Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / 68. Berhati-hatilah Terhadap The Big Ring

Share

68. Berhati-hatilah Terhadap The Big Ring

Author: Angdan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku nanti menceritakannya. Ceritanya sangat panjang dan jalankan permintaanku segera. Aku ingin membuka kejahatan banyak orang di acara pertemuan pebisnis besar di Indonesia yang diadakan oleh Raja Bisnis Industri. Banyak orang yang gak tahu, kan kalau telah beralih kepemilikan dan yang menjalankan bisnis Ayah?”

“Betul, hanya rekan kerja Tuan besar yang bisa dipercaya.”

“Bagus. Bagaimana keadaan Ayah?”

“Keadaan Tuan besar semakin membaik dan sering tersenyum akhir-akhir ini karena beliau pernah bilang pada saya bahwa keinginan dan semangat untuk sembuh adalah melihat keadaan Tuan besar saat ini yang sudah tumbuh dewasa dan memiliki seorang Istri yang cantik, anggun dan cerdas. Bahkan, Tuan besar adalah rekan bisnis Sentosa yang menjalin hubungan pertemanan bisnis yang sangat erat dan baik.”

“Syukurlah. Aku tutup teleponnya dulu.”

“Tunggu, Tuan muda.”

“Apa lagi?”

Willy terdiam beribu bahasa dan terdengar helaan napas panjang di balik handphone. Entah apa yang ada di pikiran dan dikhaw
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   69. Informasi Tambahan Tentang The Big Ring

    “Istrinya tahu, tapi pura-pura tidak tahu karena takut disiksa lagi oleh The Big Ring sehingga lebih baik diam dan anaknya masih duduk di Sekolah Dasar dan kelas tiga. Anak dia hanya satu. Jika suaminya berpesta, dia masuk ke kamar anaknya dan tidur di sana hingga mengunci pintu,” ungkap perempuan berambut pirang.“Oke, kenalan dulu setelah berbicara banyak dan sepertinya … hampir sepuluh menit di sini. Siapa namanya?”“Namaku adalah Naysila Melati Pramudya, turunan Inggris, Jawa Timur. Lahir dan besar di kota ini. Jadi, gak ada medoknya.”“Pantesan. Namaku adalah Naupolo.”“Nama yang unik,” kata Naysila sambil menjabat tangan Arya.Arya menjabat tangan Naysila sembari tersenyum tipis. Ia mengarang nama panggilan secepat kilat agar tidak ketahui oleh siapa pun ketika menyamar dan memiliki misi tersendiri untuk membongkar para penjahat di dunia perbisnisan.“Kamu mau aku temani masuk ke dalam sana?”“Gak perlu, aku bisa sendiri. Oh, iya, ngomong-ngomong, tas yang kamu jinjing beli di m

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   70. Kesalahan Kecil Berdampak Besar

    “Saya tahu dari seseorang. Tuan muda lupa bahwa Tuan besar juga punya mata-mata di sana.”“Aish, iya. Aku datang ke sana, tapi aman dan gak berbuat hal apa pun.”“Syukurlah karena dia adalah orang yang lebih berbahaya dari Keanu dan Baidi Stagle.”“Iya, Pak.”Arya menggaruk kepala yang tidak gatal lalu mengusap seluruh wajah bahwa ayahnya memiliki banyak mata di berbagai belahan dunia. Ia juga melupakan sampai tidak menyadari bahwa Ayah memiliki banyak mata. Namun, ketika mengingat perkataan Willy bahwa semua rencana yang pernah disusun, bertemu dengan siapa pun Ayah mengetahui semuanya.Arya meletakkan handphone di atas nakas sembari memandangi langit-langit rumah dan memikirkan cara untuk mengungkapkan sosok Keanu di hadapan banyak orang atau orang-orang yang bekerja sama dengannya atas kelancaran bisnis gelapnya. Strategi yang sudah disusun olehnya merasa ada yang kurang dan tepat untuk membongkar kejahatannya di hadapan banyak orang.Menit demi menit berlalu, posisi badan Arya yan

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   71. Kedatangan Soeparman yang Mendadak

    “Kelemahan dia adalah bisnis gelapnya yang aku sudah memiliki beberapa bukti yang bisa menguatkan untuk dilaporkan ke pihak berwajib. Jadi, aku bisa mengendalikan mereka kalau mau berbuat macam-macam sama kamu.”“Kelemahan dia bukan ada pada bisnis gelapnya, Mas, tapi ayahnya adalah kelemahannya. Jika kamu menggunakan Baidi untuk menghancurkan Keanu maka dia akan tunduk dan mengaku salah di hadapan banyak orang. Baidi adalah segalanya untuk dia dan tanpa ayahnya, dia gak akan bisa berbuat apa pun. Keanu memang jahat, tapi otaknya ada pada ayahnya. Dia hanyalah boneka yang dimanfaatkan oleh Baidi untuk memperoleh keuntungan,” kata Cahaya tegas sembari menatap lamat.Arya mengalihkan pandangan dan memikirkan semua ucapan yang dikatakan oleh Cahaya. Semua ucapan istrinya memang benar, semua kebutuhan selalu dikomandankan oleh Baidi. Keanu bisa dikatakan menjadi boneka untuk memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari kebangkrutan Sentosa.Namun, meskipun kelemahannya ada pada ayahnya, dia

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   72. Dua Nama Perempuan yang Mencurigakan

    Arya pergi meninggalkan rumah sakit sembari mengusap daerah bibir dan menggerakkan bibir ke kiri sekilas lalu membuang napas perlahan. Ia menuju mobil parkiran yang diakui sebagai mobil Willy lalu masuk mobil. Sebelum menyalakan mesin, setir kemudi dipukul keras sebanyak dua kali olehnya karena Cahaya masih memiliki pikiran dan menganggap dirinya adalah orang yang tidak memiliki banyak materi.Arya menyalakan mesin lalu menginjak gas mobil menuju tempat kerjanya. Namun, anggapan dia menjadi motivasi untuknya dalam menjalankan misi untuk banyak orang.Selama perjalanan, ia mendapati beberapa orang adu mulut dengan berbagai macam ekspresi hingga wajah memerah. Apa yang dilihat oleh Arya menggambarkan suasana hari ini yang dikejutkan oleh Ayah yang datang secara tiba-tiba, masalah Arini yang membuat Keanu curiga karena tanda titik hitam kecil dan ucapan istrinya.Puluhan menit berlalu, Arya tiba di tempat kerja dan melihat tiga mobil mewah dengan warna merah, hijau dan biru dan tipe mobi

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   73. Informasi Tentang Maria Santa Agnesia

    Inspektur Radit mengeluarkan handphone dan terlihat mencari sesuatu yang berhubungan dengan perempuan itu. Hitungan detik, ia memberikan handphone pada Arya dan terdapat foto jirigen dengan cairan yang berwarna sama, korek api dan tanda iluminati di bagian leher kanan.Lagi dan lagi, Arya dikejutkan sosok lain yang menjadi suruhan dari pengusaha yang tampak iri dengan usaha ayahnya. Bahkan, ia tidak tahu banyak tentang hal itu sehingga terkejut dengan kehadiran beberapa orang yang berusaha menghancurkan bisnis ayahnya.“Tolong kirimkan saya foto dia pada saya, Pak.”“Boleh minta nomor handphone-nya?”Arya memasukkan nomor handphone di handphone Inspektur Radit. Setelah itu diberikan kembali dan meminta Inspektur Radit ke ruangannya untuk membahas sosok perempuan itu.“Ikut ke ruangan saya, Pak.”“Ada apa, Pak?”“Ikut saja, Pak.”“Baik, Pak.”“Tolong bersihkan bensin itu dan jauhkan patung-patung yang telah dikenakan baju pengantin.”“Baik, Pak.”Inspektur Radit menuruti permintaan Ary

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   74. Perkenalan Dengan Perusahaan Minyak

    Willy mengangguk pelan, tetapi dia belum mengalihkan kepala, tiba-tiba Ayah menoleh dan memanggil Arya dengan keras dan tampak akrab dengannya. Arya mematung selama satu menit lalu menurunkan tangan karena identitas yang sesungguhnya terbongkar dan berpikir bahwa ada seseorang yang mengenal dirinya di antara karyawan mereka dan berteman dengan sosok musuhnya.“Aryaa! Nah, sini. Ayo cepat sini!” seru Ayah Arya keras sembari menggerakkan jemari.Jemari memijat kening perlahan sembari menghela napas panjang dan pandangan tertunduk karena tidak habis pikir dengan sikap ayahnya yang bisa membahayakan posisinya. Ruangan kantor yang sangat besar dan terdapat banyak orang menjadi menoleh ke arahnya karena ulah Ayah. Ia menghampiri Ayah dengan menurunkan tangan dan berjalan tegap sembari tersenyum lebar pada karyawan yang pertama kali dilihat.Selama diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengurus semua perusahaan ayahnya, ia memijakkan kaki pertama kali di kantor sebesar ini. Desain interior p

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   75. Kurun Waktu Sebulan

    “Maria Santa Agnesia.”Arya mengernyitkan dahi ketika melihat Ayah dan Willy saling bertatapan dari cermin lift. Tidak lama, pintu lift terbuka lalu keluar menuju ruangannya yang pernah dipakai oleh Ayah. Willy memperkenalkan tujuh ruangan dalam satu lantai.“Lantai lima ini ada tujuh ruangan yang terdiri dari dua ruangan Direktur. Satu ruang Direktur Keuangan, Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Operasional, Ruang CEO dan pemilik.”“Ruangan depan lift apakah ruanganku nanti, Yah, Pak Willy?” tanya Arya yang menebak posisi ruangan depan lift.“Betul. Itu adalah ruangan Tuan muda yang banyak fasilitasnya.”Willy membuka ruangan Tuan besar lalu mempersilakan Tuan besar dan Tuan muda untuk masuk ke dalam ruangannya. Arya memasuki ruangannya dengan pandangan yang takjub dengan ruangan yang sangat luas, barang-barang yang serba warna krim dengan bahan kaju jati untuk kursi kerja, sofa yang empuk, televisi yang sangat besar yang dihiasi dengan lampu gantung yang besar dan desain yang mew

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   76. Tantangan Ayah yang Sedikit Menegangkan

    “Sanggup. Lihat saja nanti, aku pasti bisa menunjukkan bahwa mampu mencari tahu, membongkar dan mengungkapkan semua penjahat,” jawab Arya secepat kilat sembari menutup dokumen dan memberikan semua berkas pada Willy.“Oke, buktikan!” Ayah memerhatikan Arya secara tegap dan serius.Ketegangan di antara mereka berdua terasa sehingga menjadi canggung karena pertemuan yang sangat singkat setelah beberapa tahun tidak bertemu. Bahkan, Arya pun memandangi Ayah yang sudah terlihat sehat dan normal ketika mengingat beberapa minggu yang lalu sedang terbaring di ruangan dingin dan ranjang panjang berwarna putih dipasang alat rumah sakit yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang saat memerhatikan Ayah sedang tidur.Hitungan detik, ekspresi serius terlukis senyuman lebar dan suara tawa yang menggelegar di ruangan ketika melihat Arya yang tegang. Suara itu adalah milik Ayah.“Astaga, Arya. Wajahmu serius sekali saat Ayah menantangmu.” Ayah menepuk lengannya yang kekar dengan sekuat tenaga hing

Latest chapter

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   138. Akhir yang Berbuah Manis

    Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   137. Pengungkapan Stagle dan Rekannya

    Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   136. Penataan Aula Hotel

    “Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   135. Rencana Kecil yang Berhasil

    “Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   134. Pergerakan Agent Arya

    Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   133. Pemakaman Palsu

    Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   132. Malam Berduka

    “Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   131. Menyusun Skenario Pemakaman Palsu

    “Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   130. Bekerja Sama Dengan Banyak Pihak

    “Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek

DMCA.com Protection Status