Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / 79. Pertemuan Cahaya Dengan Soeparman

Share

79. Pertemuan Cahaya Dengan Soeparman

Author: Angdan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku hanya ingin diam dan kamu gak perlu tanya hal apa pun padaku,” jawab Arya dengan intonasi penekanan seraya menoleh ke arahnya dan menatap tajam selama dua detik.

Arya menjadi seorang lelaki dengan nada yang datar dan terlihat tidak memedulikan kehadiran istri di sampingnya, padahal mereka hendak bertemu dengan Ayah Arya yang tidak pernah ditunjukkan padanya sebagai perkenalan. Ya, Arya melakukan semua itu bukan untuk dirinya saja melainkan, untuk kebaikan banyak orang.

Arya mengusap seluruh wajah. “Maafkan aku.”

“Gak apa, Mas. Aku tahu alasan kamu begitu. Akhir-akhir ini kamu jarang tidur, sibuk dengan urusan yang seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik, tapi gak ada orang dewasa yang sadar akan hal itu sehingga masalah itu menguras pikiran dan waktumu,” balas Cahaya yang terdengar mengerti dan memahami kondisinya.

Arya tidak mendengarkan ucapan Cahaya sama sekali karena pandangan yang fokus pada jalanan dengan kaki yang terus menginjak gas mobil. Jalan raya yang cukup rama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   80. Apakah Kamu adalah Anak dari Soeparman?

    “Belum, Mas Arya hanya bilang kalau bertemu dengan seseorang yang penting dan ternyata, orang penting adalah Bapak. Seorang Miliyuner yang sangat kaya raya dengan julukan Raja bisnis di seluruh penjuru dunia,” jawab Cahaya yang terlihat senang bertemu dengan Soeparman.“Kamu sangat senang bertemu dengan saya?” tanya Soeparman sembari tersenyum dan terkekeh selama lima detik.“Senang, Pak karena suami saya bisa kenal dengan Bapak dan pasti mengajak kerja sama karena dia bekerja di sebuah butik pakaian pengantin yang sangat terkenal di negara ini dan tidak ada lawannya,” jawab Cahaya yang tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.Arya sangat tidak percaya dengan ekspresi Cahaya ketika bertemu dengan ayahnya. Dia menjadi seorang perempuan yang cerewet dan ekspresif. Ia hanya memerhatikan istrinya sambil tersenyum tipis karena tidak pernah melihatnya seperti itu.Ekspresi Cahaya sangat natural dan tidak dibuat-buat. Apakah selama ini yang diinginkan olehnya adalah bisa bekerja dengan sese

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   81. Pengungkapan Sosok Arya pada Cahaya

    Arya melirik Soeparman yang mengangguk sekali sembari memejamkan mata untuk menyetujui bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu pada Cahaya. Dia berhak mengetahui sosok orang tuanya yang belum dikenalkan sama sekali padanya karena masalah yang tidak perlu diketahui olehnya.Arya mengalihkan arahan kepala dan pandangan seraya menghela napas panjang dan meletakkan tangan di depan dada. Ia membisu selama lima menit lalu menarik dan membuang napas perlahan untuk menjelaskan pada istrinya.“Kamu ingin tahu jawabannya?”“Iya, aku ingin tahu jawabannya karena setauku, gak ada orang penting di seluruh dunia bisa akrab dengan orang biasa seperti kamu, apalagi kamu bekerja di butik pakaian pengantin,” jawab Cahaya sambil menatap Arya.“Pak Soeparman adalah … ayahku.”“Sungguh? Tebakanku benar?” tanya Cahaya yang menekan dan tidak percaya dengan jawaban suaminya.Cahaya yang masih membulatkan bola mata terlihat bertanya-tanya tentang kondisi saat ini. Seorang lelaki yang dikenal dan m

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   82. Jebakan?!

    “Kamu tahu Ibu dan kakakku?” tanya Arya dengan intonasi penekanan.“Tahu, gak ada yang gak tahu soal Pak Soeparman. Dia menjadi sorotan wartawan di seluruh dunia ketika bekerja sama dengan pemilik perusahaan teknologi di luar negeri. Pak Soeparman waktu itu hanya membawa kakakmu tanpa istrinya sehingga membuat orang bertanya-tanya selama beberapa tahun. Itu menurut sumber yang kubaca dan dengar.”“Ibu dan kakak sudah meninggal.”“Maaf, aku gak tahu. Ak—”“Gak apa. Kamu sudah tahu sosok diriku yang sebenarnya. Apakah kamu masih mau menerimaku sebagai suamimu?”Cahaya tersenyum. “Aku selalu menerimamu sebagai suamiku, Mas dalam kondisi apa pun.”Arya tersenyum sembari memegang dan mengelus tangan Cahaya perlahan. Ia memperhatikan Soeparman yang ikut tersenyum saat melihat kondisi fisik istrinya. “Kamu adalah wanita yang luar biasa, Cahaya. Kamu menerima anak saya dalam keadaan apa pun meskipun kamu tahu, dia memiliki cacat fisik di bagian kaki,” kata Soeparman.“Seorang wanita yang mem

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   83. Menemukan Sosok yang Menghubungi Soeparman

    Arya memerhatikan Willy dan Cahaya yang menatapnya bingung tanpa berkedip. Mereka terlihat tidak percaya dengan sikapnya yang seperti itu bak seseorang yang hendak melakukan sesuatu penting tanpa berpikir panjang. Ia menegapkan tubuh sembari berdehem dan merapikan pakaiannya untuk menjelaskan maksud yang dikatakan olehnya.Ia menyadari bahwa mereka tidak mengerti dengan ide yang akan dilakukan olehnya. Semua terjadi begitu saja di dalam pikiran yang terlintas pikiran yang bisa saja membahayakan nyawanya sehingga membuat semua orang di ruangan mematung dan membisu sekaligus terheran.“Baiklah, aku mengerti tatapan kalian. Aku bermaksud begini untuk menyelidiki sosok yang menghubungi Ayah karena gak ada satu orang pun mengenal Arya sebagai anak Bapak Soeparman, seorang Raja Bisnis. Namun, apakah Ayah, Pak Willy dan Cahaya gak merasa aneh akan hal itu? Tiba-tiba Ayah menanyakan sosok perempuan yang dikira menjadi sanderaan, padahal perempuan itu adalah saksi kunci untuk menangkap mereka

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   84. Mata-mata Rahasia

    “Aku sudah memikirkannya sehingga gak ingin ketahuan oleh siapa pun sampai pada waktunya, aku yang membongkar bukan orang lain. Aku ingin menghancurkan mereka dengan caraku. Cara yang berbeda dari yang lain maka dari itu, aku memukul dia.”“Ayah tahu, tapi kamu juga harus memikirkan image kamu agar suatu saat nanti ketika kamu membongkar mereka satu per satu di hadapan banyak orang, banyak orang juga tidak menilaimu buruk,” saran Soeparman.Arya membisu dalam sekejap ketika sang Ayah mengeluarkan kalimat yang memang ada benarnya. Latar belakang dan identitas Arya harus dijaga hingga akhir dan harus berbuat dengan penuh kehatian dan kejelian dalam menggali informasi yang dilakukan. Jika memang ingin menghajar seseorang maka harus dilakukan tanpa ada seorang pun yang mengetahui.Masyarakat awam yang tidak mengerti dengan urusan orang lain, pasti dianggap kekerasan dan dilaporkan pada pihak berwajib. Jika semua itu terjadi maka identitas Arya yang sesungguhnya terbongkar di hadapan banya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   85. Negosiasi dengan Ahli Penembak

    Pria itu berbicara terus dengan nada sangat lirih sambil menggeleng beberapa kali dan tampak menolak dengan situasi saat ini ketika berhadapan dengan seorang pria berdarah dingin. Ancamannya berhasil membuat dia ketakutan dan kepikiran dengan semua yang dikatakan olehnya.“Jawab pertanyaanku yang tadi. Siapa orang yang menyuruhmu?!” teriak Arya sambil menatap lamat.“O-orang yang menyuruhku adalah pekerja dari pebisnis yang wanitanya kamu sandera. Dia minta dikembalikan wanita itu padanya. Jika wanita itu gak dikembalikan maka hidupmu dalam bahaya, termasuk istrimu yang bersama Keanu Stagle,” jawab pria itu terbata-bata.“Sebutkan namamu dan nama orang yang menyuruhmu. Jika kamu gak menyebutkan nama kalian maka nyawamu melayang hari, jam, menit dan detik ini juga!” ancam Arya dengan meninggikan suaranya.Pria itu menggeleng cepat. “Ja-jangan, a-aku punya anak dan istri di rumah. Aku mohon jangan hukum saya, tapi hukum mereka yang telah mengincarmu karena wanita bersamamu,” pinta pria

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   86. Menyelinap

    “Perempuan yang menyamar sebagai istri lu ketahuan oleh Bapak Baidi Stagle.”“Apa? Bagaimana bisa?” Arya terkejut mendengar informasi dari teman kerjanya.“Gua hanya tahu ketika sudah ribut di depan toilet. Kebetulan gua lagi ada di daerah toilet sehingga hanya melihat Pak Baidi menarik perempuan yang sedang hamil itu ke ruangan VIP dan kayaknya sedang makan malam bersama banyak orang.”Rekan kerja memberikan informasi dengan nada panik dan takut terjadi sesuatu pada Arini yang ditarik oleh Baidi. Dia bisa berbuat apa pun terhadap siapa pun karena tidak memandang bulu atas siapa pun yang berbuat kesalahan. Arya memijat kening perlahan sembari menaikkan kedua alis dan memutarkan badan perlahan untuk mencari jalan solusi terkait Arini ketahuan oleh Baidi. Tidak lama, ia melihat Cahaya keluar dari kamar dan tampak mengetahui kondisinya terkini sedang bingung. Ia berbalik badan untuk menyembunyikan ekspresi bingung dan khawatir atas keselamatan Arini.“Oke, gini aja. Lu, datangi ruanga

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   87. Menyamar Sebagai Koki

    Arya mengenal suara bariton di telinganya. Ia berbalik badan dengan menampakkan wajah yang meringis karena tidak bisa menjelaskan atas sikap yang dilakukan olehnya. Ia terpaksa melewati bagian belakang restoran untuk menjaga keadaan dirinya.Sosok yang dihadapi bukanlah seorang pria biasa melainkan, lelaki yang sangat licik dan bisa memerintahkan siapa pun untuk menghabisi nyawa musuhnya dengan menggunakan uang. Semua orang pasti patuh atas perintahnya karena bayaran yang diberikan tidak hanya sekadar uang tunai dengan nilaki kecil.“Aku melewati pintu ini karena mengambil aman saja dan jalan pintas menuju ruangan VIP, kan? makanya aku lewat sini.”“Aku kira kamu menyamar jadi koki dan berusaha masuk ke ruangan VIP itu untuk mencari tahu karena setelah aku menghubungimu, tidak melihat perempuan itu keluar dari ruangan itu.”“Ide yang bagus.”Setelah Arya berdiam selama sepuluh detik untuk memikirkan ucapan rekan kerjanya, ia menyetujui ide penyamaran sebagai koki untuk mencari tahu, a

Latest chapter

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   138. Akhir yang Berbuah Manis

    Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   137. Pengungkapan Stagle dan Rekannya

    Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   136. Penataan Aula Hotel

    “Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   135. Rencana Kecil yang Berhasil

    “Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   134. Pergerakan Agent Arya

    Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   133. Pemakaman Palsu

    Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   132. Malam Berduka

    “Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   131. Menyusun Skenario Pemakaman Palsu

    “Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   130. Bekerja Sama Dengan Banyak Pihak

    “Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek

DMCA.com Protection Status