan masuk ke ruang tamu.“Mereka mabuk berat. Aku yakin, mereka tidak akan mengenali siapa kawan siapa lawan. Aku harus segera pergi sebelum mereka sadar.” Davin mulai mengendap masuk, menyelinap melewati pinggiran meja berhiaskan vas mahal.Sialnya, salah satu penja
Di saat terdesak, tiba-tiba saja Davin teringat perkataan Melvinwaktu berlatih beladiri beberapa tahun silam.“Intinya adalah fokus. Kerahkan seluruh panca inderamu dan tetap pusatkan semuanya pada satu hal. Dengan kemampuan itu, kau dapat menebak keberadaan musuhmu, atau bahkan jika fokusmu sudah mencapai puncak, gerakan yang akan dilakukan musuhmu akan terbaca juga.”Seperti seorang detektif, Davin mencoba fokus, mengerahkan seluruh panca inderanya untuk satu orang penjaga yang tersisa.Penjaga itu mencari posisi lain yang lebih aman karena dia tahu, saat ini Davin sedang membawa pistol yang dicuri dari kantong celana belakang Gorgio.Suara derapan kaki tidak terdengar sama sekali, penjaga terakhir yakin Davin tidak tahu posisinya sekarang.“Dia mulai bergerak,” batin Davin, hidungnya mencium bau bubuk peluru dari arah jam empat. “Pintar juga dia mau mengecohku. Sekarang aku yang akan mengecohmu. Jangan p
Posisi Melvin ketahuan!Melvin sigap menotok leher si penjaga hingga dia pingsan. Melvin mengambil pistol dan menembaki tiga penjaga yang tersisa. Suara tembakan membuat alarm kapal berbunyi.“Kenapa ada sirine di sini?” umpat Melvin, dia kesal karena tidak lebih dulu mengidentifikasi ruangan.Melvin merogoh saku salah satu penjaga dan mengambil satu grendel kunci. Melvin membuka ruangan yang ada di pojok dek bawah dan mendapati Lisa duduk dengan tangan dan kaki terikat.Lisa berontak ketika melihat Melvin, tapi Melvin berusaha menenangkannya.“Saya di pihak Anda, Nona, tolong jangan persulit saya! Saya ingin membebaskan Anda,” halus Melvin, dia mendekati Lisa perlahan sembari memosisikan tangan di depan bibir.Melvin melepas ikatan yang melilit tangan dan kaki Lisa.“Jangan bergerak!” Lisa masih ketakutan. Dia belum sepenuhnya percaya kalau Melvin berniat menolongnya. Tangan gadis itu bergerak cepa
Melvin masih memejamkan matanya. Apakah dia sudah mati? Tapi kenapa tidak sakit?Perlahan dia membuka mata dan mendapati jasad Heri tengah terbaring dengan darah mengalir deras dari kepalanya.“Si-siapa yang melakukan itu?”“Apa Heri mati dengan sendirinya? Atau lelaki itu bunuh diri karena rasa bersalah?”Karena penasaran, Melvin menoleh ke kanan, melihat Lisa menitikkan air mata. Pistol yang tadi ditodongkan ke arah Melvin, digunakan untuk menembak Heri, tepat di kepalanya.Melvin berterima kasih pada Lisa.Jika tidak, dia pasti mati terkena tembakan. Setelah membalut luka di bahu kanannya, Melvin mengajak Lisa naik ke lantai atas kapal.Ternyata Davin sudah menunggu di sana. Baju dan tubuhnya berlumuran darah. Rambutnya awut-awutan, seperti orang habis tersambar petir.Lisa lari memeluk Davin, lantas menanyakan kondisinya.“Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu?” Davin tanya balik.
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.