Pemanasan yang dilakukan Davin adalah untuk meregangkan beberapa bagian sensitif tubuh Lisa, terutama di bagian miss V yang mungkin nantinya akan sakit waktu pertama kali mendapat tusukan dari adik kecilnya yang sudah mengeras.Tubuh Lisa kembali bergetar hebat saat tangan Davin memainkan titik sensitifnya, terutama bagian bawah. Tangan kirinya memegangi tangan kanan Davin yang masih bermain dengan gunung miliknya, sementara bagian kanan bertumpu pada dinding untuk menjaga keseimbangan.Lisa memiringkan kepala, seakan memberi free pass kepada mulut Davin untuk menyosor lehernya.Benar saja, Davin menangkap pesan itu dan segera Vinumat leher Kekasihnya. Tangan kanannya masih betah bermain dengan buah dada, sementara di bagian bawah, tangan kirinya semakin tidak terkendali bermain-main.Kini, tiga titik sensitif itu sudah luluh dan terjamah. Leher, dada, dan sebuah perisai yang persis diapit dua paha.“Sshh,” ujar Lisa ketika jari Davin tidak sengaja mengoyak selaput daranya, tapi tidak
“Sejak pertama kita bertemu, aku ingin sekali mendapat kau dapat memuaskanku seperti ini. Jujur, aku tidak berbohong tentang hasratku. Tapi kecintaanku pada previllege dan kehormatan mengukir sebuah dinding tebal agar cintaku terhalang.”“Tenang, Lisa, aku tidak pernah sakit hati tentang hal tersebut.” Tangan Davin menyentuh pipi lembut Kekasihnya, lantas kembali memainkan buah dada yang empuk nan kenyal. “Bersiaplah, pedangku akan menghunus lebih dalam lagi.”Lisa menahan nafas ketika pusaka itu menembus perisainya.Sakit! Tapi enak!Ia menyeringai di hadapan Davin yang terus berusaha menguasai tubuhnya dengan merangkulkan tangan di pinggul, lantas menarik tubuh lelaki itu agar masuk lebih dalam lagi.Kali ini bukan lagi Davin yang ganas, Vinainkan Lisa yang menemukan sensasi amat asing tapi sangat membuat tubuhnya seperti sedang lari beratus-ratus meter.Mendebarkan.Dengan cepat, ia Vinahap mulut kekasihnya yang terbuka lebar menghayati puncak kenikmatan duniawi ini, menempelkan bi
“Yah, aku takut saja jika ini bukanlah kali pertamamu melakukannya. Hidup di Skotlandia tentu keras, apalagi dirimu yang seringkali bercerita kalau hidup di jalanan dan berkeliling.” Lisa sedikit murung, seperti tidak rela melihat kekasihnya berhubungan dengan orang lain di masa lampau. “Katakan secara jujur, aku termasuk perempuan keberapa yang kau tembus dengan pusakamu?”“This my first time,” lirih Davin sembari menatap Kekasihnya penuh cinta dan kasih sayang. “Meskipun pergaulanku cenderung bebas, aku tidak ingin memberikannya kepada siapapun kecuali kepada Kekasihku kelak.”“Tidak mungkin! Dengan perangaimu yang tampan dan tubuh atletis seperti ini, tidak mungkin jika ada perempuan yang menolak ajakan untuk berkencan denganmu!”Lisa menangis, menitikkan air mata tepat di depan Davin yang sebenarnya tidak menyukai hal tersebut.Sedih, haru, menyesal, hingga cemburu bercampur menjadi satu, tidak dapat didefinisikan oleh siapapun. Ia yang perawan harus rela menyerahkan itu kepada or
Davin bangun dan tersadar jika dirinya tertidur pulas setelah menyalurkan seluruh hasratnya pada wanita yang paling dicinta, Lisa, istrinya yang super cantik. Ia menggerakkan badannya, memlintirkannya ke kiri dan kanan berharap rasa pegal ini sedikit berkurang. Ia melihat Lisa masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi badan polosnya, tidak tertutup sehelai kain pun. Sudah pukul 10 malam, oh tidak, Madame Anneth pasti ngomel-ngomel nantinya. Baju diambilnya dan segera dipakai. Celananya berserakan di depan lemari, masih di atas karpet super halus menjadi sebuah lapisan kehangatan di kamar khususnya, terutama saat musim dingin tiba. “Hello, Sir, feel like your best Evening before, isn’t it?” Tanya Jason yang tiba-tiba ada di perusahaan padahal Davin tidak memberitahukan posisinya. “Kau nampak sedikit capek, hmm, sudah kuduga, kau telah melepasnya?” “Maksudmu melepas?” Tanya Davin keheranan. “Aku tidak paham dengan yang kau maskud melepas.” “Kau bertingkah sok polos, atau mem
Sore harinya, Lisa ingin pulang ke rumah karena Yudhistira meneleponnya. Ada urusan penting yang harus diselesaikan, terutama mengenai pewaris tahta Yudhistira Company yang tidak lama lagi diwariskan kepada Lisa.“Papa sama Mama duluan aja ke tempat meeting. Lisa nanti nyusul, sekarang lagi nyiapin makan buat Davin,” balas gadis itu di ujung telepon.Rara tersenyum puas, dia bisa bernapas lega karena anak sulungnya melakukan tugas layaknya seorang istri.“Sepertinya mereka berdua cocok,” bisik Rara di telinga Yudhistira.“Tapi, aku ragu Davin mau menikah secepat itu.”“Ma… Pa… kalian ngomong apa?” Lisa mendengar bisik-bisik kedua orang tuanya di ujung telepon.Yudhistira segera mengalihkan pembicaraan. “Mama tadi tanya perihal kesiapan kamu mewarisi aset keluarga, ya Papa bilang kamu sudah lebih dari siap. Dari skill yang kamu punya, latar belakang pendidikan, juga caramu menyelesaikan masalah di perusahaan, semua lebih baik dari Papa. Apalagi, kamu selalu ada bersama Davin. Secara ti
Melvin tidak tahu harus menepi ke mana karena kanan kirinya sudah berbatasan langsung dengan sawah. Davin marah besar, dia menyayangkan keputusan pengemudi mobil Mercy itu karena tidak mau menunggu di halaman rumah warga yang baru saja mereka lewati.Harusnya halaman itu cukup untuk dua mobil menepi lebih dulu agar mobil Davin bisa lewat, tapi mereka tetap bersikukuh, tidak mau mengalah.Kejadian yang tidak diinginkan terjadi, tiga mobil dari dua arah berhenti tepat di tengah jalan.Melvin diminta tidak membalas klakson mobil Mercy di depan, hingga muncul-lah seorang lelaki dengan codet di pipi kirinya.“Hey kalian, singkirkan mobil butut ini dari jalanku. Dasar tuli! Apa tidak mendengar suara knalpot mobil mewah tuanku ini?”Seorang lelaki berkaos hitam polos lengan pendek keluar dari mobil Toyota Supra A91-Carbon Fiber warna putih dengan tampilan eksteriornya yang sedikit memukau dengan gas yang ditarik-ulur guna menganggap rendah mobil sedan abu-abu di depannya.“Karena berbaik hat
“Ironi sekali. Dengan badan sebesar itu, kau menggunakan batu kerikil sebagai senjata? Ternyata, kau tidak lebih berani dari ayam jago.”Sebuah kerikil kecil mengenai pelipis Melvin dan menimbulkan muara yang mengalirkan darah segar dari sana. Telunjuknya mengoles darah itu, lantas menjilatnya.“Okay, nice try, Dude. Percobaan yang sangat baik. Kali ini, giliranku untuk menyerang!”Tanpa pikir panjang, Melvin segera berlari dan menendang dengan gaya upperkneel, lutut yang disodokkan langsung ke perut lawan, membuat Frank terbatuk-batuk mual dan hampir muntah.“Hentikan!” Teriak seorang wanita dari balik kaca gelap Toyota Supra A91-Carbon Fiber yang datang dari belakang. Dari pakaian dan dua bodyguard yang mengawalnya, sepertinya dia adalah orang kaya. “Tidak ada perkelahian lagi. Frank, come on, kita tidak punya urusan lain lagi!”“Ohh, Anda berbicara seenaknya setelah pelayan Anda memberikan ucapan selamat datang dengan ejekan dan hinaan itu, lantas ingin pergi begitu saja? Tidak sem
“Kamu tidak mengenal kakakku, kan? Akan aku beri pelajaran orang sepertimu ini. Asal Kamu tahu, kakakku seorang petinggi di perusahaan industri paling berpengaruh di Bandung, Nayama.”Teriakan Bee melengking hingga sampai ke telinga Davin.Laki-laki itu terhenyak, ‘tidak ada lagi perusahaan paling berpengaruh di sekitaran Jabodetabek, terkhusus Bandung dan Sukabumi, selain perusahaan di bawah asuhan Nayama. Pasti, kakak gadis itu adalah direktur resmi salah satu cabang Nayama di Bandung.”Nayama Hornet, ternyata kakaknya bekerja disana. Ia ingin mengetahui siapakah nama kakak wanita satu ini hingga berani bertingkah sebegitu sombongnya.Davin melangkahkan kaki keluar dari mobil, memutar badannya dan sudah menemukan cara untuk membungkam mulut sombong Bee dan Frank.“Hmm, Nayama Hornet, sepertinya ini akan menarik. Panggil saja kakakmu itu, aku tidak takut.”Dengan santai, Davin menantang Bee untuk memanggil kakaknya. Tidak lupa, kedua tangannya ditaruh di saku dengan kacamata sedikit