Share

Bab 16. Gagal

last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-06 14:39:21

"Gilang, pergi bereskan gudang!"

Wanita paruh baya itu memerintah"menantu bodohnya" sambil menatap tajam.

Kekasih mudanya duduk di sofa, memegang kain kompresan. Entah apa yang terjadi pada "pria parasit" itu, sebab ada beberapa obat dan air hangat diatas meja-digunakan untuk mengompres.

Perasaan Gilang tidak nyaman, saat menyadari bahwa tatapan "pria parasit" itu seperti memiliki rencana jahat terhadapnya.

"Baik, Ma. Gilang segera ke gudang dan melakukan perintah, Mama."

"Bagus, dan ingat! Jangan menambah kekacauan di gudang!" tegas wanita itu memperingatkan.

Gilang memiringkan kepalanya, seperti tidak paham dengan maksud peringatan tersebut. Dia terus berjalan, tanpa menoleh lagi.

Sejenak setelah Gilang pergi, Surya menepuk sofa, meminta pada wanita itu untuk menghampirinya.

"Ah, iya Sayang. Maaf," ucap Wanita itu tersenyum canggung.

"Sayang, cintaku. Aku ingin bicara denganmu tentang Gilang."

Wanita itu memandang kekasihnya dengan serius. Dua tidak suka jika Surya lebih memperhatik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 17. Kecurigaan Surya

    "Mungkin itu ide yang bagus."Senyum puas tercetak jelas di bibir Diana, mendengar usulan tersebut. Dia berpikir bahwa Surya memang benar-benar pintar dengan segala akal "liciknya"."Dia memang selalu bertingkah seperti anak kecil. Kita hanya perlu bersikap seolah-olah kita terkejut dan menghiburnya," ungkap pria parasit itu, berusaha tetap tentang.Wajahnya yang lebam, terlihat menyeramkan menatap ke arah Gilang yang datar tanpa ekspresi.Sedang wanita itu tersenyum penuh kemenangan."Kita akan membuat dia semakin terlihat bodoh di depan Saras. Jangan beri tahu siapapun tentang rencana kita ini, jadi Saras akan kesal dan jengkel padanya.Wanita itu tersenyum puas setelah mendengarkan penjelasan kekasih mudanya--lagi.Dia bahkan tidak lagi memikirkan perasaan anak dan menantunya, hanya keegoisan dirinya yang ingin membahagiakan sang kekasih."Aku tahu dan mengerti, Sayang. Aku, tentunya mendukung rencana ini. Kita lihat saja nanti, betapa hancurnya perasaan Saras, saat lihat Gilang ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 18. Tidak Berkabar

    Pria menyeramkan itu justru merasa curiga, karena Surya mengatakan sesuatu yang memang sedang dikerjakannya saat ini."Ka-mu ... k-amu mengawasi Gi-lang, iya Gilang. Be-benar, kan?"Surya mencoba bertanya tentang kecurigaannya yang tadi, meskipun dengan terbata-bata."Lalu?"Pria menyeramkan itu justru balik bertanya, tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan Surya."A-ku ... a-ku ju-juga sed-dang mengawasi pria bodoh itu."Masih dengan posisi yang tertelungkup dan ditekan pria menyeramkan itu, Surya memberitahu apa yang sedang dikerjakannya di tempat ini.Kleg kleg"Argh ... tidak!"Tapi Pria menyeramkan itu tidak percaya, bahkan mematahkan jari tangan Surya satu per satu sambil terus bertanya--siapa yang menyuruhnya."Argh..."Kleg klegSurya terus berteriak kesakitan, tapi teriakan itu tidak menghentikan Pria menyeramkan itu menghentikan aksinya."Siapa yang menyuruhmu?!" tanya Pria itu dengan geram."Arghhh ... ti-dak. Tidak ada. A-aku ... a-ku hanya merasa penasaran dengannya. A-k

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 19. Kabar Mengejutkan

    Sementara Diana gelisah memikirkan Surya yang tidak berkabar, di dalam mobil yang berjalan menuju kawasan rawa-rawa terdapat seseorang yang duduk dengan pandangan fokus ke depan.Tangannya yang terletak di atas kemudi, memegang setir dengan mantap. Wajahnya tampak tenang, tanpa ada tanda-tanda kecemasan atau kegelisahan. Nafasnya teratur, mengikuti irama jalan yang datar dan lancar.Meskipun peristiwa baru saja terjadi, suasana di dalam mobil tetap sunyi. Tidak ada ekspresi kecemasan atau penyesalan di wajahnya. Tatapan matanya yang tetap stabil dan fokus mencerminkan ketenangan yang luar biasa.Drettt Drettt DretttNotifikasi pesan pada ponselnya, dibiarkan begitu saja."Tidak perlu mengirim pesan, Bos. Aku sedang membereskan sesuatu," gumamnya sendiri, seakan-akan sedang berbincang dengan seseorang."Ternyata ada seseorang yang ingin bersaing denganku untuk menyingkirkan sampah itu."Orang itu bergumam lagi, menoleh sekilas kearah belakang kemudian kembali fokus ke depan.Ada rasa k

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 20. Penipu Ulung

    "Anda tidak lagi menjadi CEO di perusahan ini. Tapi ... jika Anda masih ingin bekerja, saya bisa menempatkan Anda pada devisi staff yang cocok.""Apa?!" tanya Mario cepat."Saya paham bahwa ini sulit bagi Anda. Tetapi, inilah bisnis, Pak Mario."Mario tidak terima dengan keputusan Ryan yang sepihak. Dia marah besar karena merasa disepelekan oleh orang yang dipercaya."Tapi Anda melakukannya dengan licik, Pak Ryan! Saya percaya dengan Anda, tapi apa yang Anda lakukan, Hahh?!"Ryan, dengan wajah tanpa ekspresi, memberitahu bahwa ia mengambil alih perusahaan karena merasa kepemimpinan Mario tidak lagi efektif.Dan perusahaan memerlukan perubahan drastis untuk bertahan.Pria itu merasa seperti diberondong kehancuran. Dia menyadari bahwa keserakahan dan tindakan liciknya telah kembali menyerangnya dengan cara yang pahit."Anda, bercanda?" tanya Mario, tetap tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Ya, saya tidak sedang bercanda," sahut Ryan menekankan.Sedetik kemudian, Pria itu tertegu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 21. Berkelahi

    "Hai, apakah kamu melihat?" tanya Diana, dengan wajahnya yang terlihat khawatir.Wanita itu sedang sibuk menghubungi orang-orang, mencari tahu tentang keberadaan kekasih mudanya yang tidak berkabar sejak kemarin sore.Sayangnya, setiap orang yang ditelepon oleh wanita itu tidak ada yang tahu tentang keberadaan dan keadaan Surya."Aku tidak melihatnya. Mungkin sedang sibuk dengan pekerjaan, atau ...""Atau apa?" tanyanya cepat, tidak sabar untuk mendapatkan kabar."Emh ... apa kamu sudah cek ke rumahnya?" tanya orang di seberang sana, memastikan.Sayangnya, wanita itu mengeleng, yang tentunya tidak dilihat oleh lawan bicaranya. Dia sendiri tidak pernah mengetahui, di mana alamat rumah Surya dengan jelas.Diana mulai berpikir dengan usulan temannya barusan. Dia tidak pernah mengetahui keluarga dari pacar mudanya itu, jadi tidak mungkin dia mencari tahu lewat mereka.Satu-satunya cara adalah dengan melaporkannya kepada pihak kepolisian, agar didaftarkan dalam pencarian orang hilang."Ah,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 22. Terpaksa Berkelahi

    Perkelahian dimulai dengan pukulan pertama dari pria asing, yang dihindari dengan cekatan oleh Gilang. Gilang merespons dengan pukulan balasan ke arah perut pria tersebut, namun pria asing berhasil menghindar dengan mengelakkan tubuhnya ke samping."Hehh! Kau pikir kau cukup pintar? Hahaha ..." ejek Pria asing, saat berhasil menghindar."Ck, dasar tak berguna!" decih Gilang sama meremehkan pria asing itu."Brengsek!" maki Pria itu tidak terima.Keduanya kembali bergulat dalam upaya untuk mengendalikan satu sama lain.Pria asing mencoba menjatuhkan Gilang dengan meraih kakinya, sementara Gilang berusaha mempertahankan keseimbangan dan menghindari pergerakan tersebut.Ruangan rumah yang dihiasi oleh cahaya matahari sore melalui jendela, menciptakan bayang-bayang tajam di sepanjang lantai. Langkah-langkah kaki dengan pergerakan yang tidak teratur yang terhenti dan nafas berdebar memenuhi udara saat Gilang dan pria asing itu saling menatap dengan intensitas.Meja dan kursi tergeser, dan b

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 23. Malaikat Maut

    Situasi menjadi semakin rumit ketika Saras tiba di rumah dan tanpa sengaja menyaksikan perkelahian yang sedang berlangsung antara Gilang dan pria asing itu. Namun, yang lebih mengejutkan baginya adalah melihat keadaan suaminya, Gilang, yang tampak begitu berbeda dari biasanya.'Ini benar, Mas Gilang?' tanyanya dalam hati."Ta-pi ... selama ini, dia ..."Saras, yang masih dalam keadaan kaget dan terkejut, melihat suaminya berdiri di depannya untuk jadi tameng. Kedua mata mereka bertemu secara sekilas, dan dalam pandangan itu, Saras merasakan bahwa Gilang benar-benar bertekad untuk melindunginya, bahkan dengan risiko pada dirinya sendiri."Pergi dari sini! Aku tidak akan mempermasalahkan lagi, jika kamu segera angkat kaki!" teriak Gilang memerintah."Hahaha ... dasar bodoh! Aku, tidak akan pernah mundur setiap melakukan tugas. Hahaha ..."Ketegangan di ruangan semakin meningkat, tetapi Gilang dengan tegas meminta pria asing tersebut dan mengeluarkan perintah tegas agar dia segera pergi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 24. Jasa Pembersih

    Diana terkejut mendengar kata-kata polisi jaga dan mencoba merenung beberapa saat. Dia mulai mengingat kembali kejadian-kejadian sebelumnya yang mungkin berhubungan dengan situasi saat ini."Maaf, Bapak Polisi, saya tidak tahu apa-apa tentang ciri-ciri yang dilaporkan ibu-ibu muda sebelumnya. Saya hanya berada di sini untuk urusan pribadi," ujar Diana dengan nada sedikit terkejut, tapi juga ketusPolisi jaga mengangguk dan memandang Diana dengan seksama."Baiklah, Ibu. Maafkan saya jika saya terlalu khawatir, karena beberapa ciri-ciri yang Anda sebutkan sama. Kami sedang menginvestigasi beberapa insiden terkait penipuan di daerah ini, dan ada beberapa kesamaan dalam cerita yang kami terima."Diana merasa semakin penasaran dan khawatir, setelah mendapatkan penjelasan dari polisi tersebut."Penipuan? Apa hubungannya dengan saya?" tanyanya tidak suka.Polisi jaga menggelengkan kepala, mencoba untuk bersabar dalam menghadapi pelapor yang sedang emosi ini."Bukan berarti Ibu terlibat, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11

Bab terbaru

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 133. Tidak bisa diremehkan

    "Hai, tekan dada bagian jantungnya!" seru penjaga, pada napi yang berikan bantuan pertama."Egh! Eh, tetap gak bisa, pak!" teriak napi tersebut, merasa putus asa.Napi-napi lainnya berusaha memberikan pertolongan pertama pada Mario, tetapi sayangnya, kondisinya sudah terlalu parah.Meskipun upaya mereka lakukan sebaik mungkin, Mario akhirnya meregang nyawa dalam keadaan yang menyedihkan. Suasana sel berubah menjadi hening dan penuh duka cita.Pagi harinya, berita kematian Mario telah menyebar ke seluruh lapas. Para napi terkejut dan bingung dengan kejadian tersebut. Beberapa berbisik-bisik dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Gak nyangka," kata napi yang memiliki kamar di seberangnya Mario."Tapi, apakah tidak ada yang mencurigakan sebelumnya?" tanya yang lain."Apa? Sepertinya tidak ada. Mario, bersikap seperti biasanya tidak ada yang terlihat aneh." Napi yang kebetulan satu ruangan dengan Mario, memberikan jawaban.Beberapa dari mereka mencoba mendekati Rico, yang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 132. Rencana Tersembunyi

    "Hai, Bos Mario. Saya mendengar Anda cukup terkenal di dunia ini," sapa Rico, yang mencoba mendekati Mario."Heh, siapa yang memberi tahu tentang itu, bocah?" sahut Mario dengan nada sombong."Oh, banyak orang di sini. Mereka bilang Anda punya reputasi yang hebat," terang Rico yang mulai berakting.Kekasih Diana itu memang sengaja menyanjung Mario, agar pria itu percaya padanya. Dengan demikian, ia bisa dengan mudah melakukan rencana yang sudah dibuat oleh Gilang untuknya.Gilang harus berhati-hati, karena rencananya melibatkan tindakan ilegal dan berbahaya. Langkah ini bisa memiliki konsekuensi serius, termasuk hukuman pidana bagi Gilang sendiri jika dia ketahuan terlibat dalam rencana tersebut.Tapi Gilang juga yakin jika Rico mampu melakukan semua hal yang sudah dipersiapkan untuk balas dendam pada Mario."Hm, tergantung perspektif orang sih. Bagaimana denganmu, bocah? Bagaimana kau bisa di sini?" Mario bertanya pada Rico."Hahaha ... Sama seperti banyak dari kita di sini, terjebak

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 131. Harus mau

    "Mama!" Setu Saras, melihat keadaan mamanya yang tidak sadarkan diri."Sayang?" Rico ikutan panik.Situasi semakin rumit. Rico yang memberikan keputusan penting dalam hubungan percintaannya, membuat Diana terkejut dan akhirnya kehilangan kesadaran.Gilang dan Saras saling berpandangan, tak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua sangat terpukul dengan kondisi Diana yang seperti ini, namun mereka tetap berusaha untuk menangani situasi dengan bijak.Mereka segera memanggil bantuan dan berusaha meredakan keadaan. Semua ini tidak mudah, tetapi mereka harus bersikap tenang dan bijaksana untuk menghadapi masalah ini.Setelah beberapa saat, Diana akhirnya sadar. Gilang dan Saras masih berusaha menjaga ketenangan."Mama Diana? Mama Diana?" panggil Gilang, mencoba menyadarkan Mama mertuanya."Ma, bangun, Ma!" lirih suara Saras, dengan menekan-nekan telapak tangan mamanya."Kita bawa ke rumah sakit, saja!" ajak Gilang, mengingat kondisi Diana.Saras hanya mengangguk lemah, masih terlihat terpukul

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 130. Sebaiknya Berpisah

    "Hai, sayang. Uluh-uluh ... Mama kangen sama kamu dan Rafi," ungkap Diana, Begitu tiba di rumah Gilang. Wanita itu datang keesokan harinya, setelah mendapatkan undangan dari Gilang kemarin. Diana dan kekasihnya datang ke rumah Gilang, sesuai dengan permintaan dari Gilang."Apa kabar, Ma? Bagaimana keadaan, Mama? Sudah benar-benar sehat?" tanya Saras."Emh ... Mama__""Ma, urusan dengan keluarga korban bagaimana? Mereka tidak mempermasalahkan lagi, kan?"Saras langsung mengajukan beberapa pertanyaan secara bersamaan, tidak memberikan kesempatan pada mamanya untuk menjawabnya satu persatu terlebih dahulu."Mari, kita duduk dulu! Aku juga ingin berbincang-bincang dengan kalian berdua," terang Gilang, mengajak kedua orang yang baru saja datang untuk duduk di ruang tamu."Tentang apa?" Kekasih Diana mengajukan pertanyaan - seperti merasakan tidak nyaman."Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berbincang-bincang saja," terang Gilang menjelaskan agar Rico tidak curiga.Diana melirik ke arah Sa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 129. Ternyata Musuh

    "Sayang, mmmhhh ... aku ingin mencari tahu lebih mengenai kekasih muda mama. Aku merasa curiga dengan niatnya mau bersama dengan mama," terang Gilang."Ya, mas. Mungkin sebaiknya kita mencari tahu lebih lanjut agar tidak ada masalah di kemudian hari," jawab Saras, yang tidak pernah setuju dengan kelakuan mamanya.Mereka kemudian bekerja sama untuk mencari informasi mengenai kekasih muda Diana, untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan merugikan mama mertuanya dalam hubungan tersebut.Mereka berhasil mengumpulkan beberapa informasi tentang kekasih muda Diana. Ternyata, pria tersebut memang seorang model yang cukup sukses. Namun, Gilang masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Sayang, aku masih merasa curiga. Mungkin sebaiknya aku bicara langsung dengan mama Diana, atau bagaimana ya?" Gilang meminta pendapat isterinya."Iya, mas. Aku rasa itu adalah langkah yang baik," ujar Saras setelah berpikir.Gilang kemudian menghubungi Diana dan meminta untuk bertemu dengan kekasih mudan

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 128. Curiga

    "Saat ini tim sedang melakukan riset pasar potensial, Mas. Kami akan segera menyusun strategi untuk memasuki pasar baru." Akhirnya Ryan memberikan jawaban."Bagus, Ryan. Pastikan kita memiliki rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh," puji Gilang dengan menepuk Bunda asistennya tersebut."Saya akan memastikan semuanya terencana dengan baik, Mas." Ryan mengangguk patuh.Begitulah Ryan, yang selalu melakukan tugas dari Gilang tanpa banyak protes. Ia akan berusaha untuk melakukan semuanya dengan sebaik mungkin.Gilang juga tidak pernah ragu, apalagi kecewa dengan kinerja Ryan selama ini. Asistennya itu adalah orang yang sangat setia dan jujur. Jadi, tentunya Gilang selalu bisa menjadikan Ryan sebagai andalannya."Bagus, Ryan. Teruskan kerja kerasmu. Kita harus terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dengan baik." Gilang berbicara dengan nada bangga."Tentu, Mas. Saya dan tim, siap untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini." Ryan menggangguk - memastikan.Gilang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 127. Ekspansi

    "Hm, kita harus mencari tahu apa motif di balik ini. Apakah ada pihak lain yang memang ingin mencelakai Ibra atau mungkin ada konflik internal di dalam lapas?" Gilang mengangguk setuju dengan pertanyaan Ryan yang tadi."Saya akan meminta tim keamanan lapas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Semua harus dipastikan tidak adanya ancaman serius terhadap Ibra." Ryan menambahkan.Gilang dan Ryan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan teliti dan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi Ibra, meskipun itu di dalam lapas.Setelah berdiskusi dengan Ryan, Gilang juga memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian untuk memberikan informasi tambahan dan meminta bantuan dalam penyelidikan kasus makanan dan minuman beracun di dalam lapas.Sementara itu, Ryan akan segera mengatur pertemuan dengan ahli untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan di lapas sudah diperketat. Mereka juga akan melakukan audit internal untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 126. Prediksi

    "Halo, siapa ini?" tanya Gilang, saat ada nomor tak dikenal menghubungi ponselnya."Halo, maaf. Saya dari Lapas ingin memberitahukan bahwa kakak Anda, Ibra, sedang mengalami kondisi kesehatan yang memburuk. Kami akan segera membawanya ke rumah sakit." Orang di seberang, menjawab dengan memberikan kabar."Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Segera berikan alamat rumah sakitnya, saya akan datang secepatnya."Gilang sigap saat mendengar jawaban tersebut. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu pada kakaknya, meskipun selama ini Ibra tidak pernah bersikap baik padanya.Karena kabar ini juga tiba-tiba, Gilang tidak ada persiapan apapun. Tapi ia memutuskan untuk segera pergi ke rumah sakit dan menemui kakaknya.Tapi sekarang ini pria itu tidak lagi memiliki keluarga lain, selain kakaknya itu - di luar keluarga kecilnya yang sekarang."Baik, alamatnya adalah rumah sakit pemerintah, yang ada di seberang lapas. Mohon segera datang," pinta orang tersebut."Terima kasih, saya akan segera menuju ke sana."

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 125. Kekasih Baru

    Gilang tiba di kantor lagi bersama dengan Ryan. Ia menggerutu dengan kegagalannya bertemu klien dari Meksiko, tapi justru nona Tan yang datang.Pria itu masih ingat betul bagaimana Nona Tan yang menyapanya dengan senyum yang memiliki arti tersembunyi."Selamat bertemu lagi, Tuan Gumilang. Maaf jika datang tiba-tiba. Saya melihat kalian, dan ...""Ya, itu benar. Tapi sepertinya pertemuan itu gagal terlaksana," sahut Gilang tersenyum kecut."Sayang sekali. Mungkin saya bisa membantu Anda mengatasi masalah ini. Saya memiliki beberapa kontak dengan pengusaha Eropa atau Amerika, yang mungkin bisa membantu." Nona Tan justru memberikan penawaran.Ryan melihat dengan tidak suka, sebab ia tahu jika Gilang juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Nona Tan di antara mereka berdua saat seperti ini.Gilang sendiri terlihat jelas jika sedang kesal. Ia tidak pernah menyangka jika bertemunya kali ini akan gagal bahkan terasa seperti sedang terkena sial, sebab bertemu dengan Nona Tan juga."Ini sungg

DMCA.com Protection Status