โTidak ada, Pak. Semuanya lancar. Bahkan, alat dan teknologi perminyakan telah diperbarui oleh Pak Soeparman setahun yang lalu sebelum kondisi beliau drop dan mengalami koma.โArya memandangi Adi yang mengungkapkan kondisi ayahnya. Bahkan, tanpa segan dan semangat, dia mengungkapkan bahwa semua alat dan teknologi telah diperbarui oleh Ayah. Apakah Ayah melakukan semua ini untuk Arya?Senyuman tipis tergambar di bibir sembari menundukkan kepala saat mengetahui Ayah adalah pria pekerja keras yang memedulikan fasilitas karyawan yang bekerja di perusahaannya. Ayah adalah pria yang bertanggung jawab demi kelancaran bisnis dan kesejahteraan karyawan.โBisa tolong antarkan saya ke dalam untuk melihat dan mengetahui proses pengeboran minyak dan cara kerja minyak?โโBoleh, Pak. Saya antarkan.โArya masuk ke ruangan pengolahan minyak lebih dalam. Kondisi ruangan semakin dalam malah semakin luas dan lebar dan terdapat beberapa pintu yang digunakan untuk karyawan keluar masuk. Tidak hanya itu, ia
โAda dua orang yang menegurnya dengan kalimat kasar dan di depan banyak orang.โโSebutkan namanya sekarang juga!โโJika Bapak sudah tahu namanya, apakah Bapak memecat mereka?โ tanya salah satu karyawan yang menghadapnya.Arya mengambil dokumen dari tangan mereka lalu membuka map dokumen satu per satu. Ia membaca isi kertas dengan seksama hingga akhir. Bahkan, ia melakukan hal yang sama pada dokumen kedua. Setelah membaca semua dokumen yang membutuhkan tanda tangan, dua dokumen diberikan pada mereka.โKenapa kamu ingin tahu yang saya lakukan pada mereka? Jika itu perlu, maka saya akan melakukannya.โโMereka adalah karyawan terbaik di perusahaan dengan jabatan masing-masing.โโApakah Bapak Soeparman mengetahui sikap mereka? Apa yang menjadi penilaian di sini yang menobatkan mereka menjadi karyawan terbaik? Kinerja?โ cecar Arya ketus.โBapak Soeparman belum mengetahui hal ini, Pak. Mereka mendapatkan itu karena teman-teman disogok uang untuk memilih mereka menjadi karyawan terbaik di per
โAku hanya ingin diam dan kamu gak perlu tanya hal apa pun padaku,โ jawab Arya dengan intonasi penekanan seraya menoleh ke arahnya dan menatap tajam selama dua detik.Arya menjadi seorang lelaki dengan nada yang datar dan terlihat tidak memedulikan kehadiran istri di sampingnya, padahal mereka hendak bertemu dengan Ayah Arya yang tidak pernah ditunjukkan padanya sebagai perkenalan. Ya, Arya melakukan semua itu bukan untuk dirinya saja melainkan, untuk kebaikan banyak orang.Arya mengusap seluruh wajah. โMaafkan aku.โโGak apa, Mas. Aku tahu alasan kamu begitu. Akhir-akhir ini kamu jarang tidur, sibuk dengan urusan yang seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik, tapi gak ada orang dewasa yang sadar akan hal itu sehingga masalah itu menguras pikiran dan waktumu,โ balas Cahaya yang terdengar mengerti dan memahami kondisinya.Arya tidak mendengarkan ucapan Cahaya sama sekali karena pandangan yang fokus pada jalanan dengan kaki yang terus menginjak gas mobil. Jalan raya yang cukup rama
โBelum, Mas Arya hanya bilang kalau bertemu dengan seseorang yang penting dan ternyata, orang penting adalah Bapak. Seorang Miliyuner yang sangat kaya raya dengan julukan Raja bisnis di seluruh penjuru dunia,โ jawab Cahaya yang terlihat senang bertemu dengan Soeparman.โKamu sangat senang bertemu dengan saya?โ tanya Soeparman sembari tersenyum dan terkekeh selama lima detik.โSenang, Pak karena suami saya bisa kenal dengan Bapak dan pasti mengajak kerja sama karena dia bekerja di sebuah butik pakaian pengantin yang sangat terkenal di negara ini dan tidak ada lawannya,โ jawab Cahaya yang tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.Arya sangat tidak percaya dengan ekspresi Cahaya ketika bertemu dengan ayahnya. Dia menjadi seorang perempuan yang cerewet dan ekspresif. Ia hanya memerhatikan istrinya sambil tersenyum tipis karena tidak pernah melihatnya seperti itu.Ekspresi Cahaya sangat natural dan tidak dibuat-buat. Apakah selama ini yang diinginkan olehnya adalah bisa bekerja dengan sese
Arya melirik Soeparman yang mengangguk sekali sembari memejamkan mata untuk menyetujui bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu pada Cahaya. Dia berhak mengetahui sosok orang tuanya yang belum dikenalkan sama sekali padanya karena masalah yang tidak perlu diketahui olehnya.Arya mengalihkan arahan kepala dan pandangan seraya menghela napas panjang dan meletakkan tangan di depan dada. Ia membisu selama lima menit lalu menarik dan membuang napas perlahan untuk menjelaskan pada istrinya.โKamu ingin tahu jawabannya?โโIya, aku ingin tahu jawabannya karena setauku, gak ada orang penting di seluruh dunia bisa akrab dengan orang biasa seperti kamu, apalagi kamu bekerja di butik pakaian pengantin,โ jawab Cahaya sambil menatap Arya.โPak Soeparman adalah โฆ ayahku.โโSungguh? Tebakanku benar?โ tanya Cahaya yang menekan dan tidak percaya dengan jawaban suaminya.Cahaya yang masih membulatkan bola mata terlihat bertanya-tanya tentang kondisi saat ini. Seorang lelaki yang dikenal dan m
โKamu tahu Ibu dan kakakku?โ tanya Arya dengan intonasi penekanan.โTahu, gak ada yang gak tahu soal Pak Soeparman. Dia menjadi sorotan wartawan di seluruh dunia ketika bekerja sama dengan pemilik perusahaan teknologi di luar negeri. Pak Soeparman waktu itu hanya membawa kakakmu tanpa istrinya sehingga membuat orang bertanya-tanya selama beberapa tahun. Itu menurut sumber yang kubaca dan dengar.โโIbu dan kakak sudah meninggal.โโMaaf, aku gak tahu. AkโโโGak apa. Kamu sudah tahu sosok diriku yang sebenarnya. Apakah kamu masih mau menerimaku sebagai suamimu?โCahaya tersenyum. โAku selalu menerimamu sebagai suamiku, Mas dalam kondisi apa pun.โArya tersenyum sembari memegang dan mengelus tangan Cahaya perlahan. Ia memperhatikan Soeparman yang ikut tersenyum saat melihat kondisi fisik istrinya. โKamu adalah wanita yang luar biasa, Cahaya. Kamu menerima anak saya dalam keadaan apa pun meskipun kamu tahu, dia memiliki cacat fisik di bagian kaki,โ kata Soeparman.โSeorang wanita yang mem
Arya memerhatikan Willy dan Cahaya yang menatapnya bingung tanpa berkedip. Mereka terlihat tidak percaya dengan sikapnya yang seperti itu bak seseorang yang hendak melakukan sesuatu penting tanpa berpikir panjang. Ia menegapkan tubuh sembari berdehem dan merapikan pakaiannya untuk menjelaskan maksud yang dikatakan olehnya.Ia menyadari bahwa mereka tidak mengerti dengan ide yang akan dilakukan olehnya. Semua terjadi begitu saja di dalam pikiran yang terlintas pikiran yang bisa saja membahayakan nyawanya sehingga membuat semua orang di ruangan mematung dan membisu sekaligus terheran.โBaiklah, aku mengerti tatapan kalian. Aku bermaksud begini untuk menyelidiki sosok yang menghubungi Ayah karena gak ada satu orang pun mengenal Arya sebagai anak Bapak Soeparman, seorang Raja Bisnis. Namun, apakah Ayah, Pak Willy dan Cahaya gak merasa aneh akan hal itu? Tiba-tiba Ayah menanyakan sosok perempuan yang dikira menjadi sanderaan, padahal perempuan itu adalah saksi kunci untuk menangkap mereka
โAku sudah memikirkannya sehingga gak ingin ketahuan oleh siapa pun sampai pada waktunya, aku yang membongkar bukan orang lain. Aku ingin menghancurkan mereka dengan caraku. Cara yang berbeda dari yang lain maka dari itu, aku memukul dia.โโAyah tahu, tapi kamu juga harus memikirkan image kamu agar suatu saat nanti ketika kamu membongkar mereka satu per satu di hadapan banyak orang, banyak orang juga tidak menilaimu buruk,โ saran Soeparman.Arya membisu dalam sekejap ketika sang Ayah mengeluarkan kalimat yang memang ada benarnya. Latar belakang dan identitas Arya harus dijaga hingga akhir dan harus berbuat dengan penuh kehatian dan kejelian dalam menggali informasi yang dilakukan. Jika memang ingin menghajar seseorang maka harus dilakukan tanpa ada seorang pun yang mengetahui.Masyarakat awam yang tidak mengerti dengan urusan orang lain, pasti dianggap kekerasan dan dilaporkan pada pihak berwajib. Jika semua itu terjadi maka identitas Arya yang sesungguhnya terbongkar di hadapan banya
Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.โBagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?โ tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.โTuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,โ jawab salah satu pengawal.โYang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!โ seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.โBa-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?โ tanya salah satu tamu undangan.โBisa saja.โโApakah kematian Anda palsu?โโYa, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,โ sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.โKenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju
Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.โBagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?โ tanya Arya yang mengecilkan suaranya.โBelum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.โโBagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?โ tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters
โMungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.โโBisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.โArya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru
โJawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.โArya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.โSepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,โ jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.โIya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,โ kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.โIya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,โ balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.โNah, bagus i
Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.โTenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,โ kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.โPaket untuk Pak Arya.โโYa, saya sendiri. Terima kasih.โโSama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.โArya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k
Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.โKenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?โ tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.โSaya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.โWilly menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya
โJenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.โโOke, nama saya Arya.โโDokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.โโSalam kenal,โ balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.โSebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past
โBekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.โโMaaf, saya gak bisa.โ Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.โHanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.โMata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.โBaik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.โโTidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.โโAlhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.โPria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.โSama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.โโSilakan, Tu
โSaya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.โPetugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.โBaiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.โ Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek