Share

106. Bahagia Atas Tiga

Nadina berusaha menahan air matanya yang menetes deras dan suara senggukannya kala mendengar semua pembicaraan antara Nadhif dan Aminah. Tak pernah sedikitpun ia membayangkan bahwa sang umi yang selama ini ia rasa menjadi ibu kedua harus bersikap seperti ini kepadanya.

Tak pernah terbayang bahwa masalah keturunan akan membuat rumah tangganya hancur lebih seperti saat ini. Saat Nadhif berjalan ke arahnya dan meninggalkan Aminah, Nadina dengan cepat berbalik.

Namun seseorang rupanya berada di bekakangnya. Melati, salah satu santriwati pondok yang saat itu sempat bergurau bersama Nadina di kantor umum.

“Eh, Melati! Kamu di sini? Ehm, mencari siapa?” Dengan cepat Nadina mengalihkan wajahnya sembari menghapus semua air mata di wajah cantiknya itu.

“Waktu itu Mbak Nadina pernah minta saya kemari saat senggang. Saya pikir saya bisa sekarang. Tetapi jika Mbak Nadina masih ada urusan, tidak apa-apa saya kembali kapan-kapan saja,” tutur Melati sambil menunduk takut membuat Nadina malu karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status