"Sebenarnya, Crys .... kau tak harus mengantarku sampai ke kasino. Aku masih bisa mengenderai mobil sendiri," kata Ethan di perjalanan mereka menuju ke Mensina Casino.
"Oh, ya? Itu kan katamu!" jawab Crystal dengan ketus. "Tetapi aku tetap harus mengantarmu ke kasino, memastikan kalau kau baik-baik saja.""Aku baik-baik saja, sungguh!""Tetapi aku tidak percaya!"Ethan menghembuskan napas kesal. Crystal sungguh tak dapat diberikan pengertian."Crys ..."Ethan masih ingin mencoba sekali lagi meluluhkan pendirian istrinya yang keras kepala itu."Ethan, sebaiknya jangan menghalangiku untuk mengantarmu. Aku tak hanya akan mengantarmu, kau tahu? Aku juga akan menunggumu di kasino, memastikan kalau kau baik-baik saja!""Hah? Apa? Kau ingin menungguiku di sana? Untuk apa?" tanya Ethan frustasi."Sudahlah, tak perlu banyak protes, atau aku bisa saja akan semakin mencurigaimu!""Kau mencurigaiku apa?""Selamat pagi, Tuan Ethan!" sapa bodyguard yang berjaga di depan pintu."Selamat pagi juga. Bagaimana kabar kasino selama beberapa hari belakangan ini?" tanya Ethan berbasa-basi. Sebenarnya ia hanya ingin mengajak orang lain mengobrol agar Crystal yang membuntutinya di belakang tidak lagi menuntutnya untuk membalas ungkapan cintanya yang di mobil tadi. Namun sayang, seorang Crystal seringkali memang tidak tahu malu. Begitu pun saat ini."Kabar kasino baik, Tuan, selain ....""Ethan, kau harus mengatakannya sekarang padaku!" desak Crystal menyela obrolan antara Ethan dan kedua bodyguard itu."Crys ...." Ethan memberi kode pada Crystal dengan melirik kedua bodyguard itu, berharap Crystal akan mengerti kalau ada orang lain di tempat itu dan pembicaraan seperti itu tidak tepat untuk dibahas di sini. Namun lagi-lagi, seorang Crystal mana mungkin mau mengerti tentang hal-hal remeh seperti itu. Yang dia prioritask
"Hallo, Keponakanku Tersayang!"Suara yang terdengar familiar itu masuk ke dalam gendang telinga Ethan dan Crystal. Mereka refleks menoleh."Paman?" gumam Crystal.Romano dengan tongkatnya serta diiringi oleh 2 bodyguard yang mengekor di belakangnya, kini melangkah masuk melalui pintu utama kasino."Hei! Tatapan seperti apa itu? Apa kau tidak suka pamanmu datang ke sini?" "Bu-bukan begitu," jawab Crystal tergagap. "Aku hanya terkejut paman datang ke sini. Kenapa tidak ke rumah saja?"Crystal hampir tak dapat menyembunyikan kegugupannya. Bahkan Kalau boleh dibilang, jantungnya serasa akan copot saat ini."Kenapa kau terkejut? Hahaha .... apa kau takut aku menembak suamimu ini? Hmmm?" Romano dengan tongkatnya hendak mencolok perut Ethan. Ethan refleks memegang ujung tongkat yang berfungsi menjejak tanah itu agar tidak sampai menyentuh bagian perutnya.Pasalnya ia hampir menyentuh bagian luka Ethan, ent
Kejadian pagi ini lagi-lagi membuat kehebohan di Mensina Casino. Bagaimana tidak? Selama sebulan terakhir di tempat ini teramat sering terjadi peristiwa penembakan. Dan yang membuat geram adalah selalu dan selalu, semua kejadian itu selalu dipelopori oleh adik dari Benigno, pemilik Mensina Casino dan selalu melibatkan menantunya Ethan Trovatelli. Oleh karena itu jangan tanya lagi, kenapa ada kerumunan orang-orang di pintu masuk kasino. Tentu saja suara tembakan yang menggema ke seluruh gedung Mensina kasino secepat mungkin mengundang banyak kerumunan. Entah itu dari pihak pengunjung atau pun dari para staf. Mereka secepat mungkin berlomba-lomba datang hanya untuk mendapatkan informasi tentang suara tembakan yang menggema ke seantero gedung kasino.Wanita yang menembak Romano Conte, meniup moncong pistol seakan di sana ada apinya, lalu setelah dia memastikan tak ada lagi peluru yang tertinggal, ia pun melempar pistol itu kembali pada pemiliknya yang kini tela
"Silahkan ikuti saya, Madam!" ajak Benigno pada wanita yang dia panggil madam Yvonne itu.Benigno merentangkan tangannya untuk mempersilahkan madam Yvonne berjalan lebih dulu di depan. Dari perlakuan Benigno terlihat jelas kalau lelaki itu sangat menghormati tamunya yang datang kali ini.Saat berpapasan dengan Crystal dan Ethan, terlihat Benigno tidak terlalu mempedulikan anak dan menantunya itu. Sepertinya ia enggan memperkenalkan ataupun mengajak mereka untuk ikut bersama naik ke atas. Atau bisa jadi Benigno sebenarnya tidak mau ambil resiko memperkenalkan anaknya yang ceroboh dan terkesan sembarangan serta menantunya yang sama sekali bukan berada dari kelas atas atau pun golongan serupa dengan mereka yaitu dari kelompok mafia. Di mata Benigno, Ethan bukanlah apa-apa. Hanya mekanik mobil yang tidak tahu tentang pergaulan kelas atas atau kelas mafia seperti dirinya. Pria itu sudah menunjukkan kualitasnya pada Benigno di saat malam resepsi pernikahannya
"Ethan, kenapa kau tidak menungguku?" kata Crystal begitu ia berada di ruang kerja General Manager itu.Ethan di balik meja tampak membuka sedikit kancing kemejanya paling bawah. Ia yang sedikit menunduk terlihat terkejut saat melihat istrinya Crystal telah ada di ruangannya."Owh .... aku buru-buru. Aku pikir kau masih ingin bicara dengan Jordy tadi," kata Ethan sambil berusaha merapikan kembali pakaiannya.Crystal yang melihat hal itu mengernyitkan keningnya. "Kau kenapa? Apa jahitan lukanya lepas?" tanyanya dengan perhatian."Emm ... tidak! Aku hanya mengeceknya, soalnya aku banyak bergerak tadi," kata Ethan dengan senyuman.Ia berharap dengan senyumnya itu, Crystal tidak memikirkan terlalu banyak hal tentang dirinya. "Ah, iya! Bagaimana dengan lukamu, Ethan? Kau baik-baik saja?" Gegas wanita itu mendekat dan menghampiri Ethan. Lihatlah, Betapa keras kepalanya wanita itu! Meski Ethan berulang kali mengatakan pa
"Madam Yvonne, perkenalkan ini Ethan Trovatelli, general manager Mensina Casino yang baru," kata Benigno memperkenalkan Ethan pada wanita yang diketahui bernama Madam Yvonne itu.Madam Yvonne memasang senyuman terbaiknya dan mengulurkan tangannya untuk bisa berjabat tanngan dengan Ethan."Aku madam Yvonne," katanya memperkenalkan diri terlebih dahulu."Ethan," balas Ethan seadanya.Lalu mereka pun duduk bertiga dalam ruangan Benigno."Jadi Tuan Ethan, kau baru saja menjadi general manager di Mensina Casino ini, benar?" "Ya," jawab Ethan merasa jengah."Maaf, sebelum aku bertemu denganmu, sebelumnya aku telah menyelidiki tentangmu, apa kau keberatan dengan itu?" tanya Madam Yvonne."Oh, ya ampun .... untuk apa Anda menyelidiki aku? Aku bukanlah siapa-siapa. Hanya pria biasa, seperti ini!" Ethan mengangkat tangannya ke udara kemudian menurunkannya lagi ke pangkuannya."Anda sangat pandai sekali merendah.
"Ethan?"Crystal menatap heran pada Ethan dan wanita yang katanya adalah tangan kanan sang capo dei capi itu. Entah kenapa ia merasa kalau gesture tubuh wanita itu terlihat akrab pada Ethan. Posisi wanita itu saat pintu lift terbuka terlihat menyamping menatap Ethan. Sementara Ethan sendiri berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan ke arah pintu lift. Posisi itu entah bagaimana di pikiran seorang Crytal seperti posisi seorang sekretaris yang sedang memberi laporan pada bosnya.Ah, entahlah! Atau itu karena dia terlalu over thinking? Atau karena suaminya itu terlihat terlalu tampan dan berwibawa sehingga di mata Crystal penampilan Ethan terlihat seperti bos-bos perusahaan di telenovela? Oh, ya Tuhan! Rasanya Crystal sekarang begitu gila terhadap pria ini. Oh, shit!"Crys? Kau ingin masuk atau tetap ingin berdiri di situ?" tegur Ethan lembut.Crystal pun seketika tersentak mendengar teguran Ethan itu dan buru-buru masuk ke dalam ruang
"Apa tiga tahun yang lalu ... capo dei Capi pernah menginap di hotel Monalisa di kota B?" tanya Crystal dengan nada setengah lirih pada wanita yang kata Jordy adalah tangan kanan capo dei capi itu.Madam Yvonne, menatap Crystal sejenak sebelum ia menatap Ethan dan kembali menatap Crystal secara bergantian.Ethan yang mendengar Crystal menanyakan itu, menelan salivanya. Bagaimana Crystal bisa ingay tentang hal itu?"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Madam Yvonne balik, alih-alih menjawab pertanyaan Crystal."Ada sesuatu yang ingin kupastikan jika memang benar capo dei capi pernah menginap di hotel Monalisa di kota B, 3 tahun yang lalu. Tolong jawab saja, apa benar capo dei capi pernah menginap di sana?" Crystal mengulangi pertanyaannya pada Madam Yvonne.Madam Yvonne tersenyum miring."Kenapa kau berpikir kalau aku akan mau menjawab pertanyaanmu itu? Capo bukanlah orang sembarangan. Segala aktivitasnya bahkan identitasnya tak sem
"Kalau Papa menikahi jalang itu, aku, Ethan dan Clarissa akan pergi dari sini!" ancam Crystal pada Ethan."Crys ..." tegur Ethan."Ethan, kau harus membawaku dan Clarissa dari sini. Aku masih bisa bersabar kalau harus tinggal satu atap dengan jalang itu. Aku juga masih terima kalau Papa menjadikan wanita lain sebagai teman ranjangnya selain mendiang Mama. Tetapi aku tidak akan terima kalau posisi mendiang ibuku sebagai istri diambil alih oleh seorang jalang." Crystal mengumpat sekesal-kesal nya di hadapan Benigno.Benigno menghela napas dalam-dalam melihat sikap putrinya yang sangat antipati terhadap Arabella."Crys ...." Benigno untuk kesekian kali berusaha untuk memberikan pengertian kepada putrinya itu."Ah ya, kalau Papa ingin menikahi wanita lain, silahkan saja! Tapi tolong pastikan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik. Aku tidak rela mendiang Mama digantikan oleh seorang jalang!" kata Crystal sambil mengambil serbet untuk mengel
Ethan tiba di rumah Benigno Mensina di saat hari menjelang pagi. Para penghuni rumah itu sedang sarapan."Kau tidak pulang selama berhari-hari, kemana saja kau?" hardik Benigno pada Ethan."Maafkan aku Papa, Ben. Ada hal perihal bengkel yang sedang kuurus," jawab Ethan."Apa, hal apa itu hah? Apa itu lebih penting daripada mengurus kasino? Kenapa semakin lama kau semakin tidak bisa diatur?" teriak Benigno.Ethan mengernyitkan keningnya melihat sikap mertuanya kali ini padanya. Terakhir kali dia bertemu dengan Benigno, beberapa hari yang lalu Benigno masih bersikap manis padanya. Oh, ayolah! Apa obat pria ini sedang habis? Apa dia sudah tak mengagumi menantunya ini sebagai orang yang disukai oleh Capo dei capi? Oh, mertua! Betapa cepatnya hatimu berubah!"Papa, sudahlah! Kenapa Papa jadi memarahi Ethan? Aku kan sudah mengatakan alasannya pada Papa kemarin. Kalau Ethan sedang ingin memantau bengkel seseorang yang ingin dijual di Trapani. Papa sendiri yang ingin Ethan membesarkan bengke
Bodyguard itu terdesak oleh Mario yang mengeroyoknya bersama teman-temannya. Jangan tanyakan lagi kondisi supir mobil box itu. Jauh lebih mengenaskan karena mereka mengeroyoknya berlima orang. Bodyguard itu sudah berdiri dengan terhuyung-huyung manakala Mario menyelipkan salah satu kaki kanannya di antara kedua kaki bodyguard itu dan mengunci pergerakan lututnya hingga menit berikutnya, Mario berhasil menguasai permainan dengan mengangkat tubuh lawannya dan menghempaskan tubuh bodyguard itu ke aspal jalanan."Habisi dia, dan cari kunci kontainer mobil box itu secepatnya!" kata Mario sambil memberi kode kedua temannya untuk mendekat.Bodyguard itu dengan posisi tertelungkup di jalan dengan bibir pecah dan hidung memar karena tergores aspal hampir tak memiliki tenaga lagi walaupun hanya sedikit pun.Drama ketidakadilan itu pun disempurnakan oleh kedatangan Paulo yang seolah datang dengan tepat waktu untuk menolong anak buah Alfonso. Di saat salah seorang ang
Tiiiinnnnn!!! Tiiiinnnnn!!! Tiiiiiiiin ....Suara klakson dari mobil box berwarna putih itu memecah keheningan malam.Dengan tak sabar supirnya mengeluarkan kepala dari jendela mobil."Bedebah!! Apa yang kau lakukan dengan menghalangi mobil kami? Menyingkir!!" teriak supir mobil box itu.Di saat yang sama sebuah mobil datang dari arah belakang mobil box."Kalian ambil alih kemudi ini! Biar aku yang keluar!" kata Mario pula.Rasa percaya dirinya ingin menghajar orang-orang ini semakin menjadi-jadi. Mario sudah lama tidak menghajar orang. Bergabung dengan Aquila Nera adalah sesuatu yang spesial baginya. Tidak semua orang bisa masuk ke organisasi yang didirikan oleh Capo dei Capi ini. Hanya orang-orang tertentu dengan skill tertentu yang masuk kualifikasi untuk bergabung demi Aquila Nera. Seperti halnya anggota Aquila Nera yang lain, Mario pun memiliki skill khusus yang membuat Capo dei Capi merekrutnya dan memasukkannya menjadi salah satu anggota Aquila Nera. Dia ahli dalam Brazilian J
Ethan pun kini membuka ponselnya juga. Membuka-buka GPS untuk melihat posisi mereka saat ini."Oke, katakan pada mereka untuk datang dengan dua mobil. Satu menunggu di Via Regatta yang satunya lagi menunggu di Via Due Vanelle! Di ujung jalan ini nanti ada persimpangan tiga. Ketika mereka belok kiri ada pihak kita yang menunggu mereka, jika mereka belok kanan pun sama, kita akan mencegat mereka. Pokoknya apa pun yang terjadi kita akan menyerang orang-orang itu terlebih dahulu. Untuk sementara membebaskan anak-anak itu akan kita lakukan nanti. Dan yang akan menjadi target utama kita adalah supir dan orang yang bertanggung jawab mengawal pengiriman anak-anak yang hendak mereka jual itu!" kata Ethan."Siap, Capo!" sahut Paulo lalu ia pun bertanya pada orang yang dia telepon. "Apa kau mendengar apa kata-kata Capo baru saja? Capo menyuruh kalian mengepung mobil box itu dengan dua mobil. Satu di Via Regatta dan yang satunya lagi di Via Due Vanelle. Jika mobil menuju via
Trapani adalah sebuah kota yang terletak di barat kepulauan Sisilia, Italia. Kota ini juga menjadi ibu kota provinsi Trapani. Kota ini terkenal dengan kota tuanya sehingga banyak ditemukan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur yang klasik. Kota ini bahkan dijuluki dengan 'kota seratus gereja'. Kota tua Trapani dikelilingi oleh gedung-gedung baroque, seniman jalanan, serta berbagai bar dan restoran. Sebagaimana kota pada tempo dulu, jalanan raya di kota ini tergolong sempit dengan bangunan-bangunan tua yang rapat antara satu dengan bangunan yang lainnya. Tak lupa lorong seperti gang sempit yang memisahkan antara gedung yang satu dengan gedung yang lain. Sebenarnya hampir tak ada beda dengan kota lain di Sisilia. Namun di kota ini banyak ditemui bangunan dan museum bersejarah.Andai Ethan tidak sedang dalam situasi seperti ini mungkin ia akan berpikir akan membawa Crystal ke sini untuk berbulan madu. Sebab tempat ini sepertinya cocok untuk pasangan pengantin baru
"Ethan, kau sebenarnya ada di mana saat ini? Tolong jangan membuatku stress. Selama berhari-hari kamu tidak pulang ke rumah! Jangan sampai aku memampangkan fotomu di semua media, televisi, surat kabar cetak dan online untuk memuat berita kehilanganmu!" jerit Crystal sebal saat panggilannya terhubung dengan Ethan.Ethan hanya terkekeh mendengar jerit histeris istrinya itu."Crys, tenanglah, Ok? Aku hanya pergi untuk mengurusi masalah bengkel. Ada orang yang ingin menjual peralatan bengkelnya di Trapani dengan harga murah. Dan aku ke sini untuk mengeceknya. Kalau cocok aku ingin membelinya dan membuka cabang baru di pusat kota. Semua alat-alatnya masih baru dan dia perlu uang secepatnya. Atau sebaiknya aku membuka cabang baru di sini saja? Pokoknya aku harus membelinya, Crys. Kalau aku tidak cepat mungkin orang lain yang akan mendapatkannya!" kata Ethan terdengar antusias.Padahal Ethan sesungguhnya sedang berbohong kepada Crystal. Dia saat ini memang sedang
Mobil Lamb orghini Aventador itu masuk ke dalam sebuah area pencucian mobil yang berada di sebelah timur kota C. Pencucian mobil ini sepertinya tidak begitu ramai pengunjung karena bangunannya yang begitu muram, hanya sebuah ruko yang pernah terbakar dan setelahnya tidak direnovasi kembali. Namun oleh pemilik sebelumnya malah dijual dengan fantastis. Lalu kini oleh pemilik baru dibuat menjadi sebuah pencucian mobil. Pengemudi Lam borgini itu pun turun dari mobilnya dan melempar kunci pada seseorang yang berjaga di sana. Orang itu pun dengan sigap menangkapnya."Carikan aku mobil lain! Dan tolong kau jaga mobil ini dengan jiwa dan ragamu! Karena ini mobil berharga milik mertua, kau tahu?" kekeh pria itu."Baik, Capo! Bagaimana kalau mobil yang itu saja?" tanya penjaga pada pengunjung yang ternyata adalah Ethan itu."BMW E30 M5?" tebak Ethan setelah sesaat dia melihat-lihat "Hu um. Meski sudah ketinggalan zaman, tapi mobil ini masih cuku
Ethan menatap layar ponselnya dan memutar untuk kesekian kali rekaman vidio yang dikirimkan Julia padanya. Lalu tak lama sebuah pesan singkat dari Julia pun kembali masuk di ponselnya.[Apa kau mengenalnya, Ethan? Eh, maaf. Maksudku Capo.] Ethan mengernyitkan keningnya mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah mendengar suara pria dalam vidio yang mengaku capo dei capi itu. [Aku rasa ini masalah yang tidak bisa kita biarkan begitu saja. Ini menyangkut keamanan kita di masa yang akan datang.]Ethan lagi-lagi belum menjawab satu pun dari semua singkat yang dikirim Julia padanya itu.[Kalau hanya mengaku-ngaku, mungkin tidak masalah. Tapi ini? Dia melakukan perampokan besar, Ethan. Dan yang lebih gila dia tidak sendiri. Dia memiliki kelompoknya sendiri. Ini tidak bisa kita biarkan, kan? Dia mencatut nama besar Capo dei Capi. Bagaimana kalau organisasi mafia lain percaya itu dirimu dan memandang rendah aturan yang kau buat? Bisa-bisa kelompo