Share

Bab 84. Lebih Baik

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-23 22:26:45
"Aku deg-degan, Mas." Saras menggenggam tangan Gilang erat.

"Tenang. Kita harus bisa menyesuaikan diri, ya?" Gilang mengangguk, menyambut genggaman tangan istrinya.

Mereka tiba di lapas dengan campuran perasaan campur aduk. Gilang dan Saras saling berpegangan tangan, siap menghadapi momen yang tidak terduga saat ini.

Keduanya datang ke lapas, ingin memastikan bahwa Ibra dan sang Paman tahu bahwa kebenaran yang telah terungkap, tidak membuat mereka membenci. Mereka berdua siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka.

"A-pakah, paman tidak akan marah? Emhhh, maksudku membenci kita seperti dulu." Saras, bertanya dengan suara bergetar.

"Tidak apa-apa, yang penting kita memiliki niat baik."

Saat mereka masuk ke dalam lapas, suasana terasa dingin dan hening, seolah-olah menyambut mereka.

Mereka terus berjalan menuju ke ruang kunjungan dan menunggu dengan hati berdebar-debar, nantikan saat bertemu Ibra dan pamannya.

Ralat! Sang Paman sekarang ini adalah papanya Gilang yang asli.

Akhir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 85. Segalanya Berubah

    Setahun kemudian."Halo, Kak Ibra. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Gilang dengan senyum hangat."Halo, Gilang. Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah datang, ke sini."Ibra tersenyum, saat datang bersama dengan pamannya dengan dikawal sipir penjara. Hal ini sudah biasa terjadi sehingga dia tidak terkejut saat Gilang datang menjenguknya."Halo, Gilang. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang mengunjungi kami," ucap sang Paman dengan mata berkaca-kaca karena merasa terharu.Hubungan Gilang dan kakaknya membaik, begitu juga dengan pamannya, yang sebenarnya adalah ayahnya Gilang sendiri.Gilang rutin dua minggu sekali datang ke lapas untuk menjenguk mereka. Kadang ia datang seorang diri atau kadang bersama dengan istrinya.Satu tahun ini adalah tahun yang luar biasa bagi Gilang. Hubungannya dengan kakak dan pamannya telah mengalami perbaikan yang signifikan. Mereka telah mampu mengatasi masa lalu yang penuh konflik, dan kini menjadi lebih dekat dan lebih saling memahami."Apa k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 86. Dia Kembali

    "Hallo, i Jhon. I just came from abroad, intending to make an investment. Anyone interested?" Mario, memperkenalkan diri dengan nama John"Halo, Mr Jhon. Welcome to Indonesian. Senang bertemu dengan Anda. Apa yang membawa Anda datang ke sini dan berminat untuk investasi?" tanya seorang pengusaha yang ditemui Mario.Ketika dia berbicara dengan orang-orang, dia berusaha untuk tidak menunjukkan kebingungannya atau ketidakyakinannya. Dia berbicara dengan mantap, mencoba untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan orang-orang baru di sekitarnya.Mario berusaha untuk membangun ulang image dirinya dengan sangat hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang-orang yang mungkin memiliki kenangan atau hubungan lama dengannya. Dia tahu bahwa dia harus bergerak dengan bijak dalam situasi baru ini.Tentu saja, Mario bijak menggunakan nama lain dalam keadaan baru ini. Ini adalah langkah yang cerdas untuk memastikan bahwa dia tidak terdeteksi atau terhubung kembali dengan identitas lamanya. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 87. Mr Jhon

    "Jadi, dalam rencana kerja ini, kita akan fokus pada ekspansi pasar ke wilayah Asia Tenggara," ujar Mario, yang Mr Jhon."Oh, tentu saja, Mr Jhon. Saya setuju," sahut Gilang dengan mengangguk.Gilang mengangguk seraya mencoba memasukkan pikirannya ke dalam pembicaraan. Namun, dalam benaknya, ada sesuatu yang tetap mengganjal.Sementara itu, Mario, dengan cermat menyusun setiap kata dan tindakannya. Dia tahu betul betapa pentingnya untuk mempertahankan identitas barunya yang tersembunyi dengan baik. Setiap gerakannya direncanakan dengan matang untuk memastikan bahwa rahasia dan rencananya tetap aman.Pertemuan berlanjut dengan diskusi yang mendalam tentang strategi ekspansi. Gilang mencoba semaksimal mungkin untuk tetap fokus pada topik bisnis, meskipun kebingungannya masih mengganggunya. Dia berusaha tidak membiarkan keraguan mengambil alih pikirannya."Mari kita ulas rincian proyek ini lebih lanjut. Bagaimana menurutmu tentang strategi pemasaran yang kami ajukan?" Gilang bertanya, de

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 88. Cemburu

    "Pertama-tama, kita perlu memastikan bahwa kita memiliki jaringan yang kuat di luar sana. Akses informasi dan bantuan dari orang-orang yang dapat diandalkan sangat penting," terang Mario menyakinkan.Mario pun memulai pembicaraan dengan Ibra dan pamannya untuk merencanakan langkah selanjutnya.Mereka menyadari bahwa kesempatan untuk bekerja sama dengan Mario bisa menjadi peluang emas untuk mencapai tujuan mereka di luar lapas."Saya punya beberapa kontak dari masa lalu. Mereka mungkin bisa membantu kita dalam hal ini," tutur Ibra, memberikan informasi."Dan a-ku ... punya beberapa orang yang mungkin bersedia bergabung dengan kita," ujar sang Paman - Hendra, yang notabene adalah ayah kandung Gilang sendiri.Setelah berdiskusi dengan Ibra dan pamannya, Mario dan mereka merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama.Mereka semua sadar, bahwa waktu adalah hal yang krusial dalam situasi seperti ini. Tidak ada waktu yang luang untuk berhelah-hela!"Bagus. Selain itu, kita harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 89. Ragu Dalam Kecewa

    "Sayang, kamu tampak lelah. Izinkan aku untuk memanjakan dengan memijitmu?" tanya Gilang lembut."Terima kasih, Mas. A-ku ... aku tidak apa-apa," jawab Saras dengan tersenyum.Tapi sepertinya Gilang tidak memerlukan jawaban tersebut. Pria itu langsung memijat pundak Saras dengan lembut, membiarkan sentuhan-sentuhan lembutnya menghilangkan ketegangan.Mereka duduk bersama dalam kegiatan Gilang yang sedang memijit Saras, di ruang tamu. Berbagi tawa dan cerita tentang hari-hari mereka.Saras menikmati pijatan lembut tangan suaminya, apalagi sesekali bibir Gilang mengecup bahu atau lehernya. Membuatnya sedikit geli dan meremang."Aku sangat bersyukur memiliki kamu di hidupku, Sayang. Kamu adalah sumber kekuatanku, dan aku berharap ada kehidupan buah cinta kita di sini.""Dan aku juga bersyukur memiliki kamu, Mas."Saras merasa tersentuh oleh perlakuan suaminya yang lembut dan penuh kasih. Apalagi saat tangan Gilang mengusap perutnya yang masih datar.Meskipun perkataan Gilang sedikit meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 90. Peringatan

    "Perhatikan setiap tindakannya, Ibra. Jangan biarkan diri kita terkecoh," pesan Hendra dengan suara pelan."Aku mengerti, Paman. Aku akan memperhatikan setiap langkahnya dengan cermat," terang Ibra dengan mengangguk saat memberikan jawaban."Jika ada sesuatu yang mencurigakan, beri tahu Paman segera. Kita tidak boleh memberikan kesempatan kepada Mario untuk melancarkan rencananya!"Lagi, Hendra memberikan peringatan dan pesan yang harus dilakukan Ibra. Terlihat jelas jika Hendra sangat mengkhawatirkan keselamatan Gilang, yang tidak bisa dipantau secara langsung sebab mereka sedang berada di lapas.Sebagai teman dan pernah menjadi rekan kerja yang memiliki rencana dan misi yang sama, Hendra yang sangat berpengalaman, memahami betul pentingnya untuk tidak terkecoh dan tetap waspada dalam menghadapi ancaman semacam ini.Dan Hendra tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dengan mencelakai Gilang. Ia ingin menjaga keluarganya, keturunan darah dagingnya yang hanya satu-satunya itu, dari b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 91. Olah Raga Malam

    "Akan aku kuliti, jika kau berani mengusik keluargaku lagi, khususnya istriku, Mario!"Dalam perjalanan, Gilang tampak jelas memendam kekesalannya mengetahui bahwa Mr John itu adalah Mario. Ini sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh pamannya dan juga Ibra, tadi.Dengan keputusan yang tegas, Gilang bersumpah untuk mengungkap seluruh kebenaran, memastikan bahwa rencana jahat yang melibatkan keluarganya akan terungkap.Pria itu siap berhadapan dengan Mario atau siapa pun Mr Jhon itu, dan menghadapi konsekuensi dari kebenaran yang akan terungkap."Aku justru curiga dengan bisnisnya yang berkembang pesat di luar negeri. Bisnis apa itu, yang digeluti?" kini, Gilang justru curiga."Hahh! Lebih baik aku tetap berpura-pura tidak tahu apa dan siapa ia sebenarnya."Gilang memutuskan untuk melanjutkan rencananya dengan bijak. Dia menyadari bahwa pura-pura tidak mengetahui identitas asli Mr John adalah langkah yang bijak untuk mengungkap kebenaran tanpa membahayakan orang-orang yang ia cintai.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 92. Rasa Yang Berbeda

    Ruang rapat terang benderang dengan jendela besar yang membiarkan cahaya matahari masuk secara alami. Meja bundar besar terisi dokumen dan laptop, menunjukkan kesiapan untuk rapat penting pagi ini. Di sekeliling meja, kursi-kursi kulit berwarna gelap teratur tersusun, menunggu para peserta untuk duduk.Gilang duduk di ujung meja, memegang berkas proyek dengan penuh percaya diri. Dia menunggu kedatangan kliennya.Ceklek!Pintu terbuka, memperlihatkan seorang wanita sekelas dengan pakaian formal, berjalan bersama asistennya."Selamat pagi, Nona Tan. Senang sekali bisa bertemu dengan Anda dalam meeting kali ini." Gilang, menyambut kedatangan klien baru."Selamat pagi juga, Tuan Gilang. Saya juga senang bisa berbicara dengan Anda. Saya sudah mendengar banyak hal positif tentang tim Anda," puji Nona Tan, pengusaha sukses dan kaya dari negara Singapura."Terima kasih atas apresiasinya. Kami berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap proyek yang kami tangani."Nona Tan, klien dari S

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30

Bab terbaru

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 133. Tidak bisa diremehkan

    "Hai, tekan dada bagian jantungnya!" seru penjaga, pada napi yang berikan bantuan pertama."Egh! Eh, tetap gak bisa, pak!" teriak napi tersebut, merasa putus asa.Napi-napi lainnya berusaha memberikan pertolongan pertama pada Mario, tetapi sayangnya, kondisinya sudah terlalu parah.Meskipun upaya mereka lakukan sebaik mungkin, Mario akhirnya meregang nyawa dalam keadaan yang menyedihkan. Suasana sel berubah menjadi hening dan penuh duka cita.Pagi harinya, berita kematian Mario telah menyebar ke seluruh lapas. Para napi terkejut dan bingung dengan kejadian tersebut. Beberapa berbisik-bisik dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Gak nyangka," kata napi yang memiliki kamar di seberangnya Mario."Tapi, apakah tidak ada yang mencurigakan sebelumnya?" tanya yang lain."Apa? Sepertinya tidak ada. Mario, bersikap seperti biasanya tidak ada yang terlihat aneh." Napi yang kebetulan satu ruangan dengan Mario, memberikan jawaban.Beberapa dari mereka mencoba mendekati Rico, yang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 132. Rencana Tersembunyi

    "Hai, Bos Mario. Saya mendengar Anda cukup terkenal di dunia ini," sapa Rico, yang mencoba mendekati Mario."Heh, siapa yang memberi tahu tentang itu, bocah?" sahut Mario dengan nada sombong."Oh, banyak orang di sini. Mereka bilang Anda punya reputasi yang hebat," terang Rico yang mulai berakting.Kekasih Diana itu memang sengaja menyanjung Mario, agar pria itu percaya padanya. Dengan demikian, ia bisa dengan mudah melakukan rencana yang sudah dibuat oleh Gilang untuknya.Gilang harus berhati-hati, karena rencananya melibatkan tindakan ilegal dan berbahaya. Langkah ini bisa memiliki konsekuensi serius, termasuk hukuman pidana bagi Gilang sendiri jika dia ketahuan terlibat dalam rencana tersebut.Tapi Gilang juga yakin jika Rico mampu melakukan semua hal yang sudah dipersiapkan untuk balas dendam pada Mario."Hm, tergantung perspektif orang sih. Bagaimana denganmu, bocah? Bagaimana kau bisa di sini?" Mario bertanya pada Rico."Hahaha ... Sama seperti banyak dari kita di sini, terjebak

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 131. Harus mau

    "Mama!" Setu Saras, melihat keadaan mamanya yang tidak sadarkan diri."Sayang?" Rico ikutan panik.Situasi semakin rumit. Rico yang memberikan keputusan penting dalam hubungan percintaannya, membuat Diana terkejut dan akhirnya kehilangan kesadaran.Gilang dan Saras saling berpandangan, tak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua sangat terpukul dengan kondisi Diana yang seperti ini, namun mereka tetap berusaha untuk menangani situasi dengan bijak.Mereka segera memanggil bantuan dan berusaha meredakan keadaan. Semua ini tidak mudah, tetapi mereka harus bersikap tenang dan bijaksana untuk menghadapi masalah ini.Setelah beberapa saat, Diana akhirnya sadar. Gilang dan Saras masih berusaha menjaga ketenangan."Mama Diana? Mama Diana?" panggil Gilang, mencoba menyadarkan Mama mertuanya."Ma, bangun, Ma!" lirih suara Saras, dengan menekan-nekan telapak tangan mamanya."Kita bawa ke rumah sakit, saja!" ajak Gilang, mengingat kondisi Diana.Saras hanya mengangguk lemah, masih terlihat terpukul

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 130. Sebaiknya Berpisah

    "Hai, sayang. Uluh-uluh ... Mama kangen sama kamu dan Rafi," ungkap Diana, Begitu tiba di rumah Gilang. Wanita itu datang keesokan harinya, setelah mendapatkan undangan dari Gilang kemarin. Diana dan kekasihnya datang ke rumah Gilang, sesuai dengan permintaan dari Gilang."Apa kabar, Ma? Bagaimana keadaan, Mama? Sudah benar-benar sehat?" tanya Saras."Emh ... Mama__""Ma, urusan dengan keluarga korban bagaimana? Mereka tidak mempermasalahkan lagi, kan?"Saras langsung mengajukan beberapa pertanyaan secara bersamaan, tidak memberikan kesempatan pada mamanya untuk menjawabnya satu persatu terlebih dahulu."Mari, kita duduk dulu! Aku juga ingin berbincang-bincang dengan kalian berdua," terang Gilang, mengajak kedua orang yang baru saja datang untuk duduk di ruang tamu."Tentang apa?" Kekasih Diana mengajukan pertanyaan - seperti merasakan tidak nyaman."Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berbincang-bincang saja," terang Gilang menjelaskan agar Rico tidak curiga.Diana melirik ke arah Sa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 129. Ternyata Musuh

    "Sayang, mmmhhh ... aku ingin mencari tahu lebih mengenai kekasih muda mama. Aku merasa curiga dengan niatnya mau bersama dengan mama," terang Gilang."Ya, mas. Mungkin sebaiknya kita mencari tahu lebih lanjut agar tidak ada masalah di kemudian hari," jawab Saras, yang tidak pernah setuju dengan kelakuan mamanya.Mereka kemudian bekerja sama untuk mencari informasi mengenai kekasih muda Diana, untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan merugikan mama mertuanya dalam hubungan tersebut.Mereka berhasil mengumpulkan beberapa informasi tentang kekasih muda Diana. Ternyata, pria tersebut memang seorang model yang cukup sukses. Namun, Gilang masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Sayang, aku masih merasa curiga. Mungkin sebaiknya aku bicara langsung dengan mama Diana, atau bagaimana ya?" Gilang meminta pendapat isterinya."Iya, mas. Aku rasa itu adalah langkah yang baik," ujar Saras setelah berpikir.Gilang kemudian menghubungi Diana dan meminta untuk bertemu dengan kekasih mudan

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 128. Curiga

    "Saat ini tim sedang melakukan riset pasar potensial, Mas. Kami akan segera menyusun strategi untuk memasuki pasar baru." Akhirnya Ryan memberikan jawaban."Bagus, Ryan. Pastikan kita memiliki rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh," puji Gilang dengan menepuk Bunda asistennya tersebut."Saya akan memastikan semuanya terencana dengan baik, Mas." Ryan mengangguk patuh.Begitulah Ryan, yang selalu melakukan tugas dari Gilang tanpa banyak protes. Ia akan berusaha untuk melakukan semuanya dengan sebaik mungkin.Gilang juga tidak pernah ragu, apalagi kecewa dengan kinerja Ryan selama ini. Asistennya itu adalah orang yang sangat setia dan jujur. Jadi, tentunya Gilang selalu bisa menjadikan Ryan sebagai andalannya."Bagus, Ryan. Teruskan kerja kerasmu. Kita harus terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dengan baik." Gilang berbicara dengan nada bangga."Tentu, Mas. Saya dan tim, siap untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini." Ryan menggangguk - memastikan.Gilang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 127. Ekspansi

    "Hm, kita harus mencari tahu apa motif di balik ini. Apakah ada pihak lain yang memang ingin mencelakai Ibra atau mungkin ada konflik internal di dalam lapas?" Gilang mengangguk setuju dengan pertanyaan Ryan yang tadi."Saya akan meminta tim keamanan lapas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Semua harus dipastikan tidak adanya ancaman serius terhadap Ibra." Ryan menambahkan.Gilang dan Ryan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan teliti dan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi Ibra, meskipun itu di dalam lapas.Setelah berdiskusi dengan Ryan, Gilang juga memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian untuk memberikan informasi tambahan dan meminta bantuan dalam penyelidikan kasus makanan dan minuman beracun di dalam lapas.Sementara itu, Ryan akan segera mengatur pertemuan dengan ahli untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan di lapas sudah diperketat. Mereka juga akan melakukan audit internal untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 126. Prediksi

    "Halo, siapa ini?" tanya Gilang, saat ada nomor tak dikenal menghubungi ponselnya."Halo, maaf. Saya dari Lapas ingin memberitahukan bahwa kakak Anda, Ibra, sedang mengalami kondisi kesehatan yang memburuk. Kami akan segera membawanya ke rumah sakit." Orang di seberang, menjawab dengan memberikan kabar."Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Segera berikan alamat rumah sakitnya, saya akan datang secepatnya."Gilang sigap saat mendengar jawaban tersebut. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu pada kakaknya, meskipun selama ini Ibra tidak pernah bersikap baik padanya.Karena kabar ini juga tiba-tiba, Gilang tidak ada persiapan apapun. Tapi ia memutuskan untuk segera pergi ke rumah sakit dan menemui kakaknya.Tapi sekarang ini pria itu tidak lagi memiliki keluarga lain, selain kakaknya itu - di luar keluarga kecilnya yang sekarang."Baik, alamatnya adalah rumah sakit pemerintah, yang ada di seberang lapas. Mohon segera datang," pinta orang tersebut."Terima kasih, saya akan segera menuju ke sana."

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 125. Kekasih Baru

    Gilang tiba di kantor lagi bersama dengan Ryan. Ia menggerutu dengan kegagalannya bertemu klien dari Meksiko, tapi justru nona Tan yang datang.Pria itu masih ingat betul bagaimana Nona Tan yang menyapanya dengan senyum yang memiliki arti tersembunyi."Selamat bertemu lagi, Tuan Gumilang. Maaf jika datang tiba-tiba. Saya melihat kalian, dan ...""Ya, itu benar. Tapi sepertinya pertemuan itu gagal terlaksana," sahut Gilang tersenyum kecut."Sayang sekali. Mungkin saya bisa membantu Anda mengatasi masalah ini. Saya memiliki beberapa kontak dengan pengusaha Eropa atau Amerika, yang mungkin bisa membantu." Nona Tan justru memberikan penawaran.Ryan melihat dengan tidak suka, sebab ia tahu jika Gilang juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Nona Tan di antara mereka berdua saat seperti ini.Gilang sendiri terlihat jelas jika sedang kesal. Ia tidak pernah menyangka jika bertemunya kali ini akan gagal bahkan terasa seperti sedang terkena sial, sebab bertemu dengan Nona Tan juga."Ini sungg

DMCA.com Protection Status