Pasalnya, sejak tadi mas kamal lah yang terlihat sangat kacau. Beliau terlihat sangat sedih, melebihi diri ku.Tapi tiba-tiba saja, mas kamal mengucapkan kalimat yang seolah-olah aku lah yang sejak tadi menangis tergugu, melebihi dirinya. Seolah-olah, aku yang paling terluka, padahal dirinya.Ya... Mungkin kalimat itu juga mas kamal tunjukkan untuk dirinya sendiri, dan di ucapkan nya pada ku. Pada intinya, kita saling menguatkan." Iya mas, yuk sekarang kita turun. Pak Amir juga sudah membukakan pintu untuk kita " Ajak ku.Akhirnya, dengan langkah gontai, mas kamal mengikuti ku turun. Beberapa warga tampak menatap kami prihatin." Tante.... " Teriak keyra berlarian ke arah ku. Mata gadis kecil itu tampak sembab." Iya sayang.... " Jawab ku. Lalu, gadis cilik itu segera ku gendong." Embah abah sudah meninggal tante... Huhuhuhuhu... "'Ucap nya. Ia kembali menangis dalam gendongan dan pelukan ku." Sabar ya sayang.... " Ucap ku.Perlahan, ku genggam tangan mas kamal dan menuntun nya mas
Aku emang terkadang sombong, terkadang judes, terkadang bermulut cabai. Dan terkadang... Sangat baik bak malaikat. Hehehehe." Iya iya mbak, yang uang nya banyak " Jawab Aleeza memutar bola mata malas.Melihat pemandangan itu, aku pun terkekeh geli. Pasalnya Aleeza yang terkenal sangat ramah itu ternyata juga bisa julid dan sewot. Hahaha." Udah yuk, pulang!! " Ajak nya karena aku yang terus terus an senyum sendiri." Oh, oke oke. Yuk!! " Jawab ku semangat empat lima.Akhirnya, kami berdua pun pulang. Ia yang sangat ramah juga menyapa setiap tetangga yang di temui nya di jalan, hingga membuat ku malas sendiri.Tak lama kemudian, kita sudah sampai di rumah. Lagi lagi, aku bersandiwara. Memerankan sebagai sosok kakak ipar yang baik. Aku membantu Aleeza membawa belanjaan itu ke dalam rumah." Loh, darimana ini?? " Tanya mbak Najwa." Belanja mbak" Jawab ku sambil nyengir." Oh, ya sudah " Jawab mbak Najwa.Selanjutnya, aku kembali ke kamar, menemui mas kamal yang entah sedang ngapain. Se
POV. IBU KHOIR ( IBU MERTUA)Pagi ini, setelah sholat shubuh berjamaah, aku tidur lagi. Karena kebetulan gerimis menguyur salah satu desa di kota tempe keripik.Aku terbangun saat matahari mulai masuk lewat teralis jendela kamar ku.Begitu terbangun, indra penciuman ku sudah mencium aroma ikan goreng yang lezat.Karena lapar, gegas ku langkahkan kaki ini menuju dapur. Dan ku lihat, menantu cantik ku itu sudah mencuci peralatan dapur, itu artinya... Acara memasak nya sudah selesai.Aleeza natasha aidisty adalah salah satu menantu ku dari putera ke empat. Istri dari Reyhan, putera kesayangan abah.Sebenarnya, aku cukup jatuh hati dengan wanita cantik itu. Ia pandai mengaji, pandai pekerjaan dosmetik, dan juga sangat ramah. Ia juga sangat cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Masakan nya pun selalu patut di acungi jempol.Namun, karena sejak dulu aku tak suka Reyhan, aku juga jadi membencinya. Selalu ku cari celah kesalahan nya. Ia juga sering ku salahkan atas sesuatu yang tak di lakukan ny
Ketika aku datang, di Sana sudah ada beberapa ibu ibu tim ghibbah squad kami." Assalamu'alaikum bu ibu.... " Ucap ku menyapa mereka semua." WA alaikum salam, eh... Bu hajjah. Mari mari, duduk" Jawab yu parmi.Gerombolan ibu ibu itu langsung mempersilahkan ku untuk duduk bersama mereka. Bahkan, dalam perkumpulan mereka yu kanti sudah menyediakan buah mangga, es sirup, gorengan, dan aneka camilan ringan lain nya." Bu hajjah sudah selesai semua ya?? Tumben banget masih jam segini sudah ngumpul sama kita kita? " Tanya bu Romlah." Ah, iya bu... Dari bakda shubuh tadi, sudah saya bereskan semua. Sebenarnya belum menjemur baju sih, tapi nanti saja. Raga tua saya sudah capek. Hehe " Jawab ku melebih lebih kan diri sendiri." Ah, bu hajjah itu emang rajin banget ya orang nya. Sampai sampai semua di kerjakan sendiri " Sahut mpok jum." Iya loh... Enak banget yang jadi menantu nya. Di jadikan ratu" Imbuh bu Romlah." Engga gitu juga kok bu... Saya cuma nggak mau para menantu ku nggak betah t
POV. ALEEZASetelah kepergian abah, ibu mertua ku semakin bersikap semena mena terhadap ku. Menguras hampir semua sisa kesabaran ku yang sudah setipis kertas tisu.Dan aku, sebagai menantu yang baik, hanya bisa mendengarkan segala ocehan nya sambil mengelus dada ku.Semakin ke sini, mas reyhan pun mulai tampak sifat aslinya. Ia tak lagi menjadi pria yang lembut dan penuh kasih sayang.Ia juga tak lagi selalu membela ku. Mungkin, karena sami'na WA atho'na juga, ia begitu patuh dan hormat pada ibu nya.Awalnya, aku mengagumi sifat itu. Karena menurut ku, memang laki-laki itu adalah milik ibu nya. Sampai kapanpun.Tapi ternyata, hati ku di buat hancur oleh kelakuan mereka.******" Sayang.... " Ucap mas reyhan mendekati ku yang tengah menulis di ponsel.Aku yang tak ingin mas reyhan tahu tentang pekerjaan menulis ku pun segera menyembunyikan HP ku." Iya mas, ada apa? " Jawab ku.Sebenarnya, dalam hati aku sudah berharap akan mendapatkan nafkah dari nya. Karena ini adalah tanggal satu, d
Ooo, oke mas. Saya akan mengingat itu semua. Bagaimana dengan minuman atau kudapan ringan yang menjadi camilan?? " Tanya ku lagi." Setiap pagi, aku terbiasa minum kopi murni dengan sedikit gula. Dan meminum teh di sore atau malam hari. Dan aku juga memakan semua jenis kudapan serta camilan ringan untuk menemani santai ku" Jawab mas reyhan lagi." Hem... Baiklah. Aleeza sudah faham. Insya Alloh, Aleeza akan mengingat semua itu" Jawab ku." Okey. Terima kasih " Jawab mas reyhan.Flashback offSaat itu, aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Pasalnya, aku mendapat suami seperti mas reyhan. Laki-laki baik hati yang bersahaja. Bukan hanya tampan, tapi ia juga menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Secara Nadab, tentu saja mas reyhan lebih unggul dari ku. Karena kakek nya adalah pemilik sebuah pesantren yang cukup ternama.Seluruh saudara nya, juga termasuk jajaran anak anak yang baik dan sukses. Ibu nya juga tampak kalem, lembut, dan juga penyabar.Namun, semakin k
Di tengah acara menangis ku, Tiba-tiba ku rasakan tangan seseorang menyentuh lembut pundak ku. Ia juga mengelus puncak kepala ku. Lalu, seseorang itu meraih ku, merengkuh ku dan menyandarkan ku dalam pelukan hangat nya.Sebelumnya, hati ku berbunga bunga, karena mengira seseorang yang memperlakukan ku dengan manis itu adalah mas reyhan. Tapi nyatanya... Aku keliru.Sosok yang meraih ku dalam rengkuhan nya yang memenangkan itu adalah budhe mud. Kakak dari ibu mas reyhan." Nduk... " Panggil nya lembut. Bahkan sangat lembut.Aku mendongakkan kepala, ku lihat wanita yang sudah Sepuh itu tersenyum penuh kedamaian. Wajahnya membuat orang orang merasa tenang." Ada apa cah ayu?? Kenapa kamu menangis tersedu-sedu disini?? Kemana reyhan?? " Tanya budhe mud.Mendengar pertanyaan budhe seperti itu, membuat tangis ku semakin kencang. Aku semakin terisak menahan rasa sakit yang baru saja laki-laki itu torehkan." Engga apa apa budhe. Aleeza hanya rindu dengan abah" Jawab ku berbohong."Sepertinya
POV. BUDHE MUDSaat itu, aku sedang suntuk di rumah. Aku ingin sekedar jalan jalan keluar rumah untuk menghilangkan penat.Akhirnya, ku putuskan untuk main ke rumah adik ku yang rumah nya tak terlalu jauh dari rumah ku.Langkah demi langkah ku susuri, melewati beberapa rumah tetangga yang tampak sepi tak berpenghuni." Eh, budhe mud... Mampir sini!! " Teriak yu roisah yang ternyata sedang duduk santai di depan rumah nya bersama bu shofia." Iya budhe... Mampir bentar sini!! " Teriak bu shofia juga.Karena tak enak dengan mereka, akhirnya ku seret langkah kaki ku untuk belok menuju rumah nya.Sebuah rumah sederhana khas rumah warga pedesaan tampak berdiri kokoh dengan beberapa pohon rindang dan bunga hias yang menghiasi beberapa sudut rumah nya." Mau kemana budhe?? " Tanya yu roisah." Ini loh yu, mau sekedar jalan jalan saja. Menghilangkan penat " Jawab ku sambil tersenyum." Oh, begitu ya budhe. Kirain mau kemana. Hehehe " Ucap yu roisah lagi." Engga kok yu. Raga nya sudah tua ini,
Mandi bareng yuk! " Ajak nya.Aku tersipu malu mendengar ajakan itu. Ini emang bukan yang pertama kali, tetapi setiap mas reyhan mengajak itu, selalu saja aku merasa malu.Aku hanya menjawab ajakan mas reyhan dengan anggukan kepala. Dan lelaki ku itu sudah tersenyum genit. Ia juga mengedip ngedip kan mata nya beberapa kali untuk menggoda ku.**********Malam ini, adalah malam kesekian purnama aku menjadi istri dari sosok mas reyhan.Tetapi malam ini, adalah malam ke dua aku di rumah orang tua ku.Kami berdua bercengkerama ringan setelah sholat isya' berjamaah. Membahas beberapa hal receh yang tak seharusnya di bahas, dengan di temani dua cangkir susu hangat." Abah sayang... " Panggil ku manja." Iya sayang... Ada apa? " Jawab nya." Malam minggu an yuk. Jalan jalan, sekalian nyari camilan " Ajak ku." Duh, dedek nya abah pengen apa nih? " Tanya mas reyhan seraya mengusap lembut perut buncit ku." Adek pengen bakso bakar, salad buah, sama takoyaki " Jawab ku terkekeh." Oke, sekarang
Cah ayu....Apapun yang terjadi, komunikasi bersama pasangan adalah hal utama. Jadi, jangan pernah sampai berhenti komunikasi hanya karena suatu masalah yang sedang menghantam bahtera rumah tangga mu.Kamu masih punya papa dan mamah.... Jadi, jika kamu membutuhkan bantuan berupa apapun, termasuk materi. Kamu bisa meminta sama kami" Nasehat mamah panjang lebar.Aku pun memeluk wanita yang telah melahirkan ku itu. Seperti seorang anak kecil yang tak ingin di tinggal pergi." Mamah.... Do'akan Aleeza mah, do'akan agar puteri mamah ini kuat menjalani semuanya. Do'akan agar puteri mamah ini mampu bersabar atas segala cobaan yang Alloh berikan " Ucap ku tergugu." Iya sayang... Iya, doa mamah akan selalu menyertai tiap langkah mu. Kamu, sebagai istri harus selalu mendapatkan ridho suami ya nduk... Karena, surga mu ada pada suami mu" Ucap mamah lagi.Di tengah asik nya pembicaraan kami, papah tiba-tiba nongol, masih dengan baju kerja nya." Ada apa mah?? Kok kalian kayak yang serius gitu?? "
Loh, mah... Sejak kapan mbok jum disini?? " Tanya ku." Oo, sejak kamu di boyong sama Reyhan za. Mamah ngga bisa ngurus semuanya sendirian. Jadi, mbok jum yang biasa membantu mamah " Jelas mamah.Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan mamah.Tak lama kemudian...Mbok jum sudah datang dengan membawa secangkir kopi susu panas, segelas susu rasa coklat kesukaan ku, dan beberapa camilan." Terima kasih mbok... " Ucap ku tulus." Sama sama mbak " Jawab nya.Wanita tua itu tersenyum juga ke arah ku.Mbok jum adalah tetangga kami. Seorang janda tua yang di tinggal anak anak nya. Semua anak anak nya memilih hidup di kota, tanpa mempedulikan lagi ibu nya.Setelah berbincang-bincang sebentar, mamah pun menyuruh ku istirahat di kamar." Istirahat saja, kalian pasti capek. Apalagi kamu hamil tua nduk, dan tadi habis perjalanan jauh " Ucap mamah." Iya mah" Jawab ku.Setelah berpamitan pada mamah, aku pun mengajak mas reyhan ke kamar." Aaa... Capek banget " Ucap ku sambil merebahkan diri
Bu ,Aleeza mau pulang " Pamit ku lirih." Kenapa pulang?? " Tanya beliau sengit." Nggak papa bu. Aleeza cuma pengen pulang saja kok. Insya Alloh juga nggak lama. Cuma satu minggu an" Jawab ku." Sama Reyhan? " Tanya beliau lagi." Iya bu. Kami berdua mau pulang. Naik sepeda motor saja. Nggak lama kok bu" Sahut mas Reyhan." Terus, ibu sama siapa disini?? Kalian tega ninggalin ibu sendiri?? " Ucap ibu mertua penuh drama." Kita nggak ninggalin ibu kok... Kita hanya sebentar bu" Jawab ku meyakinkan ibu mertua." Ya udah, iya... Berangkat saja. Hati hati" Ucap nya kemudian.Setelah sungkeman dengan ibu mertua, akhirnya kita berdua berangkat." Mas, nanti mampir ke toko ya... Sebelum sampai rumah " Ucap ku pada mas Reyhan saat motor yang kita naiki mulai melaju. Membelah jalanan yang masih berkabut di pagi hari." Kenapa?? Beli apa?? " Tanya nya." Beli oleh oleh buat orang rumah mas, ngga enak sama papa mamah mas, kalau nggak bawa apa apa " Jawab ku." Ya udah, iya... Nanti kita mampir.
Mas... Antarkan aku pulang ke rumah papa mamah esok pagi ya...hiks... " Ucap ku lirih." Kenapa pulang?? " Tanya nya sambil memicingkan mata nya." Ngga papa mas, Aku hanya ingin pulang. Hiks.. " Jawab ku.Entahlah, dari tadi, isakan isakan kecil selalu menyertai ucapan ku.Aku bahkan ngga bisa mengontrol suara tangis ku yang lolos begitu saja. Aku benar-benar terlihat sangat lemah di depan pria ini. Pria yang keluarga ku percaya mampu membuat ku bahagia, namun nyatanya... Lebih sering membuat hati ku terluka." Kamu kenapa za?? Bukanya menjawab pertanyaan mas, malah nangis?? " Tanya mas Reyhan.Sungguh, hati ku sangat dongkol mendengar pertanyaan nya. Ia benar-benar ngga peka." Mas.... Aleeza ingin pulang. Aleeza capek mas, jika terus terusan mas perlakukan seperti ini. Aleeza capek!! Aleeza ingin menenangkan diri sejenak di rumah mamah. Hiks... " Jawab ku." Za, maafkan aku... Maafkan aku jika membuat mu tidak nyaman " Ucap mas Reyhan."Tidak apa mas, bolehkan mas... Aleeza pulang?
* di dalam kamar*" Sayang... Aku rindu kamu... " Bisik mas Reyhan genit." Hem.. Iya mas" Jawab ku.Mas Reyhan pun melepaskan jilbab ku. Ia mencium kening ku begitu dalam. Lalu, ciuman itu semakin turun hingga ke bibir.Kami berdua pun terlibat dalam perasaan asing yang sering kami lakukan. Kami terlibat dalam ciuman panas yang memabukkan.Hingga akhirnya... Kami melakukan sunnah rasul yang entah sudah berapa kali kami lakukan. Saling menikmati setiap sentuhan. Saling berbagi rasa dan menyalurkan kemampuan yang kami milik untuk memuaskan pasangan.*********" Aleeza!!! Sini kamu!! " Teriak ibu mertua di tengah malam yang gelap itu.Aku yang baru saja memejamkan mata tersentak kaget, karena teriakan nya yang cetar membahana itu.Segera ku rapikan jilbab ku, dan keluar dari kamar untuk menemui nenek lampir itu." Ada apa bu?? " Tanya ku." Kamu itu kerjaannya tidur saja!!! Ini kamu makan!! Habiskan!! " Titah nya seraya menyerahkan nasi kotak yang baru saja di dapat nya.Aku yang baru s
Rey, Aleeza sangat peduli pada mu. Tadi, setelah selesai makan, ia cepat cepat pulang karena ingat kamu yang belum makan. Ia ingat kewajiban nya untuk selalu berbakti pada mu. Ia selalu mendahulukan kebutuhan mu. Lalu... Pernahkah kamu bersikap seperti itu pada Aleeza?? " Tanya ku." Maaf budhe... Maafkan Reyhan. Terima kasih karena budhe sudah menyadarkan Reyhan, tentang betapa pentingnya Aleeza dalam kehidupan Rey. Sekarang, Rey akan berubah budhe " Ucap Reyhan setelah sekian lama tertunduk." Sekarang, pulanglah dan minta maaf sama Aleeza. Budhe yakin, saat ini suasana hati nya sedang tidak baik baik saja. Tetapi, ia di paksa untuk tetap melayani mu. Untuk berpura-pura baik baik saja di depan mu" Tutur ku." Baiklah budhe. Reyhan pulang sekarang ya. Terima kasih banyak " Ucap Reyhan.Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan itu. Lalu, mata ku mengiringi langkah Reyhan menjauhi rumah ku.Aku tahu, aku percaya... Reyhan adalah laki-laki cerdas, ia dapat mencerna semua ucapan ku dengan b
Rey, budhe hanya punya ini. Maaf, sangat sedikit. Semoga bisa membantu. Oh iya, ini alamat rumah anak budhe. Kamu kesana saja, biar budhe yang telepon dia " Ucap ku sembari menyerahkan amplop putih yang berisi beberapa lembar uang merah dan selembar kartu nama putera ku.Wajah Reyhan tampak tak enak. Ia juga menatap ku sepersekian detik, seolah tak percaya dengan apa yang barusan terjadi." Budhe.... Ini terlalu banyak " Ucap nya." Rey, budhe mud adalah kakak dari ibu mu. Jadi, anggap saja budhe ini ibu mu juga " Ucap ku lembut." Hiks.... Iya budhe. Iya.... Terima kasih banyak atas semuanya. Insya Alloh, Reyhan nggak akan pernah melupakan kebaikan budhe " Ucap nya tertatih.Ia menangis sesenggukan di hadapan ku. Ia juga menciumi tangan ku berulang kali." Sudah Rey.... Sekarang berangkat lah.... Ingat!! Sebenci apapun diri mu pada ibu mu, tetaplah menjadi anak yang berbakti. Tetap do'akan kebaikan untuk nya" Pesan ku." Iya budhe. Terima kasih banyak " Jawab Reyhan.Setelah itu, aku
Lalu, mengalirlah sebuah cerita dari mulut ku. Bukanya aku membuka aib adik ku sendiri, bukan...Justru, aku ingin menantu baik hati nya itu tahu, bahwa sebenarnya ia adalah orang yang baik. Ia hanyalah seorang korban dari sebuah kejahatan masa lalu.Dan semoga, dengan bekal sedikit cerita dari ku, Aleeza jadi mengerti. Aleeza jadi memahami, kenapa khoir bisa menjadi sosok seperti itu. Sosok, yang bahkan aku sendiri terkadang membenci nya." Budhe.... Maaf, Aleeza nggak tahu" Ucap nya." Nggak apa nduk. Wajar saja, jika kamu merasa sakit hati atas perlakuan ibu mu. Karena budhe pun terkadang juga merasa begitu " Jawab ku." Iya, begitulah budhe. Aleeza merasa sudah sangat capek menghadapi ibu. Aleeza juga capek menghadapi sikap mas rey budhe. Maaf, jika Aleeza mengeluh" Ucap Aleeza sendu.Aku dapat merasakan sebuah rasa sakit hati yang mendalam dari jiwa Aleeza. Karena aku tahu betul, bagaimana sifat khoir.Pernah, aku bertengkar hebat dengan nya. Gegara aku membela reyhan yang hanya